Anda di halaman 1dari 20

TU

BER
KU
LO
SIS
– Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang
bersifat menahun atau kronis.
– Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.
– Penyakit TBC dapat menyerang semua mamalia dan dapat
menyerang manusia sehingga bersifat zoonosis.
– Spesies bakteri yang penting sebagai penyebab
tuberkulosis yaitu: M. tuberculosis var. bovis (tuberkulosis
pada sapi atau tipe bovine), M. tuberculosis var. human
(tuberkulosis pada manusia atau tipe human) dan M. avium
(tuberkulosis tipe avian)
ETIOLOGI

1. Morfologi dan sifat biakan


- Berbentuk batang langsing, lurus atau membentuk kurve.
Kadang-kadang berbentuk vilamen atau bercabang
membentuk huruf x, y atau v
- Ukuran kuman berkisar antara 0,2 – 0,6 μm x 1,5 – 4,0 μm.
- Kuman TBC mempunyai granula metachromatic yang
disebut granula Much.
- Tidak mampu membentuk spora dan non motil.
- Media untuk biakan mikobakteri dibagi ke dalam tiga
kelompok utama, yaitu media berbasis telur, media
berbasis agar, dan media cair
Kultur mycobacterium
pada media LJ

Petumbuhan M. bovis pada media


Lowenstein Jensen (LJ) (A),
Modifikasi Ogawa/MO (B),
Modifikasi Ogawa Agar/MOA (C)
2. Sifat Fisiko Kimia
- Mempunyai daya tahan lebih kuat dibandingkan dengan kuman yang tidak
membentuk spora.

- Tahan terhadap asam sehingga kuman ini dikenal dengan nama Bacil tahan
asam (BTA).
- Terlindung pada sputum atau tinja dalam air, dalam paru-paru yang membusuk
dapat tahan berbulan-bulan dalam dan tidak mati oleh penyimpanan matahari.

- Kuman akan mati dengan pemanasan 1000 ̊C selama 5-10 menit, 600 ̊C selama 30
menit.
- Kreosol 2-3% atau senyawa fenol 2-3% atau senyawa fenol 2-3% dan orthofenil 1%
merupakan desinfektan yang efektif untuk membunuh kuman
TBC.
- Kuman ini peka terhadap Streptomisin tapi tidak terhadap Penisilin
3. Struktur Antigen
- Berdasarkan atas patogenitas kuman terhadap hewan,
dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu: patogen terhadap
manusia, patogen terhadap hewan berdarah
dingin, patogen terhadp bangsa unggas, dan yang
bersifat saprofit.
- Keempat kelompok tersebut dapat dibedakan dari host
atau induk semang, Test aglutinasi, dan uji CFT. Absorpsi
aglutinin dapat dipakai membedakan strain tipe bovis
dengan tipe avian.
EPIZOOTIOLOGI

1. Hewan Rentan
2. Cara Penularan dan Patogenitas Penyakit
- Cara penularan penyakit TBC pada umumnya lewat saluran
pernafasan atau pencernaan.
- Banyak faktor yang dapat mempengaruhi infeksi dan
penularan tuberkulosis, yaitu: umur hewan, lingkungan,
cuaca dan manajemen peternakan.
- Pada umumnya kuman TBC berkembang lambat, namun pada
hewan muda dan pada anak-anak dapat berlangsung cepat,
bahkan dapat bersifat fatal.
- TBC tidak hanya menyerang paru, tetapi dapat
menyerang organ tubuh lainnya seperti kulit, tulang, mata,
otak, dan saraf.
Penyerbaran kuman di dalam tubuh
selanjutnya dapat terjadi dengan beberapa
cara, antara lain:
– Langsung
– Alami
– Limfe
– Peredaran darah
– Permukaan serosa
GEJALA KLINIS DAN
PATOLOGI ANATOMI

1. Gejala Klinis
- Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi gejala umum
dan gejala khusus
- Pada stadium awal gelaja klinisnya tidak begitu jelas,
demikian pula pada infeksi kuman yang jumlahnya sedikit atau
individu yang sudah kebal.
- Bila kejadian penyakit melanjut dapat dilihat adanya batuk
yang peristen, sesak nafas, hewan menjadi kurus, kadang-
kadang diikuti dengan penurunan nafsu makan atau anorexia.
– Pada kambing sering dijumpai adanya penambahan
jaringan ikat. Pada keadaan demikian umunya pada secreta
dan excreta banyak dijumpai kuman TBC.
– Pada babi gejala klinisnya tidak begitu jelas, hanya saja
terjadi pembesaran limfoglandula superficialis. Dalam
keadaan infeksi yang melanjut akan dijumpai gangguan
pencernaan hingga hewan menjadi kurus. Kadang-kadang
terjadi pembengkakan tulang dan sendi.
– Pada bangsa unggas terjadi kekurusan, tulang
tampak menonjol, balung dan pial pucat demikian juga
sendi-sendi tulang akan membengkak.
– Pada sapi yang sudah terinfeksi mycobacterial pada
stadium awal tidak menunjukkan gejala klinis. Namun pada
stadium lanjut, sapi menunjukkan gejala umum yakni:
temperatur tubuh berfluktuasi, anoreksia dan kehilangan
bobot hidup, pembengkakan limfoglandula, batuk-batuk
sampai sesak nafas dan frekuensi respirasi bertambah dan
indurasi atau pengerasan puting susu.
– Pada manusia terjadi kekurusan bila terinfeksi TBC paru-
paru. Dan gejala klinis yang muncul berupa sesak nafas.
pernapasannya dalam, batuk dan sering terjadi haemaptoe.
2. Patologi Anatomi
- Pada sapi
– Pada babi
– Lesi primer terjadi dalam saluran pencernaan dan yang paling sering
yaitu pada tonsil, limfoglandula retropharyngealis dan leher.
– Perluasan penyakit juga terjadi pada paru-paru, limfa, hati dan
tulang.
– Perkejuan dan pengapuran dapat terjadi pada irisan dimana lesi
berada.
– Infeksi kuman tipe human dan avian pada babi gambaran
patologisnya sebagai berikut: oleh tipe human lesinya kecil terdapat
pada kelenjar limfe saluran pencernaan saja. Sifat dari lesi tersebut
tidak progresif. Sedangkan oleh tipe avian lesinya terbatas pada
daerah kepala, leher dan saluran pencernaan.
– Pada anjing dan kucing
– Lesi pada anjing ditemukan pada jaringan pleura,
peritoneum dan perikard. Biasanya lesi tersebut diikuti
dengan bentuk yang serous.
– Berdasar pada pustaka yang menyebutkan bahwa
anjing lebih sensitif terhadap infeksi M.tuberculosis
dibanding dengan M.bovis, sehingga mempunyai
resiko lebih besar sebagai sumber penularan ke
manusia yang ada di sekitarnya, maka deteksi
tuberkulosis pada hewan kesayangan anjing perlu
terus diupayakan. (Tjahajati et al, 2007)
DIAGNOSA DAN
DIAGNOSA BANDING

1. Diagnosa
- Pemeriksaan klinis
- Pemeriksaan mikroskopis
- Isoloasi kumas TBC
- Uji biologis
- Uji tuberkulinasi
- Tuberkulinasi intradermal
- Tuberkulinasi secara subkutan
- Uji delayed hypersensitivity
2. Diagnosa banding
- Pleuro pneumonia contagiosa bovum
- Mastitis kronis
– Penyakit ini yang perlu dipertimbangkan
adalah: bungkul atau tuberculoid yang tetjadi
akibat parasit, neoplasma, netrosis lemak,
histoplasmosis, mukormikosis, dan aspergilosis
terutama pada ayam
PENCEGAHAN,
PENGENDALIAN, DAN
PEMBERANTASAN
1. Pencegahan
- Imunisasi BCG, Vote Tubercle Bacillis
- Menjaga sanitasi kandang dan
peralatan
- Periksa hewan yang baru akan
dimasukkan sebelum bercampur
dengan hewan yang sebelumnya sudah
ada
2. Pengendalian dan pembrantasan
- Eliminasi
- Diasingkan
- Diobati dengan:
- Streptomisin
- Para Amino Silisilat (PAS)
- Isonizid (INH)
- Obat-obat anti tuberculosa lainnya antar lain:
Etambutol, Rifampin, Viomisin, Sikloserin dan
Pirazinamid.

Anda mungkin juga menyukai