Anda di halaman 1dari 29

CLINICAL SCIENCE SESSION

KONTRAKTUR

PRESEPTOR
dr. H. Deddy Kurniawan, Sp.B

Presentan
Raisa Karsana Putri – 12100118095

SMF BEDAH
RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
TAHUN 2019
DEFINISI KONTRAKTUR

Hilangnya atau kurang penuhnya lingkup


gerak sendi secara pasif maupun aktif
karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan
penyokong, otot dan kulit.
ETIOLOGI

Jaringan ikat dan otot Serabut-serabut otot dan


dipertahankan dalam jaringan ikat akan
Kontraktur sendi
posisi memendek (jangka menyesuaikan
waktu yang lama) memendek
ETIOLOGI

Immobilisasi eksternal- sendi dalam posisi stasioner dalam periode waktu yang lama,
terjadi adhesi antar jaringan ikat sendi.

Trauma- jaringan ikat di sekitar sendi mengalami tarikan atau robekan

Penyakit sendi— rheumatoid arthritis.

Defek Neurologis— trauma pada sistem saraf sentral maupun perifer dapat
menghasilkan impuls abnormal yang berakibat restriksi pada jaringan sendi
FAKTOR RESIKO

Kurangnya pengetahuan tenaga


medis untuk memberikan
Kurangnya disiplin penderita terapi pengegahan (perawatan
sendiri untuk sedini mungkin luka, pencegahan infeksi,
melakukan mobilisasi proper positioning dan
mencegah immobilisasi yang
lama)
PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Proses penyembuhan luka sangat mempengaruhi terjadinya sikatrik dan jaringan


yang menyebabkan kontraktur

1. Fase Inflamasi / fase • a. Komponen vaskuler


substrat / fase eksudasi / lag • b. Komponen hemostatik
phase • c. Komponen selluler
• a. Komponen epitelisasi
2. Fase proliferasi / fase
• b. Komponen kontraksi luka
fibroplasi / fase jaringan ikat
• c. Reparasi jaringan ikat

3. Fase remodeling/fase resorpsi/fase


maturasi/fase diferensiasi/penyudahan
1. FASE INFLAMASI / FASE SUBSTRAT /
FASE EKSUDASI / LAG PHASE (H1-H5)

Tujuan :

• Menghilangkan mikroorganisme yang masuk kedalam luka, benda-benda asing


dan jaringan mati.
• Semakin hebat infamasi yang terjadi makin lama fase ini berlangsung, karena
terlebih dulu harus ada eksudasi yang diikuti penghancuran dan resorpsi
sebelum fase proliferasi dimulai.

Komponen Komponen Komponen


vaskuler hemostatik selluler
A. Komponen vaskuler

• Pembuluh darah yang terputus pada luka  perdarahan  PD berusaha


menghentikannya dengan vasokonstriksi dan retraksi ujung PD
• Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamin 
↑Permeabilitas PD  eksudasi cairan dan ↑ sel radang  vasodilatasi
lokal yang menyebabkan oedem

B. Komponen hemostatik

• Trombosit keluar dan agregasi + fibrin  membekukan darah yang keluar


dari PD

C. Komponen selluler

• Aktivitas seluler  pergerakan leukosit menembus dinding pembuluh


darah (diapedesis) menuju luka  mengeluarkan enzim hidrolitik 
membantu mencerna bakteri dan kotoran pada luka.
2. FASE PROLIFERASI / FASE FIBROPLASI / FASE
JARINGAN IKAT (AKHIR FASE INFLAMASI -
MINGGU KETIGA)

A. Komponen epitelisasi

• sel basal  berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang
terbentuk dari proses mitosis Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan
menutup seluruh permukaan luka.

B. Komponen kontraksi luka

• Tujuan utama  penutupan luka atau memperkecil permukaan luka.


• Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asam
aminoglisin dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan melekatkan luka. Terdapat
sitat kontraktil dari miofibroblast menyebabkan tarikan pada tepi luka.

c. Reparasi jaringan ikat

• Luka dipenuhi sel radang, fibroblast dan kolagen yang disertai dengan adanya peningkatan vaskularisasi
karena proses angiogenesis membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan berbenjol
halus yang disebut jaringan granulasi.
3. FASE REMODELING/FASE RESORPSI/FASE MATURASI/FASE
DIFERENSIASI/PENYUDAHAN
(AKHIR MINGGU KETIGA – 6 BULAN)

Proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang


berlebihan.

Berakhir apabila semua tanda radang sudah lenyap. Udem dan sel radang
diserap, sel mudah menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap,
kolagen yang berlebihan diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan
regangan yang ada  dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis dan lemas
serta mudah digerakkan dari dasar.
KL ASIFIKASI KONTRAKTUR

Berdasarkan lokasi dari jaringan yang menyebabkan


ketegangan:

1. Kontraktur 2. Kontraktur
3. Kontraktur
Dermatogen Tendogen atau
Arthrogen
atau Dermogen Myogen
1. KONTRAKTUR DERMATOGEN

Kontraktur yang disebabkan


karena proses terjadinya di
kulit.

Terjadi karena kehilangan


jaringan kulit yang luas misalnya
pada luka bakar yang dalam dan
luas, loss of skin/tissue dalam
kecelakaan dan infeksi
2. KONTRAKTUR TENDOGEN

Kontraktur yang tejadi karena


pemendekan otot dan tendon-tendon.

