Penyerahan Barang Dan Jasa
Penyerahan Barang Dan Jasa
Secara garis besar, semua barang yang diserahkan di dalam daerah pabean adalah
objek PPN, kecuali ditentukan lain dalam UU (bukan Barang Kena Pajak/BKP).
Berdasarkan Pasal 1A UU PPN, yang termasuk dalam pengertian BKP adalah:
Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian
Pengalihan BKP karena satu perjanjian sewa beli dan atau perjanjian sewa
guna usaha (leasing)
Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang
Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas BKP
BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan
Penyerahan Barang Kena Pajak
Penyerahan BKP oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam rangka perjanjian
pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah yang
penyerahannya dianggap langsung dari PKP kepada pihak yang
membutuhkan BKP
Pengecualian Penyerahan BKP
Dalam Undang-Undang PPN juga mengatur apa saja yang tidak termasuk dalam
penyerahan BKP sebagaimana diatur dalam Pasal 1A ayat 2 UU PPN, yaitu:
Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-
undang Hukum Dagang;
Penyerahan BKP untuk jaminan utang-piutang;
Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP
antarcabang, dalam hal PKP tersebut telah memperoleh izin pemusatan tempat
pajak terutang;
Pengalihan BKP dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan
yang menerima pengalihan adalah PKP; dan
BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang
masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas
perolehannya tidak dapat dikreditkan.
Penyerahan Jasa Kena Pajak
Berikut ini akan diuraikan mengenai pengenaan PPN atas beberapa jasa:
Jasa Kustodian
Nota retur pajak memiliki landasan hukum berupa Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 65/PMK.03/2010. PMK ini mengatur mengenai tata cara pengurangan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang
dikembalikan atau dibatalkan. Dalam SE-131/PJ/2010 dimana nota retur atas
pengembalian BKP yang faktur pajaknya tidak mencantumkan identitas pembeli,
tidak dapat dipergunakan sebagai pengurang pajak keluaran bagi PKP pembeli.
Nota retur juga mengurangi pajak masukan dari PKP pembeli jika pajak masukan
atas BKP yang dikembalikan telah dikreditkan
Unsur-Unsur Nota Retur Pajak
Berdasarkan PMK Nomor 65/PMK.03/2010, nota retur pajak paling tidak harus
memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Nomor urut nota retur.
2. Nomor, kode seri dan tanggal faktur pajak dari BKP yang dikembalikan.
3. Nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PKP pembeli.
4. Nama, alamat dan NPWP PKP penjual.
5. Jenis barang, jumlah harga jual BKP yang dikembalikan.
6. PPN atas BKP yang dikembalikan atau PPN dan PPnBM atas BKP yang tergolong
mewah yang dikembalikan.
7. Tanggal pembuatan nota retur.
8. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota retur.
Nota Retur Pada Aplikasi e-Faktur