Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

KELAINAN JANTUNG BAWAAN


SISTEM SIRKULASI PADA EMBRIO :
Mempunyai karakteristik sebagai berikut:
 Terdapat pirau (shunt) baik intrakardial (foramen ovale)
maupun ekstrakardial (duktus arteriosus botali, duktus
venosus arantii)
 Ventrikel kanan memompa darah ke daerah dengan tahanan
yang lebih tinggi daripada ventrikel kiri karena paru yang
belum berkembang. Oleh karena itu darah dari ventrikel
kanan sebagian besar tidak menuju ke paru tetapi menuju
aorta melewati duktus arteriosus botali. Jadi paru tidak
memberikan oksigen kepada darah bahkan mengambil
oksigen.
 Plasenta merupakan tempat utama pertukaran gas, makanan
dan ekskresi. Selain itu plasenta juga menjamin terjadinya
sirkulasi bertahan rendah.
 Darah yang kaya oksigen mengalir dari plasenta melalui
vena umbilikalis. Kira-kira 50% dari darah tersebut akan
masuk ke parenkhim hati kemudian melalui vena hepatika
ke vena kava inferior. 50% lainnya tidak melewati hati
melainkan melewati duktus venosus ke vena kava inferior.
 2/3 jumlah darah dari vena kava inferior melewati atrium
kanan dan foramen ovale menuju ke atrium kiri untuk
selanjutnya diteruskan ke ventrikel kiri dan aorta.
 1/3 darah vena kava inferior akan masuk ke ventrikel
kanan dan arteri pulmonalis. Sebagian besar dari darah ini
melewati duktus arteriosus dan diteruskan ke oarta
sedangkan sebagian kecil akan menuju ke paru. Darah
dari sinus koronarius masuk ke ventrikel kanan dan
diteruskan juga ke arteri pulmonalis.
PERUBAHAN SIRKULASI PASCA LAHIR
Segera setelah lahir akan terjadi perubahan sebagai
berikut :
 Tahanan sirkulasi paru akan menurun karena paru
berkembang dan aliran ke paru akan meningkat
 Tahanan sirkulasi sistemik meningkat, sehingga pirau
(SHUNT) baik intrakardial maupun ekstrakardial akan
berubah dari kanan ke kiri menjadi kiri ke kanan,
Kelainan jantung bawaan dapat menyebabkan :
 Peningkatan kerja jantung dengan gejala : kardiomegali,
hipertrofi, takikardia
 Curah jantung rendah, dengan gejala : G3 pertumbuhan
intoleransi aktifitas
 Hipertensi pulmonal, dengan gejala : dispnea, takipnea
 Penurunan saturasi O2 arteri dengan gejala : polisitemia,
asidosis, sianosis
Jenis-jenis Kelainan jantung bawaan :
1. KJB Asianotik ex :
- Duktus arteriosus yang paten
- Defek septum atrium
- Defek septum ventrikel
Pada jenis ini terdapat pinau kiri ke kanan / obstruksi di
daerah sirkulasi sistemik
2. KJB Sianotik ex :
- Tetralogi of fallot (TF)
- Trunkus arteriosus
- Atresia katub trikuspidalis
Terdapat pirau kanan ke kiri sehingga darah yang miskin
O2 bercampur dengan darah
VSD (Defek Septum Ventrikel)
 Defek : hubungan antara ventrikel kanan dan kiri,
ukurannya bervariasi, dapat disertai dengan kelainan yang
lain
 G3 hemodinomik : tekanan ventrikel kiri yang T
menyebabkan darah mengalir ke ventrikel kanan & arteri
pulmonalis sehingga menyebabkan peningkatan tahanan
vaskuler paru.
 Manifestasi : Bising pansistolik yang keras di bagian
pinggir kiri bawah sternum, menjalar ke prekordium
 Komplikasi : gagal jantung, endokarditis, insufisiensi aorta
stenosis pulmonal & peny. PD paru yang progresif.
 Pengobatan : pembedahan berupa banding, penutupan
defek akibat dari pengembangan paru maka kadar oksigen
dalam sirkulasi sistemik juga meningkat.
 3. Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di
atas maka akan terjadi penutupan dari
foramen ovale, duktus arteriosus dan
duktus venosus, penutupan foramen
ovale terjadi pada jam-jam pertama
kehidupan ekstra uteri meskipun belum
sempurna. Demikian juga halnya dengan
duktus arteriosus. Pirau kanan dan kiri
akan berlangsung lebih lama pada 50%
bayi-bayi yang banyak menangis,
Perubahan Hemodinamik

 Keadaan normal : darah mengalir dari daerah yang


bertekanan   
 Daerah yang bertekanan tinggi : jantung kiri
 Daerah yang berteknana rendah : jantung kanan
 Pirau (shunt) : aliran dari daerah   
aliran dari O2   
 Kelainan jantung bawaan dapat menyebabkan :
1. Peningkatan kerja jantung dengan gejala :
- Kardiomegali
- Hipertrofi
- Takhikardia
2. Curah
ASD (Defek Septum Atrium)
 Defek : hubungan antara atrium kanan dan kiri
 G3 hemodinamik : tekanan atrium kiri yang
meningkat menyebabkan darah mengalir ke
atrium kanan
 Manifestasi : bisin ejeksi sistolik di daerah sela iga
2/3 pinggir sternum kiri, dispnea dan lekas lelah
 Komplikasi : Gagal jantung, peny. PD paru,
endokarditis & aritmia
 Pengobatan : pembedahan penutupan defek
Stenosis Pulmonal (PS)
 Defek : penyempitan muara arteri pulmonalis
 G3 hemodinamik : hipertrofi ventrikel kanan dan
aliran darah ke paru yang ber <
 Manifestasi : bising ejeksi sistolik di daerah ICS II
pinggir sternum, kadang-kadang terdapat “thrill”,
sianosis, kardiomegali & gagal jantung.
 Komplikasi : curah jantung  dan tahanan vena
sistemik 
 Pengobatan : angioplasti, pembedahan jantung
terbuka
Duktus Arteriosus Paten (PDA)
 Defek : duktus arteriosus tidak menutup setelah
lahir
 G3 hemodinamik : darah dari aorta mengalir ke
arteri pulmonalis, kerja jantung keri meningkat dan
tahanan vaskuler paru meningkat.
 Manifestasi : bising kasar di daerah pingir sternum
kiri atas, tekanan nadi melebar, takikardi dan kardi
omegali
 Komplikasi : gagal jantung & endokarditis
 Pengobatan : Indometasin & pembedahan
Tetralogi Fallot (TF)
 Defek : Defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, “overiding
aorta” dan hipertrofi ventrikel kanan
 G3 hemodinamik : penyempitan pulmonal menyebabkan
peningkatan tek. V. kanan sehingga darah mengalir dari ventrikel
kanan sehingga dari mengalir dari V. kanan  v. kiri kerja jantung
kanan meningkat menyebabkan hipertrofi V. kanan. Aorta
menerima darah dari V. kad. Kiri.
 Manifestasi : episode sianosis & hipoksia yang akut  “blue spell”
akan  jika kebutuhan O2  misal : menangis / sesudah makan
bayi mengambil posisi “knee chest”. Pertumbuhan anak tg3 ,
clubbing, kadang-kadang pingsan, perkembangan mentah lambat,
“spell”, bising pansistolik pinggir sternum kiri di tengah / dibawah.
Gambaran foto bentuk jantung seperti sepatu.
 Komplikasi : polisitemia, tromboflebitis, emboli, peny. Serebro
vaskuler dan abses otak
 Pengobatan : pembedahan pakaktif (Shunting) atua korektif.
Stenosis Aorta (AS)
 Defek : Penyempitan katub aorta
 G3 hemodinamik : penyempitan menyebabkan curah
jantung rendah, hipertrofi ventrikel kiri dan bendungan
paru
 Manifestasi : bising ejeksi sistolik daerah aorta, curah
jantung , nadi lemah, intoleransi aktivitas, angina /
pusing kepala jika lama berdiri.
 Komplikasi : insufisiensi koroner dan gagal jantung
 Pengobatan : pembedahan komisirotomi
Asuhan Keperawatan
Anamnese :
 Riwayat perkawinan
Untuk mengkaji anak diinginkan at tidak, jika tidak maka semasa
hamil  minum obat-obatan, jamu / berusaha dibuburkan.
 Riwayat kehamilan
Apakah ibu menderita peny. Yang mempengaruhi janin mis : DM<
hipertensi, peny. Virus rubela pada trimester 1
 Riwayat peny. KIB
 Riwayat perokok (ayah / ibu sewaktu hamil )
 Riwayat penyakit shipilis
 Sebelum hamil apa mengikuti KB / bentuk KB
 Obat-obatan selama hamil
 Untuk anak sendiri apa pernah menderita dema mreumatik
 Apa ada kesulitan makan / minum
 Obat-obatan yang pernah dimakan anak
Gejala yang timbul pada kelainan jantung
bawaan :
 Sakit dada : karena (-) O2 pada miocard
 Sesak nafas (disnea) : akibat penurunan fungsi jantung sehingga jumlah darah
yagn dipompakan ke sel tubuh <<
 Palpitasi
 Pusing dan sinkopesi (pingsan)
 Batuk-batuk karena oedem paru
 Kelelahan
 Edema
 Sianosis
 Squatting : anak bermain  sesak  berjongkok merupakan kompensasi tidak
sengaja oleh anak

Ternyata dengan berjongkok

- Me (-) i pirau kanan ke kiri
- Meningkatkan aliran darah ke paru
 Kesulitan dalam pemberian makan / menetekkan
menetek  berhenti nafas  tekanan intra torakal 

Sesak nafas / malas menetek

Anda mungkin juga menyukai