Anda di halaman 1dari 11

ASPEK LEGAL DALAM PELAYANAN

KEBIDANAN
OLEH KELOMPOK 1
NINDYAH DWI KUSUMAWARDANI P1337424518003
LATIFAH MAHARANI P1337424518004
ANNISA FIRDA AZIZAH P1337424518011
YOGA AJENG LARASATI P1337424518013
MIRZA GATRA PUTRI P1337424518017
HERDIAN TUSY PRASTIWI P1337424518018
RAHMA PUTRI HARIYANTI P1337424518034
PENDAHULUAN

• Bidan merupakan seseorang yg telah mengikuti program pendidikan bidan yg diakui di


negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar
(register) dan atau memiliki ijin yg sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan
• Untuk menyelenggarakan praktik, bidan harus mempunyai izin praktik sesuai dengan
peraturan yang sudah ditetapkan dalam Permenkes 1464.
• Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang adalah dengan
mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan, minimal sekarang para bidan yang
membuka praktik atau memberikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3.
Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, maka bidan tersebut tidak bisa menjalankan profesinya.
LEGISLASI

• Legislasiadalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan


perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi
(pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
• Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut
adalah meliputi mempertahankan kualitas pelayanan, memberi kewenangan,
menjamin perlindungan hokum, dan meningkatkan profisionalisme
• Ujikompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum terjun ke
dunia kerja.
• Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur apakah tenaga kesehatan
tersebut layak bekerja sesuai dengan keahliannya. Mengingat maraknya
sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap tahunnya.
• Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa
menjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat
izin yang dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi.
LATAR BELAKANG SISTEM LEGISLASI TENAGA
BIDAN INDONESIA
• UUD 1945
Amanat dan pesan mendasar dan UUD 1945 adalah UUD 1945 upaya pembangunan nasional
yaitu pembangunan disegadan bidang guna kepentingan keselamatan, kebahagiaan dan
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia secara terarah, terpadu dan berkesinambungan.
• UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
Tujuan dan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap warga Negara Indonesia melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas.
• Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia
Karena pertayanan bidan meliputi kesehatan wanita selama kurun kesehatan
reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan menopause
serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra sekolah.
• Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia Sehat 2010 adalah derajat
kesehatan yang optimal dengan strategi: Paradigma sehat, Profesionalisme,
JPKM, dan Desentralisasi.
SISTEM LEGISLASI DAN STANDARISASI
1. Registrasi
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus
mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna mendapatkan
kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-
syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tesebut.
Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan
terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti atau standar
penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu
melaksanakan praktik profesinya. (Registrasi menurut keputusan menteri kesehatan
Republik Indonesia nomor 900/MENKES/SK/VII/2002). Dengan teregistrasinya seorang
tenaga profesi, maka akan mendapatkan haknya untuk ijin praktik ( lisensi ) setelah
memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi.
Tujuan Registrasi :
a. Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan
tehnologi yang berkembang pesat.
b. Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian kasus mal praktik.
c. Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik
Aplikasi proses regisrtasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikut, bidan yang baru lulus
mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi kepada kepala Dinas Kesehatan
Propinsi dimana institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB ( surat ijin bidan ) selambat-
lambatnya satu bulan setelah menerima Ijasah bidan. Kelengkapan registrasi menurut Kepmenkes
No. 900/Menkes/SK/VII/2002 adalah meliputi: fotokopi ijasah bidan, fotokopi transkrip nilai
akademik, surat keterangan sehat dari dokter, pas foto sebanyak 2 lembar. SIB berlaku selama 5
tahun dan dapat diperbaharui, serta merupakan dasar untuk penerbitan lisensi praktik kebidanan
atau SIPB ( surat ijin praktik bidan ). SIB tidak berlaku lagi karena dicabut atas dasar ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakunya dan tidak mendaftar ulang, dan atas
permintaan sendiri.
Syarat Registrasi : Fotokopi ijasah bidan, Fotokopi Transkrip nilai akademik, Surat keterangan sehat
dari dokter, Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
2. Lisensi
• Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin
praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri. Lisensi adalah
pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan.(IBI)
• Tujuan Lisensi: memberikan kejelasan batas wewenang, menetapkan sarana dan prasarana serta meyakinkan
klien
• Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Ijan Praktik Biadan). SIPB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan cara
mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atua Kota setempat dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut : fotokopi SIB yang masih berlaku, fotokopi ijasah bidan, surat persetujuan atasan,
surat keterangan sehat dari dokter, rekomendasi dari organisasi profesi, pas foto.
• Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian kemampuan
keilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap kode etik serta kesanggupan melakukan praktik bidan. Bentuk
penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan inilah yang diaplikasikan dengan rencana
diselenggarakannya Uji Kompetensi bagi bidan yang mengurus SIPB atau lisensi. SIPB berlaku sepanjang SIB
belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui kembali.
• Syarat Lisensi : Fotokopi SIB yang masih berlaku, Fotokopi ijasah bidan, Surat keterangan sehat, Rekomendasi
dari organisasi profesi, Pas foto ukurab 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
3. Sertifikasi
• Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan
pendidikan formal maupun non formal (Pendidikan berkelanjutan). Lembaga
pendidikan non formal misalnya organisasi profesi, rumah sakit, LSM bidang
kesehatan yang akreditasinya ditentukan oleh profesi. Sedangkan sertifikasi dan
lembaga non formal adalah berupa sertifikat yang terakreditasi sesuai standar
nasional.
• Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
a. Ijasah merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu, mempunyai
kekuatan hukum atau sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan diperoleh dari
pendidikan formal.
b. Sertifikat adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisa diperoleh dari
kegiatan pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaga
pendidikan non formal yang akreditasinya ditentukan oleh profesi kesehatan
• Tujuan umum sertifikasi adalah sebagai berikut: melindungi masyarakat pengguna
jasa profesi, meningkatkan mutu pelayanan, pemerataan dan perluasan jangkauan
pelayanan.
• Sedangkan tujuan khusus sertifikasi adalah sebagai berikut: menyatakan
kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku (kompetensi) tenaga profesi,
menetapkan kualifikasi dari lingkup kompetensi, menyatakan pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku (kompetensi) pendidikan tambahan tenaga profesi,
menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan tenaga profesi,
memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.

Anda mungkin juga menyukai