Anda di halaman 1dari 10

INOVASI PROMOSI KESEHATAN

PUSKESMAS DATUK BANDAR

OLEH : IMELDA FAULINA, S.K.M


• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal
baru, pembaharuan, penemuan baru yang berbeda
dari yang sudah ada.

• Dalam konteks akreditasi puskesmas tentunya


diperlukan sebuah ide, konsep dan implementasi
pembaharu sebagai wujud dari aktualisasi sikap
pembaharu dan inovatifah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya.
1. PUSKESMAS RAMAH ANAK
Dari 9.740 puskesmas di seluruh Indonesia baru 255 puskesmas yang

telah menginisiasi PRA. Tahap awal dari pengelenggaraan PRA adalah Inisiasi PRA di mana harus memenuhi

beberapa

indikator.

Adapun indikator tersebut seyogyanya memenuhi komponen Pelayanan Ramah Anak yang meliputi:

- sumber daya manusia (SDM). Adanya minimal 2 orang tenaga terlatih

- sarana prasarana dan lingkungan.

- Pelayanan.

- Pengelolaan.

- partisipasi anak.

- serta pemberdayaan masyarakat.


1. SDM

Dari segi SDM, harus ada tenaga yang dipersiapkan dilatih KHA (Konvensi Hak

Anak). Pelatihan KHA adalah pelatihan khusus yang memenuhi standar materi KHA,

Dalam satu Puskesmas dengan Pelayanan Ramah Anak pada tahap awal diharapka

terdapat minimal 2 tenaga medis yang telah terlatih.

2. Sarana Prasarana dan Lingkungan

a. Tersedia sarana dan media KIE [Komunikasi Informasi dan

Eduaksi] terkait kesehatan anak.

b. Ruang tunggu dan bermain anak aman dan berjarak dari ruang tunggu pasien umum,

c. Tersedia ruang laktasi,

d. Terdapat tanda peringatan dilarang merokok atau kawasan bebas rokok,

e. Terdapat sanitasi lingkungan pskesmas yang sesuai standar,

f. Tersedia sarana prasarana bagi anak penyandang disabilitas


3. Pengelolaan

a. Pemenuhan hak anak dan kesehatan anak dijadikan prioritas program sesuai kebijakan Departemen

Kesehatan dan Daerah,

b. Tersedia data anak yang meperoleh pelayanan kesehatan anak,

c. Puskesmas menjadi pusat informasi atas hak-hak anak dan kesehatan

4. Partisipasi anak

Diahrapkan terdapat upaya untuk menampung aspirasi dan suara anak atas kebutuhannya, baik melalui

forum UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), Forum Pembinaan Kesehatan dan Reproduksi Remaja, kotak

saran, maupun forum lain untuk manjadi media memberikan masukan dalam pertimbangan penyusunan

program kesehatan puskesmas.

5. Pemberdayaan masyarakat (1. UKS 2. Posyandu Mandiri)


6. Pelayanan Kesehatan Anak
Dari beberapa komponen pelayanan anak tersebut, 8 indikator yang

harus terpenuhi dalam Inisiasi PRA meliputi:

- Cakupan tenaga kesehatan dilatih Konvensi Hak Anak.

- Tersedia Pusat Informasi Hak Anak atas Kesehatan.

- Tersedia ruang tunggu/bermain bagi anak yang berjarak aman dari ruang tunggu pasien.

- Pelayanan penjangkauan kesehatan anak di Sekolah, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA),
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif
atau PAUD-HI (Integrasi Posyandu, PAUD dan BKB)

- Menyelenggarakan Tata Laksana Kasus Kekerasan Terhadap Anak (KTA)

- Tersedia Ruang ASI dan dimanfaatkan

- Terdapat tanda peringatan “Dilarang Merokok” sebagai Kawasan Tanpa Rokok


- Tersedia sanitasi lingkungan Puskesmas yang sesuai standar.
2. KELAS EDUKATIF PENYAKIT
MENULAR DAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR
• Kelas edukatif Penyakit Menular dan Tidak Manular.
Kegiatan ini bisa dilakukan di indoor dan outdoor. Tergantung
situasi dan kondisi masing-masing puskesmas. Sebagai contoh
kegiatan ini misalnya saja dilakukan pada hari jumat pada saat
pasien antri menunggu dilakukan pemeriksaan pada ruang
tunggu poli umum.
Dilakukan secara berkala dan bervariasi materinya pada tiap
tiap sesi. Manfaatnya jelas, menambah pemahaman masyarakat
tentang penyakit menular dan tidak menular.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai