Anda di halaman 1dari 14

GAGAL GINJAL KRONIK

BY KELOMPOK VII
KONSEP KEPERAWATAN
Definisi
Gagal Ginjal Kronik (GGK)
Adalah : Penurunan semua faal secara bertahap,
penimbunan sisa metabolisme protein dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit (Endah Iskandar).
Gagal Ginjal Kronik (GGK)
Adalah : Penurunan faal ginjal yang menahun yang
umumnya tidak reversible dan cukup lanjut (Soperman,
1998 : 348)
Ethiologi
Infeksi.
Peradangan.
Penyakit Vaseular Hipertensi.
Gangguan Jaringan Penyambung.
Gangguan Congenital dan Herediter.
Nefropati Toksik.
Nefropati Ogstruktif.
 Patofisiologi
Menurut Price S Anderson (2000), Elizabeth Crowin
(2000) dan Guyton (l997) patofisiologi gagal ginjal
kronik yang disebabkan oleh hipertensi adalah sebagai
berikut : Hipertensi menyebabkan penurunan perfusi
renal yang mengakibatkan terjadinya kerusakan
parenkim ginjal. Hal ini menyebabkan peningkatan
renin dan meningkatkan angiotensin II, selanjutnya
angiotensin II dapat menyebabkan dua hal yaitu :
peningkatan aldosteron dan vasokonstriksi arteriol.
Pada kondisi peningkatan aldosteron, akan
meningkatkan reabsorpsi natrium, natrium akan
meningkat di cairan ekstraseluler sehingga
menyebabkan retensi air dan peningkatan volume
cairan ekstraseluler.
Penatalaksanan
Pengobatan
Konservatif
– Memperbaiki keseimbangan elektrolit.
– Memperbaiki keseimbangan asam basa.
– Memperbaiki anemia.
– Memperbaiki hipertensi.
Dealisa
Transportasi ginjal.
 Komplikasi
Infeksi
Hipertensi
Ringan :
Pemeriksaan Penunjang Pada Klien Gagal Ginjal Kronik.
- Urine
- Darah
- Protein
- Ultrasono ginjal
- Biopsi ginjal
- Endoskopi ginjal / nefroskopi
- EKG
KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Fokus pengkajian Menurut Doengoes (2000), fokus pengkajian pada pasien
gagal ginjal kronik antara lain :
Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelelahan ekstremitas, kelemahan, malaise, gangguan tidur.
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat, nyeri dada.
Tanda : Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki,
nadi lemah halus, pucat, kuning, kecenderungan perdarahan
Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguri, anuri, diare, konstipasi.
Tanda : Perubahan warna urine (kuning pekat, merah, coklat) digouria
menjadi anuri.
Integritas ego
Gejala : Faktor stress, perasaan tidak berdaya, tak ada kekuatan.
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung.
Makanan / cairan
Gejala : Peningkatan berat badan dengan cepat, penurunan berat badan (mal nutrisi), anoreksia,
mual muntah, nyeri ulu hati.
Tanda : Asites, perubahan turgor kulit.
Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kejang, kesemutan dan kelemahan.
Tanda : Ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilanan memori, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, nyeri dada.
Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah.
Pernafasan
Gejala : Napas pendek, batuk dengan atau tanpa sputum
Tanda : Dispnea, peningkatan frekuensi, batuk
Keamanan
Gejala : Kulit gatal
Tanda : Pruritus, demam, fraktur tulang.
Seksualitas
Gejala : Penurunan libido aminorea, infertilitas.
Interaksi social
Gejala : Kesulitan menentukan kondisi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penekanan diafragma,
edema pulmo ditandai dengan dipsnea
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran
urine, diet berlebihan dan retensi cairan serta natrium.
3. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan membran
mukosa mulut.
4. Gangguan integritas kulit, berhubungan dengan gangguan status
metabolic, akumulasi toksik dalam tubuh ↓, menurunya aktifitas
kelenjar keringat, (kalsium, fosfat), oedema dan nuoropati, ditandai
dengan : gatal, luka, kulit kering, eksariasi, oedema
5. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
suplai oksigen ditandai dengan produksi Hb turun,
6. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
ketidak seimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja
miokardial dan tahanan vaskular sistemik, gangguan frekuensi, irama,
konduksi jantung, ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia), akumulasi
toksin (urea) klasifikasi jaringan lunak.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
penekanan diafragma, edema pulmo ditandai dengan
dipsnea
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x24 jam diharapkan kebutuhan oksigen terpenuhi
Kriteria Hasil :
 Pasien tidak mengeluh sesak nafas
 Sesak nafas berkuran / hilang
 Tidak cyanosis
 Suara nafas vesikuler
 Klien tampak tenang
 R 16 – 20 x/mnt
NO Intervensi Rasional
1 Beri posisi tidur semi fouler Beri posisi tidur semi fouler
2 Ciptakan suasana tenang Memberikan kenyamanan dalam
bernafas
3 Anjurkan klien untuk nafas efektif Membantu mengurangi sesak
4 Observasi perubahan warna kulit, kuku, Adanya perubahan warna kuku, kulit
jari, catat adanya cyanosis menandakan menurunnya suplai
oksigen
5 Monitor respirasi dan nadi Respirasi rate yang normal
menandakan suplai oksigen yang
adekuat
6 Berikan oksigen Respirasi rate yang normal
menandakan suplai oksigen yang
adekuat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dx 1 : Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan penekanan diafragma, edema pulmo
ditandai dengan dipsnea
NO Implementasi Evaluasi
1 Mengatur posisi klien tidur semi DS : klien mengatakan sesaknya
fouler berkurang
2 Membatasi pengunjung agar tercipta
suasana tenang
3 Membatasi pengunjung agar DO :
tercipta suasana tenang Sesak nafas berkurang
TTV : TD 120/80mmHg, N
4 Membatasi pengunjung agar tercipta
70x/menit, RR 24x/menit
suasana tenang
Tidak ada sianosis
5 mengukur respirasi rate dan nadi

6 Memberikan terapi oksigen

Anda mungkin juga menyukai