Anda di halaman 1dari 39

KELOMPOK 8

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

MATERI
HUKUM
PIDANA
Delia Putri
Indah Miftahur Rahmah
Mutia Berlin
Nadia Ariva
Yuniarti Fakhriah
1
HUKUM PIDANA
PENGERTIAN HUKUM PIDANA
• Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa
yang dilarang dan termasuk ke dalam tindak pidana, serta menentukan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.

• Hukum yang mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap


kepentingan umum dan perbuatan tsb diancam dengan pidana yang
merupakan suatu penderitaan

Hukum Pidana berlaku di


Indonesia
TANGGAL 1 JANUARI 1918
2
SISTEMATIKA
KUHP
SISTEMATIKA KUHP
1. Buku I Tentang Ketentuan Umum (Pasal 1-103) BAB I - IX
2. Buku II Tentang Kejahatan (Pasal 104-488) BAB X - XXXXI
3. Buku III Tentang Pelanggaran (Pasal 489-569) BAB XXXXI – XXXXXX

Tindak pidana khusus yang dibuat setelah kemerdekaan antara lain :


1.UU No. 8 Tahun 1955 Tentang tindak Pidana Imigrasi.
2.UU No. 9 Tahun 1967 Tentang Norkoba.
3.UU No. 16 Tahun Tahun 2003 Tentang Anti Terorisme. dll

Ketentuan-ketentuan Hukum Pidana, selain termuat dalam Kitab Undang-Undang


Hukum Pidana maupun UU Khusus, juga terdapat dalam berbagai Peraturan
Perundang-Undangan lainnya, seperti:
•UU. No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
•UU No. 9 Tahun 1999 Tentang Perindungan Konsumen
•UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta dan sebagainya.
3
MACAM-MACAM
HUKUM PIDANA
MACAM-MACAM HUKUM PIDANA

1. HUKUM PIDANA UMUM (SIPIL)


Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang dengan sengaja telah dibentuk untuk diberlakukan bagi
setiap orang pada umumnya. Hukuman yang diancam kepada si pelanggar atau pelaku berupa : 1. Hukuman
mati 2. Hukuman penjara 3. Hukuman denda 4. Pencabutan hak–hak tertentu dan sebagainya

2. HUKUM PIDANA MILITER


Hukum Pidana Militer merupakan ketentuan hukum yang mengatur seorang militer tentang tindakan-
tindakan mana yang merupakan pelanggaran atau kejahatan atau merupakan larangan atau keharusan, serta
bagaimana sanksi pidananya sebagai ancaman terhadap para pelanggar. Hukum pidana militer pada dasarnya
hanya dapat berlaku atau dikenakan pada anggota militer.
Hukum pidana Militer
termasuk dalam hukum
pidana
The khusus
Power of PowerPoint |
thepopp.com
3. HUKUM PIDANA PAJAK (FISKAL)

• Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk


mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah.

•Ruang lingkup fiskal meliputi peraturan perundang-undangan di bidang pajak,


kepabeanan, cukai, pajak daerah dan restribusi daerah serta di bidang penerimaan
negara bukan pajak.

• Tindak pidana fiskal adalah perbuatan tertentu di bidang fiskal yang diberi sanksi
pidana.

9
4
MACAM-MACAM
TINGKAH LAKU YANG
DIANCAM HUKUMAN
TINGKAH LAKU YANG DIANCAM HUKUMAN
1. HUKUMAN DIANCAM TERHADAP TINGKAH LAKU
contoh: Pembunuhan, Pembunuhan yang direncanakan, Pembunuhan anak yang direncanakan,
Perampasan jiwa atas permintaan si korban, Pengguguran, Menimbulkan kematian karena lalai atau
kurang berhati-hati
2. TINGKAH LAKU TERHADAP BADAN
contoh: Penganiayaan, Perkelahian, Penyerangan, Membahayakan jiwa dan kesehatan orang lain
3. TINGKAH LAKU TERHADAP KEHORMATAN
contoh: Penghinaan, Fitnah, Pengaduan orang yang difitnah, Penghinaan orang yang telah meninggal
4. TINGKAH LAKU TERHADAP KEKAYAAN
contoh: Pencurian dan penyamunan, Penggelapan, Perusakan kekayaan, Penipuan
5. TINGKAH LAKU TERHADAP SUSUNAN KETURUNAN DAN PERKAWINAN
contoh: Perzinahan, Perkosaan
11
5
TUJUAN HUKUM
PIDANA
3 TUJUAN HUKUM PIDANA

1. Melindungi Kepentingan Individu atau Perseorangan (Hak Asasi Manusia)


Menurut aliran klasik hukum pidana bertujuan untuk melindungi individu dari
kekuasaan negara atau kekuasaan penguasa. Sedangkan menurut aliran modern hukum pidana
bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan, sehingga hukum pidana harus
memperhatikan kejahatan yang dilakukan dan keadaan penjahat.

