KELOMPOK 1
1941012070 – NILDA SAFIRNA
1941012102 – VIVI WULANDARI SUKMI
1941012106 – RINDU OKDITANISA
1941013028 – NAHDHIA FALLAH PUTRI
DEFINISI
Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru. Sebgaian besar dari keseluruhan kasus TB
adalah TB paru dan sisanya (15%) menyerang organ tubuh lain seperti kulit, tulang, organ-organ
dalam seperti ginjal, usus, otak dan lainnya.
EPIDEMIOLOGI
• TB paru adalah pemeriksaan BTA sputum, foto thorax dan bila memungkinkan
pemeriksaan CD4.
• Diagnosis presumtif ditegakkan berdasarkan ditemukannya basil tahan asam (BTA) pada
spesimen dengan gejala sesuai TB atau perbaikan gejala setelah terapi OAT. Diagnosis
definitif TB pada penderita HIV/AIDS adalah dengan ditemukannya MTB pada
pembiakan spesimen.
GAMBARAN KLINIS HIV + TBC
GEJALA HIV
GEJALA TBC
Infodatin, 2016
MANIFESTASI KLINIK
BATUK (37%)
MENINGITIS (12%)
HEMATOCHEZIA (3,5%)
5. INTEGRASI
Dna Virus Bergabung
8. BUDDING
Dengan Dna Sel Oleh
Virus immatur
Enzim Itegrase
mendorong
keluar,
mengambil sel
membran
6.TRANSKRIPSI
Pembentukan
protein rantai
panjang
7. ASSEMBLY
Pembentukan rantai protein virus
PATOFISIOLOGI TBC
Patofisiologi TB
MHC II akan
mempresentasikan antigen ke
CD4 dan dipresentasikan sel T
CD4 , sedangkan MHC I akan
mempresentasikan antigen pada
CD8,
M.Tuberculosis akan
dikenali oleh reseptor
pengenal (PRR) yang ada
dipermukaan sel dendritik
kemudian bakteri akan
diikaat oleh sel dendritik dan
disajikan ke MHC immunodeficiency
Makrofag memfagosit
bakteri membentuk
sebuah masa jaringan
baru yang disebut
granuloma
Bakteri M.tuberculosis
terhirup melalui udara
Apabila terjadi
keparu paru, menempel penurunan sistem imun
pada bronkus atau alveolus Sel T CD4 akan
atau adanya infeksi
untuk memperbanyak diri mepresentasikan antigen ke
kedua oleh bakteri,
sel Th1, Sel Th1 akan bakteri yang latent
memproduksi IFNɣ dan dapat aktif kembali
mengaktifkan makrofag
HUBUNGAN HIV DAN TBC
HIV
Menyebabkan
Menyebabkan
Infeksi oportunistik
Isoniazid Ethionamide
Rifamficin
Etambutol
Pirazinamid
MEKANISME KERJA OBAT ANTI TBC
ISONIAZID
Menghambat biosintesis asam mikolat yang mempunyai konstituen penting dalam dinding sel
mikrobakteri.
ETAMBUTOL
Bekerja menghambat arabinosil transferase mikobakteri yang disandi oleh operon embCAB.
Arabinosil berperan sebagai dalam reaksi polimerasi arabinoglikan, suatu komponen esensial
dari dinding sel mikobakteri.
PIRAZINAMID
Perubahan menjadi asam oleh pirazinamidase mikobakteri, yang disandi oleh pncA. Asam
pirazinoat mengganggu metabolisme membrane sel mikobakteri dan fungsi transpornya.
RIFAMPISIN
Bekerja dengan mengikat subunit β RNA polymerase dependen DNA sehingga menghambat
pertumbuhan RNA.
MEKANISME KERJA OBAT HIV
Enfuvirtide Nevirapin
Delaviridin
Efavirenz
Sakuinavir
Ritonavir
Indinavir
Lopinavir
Atazanavir
raltegravir
dolutegravir
elvitegravir
available
bictegravir
MEKANISME KERJA OBAT HIV
Attachment inhibitor
Berikatan dengan reseptor CD4 untuk memblokir GP120 protein berikatan dengan koreseptor
CCR5 dan CXCR4
Fusion inhibitor
Menghambat penggabungan envelop HIV GP 120 protein dengan sel CD4
Non nucleoside reverse transcriptase inhibitor
Menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase inhibitor dengan cara berikatan di tempat
enzim aktif dan menginduksi perubahan konformasi pada tempat itu
Integrase Inhibitor
Menghambat aktivitas enzim integrase sehingga menghambat integrasi DNA virus ke dalam
DNA sel CD4.
Protease Inhibitor
Berikatan dengan situs aktif Hiv protease sehingga menghambat pengelepasan polipeptida
precursor virus dan mengakibatkan terhambatnya maturasi sel virus
PENATALAKSANAAN HIV + TBC
Prinsip pengobatan pasien HIV-TB adalah mendahulukan
pengobatan TB. Pengobatan antiretroviral (ARV) dimulai sesegera
mungkin setelah dapat ditoleransi dalam 2 - 8 minggu pengobatan
fase awal. Pengobatan ARV sebaiknya hanya diberikan oleh dokter
yang telah dilatih khusus HIV karena obat ARV bisa berinteraksi
dengan OAT dan juga dapat meningkatkan risiko efek samping.
PANDUAN PENGOBATAN TUBERCULOSIS
Kategori 1 Kategori 2
(2HRZE/4H3R3) (2HRZES/HRZE/5H3R3B3)
KATEGORI PASIEN :
KATEGORI PASIEN:
Pasien kambuh
·Pasien baru TB paru BTA positif
Pasien gagal
Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
Pasien dengan pengobatan setelah putus
Pasien TB ekstra paru
berobat (default)
LINI PERTAMA UNTUK TERAPI AWAL HIV
CD4 >350/mm3 Mulai terapi TB (ObatTB sampai Tunda ARV. Monitor CD4. evaluasi kembali pada saat minggu ke 8 terapi TB dan setelah
selesai) terapi TB selesai
CD4 tidak mungkin Mulai terapi TB Pertimbangkan terapi ARV mulai 2-8 minggu setelah terapi TB dimulai.
diperiksa
TERAPI NON FARMAKOLOGI
• Mengatur pola makan yang baik
TB merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Pola makan yang baik dapat menunjang nutrisi
pasien sehingga dapat meningkatkan imunitas pasien, imunitas tubuh yang baik dapat menunjang perlawanan tubuh
terhadap bakteri.
• Mengatur pola hidup yang baik
Pola hidup yang baik dapat menunjang terccapainya proses pengobatan yang baik, pola hidup yang baik ini meliputi
olahraga yang teratur, tidak mengonsumsi alkohol dan tidak merokok.
• Memastikan sirkulasi udara dan cahaya yang baik bagi tempat tinggal pasien
Penularan TB terjadi melalui udara, oleh karena itu lingkungan atau tempat tinggal pasien haruslah memiliki
sirkulasi udara dan cahaya yang baik, agar dapat mengurangi penyebaran penyakit.
• Penggunaan masker baik pasien maupun orang-orang yang berada di sekitar pasien
Penggunaan masker dapat mengurangi penularan secara efektif, karena bakteri ditularkan melalui udara dari droplet
nuclei pasien yang dikeluarkan ketika pasien batuk, bersin ataupun saat berbicara.
• Dukungan psikologis dari orang-orang terdekat pasien
Adanya dukungan yang baik akan mendorong pasien untuk bersikap positif dan optimis akan proses
penyembuhannya yang relatif sangat lama.
KASUS
KASUS S O A P
Tn “J” datang ke RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang pada tanggal 04 Oktober 2014 pukul
18:45 WIB dengan keluhan pasien mengatakan demam ± 2 bulan SMRS, demam naik
turun. Pasien juga mengatakan batuk berdahak ± 1 tahun SMRS kadang ada sesak.
K SUBJECT O A P
Nama Tn. J
Jenis Kelamin Pria
Umur 44 tahun
Berat 35 kg
Agama Kristen
Keluhan Demam ± 2 bulan SMRS, demam naik turun. Pasien juga mengatakan batuk berdahak ± 1
tahun SMRS, kadang sesak, sulit tidur, tidak nafsu makan, dan sering mual muntah.
Alamat Jl. Dsn. Suka Damai RT 04/004. Pasigi. Mempawah Hulu
Riwayat Penyakit Tuberkulosis (TB) paru hanya 2 bulan pengobatan
Riwayat sosial Pasien mengatakan pernah berganti-ganti pasangan ketika
berhubungan intim dan pasien memiliki riwayat mentato badannya
Riwayat penyakit Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
keluarga menular dan penyakit kronis lainnya.
K S Object A P
Hasil laboratorium:
Pemeriksaan Laboratorium
Golongan darah : B
HbsAg : Non-reaktif
HIV : R/Reaktif
BTA : +
K S O Assesment P
Pemeriksaan Hiv
(+)
K S O A Plan
Untuk terapi nya, pertama pasien
diberi terapi OAT tanpa obat ART
HIV/AIDS (anti retro virus terlebih dahulu) untuk
+ TB mengubah infeksi aktif menjadi tidak
aktif dan tidak menular lagi.
Pengobatan intensif dilakukan selama
2 bulan intensif.
K S O A Plan
• 2HRZE/4(HR)
• INH : 300 mg
• Rifampisin: 450 mg
• Pirazinamid: 500 mg
• Etambutol: 500 mg
• Vitamin B6 25 mg 1 x 1.
• S1DD1
Terapi ARV
Dukungan
Pencegahan
psikologis dari orang
penggunaan NAPZA
terdekat
Mengatur pola
Pemberian edukasi mengenai
makan yang baik
patofisiologi dan penyebaran
infeksi HIV