Anda di halaman 1dari 13

Principles Safety Inspection

& Implementation

Oleh :
Ating Sudradjat
Persyaratan Permenaker
05/MEN/1996
4.1 Inspeksi dan Pengujian
Perusahaan harus menetapkan prosedur inspeksi, pengujian dan
pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran
keselamatan dan kesehatan kerja. Frekuensi inspeksi dan
pengujian harus sesuai dengan obyeknya. Prosedur inspeksi,
pengujian dan pemantauan secara umum meliputi :
 Personel yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian
yang cukup
 Catatan inspeksi, pengujian dan pemantauan yang sedang
berlangsung harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga
kerja dan kontraktor kerja terkait
 Peralatan dan metoda yang memadai harus digunakan untuk
menjamin telah terpenuhinya standar keselamatan dan kesehatan
kerja
 Tindakan perbaikan harus dilakukan segera pada saat ditemukannya
ketidaksesuaian terhadap persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja dari hasil inspeksi, pengujian dan pemantauan
 Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan
inti permasalahan dari suatu insiden
 Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang
Kegiatan Inspeksi
 Inspeksi Peralatan
Perusahaan perlu melakukan inventarisasi seluruh peralatan,
terutama yang mempunyai perangkat hukum dan melakukan
inspeksi sesuai persyaratan
 Inspeksi Kondisi Kerja
Kriteria kondisi kerja perlu ditetapkan dan didokumentasikan,
kriteria ini dibuat dalam daftar periksa. Organisasi perlu
melakukan inspeksi untuk melihat ketidaksesuaian dilapangan
berdasarkan daftar periksa
 Verifikasi Hasil Inspeksi
Verifikasi hasil inspeksi diperlukan guna evaluasi atas inspeksi
yang dilakukan, data yang diperoleh dapat ditindaklanjuti
 Rekaman Inspeksi
Harus disimpan sebagai bukti pelaksanaan inspeksi, rekaman
inspeksi merupakan data yang sangat berharga untuk
mengidentifikasi ketidaksesuaian
Inspeksi Kondisi Kerja
 Inspektor atau serikat pekerja harus
 mendengarkan keluhan keselamatan dan kesehatan
pekerja,
 melakukan inspeksi,
 meneliti laporan kecelakaan
 memanfaatkan catatan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
 berbicara dengan pekerja secara langsung sebagai upaya
terbaik.
 Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilakukan secara
berkala
 Tujuan inspeksi di tempat kerja ialah
 untuk secara dini menemukan bahaya kesehatan dan
keselamatan kerja dan segera mengatasinya sebelum
cedera dan penyakit akibat kerja terjadi.
 sebagai ajang pendidikan untuk semua pekerja
Langkah Pelaksanaan Inspeksi
Kondisi Kerja
 Pertemuan pembukaan
 Pertemuan ini dilakukan
 antara pengusaha, serikat pekerja dan inspektor (tim inspektor)
 sebelum dilakukan inspeksi keliling.
 Masing-masing pihak:
 meninjau kembali kebijakan dan program yang sudah
ditetapkan,
 meninjau data kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
 menyiapkan diri untuk melakukan inspeksi
 Masalah yang perlu ditinjau misalnya :
 semua kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja yang
tertulis.
 program pelatihan, mengenal / mengetahui komunikasi bahaya
(HAZARD COMUNICATION)
 program memasuki ruang tertutup
 program perlindungan pernafasan
 rencana tanggap darurat
 prosedur lalu lintas dan pengendalian
 Survai jalan keliling

 Inspeksi harus dilakukan pada jam


kerja normal, selama pekerja terlibat
dalam kegiatan sehari-hari.
 Idealnya inspeksi dilakukan sebulan
sekali.
 Inspeksi ulangan perlu dilakukan jika
ada metoda kerja baru, proses baru
dan ada alat atau bahan kimia yang
baru dipakai
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika melakukan inspeksi survai keliling:
 Gunakan indera (penglihatan, penciuman dan
pendengaran)sebaik-baiknya
 Buat peta tempat kerja, petakan masing-masing
bahaya yang ditemukan
 Buat catatan bahaya yang ditemukan dan siapa
saja yang terpajan.
 Buat foto, bisa dengan kamera polaroid, kamera 35
mm biasa, atau kamera digital.
 Tulislah laporan, tulis semua masalah keselamatan
dan kesehatan kerja baik yang positif maupun yang
negatif.
 Gunakan daftar periksa
Contoh : Beberapa pertanyaan
yang digunakan:
 Apakah pernah terjadi kecelakaan atau nyaris
celaka?
 Apakah pekerja terlatih mengoperasikan mesin?
 Apakah pintu api ditandai secara memadai?
 Apakah pekerja terlatih menangani bahan kimia
berbahaya?
 Apa ada MSDS?
 Apakah ruangan terasa dingin, panas atau
lembap?
 Apakah pekerja mengeluhkan pusing, nyeri kepala,
mata berair atau nyeri tenggorokan?
 Pertemuan Penutupan
 Pertemuan yang sama dengan
pertemuan pembukaan.
 Semua temuan akan dibicarakan
antara manajemen dan serikat
pekerja.
 Risalah rapat disebarkan ke semua
bagian agar ditindaklanjuti.
Mekanisme Inspeksi
1. Dilakukan oleh pengurus dan wakil tenaga kerja yang sudah
mendapatkan pelatihan identifikasi bahaya.
Sebaiknya dilakukan oleh anggota P2K3 yang sebelumnya
telah mendapatkan pelatihan identifikasi bahaya.
2. Meminta masukan dari pekerja yang tempatnya diperiksa
Jika ada keluhan dari pekerja, baik yang diajukan langsung
oleh pekerja maupun yang diajukan melalui serikat pekerja
harus ditanggapi.
Harus ada sistem untuk menerima keluhan secara tertulis
yang dimasukkan ke dalam satu kotak saran
3. Gunakan daftar periksa yang telah disusun sebelumnya
Ada beberapa jenis daftar periksa yang dibuat secara umum.
Namun dapat dibuat sendiri sesuai kebutuhan
4. Laporan inspeksi diberikan kepada pengurus dan P2K3
sesuai dengan kebutuhan. P2K3 adalah tangan kanan
general manager perusahaan dalam bidang K3. Karena itu
sepatutnya jika P2K3 menerima laporan inspeksi itu
lanjutan
5. Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektivitas
inspeksi. Sesudah P2K3 membicarakan masalah usul perbaikan,
usul itu dilaksanakan oleh general manager.
Misalnya pekerjaan yang dilakukan di tempat yang terlalu gelap.
Setelah tempat itu dibuat menjadi terang, apakah kecelakaan
lalu menjadi jarang atau produktivitas menjadi menjadi
meningkat ?

Laporan inspeksi meliputi :


- masalah ketenagakerjaan
- jenis kelamin
- kesehatannya secara umum
- lingkungan kerja (fisika, kimia, biologik, ergonomik,psikososial)
- kecelakaan yang pernah terjadi
- kesimpulan
- saran yang diperlukan
Bukti Pelaksanaan
 Prosedur pemantauan dan pengukuran
 Jadwal dan daftar periksa inspeksi
 Daftar peralatan
 Standar kondisi kerja
 Daftar alat ukur
 Prosedur kalibrasi
 Jadwal bukti kalibrasi
 Hasil dan kegiatan pemeliharaan
 Laporan ketidaksesuaian
 Bukti pelaksanaan
Contoh : Daftar Periksa
Fire Alarm
No. TIPE Periode Pemeriksaan/Inspeksi Referensi Ket.

1 Fire Mingguan - Simulasi / bunyikan alarm Menaker No.


Alarm - Periksa lonceng 02/Men/83
- Periksa tegangan pasal 58
- Periksa baterai
- Periksa sistem alarm

Bulanan - Simulasi Kebakaran Menaker No. Semua test


02/Men/83 mingguan
- Pemeriksaan lampu pasal 59 &
indikator dilaksanakan
NFPA 3, 72E
- Pemeriksaan fasilitas Standard on
penyediaan sumber tenaga Automatic Dilaksanakan
darurat Fire oleh orang yg
- Test gangguan sistem Detector berkualifikasi
- Kondisi kebersihan panel

Anda mungkin juga menyukai