Anda di halaman 1dari 28

INFRA MERAH

Pengertian

 Adalah upaya pengobatan modalitas panas superficial dengan


menggunakan sinar infra red gelombang panjang (non
luminous) atau gelombang pendek (luminous)
 Pancaran gelombang elektromagmetik dengan fekuensi 7x
10 pangkat 14- 400 10pankat 14 Hz. Dengan panjang
gelombang 700- 15.000 nm (Ward Sword, 1983).
Klasifikasi sinar inframerah
 Gelombang panjang non penetrasi
 Panjang gelombang diatas 12.000 A- 150.000.A .
 Daya penetrasi sinar ini hanya sampai pada pancaran sinar
epidermis sekitar 0.5mm
 Gelombang pendek penetrasi
 Panjang gelombang diatas 7.700- 12.000 A
 Daya penetrasi sinar ini lebih dalam daipada gelombang panjang
smapi jaringan sub cutan,kira –kira dapat mengetahui secara
langsung terhadap pembuluh darah kapiler, pembuluh limpe,
ujung-ujung syaraf dan jaringan-jaringan laian di bawah kulit.
(Sujatno, 2002)
EFEK TERAPI :

 Memperlancar peredaran darah.tepi lokal.


 Mengurangi rasa sakit.
 Menurunkan spasme otot
 Membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak
Indikasi :

 Kondisi sehabis trauma sub akut atau kronik


 Kondisi peradangan sub akut dan kronik
 Kondisi kelumpuhan/kelayuhan/nyeri urat saraf pusat
atau tepi
 Kondisi ketegangan otot dan nyeri
 Kondisi luka superfisiil kronik dengan teknik khusus
Kontra indikasi :

 Anastesia pada kulit


 Gangguan sensibilitas kulit
 Kondisi gangguan peredaran darah arteri, tepat lokasi
tidak boleh dikenakan langsung
 Kondisi dengan kecenderungan terjadi perdarahan
supercisial
 Kondisi sehabis radioterapi sebelum 3 bulan.
Dosis :

 Waktu : 10 – 30 menit
 Pengulangan sub akut 1 x 1 hari, kronik 1 x 2 hari
 Seri : 10 kali
Rincian aktifitas (prosedural)

 Mesin Infra Red disiapkan diadakan uji coba hidup matinya.


 Pasien/klien diposisikan stabil dan rileks tiduran atau duduk.
 Diintruksikan kepada pasien/klien untuk tidak bergerak
selama terapi.
 Anggota badan yang diobati tersangga lebih tinggi dengan
bantal dalan posisi relax atau semifleksi.
 Bagian badan atau anggota yang akan diterapi, kulitnya dicuci
dengan sabun sampai bersih dan keringkan.
Lanjutan prosedural
 Tes perasaan kulit terhadap panas – dingin.
 Bagian anggota/badan yang tidak disinar ditutup dengan
handuk.
 Kontrol peralatan : lampu dihidupkan, diatur sehingga jarak
lampu ke kulit 45 – 60 cm, sinar jatuh tegak lurus ke kulit.
 Kontrol waktu penyinaran : terlalu panas atau kurang panas,
bila keluar keringat dilap sampai kering.
 Selesai terapi : peralatan dipindahkan, bila penderita pusing
disuruh tiduran dahulu.
EFEK FISIOLOGI INFRA MERAH
 Sinar dapat memmberikan efek fisiologis maka sinar harus
dapat di absorsi oleh kulit
 Maka panas akan timbul tempat dimana sinar tadi di absorsi
 IR yang bergelombang pendek (7700-12000 A) penetrasi
sampai dalam lapisan dermis.
 IR bergelombang panjang ( ditas 12.000 A) penetrasinya
sangat superficial epidermis.
 Maka dengan adanya panas ini temperatur akan naik dan
pengaruh-pengaruh lain akan terjadi
Macam pengaruh
 Meningkatkan proses metrabolisme
 Vasodilatasi pembuluh darah
 Pigmentasi
 Terhadap saraf sensorik
 Terhadap jaringan otot
 Destruksi jaringan
 Menaikkan temperatur tubuh
 Mengaktifkan kelanjar keringat
Meningkatkan proses metrabolisme
 Sesuai dengan hukum “Vant’t Hoff ” bahwa suatu reaksi kimia
akan dapat di percepat dengan adanya panas atau kenaikan
temperatur akibat pemanasan .
 Proses metabolisme meliputi perbaikan dan peningkatan
pemberian O2 dan nutrisi kepada jaringan, begitu juga
pengeluaran sampah-sampah pembakaran.
Vasodilatasi pembuluh darah