Dapat terjadi oleh keadaan iskemia yang


lama, terjadi jaringan ikat dan atropi,
misalnya pada penyakit neuromuskular,
luka bakar yang luas, trauma, penyakit
degenerasi dan inflamasi.
3. KONTRAKTUR ARTHROGEN

Kontraktur yang terjadi karena proses didalam


sendi-sendi, proses ini bahkan dapat sampai
terjadi ankylosis.

Kontraktur tersebut sebagai akibat immobilisasi


yang lama dan terus menerus, sehingga terjadi
gangguan pemendekan kapsul dan ligamen sendi.

Misalnya pada bursitis, tendinitis, penyakit


kongenital dan nyeri.
PATOFISIOLOGI

Jaringan ikat dan otot

dipertahankan dalam posisi memendek jangka lama

Penyesuaian serabut-serabut otot dan jaringan ikat

(5-7hari) terjadi pemendekan otot

kontraksi jaringan kolagen

dan pengurangan jaringan sarkomer otot

posisi ini berlanjut (3 minggu/>)

jaringan ikat sekitar sendi dan otot akan menebal

kontraktur
PENCEGAHAN KONTRAKTUR

Program pencegahan
kontraktur meliputi :

2. Skin graft atau


1. Mencegah infeksi 3. Fisioterapi
Skin flap
1. Mencegah infeksi

• Perawatan luka, penilaian jaringan mati dan tindakan nekrotomi segera perlu
diperhatikan.
• Keterlambatan penyembuhan luka dan jaringan granulasi yang berlebihan akan
menimbulkan kontraktur.

2. Skin graft atau Skin flap

• Adanya luka luas dan kehilangan jaringan luas diusahakan menutup sedini
mungkin, bila perlu penutupan kulit dengan skin graft atau flap.

3. Fisioterapi
• Tindakan fisioterapi harus dilaksanakan segera mungkin :
• Proper positioning
• Exercise
• Stretching
• Splinting / bracing
• Mobilisasi / ambulasi awal
PENANGANAN KONTRAKTUR

Pengembalian fungsi dengan cara menganjurkan penggunaan


anggota badan untuk ambulasi dan aktifitas lain.

konservatif operatif
1. Konservatif

a. Proper • Positioning penderita yang tepat 


mencegah terjadinya kontraktur dan keadaan
positioning ini harus dipertahankan sepanjang waktu
selama penderita dirawat di tempat tidur.
PROPER POSITIONING PADA PENDERITA LUKA
BAKAR

• Leher : ekstensi / hiperekstensi


• Bahu : abduksi, rolasi eksterna
• Antebrakii : supinasi
• Trunkus : alignment yang lurus
• Lutut : lurus, jarak antara lutut kanan dan kiri
20cm
• Sendi panggul tidak ada fleksi dan rotasi eksterna
• Pergelangan kaki : dorsofleksi
PROPER POSITIONING UNTUK PENDERITA
LUKA BAKAR:

a. Exercise
• Tujuan : mengurangi udem, memelihara lingkup gerak sendi dan mencegah kontraktur.
• Exercise yang teratur dan terus-menerus pada seluruh persendian baik yang terkena luka bakar maupun yang
tidak terkena, merupakan tindakan untuk mencegah kontraktur.

Active
Free active Isometric assisted
exercise exercise exercise
Resisted
Passive
active
exercise
exercise
B. STRETCHING

Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30 menit

Kontraktur berat dilakukan stretching selama 30 menit


atau lebih dikombinasi dengan proper positioning
C. SPLINTING / BRACING

Mempertahankan posisi yang baik selama penderita tidur atau melawan kontraksi jaringan
terutama penderita yang mengalami kesakitan.

d. Pemanasan
Pada kontraktur otot dan sendi akibat scar yang disebabkan oleh luka bakar, ultrasound adalah
pemanasan yang paling baik, pemberiannya selama 10 menit per lapangan.
2. Operatif
Tindakan operatif adalah pilihan terakhir apabila pencegahan
kontraktur dan terapi konservatif tidak memberikan hasil yang
diharapkan

a. Z – plasty
atau S – b. Skin graft c. Flap
plasty
A. Z – PLASTY ATAU S –
PLASTY
1. Untuk memperbaiki kontraktur bekas luka linear yang melewati lipatan fleksor.

2. Mengubah panjang dan bekas luka (kontraktur akibat bekas luka pada bibir, kelopak mata atau
leher).

3. Mengubah vektor bekas luka (reposisi bekas luka sepanjang sulkus nasolabial).

4. Reposisi jaringan (berguna pada defek trapdoor atau pin-cushion).

5. Menutup defek kutaneus

6. Transposisi jaringan sehat untuk menutupi fistula.


B. SKIN GRAFT

Indikasi : didapat jaringan parut yang sangat lebar.


• Kontraktur dilepaskan insisi transversal pada seluruh lapisan parut  eksisi jaringan parut secukupnya
• Jahit graft dari ujung luka ke ujung luka lainnya
• Balut diganti pada hari ke 10 dan dilanjutkan dengan latihan aktif pada minggu ketiga post operasi.
C. FLAP

Indikasi lain pemakaian flap adalah apabila gagal


dengan pemakaian cara graft bebas untuk koreksi
kontraktur sebelumnya.

Eksisi parsial jaringan parut  menekspos


Pembuluh darah dan saraf tanpa ditutupi dengan
jaringan lemak  transplantasi flap untuk
menutupi defek

Anda mungkin juga menyukai