Kuliah Onkologi Ginekologi: Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Rumkital Dr. Ramelan
Kuliah Onkologi Ginekologi: Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Rumkital Dr. Ramelan
OLEH
• Ax.
• Pemeriksaan Fisik.
• Pemeriksaan Ginekologi
• Pemeriksaan Penunjang.
• Lab. dan Tumor marker
BAB II
TUMOR-2 JINAK PADA ALAT-2 GENITAL
Tumor-tumor GINEKOLOGI dibedakan :
Tumor Non neoplastik
Tumor Neoplastik :
o Tumor Jinak
o Tumor Boderline
o Tumor Ganas
VULVA VAGINA :
A. Tumor Kistik
B. Tumor Solid
UTERUS :
A. Serviks Uteri Polip
B. Korpus Uteri Polip
C. Mioma Uteri
Mioma uteri : neoplasma jinak berasal dari otot uterus,
yang dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma
uteri, uterine fibroid.
ETIOLOGI :
1. Diduga merupakan stimulasi estrogen :
- Tumbuh cepat pd wanita hamil
- Tidak pernah ditemukan sebelum menars
- Biasanya mengalami atropi sesudah menopause
- Hiperplasia endometrium sering bersamaan dengan
mioma uteri
2. Teori cell nest atau teori genitoblast
BENTUK-BENTUK MIYOMA UTERI
KOMPLIKASI :
1. Pertumbuhan menjadi leiomiosarkoma
2. Torsi
3. Nekrosis dan Infeksi
4. Perdarahan tidak normal
5. Nyeri yang hebat
6. Tanda-tanda penekanan
7. Infertilitas dan abortus
MIOMA UTERI DAN KEHAMILAN
ENDOMETRIOSIS
Ialah penyebaran jaringan endometrium ke luar kavum
uteri (endometriosis eksternal).
Urutan tersering endometriosis ditemukan di tempat-2 sbb :
1. Ovarium
2. Peritoneum dan ligamentum sakrouterinum, kavum
douglasi, dinding belakang uterus, tuba falopii, plika
vesikouterina, ligamentus rotundum dan sigmoid.
3. Syptum rektovaginale
4. Kanalis inguinalis
5. Appendiks
6. Umbilikus
7. Serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva,
perineum
8. Parut laparatomi
9. Kelenjar limfe
10.Walaupun sangat jarang, endometriosis dapat
ditemukan di lengan, paha, pleura, dan perikardium
Kista coklat ovarium
Histogenesis
Teori Sampson
Endometriosis terjadi karena regurgitasi dari darah haid melalui
tuba kedalam rongga pelvis. Darah haid mengandung sel-sel
endometrium yang masih hidup.
Teori Robert Meyer
Endometriosis terjadi karena rangsangan pada sel-sel epitel yang
berasal dari selom. Rangsangan dapat menyebabkan metaplasi dari
sel-sel epitel itu sehingga terbentuk jaringan endometrium.
Teori penyebaran langsung melalui aliran darah dan limfe,
implantasi langsung endometrium pada operasi.
Teori immunologik
Endometriosis adalah peny autoimun karena memiliki kriteria
cenderung pada wanita-2 familiar, melibatkan multiorgan dan
menunjukkan aktifitas sel B-poliklonal. Danazol bekerja
menurunkan tempat ikatan IgG (reseptor Fc) pada monosit,
sehingga mempengaruhi aktifitas Fagositik
Gambaran klinik
Nyeri perut bawah yg progresif (dismenore)
Dispareunia
Nyeri wkt defekasi, khususnya wkt haid
Poli dan hipermenorea
Infertilitas
Klasifikasi
Stad. I, Stad. II, Stad. III, Stad. IV
Penanganan
1. Pencegahan
2. Observasi dan pemberian analgetika
3. Pengobatan hormonal : Estrogen, Progesteron (DMPA),
Danazol.
4. Pembedahan : kapan ovarium harus dipertahankan
dan kapan dapat dihapuskan.
Tumor neoplastik :
Dibedakan : jinak, boderline, ganas.
Jinak :
Kistik: kistoma ovarii simpleks, kistadenoma ovarii erosum,
kistadenoma ovarii musinosum, kista endometrioid,
kista dermoid.
Solid: Fibroma, tumor Brenner, tumor sisa adrenal.
Klinik Tumor Ovarium
Penanganan
Tumor nonneoplastik tdk perlu operasi, biasanya tdk
memberi gejala dan diameter tumor < 5 cm.
Tumor neoplastik perlu operasi dan hrs ditentukan
jinak/ganas.
BAB III
TUMOR-2 GANAS ALAT GENITAL
Tahapan Karsinogenesis :
1. Tahap INISIASI
2. Tahap PROMOSI
3. Tahap PROGRESIF
Macam Karsinogen :
1. Karsinogen Virus
2. Karsinogen kimia
3. Karsinogen Radiasi
4. Karsinogen Biologi
A. KANKER CERVIX
1. Wallboomers JH et al. J Pathol 1999; 189: 129; 2. Bosch FX et al. J Clin Pathol 2002; 55: 244–65.
HPV : Non Oncogenic, Oncogenic
1. De Villiers E-M. Virology 2004; 324: 17-27; 2. Munoz N et al. Int J Cancer 2004; 111: 278–85; Image source: GSK Biologicals
Papillomavirus – phylogenetics
Human
Species-specific: non-
human
32
de Villiers EM et al. Virology 2004; 324: 17–27.
NON-ONCOGENIC HPV
GENITAL
ANOGENITALWART
SKIN
ONCOGENIC HPV
ONCOGENIC HPV
HPV-16
HPV-18
HPV-31
HPV-45
HPV-52
CANCER
ANAL INTRAEPHITELIAL
HPV-16,18,52,31,45 NEOPLASIA
ANAL
CERVIX,
VU,VA 90%, HPV-
16
HPV- 40-50%
ORAL 0-47% 16,6,11 HPV-16/18 PENILE
OROPHAR 29.4-81.6%
YNX 12% HPV-16/1
APMIS.2010;118:494-509
Cara Penularan
Beberapa faktor mempermudah infeksi HPV
Infeksi Infeksi
Lesi Pertumbuhan
virus HPV
prakanker sel kanker
HPV persisten
Nat Rev Cancer, 2007
Bagaimana terjadinya Kanker Serviks ?
3 tahun
3 - 20 th
Natural History of Cervical Cancer
• Maka: ……….
PENCEGAHAN KANKER CERVIX
1. Pencegahan Primer.
Vaksin HPV.
2. Pencegahan Sekunder.
Penapisan (Screnning) :
a. Test Pap (Pap Smear).
b. IVA Test.
3. Pencegahan Tertier.
a. Dx.
b. Terapi
TERAPI
LESI PRA KANKER SERVIKS UTERI
MASALAH KANKER SERVIKS
DI INDONESIA
Inspekulo Servik
Negatif Positif
Alur Penatalaksanan
Kasus dengan IVA Positif ( bila ada fasilitas Kolposkopi)
IVA Positif
Kolposkopi
IVA Positif
Lesi Positif
LGSIL HGSIL
Cryoterapi RUJUK
Masalah
Sementara ini pap-smear merupakan cara yang
dikenal luas untuk skrining kanker serviks.
Perlu waktu untuk membaca hasil
Setelah ada hasil perlu merujuk ke SpOG atau
Rumah Sakit rujukan yang ada fasilitas diagnostik
maupun pengobatan dan perlu adanya SpOG
khusus Onkologi
Jalan Keluar
Dipikirkan suatu cara untuk skrining maupun
pengobatan dalam tingkat pelayanan kesehatan
dengan fasilitas terbatas, dan segera dapat
diperoleh hasilnya.
SAFETY
ACCEPTABILITY
FEASIBILITY
Di Negara Berkembang
Memenuhi kriteria :
Mudah
Murah
Hasil memuaskan
Dapat dipertanggungjawabkan
Cakupannya luas
Pengobatan Lesi Pra Kanker
Pada prinsipnya ada dua macam:
Metode Ablasi
Metode Eksisi
Metode Ablasi
Elektrokoagulasi (kauterisasi)
Cryo Surgery
Laser ablasi
Metode Eksisi
LEEP
LLETZ
Konisasi
Histerektomi
Pada prosedur SEE and TREAT yang dikerjakan
di Afrika maupun sebagian di Thailand dan
beberapa negara berkembang, prosedur VIA
langsung dilakukan Cryo terapi.
CO2 (-600C)
N2O (-900C)
The most popular treatment for CIN
(developing country)
Prinsip
Destruksi daerah zona transformasi
Terjadi Cryonekrosis
Digunakan gas NO2 cair dengan tekanan tinggi
Dialirkan lewat alat seperti saluran berbentuk
pistol
Memproduksi bola es pada probe dari logam
yang berbentuk kerucut ditempelkan pada
osteum uteri eksternum
Temperatur yang dipakai -65oC s/d -80oC
Keuntungan
Bisa dilakukan poliklinis.
Tidak perlu anestesi
Mudah.
Alat tidak terlalu mahal
Kerugian
Untuk lesi-2 yang dalam atau yang masuk kedalam
kanalis servikalis sering pengobatan tidak
menyembuhkan
Perawatan pasca tindakan
Tidak boleh melakukan hubungan seksual s/d 4 minggu
Tidak boleh melakukan tampon vaginal s/d 4 minggu
Angka kesembuhan
CIN 1 : angka kesembuhan 94%.
CIN 2 : angka kesembuhan 91%.