 Ditandai dengan adanya eritema


 Panas diterima oleh ujung –ujung syaraf mekanisme
pengatur syaraf (heat regulating mechanism)
 Pelebaran pembuluh darah oleh vasomotor
 Diratakan ke seluruh jaringan
 Nutrisi dan O2 meningkat
 Perlawanan antigen menjadi lebih baik
Pigmentasi
 Terjadi karena penyinaran yang sering berulang-ulang
 Terjadi perusakan pada sebagian sel-sel darah merah di
tempat tersebut.
Terhadap saraf sensorik

 Mild heating : mempunyai pengaruh sedatif terhadap ujung-


ujung saraf sensorik
 Hard heating : (pemanasan keras) :
 Dapat menimbulkan iritasi
 Lebih jelas pada generator lominius ada kandungan sinar UV
Terhadap jaringan otot
 Pemanasan akan mengaktifkan pembuangan sisa-sisa
metabolisme , misalnya pembuangan asam laktat.
Destruksi jaringan
 Jika penyinaran lebih dari toleransi pasien
 Ciri :
 Warna merah
 Panas
 Bau seperti kebakar
 Timbul blister ( kulit luar terdapat air)
 Fungsi terganggu
Menaikkan temperatur tubuh
 Jika penyinaran dalam waktu yang lama
 panas diterima oleh superficial kulit
 keseluruh tubuh oleh pembuluh darah dengan cara
konduksi dan konveksi timbul :
 Pemerataan panas
 merangsang pusat pengaturan panas
 dilatasi pembuluh darah
 Tahana perifer menurun
 Penurunan teakana darah sistemik
Mengaktifkan kelanjar keringat
 Akibat pengaruh dilatasi secara general
 Berlebihan /hiperproduksi
 Dehidrasi
 keseimbangan elektrolit terganggu.
 Antisipasi : segtelah penyinaran harus ditambah minuman
mengandung garam dapur.
EFEK TERAPIUTIK IR
 Relief of pain
 Muscle relaxations
 Increased blood supply
 Eleminations of waste products
Relief of pain
 Mengurangi nyeri
 Mild heating untuk sedatif sensoris yang berada pada
superficial
 Stonger heathing; untuk mengurangi nyeri dengan mekanisme
counter iritasi
 Pengurangan zat “P” dari sisa-sisa metabolisme. Dengan sinar
mempelancar sirkulasi darah maka zat “P” akan terbuang .
 Nyeri akibat pembengkakan, sehingga nyeri akan berkurang.
Muscle relaxations
 Sinar IR
 Vasodilatasi pembuluh darah
 Mengurangi nyeri
 Memberikan sifat sedatif
 Spasme berkurang
 Relaksasi
Increased blood supply
 Sinar IR
 Vasodilatsi
 Peningkatan suplai darah ke jaringan superficial
 Menyembuhkan luka danmengatasi infeksi jaringan
superficial.
Eleminations of waste products
 Menghilangkan sisa –sisa metabolisme
 Penyinaran yang lebih luas akan mengaktifkan glandula
sodorifera (kelenjar keringat) di seluruh tubuh sehingga
meningkatkan pembuangan hasil metabolisme melalui
keringat.
Indikasi IR
 Kondisi peradangan sub akut : kontosio: memar, muscle
strain : cidera otot, sprain (cidera ligmentum), sinovitis
 Artritis: rheumathoid arthritis,osteo artritis, myalgia (nyeri
otot), lumbago LBP, neuralgia nyeri syraf. Neuritis (radang
syaraf) dll.
 Gangguan sirkulasi darah: raynold’s disease, trombopletis, dll
 Penyakit kulit : folliculitis dll
 Preliminary exercise, massage
Kontra indikasi
 Daerah dengan insufisiensi pada darah
 Ganguan sensibilitas kulit
 adanya kecenderungan terjadinya pendarahan.
BAHAYA IR
 Burn ( luka bakar)
 Elektric shockkabel penghantar terbuka dan bersentuhan
dengan pasien
 Meningkatkan keadaan gangren
 Headache : perasaan pusiag setelah penyinaran IR
 Faintness: penderita pingasan / tidak sadar secara tiba-tiba.
 Chill : menggigil
 Kerusakan pada mata: menjadi katarak mata terutama pada
anak-anak.
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai