TangguL 2
TangguL 2
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
TEKNIK SUNGAI
Kelompok 2
a. Tanggul Primer
adalah bangunan tanggul yang dibangun sepanjang kiri-kanan sungai
guna menangkis debis banjir rencana.
b. Tanggul sekunder
adalah bangunan tanggul yang dibangun dibelakang tanggul primer
berfungsi sebagai pengaman dan pertahanan kedua apabila tanggul
primer jebol atau rusak. Tergantung terhadap daerah yang bharus
dilindungi (obyek vital) mungkin pembangunan tanggul tersier
diperlukan.
Perbedaan antara elevasi puncak tanggul dan elevasi muka air banjir rencana
disebut tinggi jagaan (free board).
Tinggi Jagaan (Freeboard)
• Tinggi jagaan dari tanggul tidak boleh kurang dari nilai yang diberikan
dalam tabel.
• Bila tinggi tanah di daratan pada tempat dimana tanggul akan dibuat lebih
tinggi dari tinggi banjir rencana dan bila kondisi topografi tidak terdapat
kesulitan untuk pengendalian banjir yang terjadi, tinggi jagaan dapat 0,6 m
atau lebih meskipun debit banjir rencana sampai 200 m3/detik atau lebih.
Lebar Puncak Tanggul
500 - 2.000 4
2.000 - 5.000 5
5.000 - 10.000 6
> 10.000 7
Jalan Inspeksi
• Tanggul hendaknya dilengkapi dengan jalan inspeksi dengan struktur
seperti tersebut di bawah, untuk mengontrol sungai, aktivitas
penanggulangan banjir pada saat banjir :
Gradien/Kemiringan Tanggul
• Gradien kemiringan tanggul harus merupakan gradien yang landai sebesar 20 % atau
kurang. Hal ini tidak selalu diperlukan bila permukaan ditutup dengan beton ataupun
material sejenis.
Perkuatan Tanggul (Revetment)
Secara umum untuk perencanaan revetment, meliputi : letak bangunan, perluasannya,
cara pembangunan, dan lain-lain harus ditentukan dengan mempertimbangkan
terhadap regim sungai, bentuk potongan memanjang dan melintang, gradien
kemiringan tanggul, jenis tanah, dan lain-lain.
Pencegahan Kebocoran/Rembesan
Tanggul harus mempunyai struktur untuk dapat mencegat rembesan air yang terjadi,
tanpa menimbulkan gejala “quicksand" dan "piping" yang disebabkan oleh rembesan air,
antara lain karena material tubuh tanggul, material pondasi dari sub soil, elevasi muka air,
durasi (lamanya) terjadi banjir/aliran dengan muka air tinggi.
Apabila garis rembesan keluar dari tubuh tanggul tanah, akan terjadi rembesan (aliran air)
keluar sehingga terjadi erosi buluh (piping) yang akan menyebabkan kelongsoran dan
keruntuhan tubuh tanggul.
Beberapa metode yang umum digunakan untuk pencegahan kebocoran tanggul
tanah, antara lain :
b. Berdasarkan butir (a) maka mercu tanggul harus mempunyai jagaan (freeboard) yang cukup aman
terhadap muka air sungai pada debit banjir rencana.
c. Tinggi jagaan pada butir (b) harus memenuhi standar kriteria yang berlaku misalnya Standar
Nasional Indonesia (SNI).
d. Ketinggian puncak tanggul pada profil memanjang harus disesuaikan dengan muka air banjir
rencana sepanjang sungai yang diperlukan.
e. Lereng dan kaki tanggul harus stabil terhadap aliran banjir dan erosi serta gerusan (scouring). Oleh
karena itu, harus diberi pelindung. Lapisan pelindung harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku tapi juga diperhitungkan terhadap nilai ekonomisnya.
f. Trase tanggul harus ditettapkan secara secermat mungkin dengan memperhatikan
situasi dan kondisi morfologi sungai, memperhatikan factor teknik dan non teknik
serta kondisi social ekonomi.
g. Jarak antara trase tanggul dengan tebing sungai harus diusahakan cukup memadai
supaya apabila terjadi erosi atau longsoran pada tebing sungai tidak mempengaruhi
stabilitas tanggul.
h. Tidak boleh terjadi adanya rembesan dan kebocoran (seepage and piping) pada
badan tanggul.
i. Tidak boleh terjadi adanya rembesan dan kebocoran pada pondasi tanggul.
Apabila data-data mengenai koefisien run off (pengaliran) dan factor reduksi tidak diketahui, maka
untuk menentukan debit sungai normal dapat menggunakan rumus Chezy sebagai berikut :
Q = C.B.H3/2.I1/2
Dimana :
Dengan catatan bahwa kecepatan air padda debit normal sekitar 1,5 – 2 m/det
b. Kemiringan lereng tanggul (slope of levee).
Untuk menentukan kemiringan tanggul guna keperluan desain sangat erat kaitannya dengan
karakteristik mekanika tanah dari jenis tanah serta infiltrasi air melalui badan tanggul tersebut.
Oleh karena itu apabila proyek itu besar syarat mutlak jenis tanah untuk timbunan maupun
jenis tanah untuk calon pondasi tanggul harus diadakan penyelidikan laboratorium mekanika
tanah. Dari hasil laboratorium tersebut dapat diketahui kekuatan geser dan kohesi yang
bekerja diantara partikel-partikel tanah karena adanya gravitasi. Stabilitas lereng tanggul dapat
dihitung berdasarkan konsep bidang gelincir lingkaran yang rumusnya sebagai berikut :
Rumus umum :
SF = (E t I)/(W sin f)
Dimana :
E = kuat bentur (N.m)
SF = factor keamanan (safety factor)
W = tegangan oleh gaya berat irisan vertical persatuan lebar (t/m)
I = panjang busur lingkaran galiner (m)
f = sudut antara setiap garis tengah irisan
t = tegangan geser persatuan luas (t/m2)
Untuk mencari tegangan geser (t) dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
t = q tg f + C
Dimana :
q= tegangan kompresive vertical
f = sudut geser dalam
C = kohesi
PROSEDUR PERENCANAAN
3.1. Desain hidraulikUntuk perencanaan teknis tanggul
pada sungai,persamaan yang dipakai didasarkankan
tinjauanterhadap gaya-gaya yang bekerja, sifat-sifat
bahanyang dipergunakan, dan stabilitas tanggul.
3.1.1. Tinggi tanggul
Tinggi tanggul dihitung dengan persamaan
sebagaiberikut.
h = hd + hs + hu + hf
1. Tinggi endapan (hd).
Tinggi endapan pada kantong sedimen (sediment pocket) ditentukansesuai dengan
perencanaan pengendalian sedimen. Jika tanggulterletak di luar kantong sedimen, tinggi
endapan dapat diabaikan (hd =0).
2. Tinggi aliran lahar (hs)
Tinggi aliran lahar dapat dihitung dengan tahap-tahap sebagai berikut.
a. Menghitung besar debit rencana (Qp)
Qp = (1 + C*)Q0
dengan:
Qp adalah debit sediment rencana (m3/dt);
C* adalah konsentrasi butiran dalam volume material debrispada dasar sungai sebelum berger
ak (unconsolidated materialdeposit);
Q0 adalah debit banjir rencana (m3/dt).
b. Menghitung lebar rata-rata sungai (Br)
Br = kw.Qp^1/2
dengan:
Br adalah lebar rata-rata aliran (m);
kw adalah koefisien lebar sungai (Tabel B.4);Q
p adalah debit sediment rencana (m3/dt).
c. Menghitung tinggi aliran dengan (hs)
- Menentukan jenis aliran
Adapun tipe aliran sedimen berdasarkan kemiringan dasar sungai dapatdikelompokkan menjadi :
Aliran debris tan θ ≥ tan θd
Aliran hiperkonsentrasi tanθd > tan θ ≥ tan θh
Aliran individu/traktif tan θ < tan θh
dimana:
d. Menentukan kecepatan aliran lahar (U)
Untuk aliran debris digunakan rumus kecepatan berikut.
e. Menghitung debit aliran
dengan:
dengan:
CA adalah koefisien abrasi (mm3/cm2);
V adalah volume beton yang mengalami abrasi (mm3);
Ab adalah luas bidang permukaan yang mengalami abrasi (cm2).
Besarnya koefisien abrasi disyaratkan sebagai berikut :
a) Untuk kuat bentur beton, E = 27,54 kg.m2/dt2 : CA = 0,43
b) Untuk kuat bentur beton, E = 32,44 kg.m2/dt2 : CA = 0,33
3.2.2. Kuat bentur (E)
Kekuatan beton terhadap benturan dihitung sebagai berikut.
dengan:
E adalah kuat bentur (kg.m2/dt2 atau N.m);
m adalah massa hammer (kg);
g adalah percepatan gravitasi (m/dt2);
hj adalah tinggi jatuh (m).
Video