Klirens
Klirens suatu obat adalah faktor yang memperkirakan laju eliminasi dalam
hubungannya dengan konsnetrasi obat.
CL = laju eliminasi / C
Dosis obat
yang diberikan
Penyerapan
Efek farmakologik
Farmakodinamika
Respon klinis
Toksisitas Efektivitas
ABSORBSI OBAT
Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat dimasukkan ke dalam tubuh,
melalui jalurnya hingga masuk ke dalam sirkulasi sistemik
Absorbsi merupakan transfer obat melintasi membran. 3 tipe membran:
Membran kulit
Membran epitel usus
Membran sel tunggal
Absorbsi dipengaruhi oleh faktor:
Kelarutan obat
Kemampuan difusi melintasi sel membran
Konsentrasi obat
Sirkulasi pada letak absorbsi
Luas permukaan kontak obat
Bentuk obat
Rute pemakaian obat
Pada level seluler, obat diabsorpsi melalui beberapa metode, terutama
transport aktif dan transport pasif.
Transport pasif
Tidak memerlukan energi. Proses difusi obat berpindah dari daerah dengan
kadar konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah.
Terjadi selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi sepanjang membran dan
berhenti bila konsentrasi pada ke dua sisi membran seimbang.
Transport aktif
Membutuhkan energi untuk menggerakkan obat dari daerah dengan
konsentrasi obat rendah ke daerah konsentrasi obat tinggi.
Pinositosis adalah bentuk transfer aktif yang unik, dimana sel “menelan”
partikel obat. Biasanya terjadi pada obat-obat larut lemak (vit A,D,E,K)
Laju absorpsi ditentukan oleh tempat pemberian dan formulasi obat. Baik
laju absorpsi maupun tingkat asupan dapat memengaruhi efektifitas klinis
suatu obat.
BIOAVAIBILITAS (Ketersediaan Hayati)
Proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan dan cairan tubuh.
Distribusi obat yang telah di absorpsi tergantung beberapa faktor:
Aliran darah
Permeabilitas kapiler
Ikatan protein
PENGIKATAN OBAT PADA PROTEIN
PLASMA
Obat beredar diseluruh tubuh berkontak dengan protein dapat
terikat atau bebas.
Obat yang terikat protein tidak aktif dan tidak dapat bekerja.
Obat bebas yang dapat memberikan efek.
Obat dikatakan berikatan dengan protein tinggi bila > 80% obat terikat
protein.
METABOLISME/BIOTRANSFORMASI OBAT
Proses tubuh merubah komposisi obat sehingga menjadi lebih larut air
untuk dapat dibuang keluar tubuh.
Obat dapat dimetabolisme melalui beberapa cara:
Menjadi metabolit inaktif kemudian diekresikan.
Menjadi metabolit aktif memiliki kerja farmakologi sendiri bisa di
metabolisme lanjutan.
Fase I mengubah obat induk menjadi metabolit yang lebih polar
dengan memperkenalkan atau memunculkan suatu gugus fungsional (-
OH, -NH2, -SH). Metabolit ini sering inaktif.
Jika cukup polar, fase I mudah dieksresikan. Namun banyak produk fase I tidak
dieliminasi dengan cepat dan mengalami reaksi berikutnya dengan substrat
endogen.
Fase II ciri utama yaitu reaksi konjugat atau sintetik.
Ex substrat endogen: asam glukoronat, asam sulfur, asam asetat, atau asam
amino berikatan dengan gugus fungsional yang baru untuk membentuk
konjugat yang sangat polar.
PENYERAPAN METABOLISME ELIMINASI
Fase I Fase II
Obat Konjugat
Obat
Metabolit obat yang Konjugat
inaktif
Obat
Lipofilik Hidrofilik
Eliminasi first-pass
Setelah diserap menembus dinding usus, obat akan disalurkan oleh darah porta
ke hati sebelum masuk ke sirkulasi sistemik
Hati >>> metabolisme
Efek eleminasi first-pass di hati pada bioavabilitas dinyatakan sebagai rasio
ekstraksi (extraction ratio, ER)
EKSRESI
Onset: waktu dari saat obat diberikan hingga obat terasa kerjanya. Sangat
tergantung pada rute pemberian dan farmakokinetik obat.