Limbah
Oleh:
Tim UPT Lab Lingkungan DLH Prov Jatim
DASAR HUKUM PEMANTAUAN KUALITAS AIR
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN
2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
(Baku Mutu)
Parameter Pengukuran
Sampling
Pengambilan sampel
Penanganan sampel
Analisis
Pelaporan
Survey Pendahuluan
Survey Pendahuluan Regulasi
(Baku Mutu)
Contoh informasi survey
Parameter Pengukuran pendahuluan:
• Profil, peta/lay out
Metode Pengukuran wilayah pantau
• Proses produksi
Lokasi Pengukuran Frekuensi Sampling
• Diagram alir limbah
Sampling
• Dokumen pemantauan
sebelumnya
Parameter Lapangan Perlakuan Media
• Dokumen swapantau
industri
Pengambilan sampel
Pelaporan
Perencanaan Pengambilan
Contoh Uji Limbah Cair
Steady A
1 saluran
Fluktuatif B
Kontinyu
Steady C
> 1 saluran
Fluktuatif D
Proses
1 saluran Fluktuatif E
Batch
> 1 saluran Fluktuatif F
Catatan :
Jika terdapat bak ekualisasi, kualitas limbah bersifat steady dan diambil dengan cara grab sampling
Metode Pengukuran Berdasarkan Tipe Proses
(Kontinyu)
B *Limbah
fluktuatif
F Limbah tergolong
fluktuatif
E Limbah tergolong
fluktuatif
Integrated Sampling
Lokasi Sampling Air Permukaan - Sungai
(Lokasi Horizontal)
Industri
1
3
5
Keterangan:
Perkotaan 1. Sumber air alamiah
2. Sumber air untuk perkotaan
Danau/Waduk/Laut 3. Sumber air untuk industri
4. Sumber air yang sudah tercemar
5. Lokasi masuknya air ke
danau/waduk/laut
Lokasi Sampling Air Permukaan - Sungai
(Lokasi Vertikal)
½L ½L ½L ½L
½D
Debit < 5 m3/detik
½D
½D
Debit = 5 – 150 m3/detik
½D
¼L ¼L ¼L ¼L ¼L ¼L ¼L ¼L
0.2 D
0.2 D
Industri
1
2 Pertanian
Laut
Sumur observasi untuk mengetahui dampak pencemaran
akibat:
1. Pertanian
2. Industri
3. Intrusi air laut
Lokasi Sampling Air Limbah
Proses Produksi Proses Produksi Proses Produksi
1 2 3
1 1 1
3 4
2
IPAL
5
Keterangan Gambar:
1. Bak kontrol saluran limbah
2. Inlet IPAL (limbah sudah tercampur sempurna) BAP
3. Outlet IPAL
4. Badan air sebelum menerima pencemar
5. Badan air setelah menerima pencemar
Tujuan
Pengendalian
Titik 3, 4, dan 5
Pencemaran
Perkiraan Zona Pencampuran Air Limbah di Sungai
IPAL
Titik Efluen
Titik Pencampuran
Kedalaman BAP
Parameter
Pengukuran Frekuensi sampling tergantung pada beberapa faktor,
yaitu perubahan beban pencemaran dan debit air,
Metode
Pengukuran serta disesuaikan dengan keperluan.
Frekuensi
Lokasi
Sampling
Pengukuran
Sampling
Untuk air limbah:
• Pemantauan pH, debit : harian
Parameter Perlakuan
Media
• Kasus : Saat terjadi pencemaran
Lapangan
Pengambilan
sampel
• Pemantauan Wajib : 1 bulan sekali
Penanganan
sampel
Parameter
Parameter lapangan adalah parameter yang dapat
Pengukuran
berubah dengan cepat. Pengukuran dilakukan
Metode
langsung setelah sampel diambil.
Pengukuran
Frekuensi
Lokasi
Parameter lapangan:
Sampling
Pengukuran
Sampling
1. pH (SNI 06-6869.11:2004)
Parameter Perlakuan
Media
2. Suhu (SNI 06-6989.23:2005)
Lapangan
Pengambilan
3. Daya Hantar Listrik , DHL (SNI 06-6989.1:2004)
sampel
4. Klor Bebas (SNI 06-4824:1998)
Penanganan
sampel
5. Oksigen Terlarut, DO (SNI 06-6989.14:2004)
Analisis
6. Kekeruhan (SNI 06-6989.25:2005)
Pelaporan
Perlakuan Media
Media
Peralatan Wadah
pH meter +
Termometer DO Meter Turbidimeter
Konduktivitimeter Flowmeter
Peralatan
3. Peralatan Pendingin
5. Peralatan Ekstraksi
4. Alat Penyaring
Parameter
Pengukuran
1 2
Metode
Pengukuran
Lokasi Frekuensi
Pengukuran Sampling
Sampling
Analisis Bilas alat dengan air suling, air hasil bilasan ditampung sebagai blanko
Pelaporan bilasan ditampung sebagai blanko alat wadah
3 4 5
3x
Survey Regulasi
Pendahuluan
(Baku
Mutu)
Parameter
Pengukuran
Metode
Pengukuran
Frekuensi
Lokasi
Sampling
Pengukuran
Sampling
Parameter Perlakuan
Lapangan Media
Pengambilan
sampel
Penanganan
sampel
Analisis
Pelaporan
Penanganan sampel
1. Pengawetan sampel
Dilakukan dengan pendinginan, pengaturan pH, dan penambahan bahan
kimia untuk mengikat parameter yang akan diukur.
2. Pengamanan sampel
• Pelabelan (harus kedap air)
• Informasi dalam label (lokasi, waktu, petugas pengambil, dan lainnya)
• Wadah sampel disegel oleh petugas yang berwenang jika sampling bertujuan
untuk pembuktian kasus.
• Pengemasan sampel tidak boleh bocor.
3. Transportasi sampel
Menggunakan box pendingin. Tidak boleh memakai es kering (CO2 padat)
4. Penyimpanan sampel dan Kadaluarsa sampel
Biasanya dengan pendinginan. Kadaluarsa sampel bergantung pada
parameter yang ingin diukur.
Pengawetan Sampel
Jumlah Minimal
No Parameter Wadah Pengawetan Lama Penyimpanan
(mL)
1 COD P, G 100 Analisa secepatnya atau H2SO4 pH < 2, 7 hari
pendinginan
2 Minyak dan Lemak G 1000 H2SO4 pH < 2, pendinginan 28 hari
3 Sisa Klor P, G 500 Langsung dianalisa 0.5 jam
4 Logam P(A), G(A) - Disaring, HNO3 pH < 2 6 bulan
Krom VI 300 pendinginan 24 jam
Air Raksa 500 HNO3 pH < 2, pendinginan 28 hari
5 Amonia – Nitrogen P, G 500 Analisa secepatnya atau H2SO4 pH < 2, 7 hari
pendinginan
6 Nitrogen Organik Kjeldahl P, G 500 H2SO4 pH < 2, pendinginan 7 hari
7 BOD P 1000 Pendinginan, Segera Analisa 6 jam
Keterangan:
P = Plastik (Polietilen dan sejenisnya P(A) = Plastik dicuci dengan 1 + 1 HNO3
G = Gelas G(S) = Gelas dicuci dengan pelarut organik
G(A) =Gelas dicuci dengan 1 + 1 HNO3
Pengendalian Mutu
Sampling
Kontaminasi Kontaminasi
Sampling perjalanan
Kontaminasi
wadah & peralatan
Jenis kontaminasi
Error
Kontaminasi Kontaminasi wadah Kontaminasi
sampling dan peralatan perjalanan
2) Blanko Wadah
3) Blanko Lapangan
4) Blanko Transportasi
5) Blanko Penyaringan
6) Split sampel
7) Duplikat sampel
1) Pengepakan dan pengangkutan sampel