Anda di halaman 1dari 16

SINGLE INCISION

LAPAROSKOPIC SURGERY
KELOMPOK 4
SINGLE INCISION LAPAROSKOPIK SURGERY
(SILS)
• Laparoskopik merupakan teknik operasi yang dilakukan tanpa perlu
membuka perut. Biasanya hanya diperlukan 3 lubang berukuran 0,3
sampai 1 cm.
• Dalam perkembangannya, saat ini ada teknik laparoskopi yang hanya
membutuhkan satu lubang saja di daerah pusar SILS (Single Incision
Laparoscopic Surgery). Saat ini hampir seluruh operasi dalam rongga
perut dapat dilakukan dengan teknologi ini. Single-port laparoscopy
adalah suatu teknik akses laparoskopi yang menggunakan insisi
tunggal pada fascia dengan trokar dan port tunggal atau
multichannel.
TUJUAN
• Periksa dan mungkin mengambil pertumbuhan abnormal (seperti
tumor)
• Periksa dan mengobati kondisi seperti endometriosis, KET, atau PID
• Mencari kondisi penyebab infertilitas, termasuk kista, perlengketan,
fibroid, dan infeksi.
• Melakukan biopsi
• Melihat apakah ada kanker di daerah lain dari tubuh telah menyebar
ke perut
• Periksa kerusakan organ internal
• Lakukan ligasi tuba
• Memperbaiki hernia hiatus atau hernia inguinalis
• Mengambil organ, seperti rahim, limpa, kandung empedu
(kolesistectomy laparoscopy)
• Cari penyebab nyeri panggul tiba – tiba atau berkelanjutan
PEMANFAATAN SILS
• SIL Right Hemicolectomy
• SIL dengan Hepatectomy
• SIL dengan Apendictomy
• SIL dengan Cholecystectomy
• SIL dengan Gastrectomy
• SIL pada kasus Gynecology
Sebelum laparoskopi
• Puasa minimal 6 jam
• Pemeriksaan Lab darah, Urinalisis, EKG, Rontgen dada, bila diperlukan bisa
dilakukan USG, CT, MRI
• Pasien minum obat enema atau suppositoria beberapa jam sebelum
tindakan untuk mengosongkan usus besar
• Spirometry

PROSEDUR SILS
• Pasien diberikan anastesi general, diposisikan terlentang dengan kedua kaki
terpisah.
• Pasang Dower Kateter
• Pasang NGT (tergantung jenis tindakan yang akan dilakukan)
• Dokter bedah berdiri di antara kaki pasien dan asisten kamera berdiri di
sebelah kiri pasien.
• Membuat sayatan kulit 3.5-cm garis tengah melintang dibuat 1 cm di
atas simfisis pubis.
• Fasia yang mendasari dibagi secara melintang, yang terkena otot
rektus abdominis.
• Anterior dan posterior flaps dikembangkan pada bidang avaskular
memisahkan fasia dari otot yang mendasarinya.
• Jahitan purse-string menggunakan 1 polydiaxone (PDS) ditempatkan
di fascia.
• Masuk ke peritoneum melalui garis tengah dengan insisi 1 cm, dan
dijahit dengan jahitan purse-string baru menggunakan 1 polyglactin
(Vicryl)
• Trokar reusable 11-mm trocar dapat digunakan kembali dimasukkan
ke kedua jahitan tas-string untuk menampung 10-mm, 30 ° standar-
panjang lingkup (Karl Storz - Endoskope, Tuttlingen, Jerman)
• Trokar fleksibel reusable sebesar 6-mm dimasukkan pada posisi jam 9
di bagian luar jahitan purse-string untuk tangan dokter bedah
instrumen yang tidak dominan menggenggam forsep I.
• Trokar fleksibel reusable 6-mm yang lain dimasukkan pada posisi jam
3 luar jahitan purse-string untuk tangan dokter bedah instrumen yang
dominan, seperti lengkungan menggenggam forcep IV, curved
coagulating hook, Forcep bengkok RoBi bipolar dan gunting, curved
dissecting forceps, gunting bengkok, Holder jarum bengkok I, suction
bengkok dan selang irigasi, semua dari Karl Storz - Endoskope
(Tuttlingen, Germany) and sebuah Klip 5-mm lurus.
PERSIAPAN LAPAROSKOPI
PERSIAPAN SILS
Katakan pada dokter bila anda:
• Memiliki alergi
• Memiliki masalah perdarahan atau mengonsumsi obat – obatan
pengencer darah seperti aspirin atau warfarin, vit K
• Beritahu dokter bila anda hamil untuk meminimalkan risiko tindakan
• Pasien tidak boleh mengenakan perhiasan, lensa mata, kacamata, gigi
palsu selama laparoskopi
Post SILS
• Perawatan luka post laparoskopi 1x sehari dengan teknik streril.
Perawatan luka bisa dilakukan mandiri oleh pasien dan atau keluarga
di rumah
• Tidak perlu bedrest total
• Jaga kondisi fisik agar tidak terlalu capek
• Kontrol rutin ke dokter
• Minum obat teratur
• Jaga asupan gizi
• Bila terdapat tanda – tanda infeksi, segera lapor ke dokter misalnya
badan panas, luka berbau dan keluar nanah.
KELEBIHAN SILS
• Mengurangi nyeri pasca operasi. Sayatan luka kecil yang hanya
berkisar 0,3 – 1 cm menyebabakan rasa sakit jauh berkurang karena
kerusakan jaringan tubuh dan perdarahan yang minimal.
• Menggunakan alat instrumen khusus sehingga tidak banyak trauma
pada organ seperti usus sehingga mengurangi dampak nyeri berulang
akibat perlengketan organ dan sumbatan usus pasca operasi
• Meminimalisir sayatan lebar sehingga mengurangi risiko komplikasi
pada luka
• Hari rawat lebih singkat. Rasa nyeri minimal menyebabkan masa
pemulihan menjadi cepat.
• Dengan kecanggihan sistem visual dengan menggunakan kamera
terbaru dan penggunaan alat – alat operasi yang mini
• Penyembuhan luka juga semakin cepat karena tidak ada kontak
langsung baik tangan ahli bedah maupun udara terbuka dengan organ
tubuh pasien
• Secara kosmetik, bekas luka pada kulit sangat berbeda dengan luka
operasi terbuka dengan jaringan parut/ keloid/ skar.

KEKURANGAN SILS
Mahal, tidak semua RS memiliki prosedur ini
EFEK SAMPING LAPAROSKOPI
• Infeksi
• Perdarahan
• Nyeri pada bekas sayatan
• Kembung
• Mual / muntah
• Kerusakan organ yang dilalui oleh selang laparoskopi
• Kebocoran organ
• Peradangan atau inflamasi pada dinding perut
• Komplikasi dari penggunaan obat anastesi
• bekuan darah yang terpelas kemudian menyumbat aliran darah di rongga
panggul, kaki, atau bahkan paru.
DAFTAR PUSTAKA
• Wing, Handy. (tanpa tahun).Bedah Bariatrik “Teknik Sayatan Minimal”. Asia-Prio
Handwing.com/?Artikel-Kesehatan/Teknik-Sayatan-Minimal-2%-
Laparoskopi&print.
• Huh, J., Sohn, Tae-Sung, Kim, J.K., Yoo, Y.K., & Kim, D.K. (2013). Is Routine
Preoperative Spirometry Necessary in Elderly Patients Undergoing Laparoscopy –
assisted Gastrectomy?. Journal of International Research. 41(4), 1301-1309. Dari
SAGE database.
• Dapri, G., Carandina, S., Mathonet, P., Himpens, J., & Cadiere, G.B. (2012).
Suprapubic Single-Incision Laparoscopic Right Hemicolectomy With
Intracorporeal Anastomosis. Surgical Innovation, 20(5), 484-492. Dari SAGE
database.
• Fransen, S., Stassen, L., & Bouvy, N. (2012). Single Incision Laparoscopic
Cholecystectomy : A Review On The Complications. Journal Of Minimal Access
Surgery. 8(1):1-5.
• Greaves, N., & Nicholson, J. (2011). Single Incision Laparoscopic Surgery In
generral Surgery : A Review. Advancing Surgical Standards. 93: 437-440.
• Mediskus. Laparoskopi: Kegunaan, Prosedur, Efek Samping.
Mediskus.com/prosedur/laparoskopi
• 1. Apakah tempat insisi selalu di daerah umbilikus?
• 2. Insisi dan pengangkatan seperti apa yang dapat dilakukan pada
SILS?

Anda mungkin juga menyukai