2. ANTONIUS WIDI P ( 18005 ) 3. DIMAS ARYO WICAKSONO ( 18015 ) 4. FIDYA MENTARI ( 18021 ) 5. MARANTIKA LEMBAYUNG K.S ( 18033 ) 6. SUTANTI ( 18044 ) 7. TITIS NUR CAHYANTI ( 18045 ) DOKUMENTASI KEPERAWATAN DEFINISI Dokumentasi proses asuhan keperawatan berguna untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan. Perawatan klien membutuhkan kecakapan berkomunikasi diantara anggota tim perawatan kesehatan sebagai akibat bahwa CARA PERAWAT UNTUK MELAKUKAN PERTUKARAN INFORMASI DENGAN KLIEN 1. Pelaporan Pelaporan adalah pertukaran informasi lisan atau tertulis yang di sebarkan di antara pemberi perawatan kesehatan dalam sejumlah cara. 2. Catatan Catatan adalah komunikasi tertulis permanen yang mendokumentasikan informani yang relavan dengan managemen perawatan kesehatan klien. 3. Konsultasi Konsultasi adalah bentuk lain dari diskusi dimana seorang pemberi perawatan profesional memberikan saran formal tentang perawatan klien kepada pemberi perawatan lainnya. SISTEM DOKUMENTASI
keseluruhan format yang digunakan untuk
mencatat data, melaporkan data kondisi klien serta kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk mencatat data.
Tujuan utama sistem pendokumentasian
adalah untuk mendapatkan gambaran secara lengkap dan akurat informasi tentang pasien ke dalam suatu organisasi data yang mudah untuk dibaca. 1. Elemen Sistem Dokumentasi Elemen utama dalam system pendokumentasian keperawatan adalah mengikuti alur proses keperawatan, sedang elemen lainnya adalah a. Kecocokan b. Kemudahan Untuk Didapat c. Saling Berhubungan
2. Tipologi Sistem Dokumentasi
a. Berorientasi pada sumber b. Berorientasi pada pengecualian c. Berorientasi pada proses 3. Sistem yang Umum Digunakan dan Formatnya a. Dokumentasi yang berorientasi pada sumber dan format narasi Pencatatan bentuk narasi merupakan system pencatatan bentuk tradisional, lebih banyak digunakan dan fleksibel b. Dokumentasi yang berorientasi pada masalah
4. Standar Dokumentasi a. Pentingnya Standar Dokumentasi
5. Standar Tanggung Jawab Individu Profesional
6. Standar Individual Profesional Accountability
Tanggung jawab profesi keperawatan dalam pendokumentasian keperawatan, meliputi : Menggunakan standar untuk mencatat dan penyimpanan Memberi masukan sebagai suatu “code” Menggunakan kebijaksanaan tenaga keperawatan untuk pencatatan. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan praktik keperawatan dan multi disiplin profesi keperawatan. Memprioritaskan masalah dan kebutuhan klien. Memenuhi permintaan kelompok; tim akreditasidan pemakai/masyarakat. Tujuan Dokumentasi
Sebagai sarana komunikasi
Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat Sebagai informasi statistik Sebgai sarana pendidikan Sebagai sumber data penelitian Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan Sebagai sumber data perencanaan asuhan keperawatan berkelanjutan Format Dokumentasi Keperawatan 1. Ada tiga teknik dokumentasi yang sering digunakan: a. SOR (Source Oriented Record) b. Kardex c. POR (Problem Oriented Record) 2. Format Dokumentasi, Aziz Alimul (2001) mengemukakan ada lima bentuk format yang lazim digunakan: a. Format naratif b. Format Soapier Format soapier terdiri dari: S = Data Subjektif O = Data Objektif A = Pengkajian (Assesment) P = Perencanaan I = Intervensi E = Evaluasi R = Revisi c. Format fokus/DAR d. Format DAE Pelaporan 1. Tujuan Pelaporan Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada seseorang ataupun kelompok orang. Selain laporan pergantian sip dan laporan telepon, pelaporan juga dapat mencakup pencapaian informasi atau ide dengan rekan sejawat dan profesional kesehaan lain tentang beberapa aspek perawatan klien. 2. Macam – Macam Pelaporan a. Laporan pergantian shift Laporan pergaantian sip adalah laporan yang diberikan kepada semua perawat pada sip berikutnya. b. Laporan lewat telepon Profesional kesehatan sering kali melaporkan tentang klien melalui telepon. Perawat menginformasikan dokter tentang perubahan kondisi klien; ahli rediologi melaporkan hasil pemeriksaan sinar-x; perawat mungkin melaporkan kepada perawat di unit lain tentang klien yang dipindahkan. 3. Instruksi Lewat Telepon Dokter sering kali memprogramkan suatu terapi (mis., obat) untuk klien melalui telepon. Kebanyakan instansi memiliki kebijakan khusus tentang instruksi lewat telepon. Banyak instansi hanya mengijinkan perawat terdaftar untuk menerima instruksi lewat telepon SEKIAN TERIMAKASIH