Secara umum angka keberhasilan 90%
Makin luas lesi, angka kesembuhan semakin
sedikit
Pada lesi yang luas angka kegagalan bisa 42%
Bila terdapat neoplasma glandulare, angka
kegagalan naik 9-27%
Keluhan pasca Cryo
Vaginal discharge
Cramping
Double Freeze
cytology + histologic + colposcopy confirmation @ 1 year
2. LEEP-KAUTER/KAUTER
2. LEEP – KAUTER
3. KONISASI
KONISASI
Conization by DIATERMI LOOP (LLETZ)
4. HISTEREKTOMI
- Paritas cukup
- CIN III/ CIS
Comparison of therapeutic
Modalities for CIN
Procedure Rates Technical Equipment Complication Primary
Ease Cost Rates Cure
Cryosurgery +++ +++ ++ 80%
Terapi :
Operasi
Kemoterapi
Radiasi
D. Kanker Endometrium
Gejala :- Perdrhn abnormal, trtma pd usia pre/post menopause.
- Biasanya terdpt pd pend gemuk, HT, DM, Infertil.
Dx : - Dilatasi dan kuretase utk pemeriksaan PA.
- USG dan sitologi endometrium.
Faktor risiko :
- Berlebihnya estrogen atas progesteron, faktor2 yg dpt
meningkatkan produksi estrogen adalah kegemukan,
hipertensi dan DM.
- Pemberian estrogen secr terus menerus hiperplasia
endometrium.
Stadium :
Stadium 0 : Karsinoma insitu.
Stadium I : Ia & Ib.
Stadium II dan Stadium III
Terapi : Operasi, Kemoterapi dan Radiasi.
E. Kanker Vulva
Kelainan epitel noneoplastik kulit & mukosa :
* Lichen sclerosis
* Hiperplasia skuamosa
* Dermatosis lainnya.
Campuran kelainan epitel noneoplastik & neoplastik :
* Neoplasia intraepitel: - Skuamosa (NIV 1, NIV 2, NIV 3)
- Nonskuamosa (Paget. Tumor melanosit)
* Tumor invasif
Neoplasia Intraepitel Vulva (NIV)
Klinik : multi fokal, makular, lesi putih, lesi merah, abu-2/coklat.
Prosedur diagnostik : biopsy pada lesi yang dicurigai.
Pengobatan : Eksisi luas & Laser CO2
Penyakit Paget
Klinik : adenokarsinoma in situ, gatal & perih di vulva, dll.
Prosedur diagnostik : biopsy pada lesi yang dicurigai.
Pengobatan : Eksisi yang luas (diserati jaringan subdermis).
Kanker vulva Invasif
- Stadium 0 : Tis
- Stadium I : T1N0M0
- Stadium II : T2N0M0
- Stadium III : T3N0M0; T3N1M0; T1N1M0; T2N1M0
- Stadium IVA : T1N2M0; T2N2M0; T3N2M0; T4NxM0
- Stadium IVB : TxNxM1
Gambaran Klinik :
• Simptom : masa di vulva gatal, perdarahan, keluar cairan,
disuria, dll
• Fisik : lesi menimbul; permukaan kemerahan (fleshy), bertukak,
leukoplakik atau kutil (warty) & warty carcinoma dapat
mutifokal.
Prosedur diagnosis : biopsy yg mencakup kulit sekitarnya.
Pengobatan : Operasi, Kemoterapi, Radiasi.
F. KANKER VAGINA
Histologik Kanker Vagina :
- Limfoma - Karsinoid Sel skuamosa - Adenokarsinoma
- Sarcoma - Melanoma - Undifferensiasi
- Sel kecil - Adenokarsinoma
Stadium kanker vagina (FIGO) : Stadium 0-I-II-III-IV-IVa-IVb
Simptom :
• Perdarahan pervaginam tanpa disertai rasa sakit
• Keluar cairan pervaginam
• Gejala gangguan vesika atau tenemus ani
• Nyeri bila tumor sudah mencapai panggul.
Skrining : Tes Pap Smear
Diagnosis : Tes PS, kolposkopi, rektoskopi, biopsi, foto Ro.
Terapi :
- Operasi
- Radiasi
Problem Kanker Ginekologi
1. Kanker gin. selain Cx, V/V sulit utk dEteksi o.k letaknya dlm
rongga pelvis. Deteksi biasanya scr kebetulan wkt periksa dr.
2. Skrining yg dilakukan adl pem gin, USG, CT Scan, tu marker.
3. Penderita datang sdh dlm stad lanjut.
Dianjurkan untuk skrening pada ibu-ibu :
1. Ada benjolan di perut bawah
2. Keluarga ada menderita kanker mama, ov, colon & endomet.
3. Obesitas
4. DM
5. Perdarahan pasca senggama & bukan haid
6. Pasca Kehamilan Mola
7. Perdarahan yg berlanjut pasca abortus dan persalinan
Pencegahan :
- Pencegahan Primer
- Pencegahan Sekunder
- Pencegahan Tersier