Anda di halaman 1dari 67

Falsafah dan

Paradigma
Keperawatan

DR.Marsel
Falsafah adalah keyakinan terhadap
nilai-nilai yang menjadi pedoman
untuk mencapai suatu tujuan dan
dipakai sebagai pandangan hidup.
Falsafah menjadi ciri utama pada
suatu komunitas baik komunitas
berskala besar maupun berskala
kecil, salah satunya adalah
komunitas profesi keperawatan.

Falsafah dan Paradigma 2


Keperawatan
Falsafah
 Keyakinan terhadap nilai
kemanusiaan yang menjadi
pedoman dalam melaksanakan
asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat baik untuk individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
 Pekerjaan luhur dan manusiawi
 Berdasarkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan
perkembanganFalsafah dan Paradigma 3
Keperawatan
Falsafah
 Harus terjangkau dan dapat diterima
semua orang.
 Upaya promotif dan preventif merupakan
upaya pokok
 Sebagai provider dan masyarakat
sebagai consumer pelayanan kesehatan
 Pengembangan tenaga kesehatan
masyarakat secara berkesinambungan..
 Individu dalam suatu masyarakat ikut
bertanggung jawab atas kesehatan.
4
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah keperawatan adalah kenyakinan
perawat terhadap nilai-nilai keperawatan
yang menjadi pedoman dalam memberikan
asuhan keperawatan, baik kepada individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat.
Keyakinan terhadap nilai keperawatan harus
menjadi pegangan setiap perawat, termasuk
Anda sekarang ini. Sebagai seorang perawat
wajib bagi Anda untuk memegang dan
menanamkan nilai-nilai keperawatan dalam
diri Anda ketika bergaul dengan masyarakat
atau pada saat Anda memberikan
pelanyanan keperawatan pada pasien.
Falsafah dan Paradigma 5
Keperawatan
sebuah artibut atau nilai yang melekat
pada diri perawat. Dengan kata lain,
falsafah keperawatan merupakan
“jiwa” dari setiap perawat. Oleh karena
itu, falsafah keperawatan harus menjadi
pedoman bagi perawat dalam
menjalankan pekerjaannya. Perawat
dalam menjalankan profesi
keperawatan, harus senantiasa
menggunakan nilai-nilai keperawatan
dalam melayani pasien.
Falsafah dan Paradigma 6
Keperawatan
Pasien di pandang sebagai mahluk holistic,
yang harus dipenuhi segala kebutuhannya,
kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual
yang diberikan secara komprehensif.
Pelayanan keperawatan senantiasa
memperhatikan aspek kemanusiaan setiap
pasien berhak mendapatkan perawatan tanpa
ada perbedaan, merupakan bagian integral
dari system pelayanan kesperawatan
menjadikan pasien sebagai mitra yang aktif,
dalam keadaan sehat dan sakit terutama
berfokus kepada respons mereka terhadap
situasi.
7
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah keperawatan menurut Roy
(Mc Quiston, 1995) terbagi menjadi
delapan elemen, empat
berdasarkan falsafah prinsip
humanisme dan empat berdasarkan
prinsip falsafah veritivity. Falsafah
humanisme/kemanusiaan
“mengenali manusia dan sisi subyektif
manusia dan pengalamannya
sebagai pusat rasa ingin tahu dan
rasa menghargai”.

Falsafah dan Paradigma 8


Keperawatan
1. Saling berbagi dalam kemampuan
untuk berpikir kreatif yang digunakan
untuk mengetahui masalah yang
dihadapi dalam mencari solusi.
2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan
tertentu, bukan sekedar memenuhi
hukum aksi-reaksi.
3. Memiliki holism intrinsic.
4. Berjuang untuk mempertahankan
integritas dan memahami kebutuhan
untuk memiliki hubungan dengan orang
lain veritivity.
Falsafah dan Paradigma 9
Keperawatan
Roy mendefinisikan veritivity sebagai
“prinsip alamiah manusia yang
mempertegas tujuan umum keberadaan
manusia”. 4 falsafah yang berdasarkan
prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini.
Individu dipandang dalam konteks:
1.Tujuan eksistensi manusia
2.Gabungan dari beberapa tujuan
peradaban manusia
3.Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-
kebaikan umum
4.Nilai dan arti kehidupan.
Falsafah dan Paradigma 10
Keperawatan
PARADIGMA

Falsafah dan Paradigma 11


Keperawatan
Cara pandang, melihat,
memikirkan, memaknai,
menyikapi, serta memilih tindakan
atas masalah atau fenomena
yang ada.
Paradigma dapat pula diartikan
suatu diagram atau kerangka
berpikir seseorang dalam
menjelaskan suatu masalah atau
fenomena dari suatu kejadian.
Falsafah dan Paradigma 12
Keperawatan
Paradigma keperawatan adalah
cara pandangan secara global
yang dianut atau dipakai oleh
mayoritas kelompok keperawatan
atau menghubungkan berbagai teori
yang membentuk suatu susunan
yang mengatur hubungan diantara
teori guna mengembangkan model
konseptual dan teori-teori
keperawatan sebagai kerangka kerja
keperawatan.
Falsafah dan Paradigma 13
Keperawatan
Menurut Gaffar (1997), paradigma
keperawatan adalah cara pandang
yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi
dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan. Dengan demikian,
paradigma keperawatan berfungsi
sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan.

Falsafah dan Paradigma 14


Keperawatan
Paradigma keperawatan terbentuk atas
empat unsur, yaitu: manusia atau klien,
lingkungan, kesehatan dan
keperawatan. Kempat unsur/elemen ini
saling berhubungan dan
mempengaruhi satu sama lainnya.
Unsur-unsur yang membentuk
paradigma keperawatan inilah yang
membedakan dengan paradigma teori
lain. Teori keperawatan didasarkan
pada keempat konsep tersebut
Falsafah dan Paradigma 15
Keperawatan
UNSUR-UNSUR PARADIGMA

1. Manusia atau klien sebegai penerimaan


asuhan keperawatan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat).
2. Lingkungan yakni: keadaan internal dan
eksternal yang mempengaruhi klien. Hal ini
meliputi lingkungan fisik.
3. Kesehatan; meliputi derajat kesehatan dan
kesejahteraan klien.
4. Keperawatan, atribut, karakteristik dan
tindakan dari perawat yang memberikan
asuhan bersama-sama dengan klien.
Falsafah dan Paradigma 16
Keperawatan
Falsafah dan Paradigma 17
Keperawatan
Ilmu Keperawatan

Peran serta Masyarakat Kesehatan Masyarakat

Falsafah dan Paradigma 18


Keperawatan
Konsep Manusia

Manusia adalah makhluk bio-psiko-


sosial-kultural dan spiritual yang utuh
dan unik, dalam arti merupakan satu
kesatuan utuh dari aspek jasmani dan
rohani dan unik karena mempunyai
berbagai macam kebutuhan sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
(Konsorsium Ilmu kesehatan, 1992)

Falsafah dan Paradigma 19


Keperawatan
Manusia dipandang sebagai makhluk
hidup (bio)
1. Terdiri atas sekumpulan organ tubuh yang semuanya
mempunyai fungsi yang terintegrasi, setiap organ
tubuh mempunyai tugas masing-masing, tetapi tetap
bergantung pada organ lain dalam menjalankan
tugasnya.
2. Berkembang biak melalui jalan pembuahan, hamil lalu
melahirkan bayi yang kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi remaja, dewasa, menua, dan
akhirnya meninggal.
3. Mempertahankan kelangsungan hidup, manusia
mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
Kebutuhan dasar yang paling utama adalah keyakinan
kepada Tuhan, kebutuhan biologis dan fisiologis, seperti
oksigen, air, makanan, eliminasi dan lainnya.
20
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Manusia sebagai makhluk psiko
Manusia mempunyai sifat-sifat yang
tidak dimiliki oleh makhluk lain.
Manusia mempunyai kemampuan
berpikir, kesadaran pribadi dan kata
hati (perasaan). Selain itu, manusia
juga merupakan makhluk yang
dinamis yang dapat berubah dari
waktu kewaktu dan bertindak atas
motif tertentu untuk mencapai tujuan
yang diinginkannya.
Falsafah dan Paradigma 21
Keperawatan
Manusia sebagai sosial
Manusia tidak bisa lepas dari orang lain
dan selalu berinteraksi dengan orang lain.
Sifat atau ciri manusia sebagai makhluk
sosial akan terbentuk selama manusia
bergaul dengan manusia lain.
Memiliki kepentingan dengan orang lain,
mengabdi kepada kepentingan sosial, dan
tidak dapat terlepas dari lingkungannya,
terutama lingkungan sosial. Faktor
lingkungan sosial dapat berpengaruh
terhadap derajat kesehatan individu
maupun masyarakat. 22
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Manusia sebagai makhluk spiritual
Manusia mempunyai hubungan dengan
kekuatan di luar dirinya, hubungan dengan
Tuhannya, dan mempunyai keyakinan
dalam kehidupannya. Keyakinan yang
dimiki seseorang akan berpengaruh
terhadap perilakunya. Misalnya, pada
individu yang mempunyai keyakinan bahwa
penyakit disebabkan oleh pengaruh “roh
jahat” Ketika seseorang sakit, upaya
pertolongan pertama yang dilakukan adalah
mendatangi dukun.
Falsafah dan Paradigma 23
Keperawatan
Kebutuhan dasar manusia adalah
segala hal yang diperlukan oleh
manusia untuk memenuhi, menjaga dan
mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Setiap manusia mempunyai
karakteristik kebutuhan yang unik, tetapi
tetap memiliki kekebutuhan dasar yang
sama. Kebutuhan manusia pada
dasarnya meliputi dua kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan akan materi dan non
materi.
Falsafah dan Paradigma 24
Keperawatan
Hirarki kebutuhan dasar manusia
menurut teori A.Maslow dapat
digolongkan menjadi lima tingkat
kebutuhan prioritas (five hierarchy og
needs), yaitu
1.kebutuhan fisiologis,
2.kebutuhan keselamatan dan
keamanan,
3.kebutuhan cinta dan rasa memiliki,
4.kebutuhan harga diri, dan
5.kebutuhan aktualisasi diri.
Falsafah dan Paradigma 25
Keperawatan
Pemenuhan kebutuhan tersebut, menurut
Maslow didorong oleh dua kekuatan
(motivasi), yakni
1.Motivasi kekurangan (dificiency motivation) dan
motivasi pertumbuhan/perkembangan (growth
motivation) (Hasyim Muhamad, 2002).  ditujukan untuk
mengatasi permasalahan, yaitu ketegangan organistik
berupa kekurangan. Contoh, lapar adalah petunjuk
untuk memenuhi kekurangan nutrisi, haus adalah
pentunjuk untuk memenuhi kekurangan cairan dan
elektrolit tubuh, sesak napas adalah petunjuk untuk
memenuhi kekurangan oksigen tubuh, takut cemas
adalah petunjuk untuk memenuhi kekurangan rasa
aman dan sebagainya.

Falsafah dan Paradigma 26


Keperawatan
2. Motivasi pertumbuhan /
perkembangan didasarkan atas
kapasitas setiap manusia untuk
tumbuh dan berkembang. Kapasitas
ini merupakan pembawaan setiap
manusia dan dapat mendorong
manusia mencapai tingkat hierarki
kebutuhan yang lebih tinggi yaitu
aktualisasi diri.

Falsafah dan Paradigma 27


Keperawatan
Falsafah dan Paradigma 28
Keperawatan
• Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan primer yang harus
dipenuhi untuk kelangsungan hidup
manusia dalam memelihara
homeostasis
• Kebutuhan keselamatan dan
keamanan
Kebutuhan untuk melindungi diri
dari bahaya fisik (mekanis, kimiawi,
termal, dan bacteriologis)
• Kebutuhan cinta dan memiliki
Kebutuhan dasar yang
menggambarkan emosi seseorang
sebagai keadaan saling mengerti
yang mendalam dan penerimaan
sepenuh hati
• Kebutuhan harga diri
Sering merujuk pada penghormatan
diri dan pengakuan diri dan
tergantung pada kebutuhan dasar
lain yang harus dipenuhi
Kebutuhan aktualisasi diri
merupakan hasil dari kematangan
diri,  seseorang mampu untuk
mengatur diri dan otonominya
sendiri serta bebas dari tekanan luar
Konsep Manusia
INTELEKTUAL

FISIK EMOSI

LINGKUNGAN SPIRITUAL

SOSIAL-BUDAYA

Falsafah dan Paradigma 32


Keperawatan
Individu sebagai klien
• Individu adalah anggota keluarga yang
unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual.
Peran perawat pada individu sebagai
klien, pada dasarnya memenuhi
kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan
biologi, social, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan,
kurang kemauan menuju kemandirian
pasien/klien. Falsafah dan Paradigma 33
Keperawatan
Karakteristik seseorang
mencapai aktualisasi diri
1. Mampu melihat realitas secara lebih
ifisien  mengenali kebohongan orang
lain
2. Menerima diri sendiri dan orang lain apa
adanya
3. Spontanitas, sederhana dan wajar 
tidak dibuat-buat
4. Terpusat pada persoalan 
tertuju pada kebaikan
5. Memisahkan diri 
kebutuhan akan kesendirian
6. Otonomi  kemandirian
terhadap budaya dan
lingkungan
7. Kesegaran dan apresiasi yang
berkelanjutan  syukur terhadap
potensi yang dimiliki
8. Kesadaran sosial simpati, iba, kasih
sayang, ingin membantu orang lain
9. Hubungan interpersonal .
Hubungan baik dengan orang lain
10. Kreativitas  inovasi spontan, tak
terbatas
11. Demokratis  tidak membedakan
orang lain berdasarkan ras atau
golongan
12. Humoris yang bermakna dan etis 
humor yang tidak sinis
13. Mandiri  pengambilan keputusan
14. Pengalaman puncak  perasaan
menyatu dengan alam tanpa batas
(peak experience)
Keluarga sebagai klien
 Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar
manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar
Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri.

Falsafah dan Paradigma 38


Keperawatan
Alasan keluarga sebagai fokus pelayanan
 Keluarga adalah unit utama dalam
masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan
masyarakat
 Keluarga sebagai suatu kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, memperbaiki
atau mengabaikan masalah kesehatan
dalam kelompoknya sendiri.
 Masalah kesehatan dalam keluarga
saling berkaitan.
 Dalam merawat anggota
Falsafah dan Paradigma
keluarga sakit 39
Keperawatan
Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tetentu
yang bersifat terus menerus dan terikat
oleh suatu indentitas bersama
Ciri-ciri:
Interaksi antar warga
diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan
peraturan yang khas
Suatu komunitas dalam waktu
identitas yang kuat mengikat semua warga
Falsafah dan Paradigma 40
Keperawatan
Kesehatan
 Sehat didefinisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif
(Parson).
 Kesehatan adalah proses yang berlangsung
mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan
produktif (Paplau).
 Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang
mempengaruhi kesehatan
 Keturunan
 Perilaku
 Pelayanan kesehatan
 Lingkungan

Falsafah dan Paradigma 41


Keperawatan
• sehat didefinisikan suatu keadaan yang dinamis dimana
individu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan internal (psikologis, spritual dan
penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial dan ekonomi)
dalam mempertahankan kesehatannya.

• Menurut WHO (1974), sehat adalah suatu keadaan yang


sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi sehat ini
mempunyai tiga karakter yang dapat meningkatkan konsep
sehat yang positif (Edelman dan Mandle, 1994), yaitu:
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan
internal dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam
hidup.
Falsafah dan Paradigma 42
Keperawatan
• Menurut UU No. 23 Tahun 1992 sehat
adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan seseorang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Dalam pengertian ini maka kesehatan
harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik,
mental dan sosial dan di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian
integral kesehatan (Depkes RI, 1992).
Falsafah dan Paradigma 43
Keperawatan
paradigma sehat adalah cara pandang
atau pola pikir seseorang tentang
kesehatan yang bersifat holistik, proaktif
antisipatif, dengan melihat masalah
kesehatan sebagai masalah yang
dipengaruhi oleh banyak faktor secara
dinamis dan lintas sektoral, yang
berorientasi kepada peningkatan
pemeliharaan dan perlindungan
terhadap penyakit agar tetap sehat dan
bukan hanya penyembuhan yang sakit.
Falsafah dan Paradigma 44
Keperawatan
Seseorang dikatakan sehat jika?
1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak
merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya
keluhan dan memang secara objektif tidak
tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal
atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3
komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir
atau jalan pikiran. Emosional sehat tercermin dari
kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih
dan sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara
seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Falsafah dan Paradigma 45
Keperawatan
3. Kesehatan sosial terwujud apabila
seseorang mampu berhubungan dengan
orang lain atau kelompok lain secara baik,
tanpa membedakan ras, suku, agama atau
kepercayan, status sosial, ekonomi, politik,
dan sebagainya, serta saling toleran dan
menghargai.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila
seseorang (dewasa) produktif, dalam arti
mempunyai kegiatan yang menghasilkan
sesuatu yang dapat menyokong terhadap
hidupnya sendiri atau keluarganya secara
finansial.
Falsafah dan Paradigma 46
Keperawatan
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik
dapat dijelaskan dari segi impersonal dan
sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu
keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh
gangguan terhadap sistem tubuh manusia.
Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita
penyakit menahun (kronis), atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu.

Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari)


seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak
terganggu untuk melaksanakan kegiatannya
maka ia dianggap tidak sakit.
Falsafah dan Paradigma 47
Keperawatan
Bauman (1965), seseorang dapat
menggunakan tiga kriteria untuk
menentukan apakah mereka sakit, yaitu:
1) Adanya gejala naiknya temperature,
nyeri;
2) Persepsi tentang bagaimana mereka
merasakan baik, buruk, dan sakit;
3) Kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas sehari-hari seperti bekerja dan
sekolah.
Falsafah dan Paradigma 48
Keperawatan
Sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan
mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika
ditentukan setiap titik–titik tertentu pada skala Sehat-
Sakit seperti Gambar 1.3 berikut.

Falsafah dan Paradigma 49


Keperawatan
Tahapan – tahapan yang terjadi selama proses sakit:
1. Tahap Gejala
Tahap ini merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan
ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya sendiri karena
timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik.

2. Tahap Asumsi terhadap Sakit


Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang
dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau
gangguan yang dirasakan pada tubuh.

3. Tahap Kompak dengan Pelayanan Kesehatan


Tahap ini seseorang telah melakukan hubungan dengan pelayanan kesehatan
dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat
atau lainnya yang dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri.

Falsafah dan Paradigma 50


Keperawatan
4. Tahap Ketergantungan
Tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami
suatu penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan
pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai
ketergantungan dalam pengobatan akan tetapi tidak semua
orang mempunyai tingkat ketergantungan yang sama
melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya.

5. Tahap Penyembuhan
Tahap ini merupkan tahap terakhir menuju proses kembalinya
kemampuan untuk beradaptasi, di mana seseorang akan
melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

Falsafah dan Paradigma 51


Keperawatan
Keperawatan
• Pelayanan esensial yang diberikan oleh
perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal.

Falsafah dan Paradigma 52


Keperawatan
• Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI,
Nomor: 647/Menkes/ SK/IV/2000 tentang
Registrasi dan Praktik Keperawatan, yang
kemudian diperbaharui dengan
Kepmenkes RI No.1239/SK/XI/2001, dijelaskan
bahwa perawat adalah orang yang telah
lulus dari pendidikan perawat, baik di dalam
maupun di luar negeri, sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Selanjutnya perawat adalah suatu
profesi yang mandiri yang mempunyai hak
untuk memberikan layanan keperawatan
secara mandiri, dan bukan sebagai profesi
pembantu dokter.
Falsafah dan Paradigma 53
Keperawatan
Hakikat Keperawatan
1. Tidak dapat dipisahkan dari profesi
kesehatan
2. Mempunyai beberapa tujuan yang jelas
3. Fungsi utamanya membantu klien baik
sehat maupun sakit guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal
4. Intervensi keperawatan dilkukan melalui
upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif, sesuai wewenang, tanggung
jawab, etika profesi.
Tujuan Keperwatan
1. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif
kepada klien
2. Memenuhi kebutuhan dasar manusia (KDM) klien
3. Mengembangkan diri menuju kemampuan
profesionalisme
4. Mengembangkan standar keperawatan yang ada
5. Memelihara hubungan yang efektif dengan
semua tim kesehatan
Asumsi Dasar

– Sistem pelayanan adalah kompleks


– Pelayanan kesehatan (primer, sekunder
dan tertier) merupakan komponen dari
pelayanan kesehatan.
– Keperawatan sebagai subsistem
pelayanan kesehatan merupakan hasil
produk pendidikan, riset yang dilandasi
praktek.

Falsafah dan Paradigma 56


Keperawatan
Pandangan/Keyakinan
 Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat
dijangkau, dapat diterima oleh semua orang.
 Penyusunan kebijaksanaan kesehatan seharusnya
melibatkan penerima pelayanan kesehatan.
 Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan
klien sebagai penerima pelayanan kesehatan.
 Lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan
penduduk, kelompok, keluarga dan individu.
 Pencegahan penyakit sangat diperlukan untuk
peningkatan kesehatan.
 Kesehatan merupakan tanggung jawab individu.
 Klien merupakan anggota tetap team kesehatan.

Falsafah dan Paradigma 57


Keperawatan
Ruang Lingkup
 Promotif ;Upaya promotif dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan:
 Penyuluhan kesehatan
 Peningkatan gizi
 Pemeliharaan kesehatan perorangan
 Pemeliharaan kesehatan lingkungan
 Olahraga teratur
 Rekreasi
 Pendidikan seks
Falsafah dan Paradigma 58
Keperawatan
• Preventif ; Upaya preventif untuk
mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
– Imunisasi
– Pemeriksaan kesehatan berkala melalui
posyandu, puskesmas dan kinjungan
rumah
– Pemberian vitamin A, Iodium
– Pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan meyusui
Falsafah dan Paradigma 59
Keperawatan
 Kuratif ; Upaya kuratif bertujuan untuk
mengobati anggota keluarga yang
sakit atau masalah kesehatan
melalui kegiatan:
 Perawatan orang sakit dirumah
 Perawatan orang sakit sebagai tindak
lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit
 Perawatan ibu hamil dengan kondisi
patologis
 Perawatan buah dada
 Perawatan tali pusat bayi baru lahir
Falsafah dan Paradigma 60
Keperawatan
• Rehabilitatif : Upaya pemulihan
terhadap pasien yang dirawat
dirumah atau kelompok-kelompok
yang menderita penyakit tertentu
seperti TBC, kusta dan cacat fisik
lainnya melalui kegiatan:
– Latihan fisik pada penderita kusta,
patah tulang dan lain sebagainya
– Fisioterapi pada penderita strooke,
batuk efektif pada penderita TBC dll

Falsafah dan Paradigma 61


Keperawatan
• Resosialitatif ; Adalah upaya untuk
mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena
penyakitnya dikucilkan oleh
masyarakat seperti, penderita AIDS,
kusta dan wanita tuna susila.

Falsafah dan Paradigma 62


Keperawatan
Lingkungan
 Berfokus pada lingkungan masyarakat,
dimana lingkungan dapat
mempengaruhi status kesehatan
manusia.
 Untuk memahami hubungan
lingkungan dengan kesehatan
masyarakat (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) dapat
digunakan model segitiga agen-
hospes-lingkungan yang dikemukakan
oleh Leavelll,(1965),
Falsafah dan Paradigma 63
Keperawatan
Segitiga agen-hospes-lingkungan yang
(Leavelll,1965)

AGENT/PENYEBAB

LINGKUNGAN HOSPES/MANUSIA

Falsafah dan Paradigma 64


Keperawatan
Lingkungan
• Lingkungan fisik, 
Lingkungan alam yang terdapat disekitar
manusia ( cuaca, musim, geografis )
• Lingkungan non-fisik, 
Lingkunga yang muncul akibat adanya
interaksi antar manusia (sosial-buadaya,
norma, nilai, adat istiadat )
Untuk memahami hubungan lingkungan dngan
kesehatan, dapat digunakan model segitiga yang
menjelaskan hubungan antara agens, hospes, dan
lingkungan Seperti terlihat pada gambar 2.3 berikut:

66
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Hubungan lingkungan dengan
kesehatan
Sakit karena daya tahan hospes
menurun

Sakit karena kemampuan


penyakit meninggkat

Sakit karena lingkungan


mendukung agen

Sehat karena adanya


keseimbangan antara
ketiganya

Anda mungkin juga menyukai