KEMENTERIAN KESEHATAN RI
T Perencanaan
A Pengangkatan Pengumuman
CPNS dan masa lowongan
H percobaan
CPNS
Pengangkatan
A PNS
P Pengumuman Pelamaran
hasil seleksi
A
Seleksi
N
Pengangkatan dan
Masa Percobaan CPNS
2 Meninggal Dunia
4 Memberikan keterangan atau bukti yang tidak benar pada waktu melamar
7 Tidak bersedia mengucapkan janji/sumpah pada saat akan diangkat menjadi PNS
PENGANGKATAN DALAM
JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN FUNGSIONAL
Penyelia
Mahir
Keterampilan
Terampil
Pemula
JFT
Ahli Utama
Ahli Madya
Keahlian
Ahli Muda
Ahli Pertama
MEKANISME PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL
1 Pertama : Pengisian Formasi Melalui CPNS
3 Penyesuaian
• Penilaian Prestasi Kerja PNS terdiri dari SKP (60%) dan Perilaku (40%)
PP 46 Tahun
2011 • Penilaian Prestasi Kerja PNS dilaksanakan 1 tahun sekali oleh pejabat penilai pada akhir
Desember dan paling lama akhir Januari tahun berikutnya
Perka BKN • Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian
No.1 Tahun
Prestasi kerja PNS
2013
Renstra • Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai kinerja minimal
Kemenkes baik sebesar 94%
2015 – 2019
• Tunjangan Kinerja dibayarkan Berdasarkan Prestasi Kerja dan Kehadiran
Permenkes 75
Tahun 2015 • Pegawai dgn “Prestasi Kerja Sangat Baik” diberikan penambahan tukin 50% dari selisih
tukin 1 tingkat diatas kelas jabatannya
Surat Edaran • Surat Menpan & RB Nomor B/2810/M.PAN-RB/08/2016 Tentang Penilaian Prestasi Kerja
Menpan PNS
PP 11 Tahun
• Manajemen PNS, Pasal tentang Tim Penilai Prestasi Kerja PNS
2017
PENYUSUNAN SKP
Setiap PNS wajib menyusun SKP
SKP disusun oleh tiap PNS berdasarkan Rencana Kerja Tahunan,
disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai (atasan langsungnya)
Rencana kerja dan target yg akan dicapai oleh seorang PNS
(merupakan kontrak kerja)
SKP memuat :
Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
Target : diwujudkan dengan jelas sebagai ukuran prestasi kerja,
baik dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya
SKP ditetapkan setiap tahun pada awal Januari
Perpindahan pegawai setelah bulan Januari, tetap menyusun SKP
pada awal bulan sesuai dengan SPMT
PNS yang tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman disiplin PNS
Lanjutan Penyusunan SKP...
SKP disusun sesuai tingkat jabatan secara hierarki dari jabatan tertinggi
sampai jabatan terendah (pelaksana)
Pejabat JPT Madya (Eselon I) mengacu pada Renstra dan RKT/Perjanjian
Kinerja yang dijabarkan sesuai dengan tugas, fungsi, dan wewenang
Pejabat JPT Pratama (Eselon II) mengacu pada SKP pejabat JPT Madya
(Eselon I)
Pejabat Administrator (Eselon III) mengacu pada SKP pejabat JPT Pratama
(Eselon II)
Pejabat Pengawas (Eselon IV) harus mengacu pada SKP pejabat
Administrator (Eselon III)
Pejabat Pelaksana (Eselon V) mengacu pada SKP pejabat Pengawas (Eselon
IV)
Pejabat Pelaksana mengacu pada Standar Teknis Kegiatan masing-masing
jabatan dan SKP pejabat Pengawas (Eselon IV) atau Pelaksana (Eselon V)
SKP untuk Pejabat Fungsional harus mengacu pada butir-butir kegiatan
sesuai dengan jenjang jabatannya dan SKP atasannya
PENILAIAN SKP
Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan
antara realisasi kerja dengan target dari aspek
kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya, dikalikan
dengan bobot kegiatan
REALISASI
Bila target SKP tidak tercapai yg diakibatkan oleh faktor
TARGET
di luar kemampuan individu PNS, maka penilaian
didasarkan pd pertimbangan kondisi penyebabnya
Tugas Tambahan adalah tugas lain atau tugas-tugas
yang ada hubungannya dengan tugas jabatan yang
bersangkutan dan tidak dalam SKP yang ditetapkan
Tugas Tambahan diberikan oleh atasan langsung dan
dibuktikan dengan surat keterangan.
12
PENILAIAN PERILAKU KERJA
Penilaian Perilaku Kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap
PNS yang bersangkutan sesuai kriteria yang ditentukan (setiap
pejabat penilai wajib mempunyai log book (buku catatan)
Penilaian perilaku kerja meliputi aspek :
1. orientasi pelayanan,
2. integritas,
3. komitmen,
4. disiplin,
5. kerjasama, dan
6. Kepemimpinan (hanya untuk pejabat struktural)
Angka tertinggi penilaian Perilaku Kerja adalah 100 (seratus)
Pejabat Penilai dapat meminta pertimbangan pejabat yang
sejajar di lingkungannya
KENAIKAN PANGKAT
PEGAWAI NEGERI SIPIL
DASAR HUKUM
• Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil
• Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
• Keputusan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2002 tentang ketentuan
pelaksanaan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
• Keputusan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000
tentang PNS dalam jabatan struktural sebagaimana telah diubah
dengan PP Nomor 13 tahun 2002
PENGERTIAN
PIMPINAN TINGGI
UTAMA
MADYA
PRATAMA
JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN ADMINISTRASI
Utama
Madya Penyelia
ADMINSTRATOR
Muda Mahir
Pertama Terampil
PENGAWAS Pemula
PELAKSANA KEAHLIAN KETERAMPILAN
Pasal 68 UU ASN “Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu ditentukan berdasarkan
perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh
jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai
PANGKAT BARU
Reguler
Pengabdian KP Pilihan
Anumerta
JENIS KENAIKAN PANGKAT
1. KENAIKAN PANGKAT REGULER
2. KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
a. KENAIKAN PANGKAT STRUKTURAL
b. KENAIKAN PANGKAT JFT
c. KENAIKAN PANGKAT PNS DENGAN PRESTASI KERJA LUAR BIASA
d. KENAIKAN PANGKAT PNS DENGAN PENEMUAN YANG BERMANFAAT
e. KENAIKAN PANGKAT PNS STRUKTURAL/JFT YANG MEMPEROLEH
IJAZAH (PI)
f. KENAIKAN PANGKAT PNS YANG MELAKSANAKAN TUBEL
OKTO
APRIL
Usulan paling BER Usulan paling
lambat diterima lambat diterima
BKN akhir BKN akhir
Februari Agustus
KENAIKAN GAJI BERKALA (KGB)
41
KEBIJAKAN PEMINDAHAN
JENIS-JENIS PEMINDAHAN
1. Pemindahan Antar Instansi
Pemindahan PNS KEMENKES menjadi PNS Daerah/PNS
Instansi lain (Keluar)
Pemindahan PNS Daerah/Instansi lain menjadi PNS
KEMENKES (Masuk)
KEMENKES
Pindah Keluar dari Kemenkes
PNS KEMENKES
Unit Kerja
2 Validasi dan
Verifikasi Berkas
Unit Utama oleh Unit
3 Utama
Berkas Lengkap
2 Validasi dan
Verifikasi
Unit Utama Berkas oleh
3 Unit Utama
Berkas Lengkap
8 4 Keterangan:
BKN 1. Kelengkapan Berkas dari PNS ybs
Biro Kepegawaian 2. Usulan dari Unit Kerja ke Unit Utama
3. Proses Verifikasi dan Validasi Berkas
7 5
9 4. Surat Usul Pindah dan Berkas dari Unit
Utama dikirim ke Ropeg
SPP Masuk PROSES
5. Ropeg memproses usulan Pindah Keluar
6 6. Terbit SPP Masuk
SK 7. Usul Nota Pindah ke BKN
PINDAH 8. Nota Persetujuan Pindah dari BKN
9.SK Pindah
Pemindahan antar Direktorat/Pusat
dalam 1 Unit Utama
1 4 5
Satker/UPT
Unit Utama Ropeg Proses
Tujuan
2 3
Satker/UPT
Asal
PENGEMBANGAN
KARIR
PENGEMBANGAN KARIER
MANAJEMEN KARIER Rencana Suksesi dan
POLA KARIER MUTASI dan PROMOSI
PNS Penugasan Khusus
• Standar Kompetensi • Merupakan pola • Mutasi : menyusun • Kelompok rencana
Jabatan dasar urutan rencana dan suksesi adalah
• Profil PNS penempatan dilakukan paling kelompok PNS yang
• PENGEMBANGAN dan/atau singkat 2 tahun dan memiliki kompetensi
KARIER perpindahan PNS paling lama 5 tahun sesuai jabatan; telah
dalam dan antar • Atas dasar melaksanakan
• Diselenggarakan
posisi di setiap jenis kesesuaian antara kewajiban
tingkat instansi dan
jabatan secara kompetensi PNS pengembangan
nasional
berkesinambungan dengan persyaratan kompetensi; memiliki
• PPK wajib penilaian kinerja
• Pola karier nasional jabatan, klasifikasi
menetapkan rencana, paling kurang bernilai
dan instansi. jabatan dan pola
melaksanakan, dan baik dalam 2 tahun
• Berbentuk horizontal, karier
pemantauan terakhir
vertikal dan diagonal • Promosi merupakan
• Prinsip Dasar: untuk bentuk pola karier • Penugasan khusus
menjamin yang vertikal atau merupakan
keselarasan potensi diagonal penugasan PNS untuk
PNS dengan • PPK menetapkan melaksanakan
penyelenggaraan kelompok rencana jabatan secara khusus
tugas-nya suksesi setiap tahun di luar instansi
dan mengumumkan pemerintah
melalui Sistem
Informasi ASN
POLA KARIR PEGAWAI ASN
PRATAMA
PNS KARIER
ADMINISTRATOR KEAHLIAN
JABATAN
JABATAN FUNGSIONAL PPPK
ADMINISTRASI
PENGAWAS KETRAMPILAN
PELAKSANA
KOMPETENSI JABATAN ASN
E- Detaserin
Pelatihan learnin g
g
Pelatih
Seminar an Magang
Jarak
Jauh
Coachin
Kursus g/ DLL
Mentorin
g
Pertukaran
Penataran Pegawai
PELAKSANAAN PEMBERIAN
IZIN BELAJAR DAN TUGAS BELAJAR
DI LINGKUNGAN KEMENKES
DASAR HUKUM
Tugas Izin
Belajar Perpres No.12 Tahun
1961 Tentang Belajar Permenkes No.1
Tahun 2017 ttg
Pemberian TUBEL Pemberian IBEL Bagi
PNS Di Lingkungan
Permenkes No.28 Kemenkes
Tahun 2015 ttg
Penyelenggaraan
Tubel SDM Kesehatan
TENTANG
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
TUJUAN
2. TULISAN’
PERNYATAAN PIKIRAN DAN/ATAU PERASAAN SECARA TERTULIS
BAIK DALAM BENTUK TULISAN, GAMBAR KARIKATUR, CORETAN
YANG SERUPA ITU.
3. PERBUATAN
PENGERTIAN :
KEADAAN TIDAK MASUK KERJA YANG DIIJINKAN
DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU.
CUTI TAHUNAN
→ Diperuntukkan bagi PNS dan CPNS yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 1 tahun terus menerus.
→ Dapat diberikan 1 (satu) hari kerja.
→ Lamanya cuti dalam 1 tahun adalah 12 hari kerja.
Penghargaan berupa :
a. Tanda Kehormatan
b. Kenaikan pangkat istimewa
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan
Jaminan kesehatan
Jaminan kematian
Bantuan hukum
dalam perkara yang dihadapi di
pengadilan terkait pelaksanaan
tugasnya
PEMBERHENTIAN DAN
PENSIUN
71
1.Pemberhentian atas Permintaan Sendiri
2.Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
3. Perampingan Organisasi atau Kebijakan Pemerintah
4. Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani
5. Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang
6. Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan
7. Pelanggaran Disiplin
8. Menjadi Anggota/Pengurus Parpol
9. Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara
10. Karena hal lain
Pasal 239
1. PNS yang telah mencapai Batas Usia Pensiun diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS
2. Batas Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yaitu
ahli utama
Pasal 240
Batas Usia Pensiun bagi PNS yang menduduki JF yang ditentukan dalam undang-
undang, berlaku ketentuan sesuai dengan Batas Usia Pensiun yang ditetapkan
dalam undang-undang yang bersangkutan.
Pasal 354
PNS yang berusia di atas 60 (enam puluh) tahun dan sedang
menduduki JF ahli madya, yang sebelum Peraturan Pemerintah
ini mulai berlaku Batas Usia Pensiunnya ditetapkan 65 (enam
puluh lima) tahun, Batas Usia Pensiunnya tetap 65 (enam puluh
lima) tahun
Pasal 240
PNS yang berusia di atas 58 (lima puluh delapan) tahun dan
sedang menduduki JF ahli pertama, JF ahli muda, dan JF penyelia,
yang sebelum Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku Batas Usia
Pensiunnya ditetapkan 60 (enam puluh) tahun, Batas Usia
Pensiunnya tetap 60 (enam puluh) tahun.
a. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia;
b. PNS yang diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri
apabila telah berusia 45 (empat puluh lima) tahun dan masa kerja
paling sedikit 20 (dua puluh) tahun;
c. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena mencapai Batas
Usia Pensiun apabila telah memiliki masa kerja untuk pensiun
paling sedikit 10 (sepuluh) tahun;
d. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena perampingan
organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini apabila telah berusia paling sedikit 50 (lima puluh)
tahun dan masa kerja paling sedikit 10 (sepuluh) tahun;
e. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena
dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam Jabatan
apapun karena keadaan jasmani dan/atau rohani yang
disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban
Jabatan tanpa mempertimbangkan usia dan masa kerja;
atau
f. PNS yang diberhentikan dengan hormat karena
dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam Jabatan
apapun karena keadaan jasmani dan/atau rohani yang
tidak disebabkan oleh dan karena menjalankan kewajiban
Jabatan apabila telah memiliki masa kerja untuk pensiun
paling singkat 4 (empat) tahun.
LATAR BELAKANG
Kebutuhan Data Untuk :
1.Perencanaan Kebutuhan Tenaga (formasi)
2.Perencanaan Kebutuhan Dana (gaji, tunjangan, insentif, dll)
3.Pengembangan tenaga (termasuk promosi)
4.Percepatan Proses admistrasi Kepegawaian
Dibutuhkan Suatu Sistem yang Dapat merekam row data pegawai, user
friendly, berbasis jaringan (agar terpusat) dan mudah di akses, serta da
pat menghasilkan ouput yang diperlukan secara cepat, akurat, dan terki
ni
TUJUAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN ONLINE
SIMKA
(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN)
SILK
(SISTEM INFORMASI LAYANAN KEPEGAWAIAN)