2. Membuat Pelaku Tindak Kejahatan Takut dan Jera


Hukum pidana diharapkan dapat memberikan efek jera dan takut terhadap pelaku
yang pernah melakukan pelanggaran hukum. Tidak hanya itu juga, hukum pidana juga
diharapkan memebrikan rasa takut bagi mereka ayng ingin melakukan pelanggaran terhadap
hukum. Sehingga tentunya dapat memberikan batasan kepada setiap orang agar dapat
membatasi diri dengan tidak melakukan pelanggaran terhadap hukum .

13
3. Mendidik Seseorang
Memberikan pendidikan bagi setiap orang agar yang pernah melakukan perbuatan
yang melanggar agar tidak melakukan lagi, dan agar diterima kembali dilingkungan
masyarakat. Hal ini akan mencegah terjadinya gejala-gejala sosial yang tidak sehat atau yang
melakukan perbuatan yang dilanggar, dan hukuman untuk orang yang sudah terlanjur berbuat
tidak baik.

14
6
PEMBAGIAN HUKUM
PIDANA
PEMBAGIAN HUKUM PIDANA

Hukum pidana dapat dibagi sebagai berikut:


1) Hukum Pidana Objektif ( lus Punale)
Adalah semua peraturan yang mengandung keharusan atau larangan, terhadap pelanggaran
yang mana diancam dengan hukuman yang bersifat siksaan. Hukum pidana objektif dapat
dibagi ke dalam: Hukum Pidana Materiil, Hukum Pidana Formil (Hukum Acara Pidana).

2) Hukum Pidana Subjektif ( Ius Puniendi )


hak dari negara atau alat perlengkapan negara untuk mengenakan suatu pidana terhadap
perbuatan tertentu sebagaimana telah digariskan dalam hukum pidana objektif, untuk
mengadakan penyidikan, menjatuhkan pidana dan mewajibkan terpidana melaksanakan pidana
yang dijatuhkan.

16
7
HUKUM PIDANA
OBJEKTIF
HUKUM PIDANA OBJEKTIF
HUKUM PIDANA OBJEKTIF TERDIRI DARI:
• Hukum Pidana Material
• Hukum Pidana Formal

• Hukum Pidana Material mengatur perumusan dari kejahatan dan pelanggaran serta
syarat-syarat bila seseorang dapat dihukum.
• Hukum Pidana Formil ialah hukum yang mengatur cara-cara menghukum seseorang
yang melanggar peraturan pidana (merupakan pelaksanaan dari Hukum Pidana Materiil).

Hukum Pidana Material ialah peraturan-peraturan


yang menegaskan:
(1) Perbuatan-perbuatan apa yang dapat dihukum.
(2) Siapa yang dapat dihukum.
(3) Hukuman apa yang dapat diterapkan.
18
TINDAK PIDANA MATERIAL
• Contoh tindak pidana material ialah:
1. Pembunuhan, dalam pasal 338 KUHP dirumuskan dengan perbuatan yang menyebabkan matinya
orang lain tanpa disebutkan wujud dari perbuatan tersebut
2. Pembakaran rumah dengan sengaja dalam pasal 187 KUHP disebutkan sebagai mengakibatkan
terjadinya kebakaran tanpa disebutkan wujud daripada perbuatan tersebut

• Contoh tindak pidana formil ialah:


1.Pencurian yang termaktub dalam pasal 362 KUHP, dirumuskan sebagai perbuatan yang berwujud
yaitu “mengambil barang milik orang lain”, tanpa disebutkan akibat yang ditimbulkan
2.Memalsukan surat yang termaktub dalam pasal 263 KUHP, dirumuskan sebagai perbuatan yang
berwujud membuat surat palsu tanpa disebutkan akibat yang ditimbulkan.

Materi berarti isi dan form berupa wujud, maka


dalam tindak pidana material dirumuskan isi berupa
akibat yang dilarang, sedangkan dalam tindak
pidana formil dirumuskan wujud berupa
perbuatan tertentu. 19
SUMBER HUKUM MATERIAL DAN FORMIL

• Sumber hukum Materil ialah sumber hukum yang dilihat dari segi isinya
misalnya : KUHP segi materilnya adalah pidana umum, kejahatan dan pelanggaran.
KUHPerdata mengatur masalah orang sebagai subjek hukum, benda sebagai objek, perikatan,
perjanjian, pembuktian dan daluarsa.

• Sumber hukum Formil : sumber hukum yang dilihat dari segi yuridis dalam
arti formil.
yaitu: UU, Kebiasaan, Traktat, Yurisprudensi, Doktrin.

20
7

8
MACAM-MACAM
PERBUATAN PIDANA
MACAM-MACAM DELIK
Perbuatan pidana atau delik adalah perbuatan seseorang atau
sekelompok orang yang menimbulkan peristiwa pidana atau perbuatan yang
melanggar hukum pidana dan diancam dengan hukuman. Macam-macam delik
:
1. Delik Formal : suatu perbuatan pidana yang dilakukan dan perbuatan itu benar-benar melanggar
ketentuan yang dirumuskan dalam pasal-pasal undang-undang yang bersangkutan.
2. Delik Material : suatu perbuatan pidana yang dilarang,yaitu akibat yang ditimbulkan dari
perbuatan itu.
3. Delik Dolus : suatu perbuatan pidana yang dilakukan dengan sengaja.
4. Delik Culpa : perbuatan pidana yang tidak disengaja.
5. Delik Aduan : suatu perbuatan pidana yang memerlukan pengaduan orang lain.
6. Delik Politik : perbuatan pidana yang ditunjukkan kepada keamanan negara, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

22
9
ASAS-ASAS YANG
TERDAPAT DALAM KUHP
ASAS YANG TERDAPAT DALAM KUHP

1. Asas Legalitas : Suatu jaminan dasar bagi kebebasan individu dengan memberi
batas aktifitas apa yang dilarang secara cepat dan jelas.
2. Asas Teritorial : asas yang berdasarkan kekuasaan negara atas daerahnya.
3. Asas Nasional Aktif : ketentuan hukum pidana indonesia berlaku bagi semua
WNI yang melakukan tindak pidana dimanapun ia berada (pasal 5 KUHP).
4. Asas Nasional Pasif : ketentuan hukum pidana indonesia berlaku bagi semua
tindak pidana yang merugikan kepentingan negara (pasal 4 KUHP)
5. Asas Universalitas : dilandasi pemikiran bahwa setiap negara didunia wajib turut
melaksanakan tata hukum sedunia (hukum internasional)

24
10
JENIS-JENIS HUKUMAN
JENIS-JENIS HUKUMAN
Terbagi dua :

1.Hukuman Pokok : - Hukuman Mati


- Hukuman Penjara
- Hukuman Kurungan
- Hukuman Denda

2.Hukuman Tambahan : - Pencabutan hak-hak tertentu


- Perampasan atau penyitaan barang tertentu
- Pengumuman putusan hakim

26
Hukuman mati Hukuman penjara Hukuman denda

Hukuman mati dijatuhkan pada Pidana kurungan dikenakan Hukuman denda dikenakan
perkara pidana tertentu, salah kepada orang yang melakukan terhadap pelanggaran yang
satunya adalah perkara narkotika tindak pidana pelanggaran diatur dalam undang-undang.
sebagaimana disebut Berdasarkan Pasal 30 ayat (2)
Pasal 22 KUHP
dalam Undang-Undang Nomor 35 KUHP, jika pidana denda tidak
Tahun 2009 tentang dibayar, ia diganti dengan pidana
Narkotika (“UU Narkotika”). kurungan.
27
11
SYARAT
PERISTIWA
PIDANA
SYARAT PERISTIWA PIDANA

Suatu peristiwa agar dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa pidana harus memnuhi syarat-
syarat seperti berikut :

• Harus ada suatu perbuatan, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
• Perbuatan harus sesuai sebagaimana yang dirumuskan dalam undangundang. Pelakunya harus telah
melakukan suatu kesalahan dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
• Harus ada kesalahan yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi perbuatan itu memang dapat dibuktikan
sebagai suatu perbuatan yang melanggar ketentuan hukum.
• Harus ada ancaman hukumannya. Dengan kata lain, ketentuan hukum yang dilanggar itu mencantumkan
sanksinya.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
29
12
HUKUM ADAT
HUKUM ADAT
Pengertian Hukum Adat dan Persekutuan Hukum Adat

Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalahperaturan-peraturan hukum tidak
tertulis yang tumbuh dan berkembang dandipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Selain
itu dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya
sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas
dasar keturunan.

Van Vollenhoven mengartikan persekutuan hukum sebagai suatu masyarakat hukum yang
menunjukkan pengertian-pengertian kesatuan-kesatuan manusia yang mempunyai:
•Tata susunan yang teratur
•Daerah yang tetap Beberapa contoh persekutuan hukum adalah :
•Penguasa-penguasa atau pengurus Famili di Minangkabau :
– Tata susunan yang tetap yang disebut rumah
•Harta kekayaan. Jurai
– Pengurus sendiri yaitu yang diketuai oleh
Penghulu Andiko, sedangkan Jurai dikepalai oleh
seorang Tungganai atau Mamak kepala waris.
– Harta pusaka sendiri

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
31
HUKUM ADAT

Hukum Perkawinan Adat


Ikatan hidup bersama antara seorang pria dan wanita, yang bersifat komunal dengan tujuan
mendapatkan generasi penerus agar supaya kehidupan persekutuan atau clannya tidak punah,
yang didahului dengan rangkaian upacara adat.

Hukum Tanah
Adat Waris
Adat
Prof. Soepomo, merumuskan hukum adat waris adalah : Hukum adat yang memuat peraturan-
peraturan yang mengatur proses meneruskan serta mengoperkan barang-barang harta benda dan
barang-barang tidak berwujud dari angkatan manusia kepada turunannya.

Hukum Tanah Adat adalah keseluruhan kaidah hukum yang berkaitan dengan tanah dan bersumber pada hukum adat.
Umumnya hukum tanah adat bersifat tidak tertulis. Hukum tanah adat terbagi atas hukum tanah adat administratif dan
hukum tanah adat perdata. Hukum tanah adat administratif adalah keseluruhan peraturan yang merupakan landasan
bagi negara untuk melaksanakan praktiknya dalam soal tanah, sedangkan hukum tanah adat perdata adalah
keseluruhan peraturan yang mengatur tanah milik perseorangan atau suatu badan hukum
32
HUKUM ADAT

CIRI POKOK SISTEM BUDAYA


INDONESIA
• Merasa dirinya bagian dari alam, sehingga harus memperitungkan kekuatan-kekuatan ghaib
• Kebahagiaan hidup, maka harus menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya
• Guna mencapai kebahagiaa dijaga keseimbangan
• Bersifat kosmis yaiu anggapan bahwa manusia berasal dari alam Ciri pokoknya :
1. Sifat kebersamaan yang kuat
• Harus selalu menjaga keseimbangan 2. Mmpunyai corak magis religius
3.Cara berpikir yang konkrit
• Berpikir dan bertindak atas dasar suatu kepercayaan pada tenaga ghaib 4.Sifat visual
• Tiap tenaga ghaib merupakan bagian dari kosmos

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
33
DUA UNSUR HUKUM ADAT:
1. UNSUR KENYATAAN
Bahwa adat itu dalam keadaan yang sama
selalu dipatuhi oleh masyarakat

2. UNSUR PSIKOLOGIS
Bahwa terdapat adanya keyakinan pada
rakyat, bahwa adat dimaksud mempunyai
kekuatan hukum

Corak hukum adat Indonesia:


1. Tradisional
2. Magis religius
3. Keagamaan
4. Kebersamaan
5. Konkrit dan visual
6. Kontan
7. Terbuka dan sederhana
8. Dapat berubah dan menyesuaikan diri
9. Tidak dikodifikasi
10. Musyawarah dan mufakat

34
13
SUSUNAN
KEKELUARGAAN ADAT
SUSUNAN KEKELUARGAAN HUKUM ADAT

Sistem Patrilineal
Sistem kekerabatan patrilineal merupakan sistem kekerabatan yang anggota-anggotanya menarik garis keturunan hanya dari pihak laki-
laki/ayah saja, terus menerus ke atas karena ada kepercayaan bahwa mereka berasal dari seorang ayah (Δ) asal.

Misal: masyarakat Alas (Sumatera Utara), Gayo, Tapanuli (Batak), Nias, Pulau Buru, Pulau Seram, Lampung Pepadun, Bali, Lombok.

Sistem Matrilineal
Sistem
Sistem kekerabatan
kekerabatanmatrilineal merupakan
bilateral/ parental sistem kekerabatan
merupakan yang anggota-anggotanya
sistem kekerabatan menarik garis
yang angota-anggotanya keturunan
menarik garis hanya dari
keturunan
pihak ibu sajagaris
baik melalui terusayah
menerus ke atas karena
(Δ) maupun ibu (O).ada kepercayaan bahwa mereka semua berasal dari seorang ibu (O) asal.
Misal: masyarakat Minangkabau, Kerinci, Semendo (Sumatera Selatan), Lampung Paminggir.

Sistem Parental ( Bilateral)

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
36
14
POLA PERKAWINAN
HUKUM ADAT
POLA PERKAWINAN HUKUM ADAT

• Masyarakat patrilineal disebut : KAHWIN JUJUR


• Masyarakat Matrilineal : KAHWIN SEMENDO
• Masyarakat Parental berdasarkan asas sama derajat suami dan istri

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
38
Thank You

Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai