Anda di halaman 1dari 28

TANGGUL

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
TEKNIK SUNGAI
Kelompok 2

1 ERIA ZUNDI R. 1515011055

2 DIDIT KUSWADI 1515011103

3 TITIK AYUNINGSIH 1615011001

4 KIKI HASANAH F.S. 1655011036

5 ADE PERMATA H. C. 1655011083

6 ALZA YULIA UTARI 1655011003


Pengertian
 Tanggul adalah semacam tembok miring
baik buatan maupun alami, dipergunakan
untuk mengatur muka air. Biasanya terbuat
dari tanah dan seringkali dibangun sejajar
badan sungai atau pantai.
 Tangguljuga dapat ditemukan  Tanggul bisa jadi hasilpekerjaan tanah
di sepanjang pantai, dimana gundukan yang permanen atau hanya konstruksi
pasir pantainya tidakcukup kuat menahan darurat, biasanya terbuat dari kantongpasir
ombak. Tanggul juga dapat di bangun di sehingga dapat dibangun secara cepat saat
banjir. Mediterania. Peradaban
sepanjang pinggir danau ataupantai Mesopotamiadan China Kuno juga
dengan tujuan membentuk batas membangun sistem tanggul.
perlindungan terhadap suatu area yang
tergenangbahkan pada saat tertentu
dapat menjadi suatu perlindungan militer.
Jenis Tanggul
Berdasarkan fungsi (tujuan penggunaan), jenis tanggul dibedakan sebagai
berikut :

a. Tanggul Primer
adalah bangunan tanggul yang dibangun sepanjang kiri-kanan sungai
guna menangkis debis banjir rencana.
b. Tanggul sekunder
adalah bangunan tanggul yang dibangun dibelakang tanggul primer
berfungsi sebagai pengaman dan pertahanan kedua apabila tanggul
primer jebol atau rusak. Tergantung terhadap daerah yang bharus
dilindungi (obyek vital) mungkin pembangunan tanggul tersier
diperlukan.

Tanggul direncanakan harus dapat dipertanggung


jawabkan secara teknis terhadap :
1) Fungsi
2) Keamanan dan stabilitas
3) ekonomis
Tanggul yang lengkap adalah tanggul dengan ketinggian dan bentuk tampang yang
dibutuhkan untuk melindungi terhadap tinggi banjir rencana dan dilengkapi
dengan konstruksi perkuatan lereng (revetment) dan perlindungan kaki tanggul,
yang dibangun sesuai kebutuhan.

Perbedaan antara elevasi puncak tanggul dan elevasi muka air banjir rencana
disebut tinggi jagaan (free board).
Tinggi Jagaan (Freeboard)

• Tinggi jagaan dari tanggul tidak boleh kurang dari nilai yang diberikan
dalam tabel.

• Bila tinggi tanah di daratan pada tempat dimana tanggul akan dibuat lebih
tinggi dari tinggi banjir rencana dan bila kondisi topografi tidak terdapat
kesulitan untuk pengendalian banjir yang terjadi, tinggi jagaan dapat 0,6 m
atau lebih meskipun debit banjir rencana sampai 200 m3/detik atau lebih.
Lebar Puncak Tanggul

Lebar puncak tanggul disesuaikan dengan debit banjir rencana,


dan tidak boleh kurang dari nilai yang diberikan pada tabel.

Debit Banjir Rencana Lebar Puncak Tanggul


(m3/detik) (m)

Kurang dari 500 3

500 - 2.000 4

2.000 - 5.000 5

5.000 - 10.000 6

> 10.000 7
Jalan Inspeksi
• Tanggul hendaknya dilengkapi dengan jalan inspeksi dengan struktur
seperti tersebut di bawah, untuk mengontrol sungai, aktivitas
penanggulangan banjir pada saat banjir :

1. Bila terdapat jalan pengganti, jalan inspeksi tidak perlu dibuat.


2. Bila tanggul dari beton atau sheet pile baja atau dari material sejenisnya,
tersedia seluruhnya atau sebagian, atau bila perbedaan tinggi antara tanggul
dan permukaan tanah daratan kurang dari 0,6 m :
1. Lebar minimal 3 m
2. Tinggi bersih 4,5 m atau lebih
Teras Tanggul
• Teras tanggul harus disediakan di tengah tanggul, bila tidak mungkin dihindari karena
keadaan topografi dan alasan khusus lainnya.
• Teras tanggul disediakan tiap 3 m - 5 m dari puncak pada sisi yang berhubungan
dengan air bila tinggi tanggul 6 m atau lebih, dan setiap 2 m - 3 m dari puncak di sisi
daratan bila tinggi tanggul 4 m atau lebih.
• Lebar minimal 3 m.

Gradien/Kemiringan Tanggul
• Gradien kemiringan tanggul harus merupakan gradien yang landai sebesar 20 % atau
kurang. Hal ini tidak selalu diperlukan bila permukaan ditutup dengan beton ataupun
material sejenis.
Perkuatan Tanggul (Revetment)
Secara umum untuk perencanaan revetment, meliputi : letak bangunan, perluasannya,
cara pembangunan, dan lain-lain harus ditentukan dengan mempertimbangkan
terhadap regim sungai, bentuk potongan memanjang dan melintang, gradien
kemiringan tanggul, jenis tanah, dan lain-lain.

Pencegahan Kebocoran/Rembesan
Tanggul harus mempunyai struktur untuk dapat mencegat rembesan air yang terjadi,
tanpa menimbulkan gejala “quicksand" dan "piping" yang disebabkan oleh rembesan air,
antara lain karena material tubuh tanggul, material pondasi dari sub soil, elevasi muka air,
durasi (lamanya) terjadi banjir/aliran dengan muka air tinggi.

Apabila garis rembesan keluar dari tubuh tanggul tanah, akan terjadi rembesan (aliran air)
keluar sehingga terjadi erosi buluh (piping) yang akan menyebabkan kelongsoran dan
keruntuhan tubuh tanggul.
Beberapa metode yang umum digunakan untuk pencegahan kebocoran tanggul
tanah, antara lain :

• Metode dinding sekat (cut off wall)


• Metode pelebaran tanggul
• Metode alas kedap air (blanket)
Syarat-syarat stabilitas struktur tanggul harus diperhitungkan/dianalisa
terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Badan tanggul harus aman terhadap kemungkinan meluapnya aliran melalui mercu (over topping)
pada debit banjir rencana.

b. Berdasarkan butir (a) maka mercu tanggul harus mempunyai jagaan (freeboard) yang cukup aman
terhadap muka air sungai pada debit banjir rencana.

c. Tinggi jagaan pada butir (b) harus memenuhi standar kriteria yang berlaku misalnya Standar
Nasional Indonesia (SNI).

d. Ketinggian puncak tanggul pada profil memanjang harus disesuaikan dengan muka air banjir
rencana sepanjang sungai yang diperlukan.

e. Lereng dan kaki tanggul harus stabil terhadap aliran banjir dan erosi serta gerusan (scouring). Oleh
karena itu, harus diberi pelindung. Lapisan pelindung harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku tapi juga diperhitungkan terhadap nilai ekonomisnya.
f. Trase tanggul harus ditettapkan secara secermat mungkin dengan memperhatikan
situasi dan kondisi morfologi sungai, memperhatikan factor teknik dan non teknik
serta kondisi social ekonomi.

g. Jarak antara trase tanggul dengan tebing sungai harus diusahakan cukup memadai
supaya apabila terjadi erosi atau longsoran pada tebing sungai tidak mempengaruhi
stabilitas tanggul.

h. Tidak boleh terjadi adanya rembesan dan kebocoran (seepage and piping) pada
badan tanggul.

i. Tidak boleh terjadi adanya rembesan dan kebocoran pada pondasi tanggul.

j. Tidak boleh terjaddi adanya pergeseran pondasi akibat gempa bumi.


Standar perencanaan tanggul tanah.
Berikut disajikan standar jagaan tanggul tanah yang lazim dipakai di Indonesia, sepanjang mercu
tanggul tidak digunakan untuk lalu lintas jalan.

a. Tinggi standar jagaan (freeboard)

Apabila data-data mengenai koefisien run off (pengaliran) dan factor reduksi tidak diketahui, maka
untuk menentukan debit sungai normal dapat menggunakan rumus Chezy sebagai berikut :

Q = C.B.H3/2.I1/2

Dimana :

Q = Debit sungai normal


C = koefisien Chezy
B = lebar sungai normal
H = kedalaman air rata-rata
I = kemiringan permukaan air sungai

Dengan catatan bahwa kecepatan air padda debit normal sekitar 1,5 – 2 m/det
b. Kemiringan lereng tanggul (slope of levee).

Untuk menentukan kemiringan tanggul guna keperluan desain sangat erat kaitannya dengan
karakteristik mekanika tanah dari jenis tanah serta infiltrasi air melalui badan tanggul tersebut.
Oleh karena itu apabila proyek itu besar syarat mutlak jenis tanah untuk timbunan maupun
jenis tanah untuk calon pondasi tanggul harus diadakan penyelidikan laboratorium mekanika
tanah. Dari hasil laboratorium tersebut dapat diketahui kekuatan geser dan kohesi yang
bekerja diantara partikel-partikel tanah karena adanya gravitasi. Stabilitas lereng tanggul dapat
dihitung berdasarkan konsep bidang gelincir lingkaran yang rumusnya sebagai berikut :
Rumus umum :

SF = (E t I)/(W sin f)

Dimana :
E = kuat bentur (N.m)
SF = factor keamanan (safety factor)
W = tegangan oleh gaya berat irisan vertical persatuan lebar (t/m)
I = panjang busur lingkaran galiner (m)
f = sudut antara setiap garis tengah irisan
t = tegangan geser persatuan luas (t/m2)

Untuk mencari tegangan geser (t) dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

t = q tg f + C

Dimana :
q= tegangan kompresive vertical
f = sudut geser dalam
C = kohesi
PROSEDUR PERENCANAAN
3.1. Desain hidraulikUntuk perencanaan teknis tanggul
pada sungai,persamaan yang dipakai didasarkankan
tinjauanterhadap gaya-gaya yang bekerja, sifat-sifat
bahanyang dipergunakan, dan stabilitas tanggul.
3.1.1. Tinggi tanggul
Tinggi tanggul dihitung dengan persamaan
sebagaiberikut.
h = hd + hs + hu + hf
1. Tinggi endapan (hd).
Tinggi endapan pada kantong sedimen (sediment pocket) ditentukansesuai dengan
perencanaan pengendalian sedimen. Jika tanggulterletak di luar kantong sedimen, tinggi
endapan dapat diabaikan (hd =0).
2. Tinggi aliran lahar (hs)
Tinggi aliran lahar dapat dihitung dengan tahap-tahap sebagai berikut.
a. Menghitung besar debit rencana (Qp)
Qp = (1 + C*)Q0
dengan:
Qp adalah debit sediment rencana (m3/dt);
C* adalah konsentrasi butiran dalam volume material debrispada dasar sungai sebelum berger
ak (unconsolidated materialdeposit);
Q0 adalah debit banjir rencana (m3/dt).
b. Menghitung lebar rata-rata sungai (Br)
Br = kw.Qp^1/2
dengan:
Br adalah lebar rata-rata aliran (m);
kw adalah koefisien lebar sungai (Tabel B.4);Q
p adalah debit sediment rencana (m3/dt).
c. Menghitung tinggi aliran dengan (hs)
- Menentukan jenis aliran
Adapun tipe aliran sedimen berdasarkan kemiringan dasar sungai dapatdikelompokkan menjadi :
Aliran debris tan θ ≥ tan θd
Aliran hiperkonsentrasi tanθd > tan θ ≥ tan θh
Aliran individu/traktif tan θ < tan θh
dimana:
d. Menentukan kecepatan aliran lahar (U)
Untuk aliran debris digunakan rumus kecepatan berikut.
e. Menghitung debit aliran
dengan:

Q adalah debit aliran (m3/dt);


U adalah kecepatan aliran lahar (m/dt);
Br adalah lebar rata-rata aliran (m);
hs adalah tinggi aliran lahar (m).
Dalam perhitungan tinggi aliran terlebih dahulu diambil suatu nilai
hasebagai asumsi awal dan dengan metode trial and error
dilakukan perhitungan di atas hingga diperoleh nilai debit aliran
(Q) yang samadengan nilai debit rencana (Qp).
3) Tinggi loncat aliran (hu)
Tinggi loncatan aliran lahar dihitung dengan rumus :
3.1.2. Sudut datang (β)
Sudut datang adalah besarnya sudut yang dihitung dari as tanggulterhadap as aliran lahar menurut arah
jarum jam.
3.1.3. Tinggi jagaan (hf)
Tinggi jagaan ditentukan seperti pada Tabel B.1.
3.2. Abrasi dan bentur3.2.1. Koefisien abrasi (CA)
Koefisien abrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

dengan:
CA adalah koefisien abrasi (mm3/cm2);
V adalah volume beton yang mengalami abrasi (mm3);
Ab adalah luas bidang permukaan yang mengalami abrasi (cm2).
Besarnya koefisien abrasi disyaratkan sebagai berikut :
a) Untuk kuat bentur beton, E = 27,54 kg.m2/dt2 : CA = 0,43
b) Untuk kuat bentur beton, E = 32,44 kg.m2/dt2 : CA = 0,33
3.2.2. Kuat bentur (E)
Kekuatan beton terhadap benturan dihitung sebagai berikut.

dengan:
E adalah kuat bentur (kg.m2/dt2 atau N.m);
m adalah massa hammer (kg);
g adalah percepatan gravitasi (m/dt2);
hj adalah tinggi jatuh (m).
Video

PROSES PEMBUATAN TANGGUL


T H A N K S

Anda mungkin juga menyukai