Anda di halaman 1dari 21

PERAN PERAWAT PADA TERAPI

SOMATIK DAN PSIKOFARMAKA

Kelompok 8:
Alwin Nenotek
Marsela Lopulalan
Megi Pongoh
Silviana Siliwir
Gisela Sumanti
ela

PERAN PERAWAT PADA TERAPI


SOMATIK

Terapi somatik adalah terapi yang diberikan untuk


mengubah perilaku maladaptif menjadi perilaku yang
adaptif dengan tindakan yang ditujukan pada fisik klien
walaupun yang diberikan perlakuan fisik tetapi target
terapi adalah perilaku klien.
1.Pengikatan
Terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau
manual untuk membatasi mobilitas fisik klien. Tujuannya
melindungi klien dan orang lain dari cidera fisik,
khususnya bila terapi lain seperti perubahan lingkungan.
dan strategi perilaku sudah tidak mempan.

Tindakan keperawatan :
1. Hargai hak azasi klien, lakukan :
a. Identifikasi kejadian pencetus
b. Observasi
c. Buat rencana tindakan sesuai standar dan document
2. Lindungi klien dari cidera fisik akibat pengikatan
3. Sediakan lingkungan yang aman
4. Jaga integritas biologis klien, dengan :
a. Cek tanda vital secara rutin
b. Mandikan & jaga kulit ttp bersih & kering
c. Atur suhu ruangan tetap nyaman
d. Beri posisi anatomis
e. Periksa daerah ikatan
f. Ganti posisi klien minimal tiap 2 jam
5. Jaga harga diri klien, dengan :
a. Pertahankan privacy klien
b. Jangan memberi penjelasan yang bersifat merendahkan
c. Tetap mempertahankan komunikasi verbal
d. Staf yang merawat harus konsisten
e. Staf yang menangani berjenis kelamin sama
f. Lepaskan ikatan sesuai indikasi
megi

2. Isolasi
Bentuk terapi dgn menempatkan klien sendiri di
ruang tersendiri
• Di indikasikan pada klien yang tidak mampu
mengendalikan perilakunya dan tidak bisa
dikendalikan dengan cara lain
• Tidak dianjurkan : klien yang beresiko bunuh diri,
klien yang gangguan pengaturan suhu tubuh akibat
obat serta klien dengan perilaku sosial menyimpang.
Prosedur Isolasi :
1. Tunjuk seorang pemimpin
2. Perlihatkan kepada klien kekuatan yang ada
3. Buat rancangan yang tepat, siapkan lingkungan
ruangan
4. Komunikasikan antar perawat
5. Tangkap klien tanpa menyakiti
6. Kendalikan perilaku agresif klien
7. Pindahkan klien ke ruang isolasi
8. Ganti pakaian dengan yang aman dan nyaman
9. Pindahkan benda-benda yang membahayakan klien
10. Buat rencana askep lanjutan
11. Tetap pertahankan kontak dgn klien
• Setelah di ruang isolasi :
1. Bantu pemenuhan KDM klien
2. Observasi sesering mungkin
3. Pertahankan komunikasi verbal
4. Catat dan dokumentasikan hasil observasi
5. Berikan umpan balik tentang perilaku klien
6. Tetap berikan terapi yang lain
7. Segera melepaskan klien dr ruang isolasi jika
perilakunya mulai terkendali
alwin
3. ECT ( Elektro Confulsive Therapy)
Bentuk terapi dengan menimbulkan kejang grand
mall, dimana mengalirkan arus listrik mll elektroda
yg ditempelkan pd pelipis klien. Awalnya ditujkan
untuk klien skizopreni, tetapi lebih cocok untuk
gangguan afektif.
Kontra indikasi :
1. Tumor intra kranial
2. Kehamilan
3. Osteoporosis
4. Infarc miokard
5. Asthma bronchiale
Peran perawat
1. Persiapan :
a. Tangani kecemasan klien
b. Lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium
c. Mempersiapkan inform concent
d. Puasakan klien minima 6 jam
e. Hentikan pemberian obat sblm ECT
f. Lepaskan gigi palsu, kontak lens, dll
g. Memakaikan pakaian yg longgar
h. Membantu mengosongkan blast
2. Pelaksanaan :
a. Baringkan klien
b. Siapkan alat
c. Pasang bantalan gigi
d. Sementara ECT dilakukan, tahan persendian
dgn supel
e. Setelah selesai, berikan bantuan nafas
3. Setelah ECT :
a. Observasi TTV sampai stabil
b. Jaga keamanan klien
c. Bila sudah sadar, orientasikan klien
4. Fototerapi
Foto terapi atau terapi cahaya merupak terapi
pemaparan cahaya terapeutik buatan kepada pasien
yang kekuatannya 5-20 kali lebih terang dari
pencahayaan dalam ruangan.
Terapi ini berlangsung cepat dan dapat efektif. Pasien
merasakan sembuh setelah 3-5 hari terapi dan kambuh
bila terapi dihentikan.

5. Terapi deprivasi tidur


Sebanyak 60% pasien depresi membaik segera setelah
dilakukan satu malam deprivasi tidur total namun pasien
dapat depresi kembali ketika mereka hanya tidur selama
kurang dari 2 jam pada malam hari.
6. Stimulasi magnetik transkranial
Stimulasi magnetik transkranial (SMT) adalah prosedur
noninvasif memasukkan bidang magnetik yang berubah
ke dalam otak untuk mempengaruhi aktifitas otak.

7. Stimulasi saraf vagus


Stimulasi saraf vagus (SSV) mencakup penanaman
suatu generator kecil (seukuran jarum jam) ke dada
pasien melalui pembedahan. SSV hanya boleh
digunakan secara klinis pada terapi epilepsi.
Penggunaan SSV yang paling meyakinkan dalam
psikiatri adalah pada terapi gangguan afektif terutama
depresi.
chela
PERAN PERAWAT PADA TERAPI
PSIKOFARMAKA
Psikofarmaka adalah obat- obatan yang digunakan
untuk klien dengan gangguan mental. Psikofarmaka
termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat
Neuroleptik (bekerja pada sistim saraf ).
Perawat harus mempunyai cukup pengetahuan
tentang strategi psikofarmakologis yang tersedia,
tetapi informasi ini harus digunakan sebagai satu
bagian dari pendekatan holistik pada asuhan
pasien.
Peran perawat meliputi hal-hal sebagai berikut:
• Pengkajian Pasien
• Koordinasi Modalitas Terapi
• Pemberian Agens Psikofarmakologis
• Pemantauan Efek Obat
• Penyuluhan Pasien
• Program Rumatan Obat
• Partisipasi Dalam Penelitian Klinis Antardisiplin Tentang
Uji Coba Obat
• Kewenangan Untuk Memberikan Resep
Antiansietas dan Hipnotik-Sedatif
• Benzodiazepin
Memberikan efek antiansietasnya melalui potensiasi yang kuat
pada neurotransmiter inhibisi asam ɣ-aminobutirat (GABA).
Indikasi utama dalam penggunaan benzodiazepin :
• Gangguan ansietas umum
• Ansietas yang berhubungan dengan depresi
• Gangguan tidur
• Ansietas yang berhubungan dengan gangguan fobia
• Ganggaun stres pascatrauma
• Putus obat dan alkohol
• Ansietas yang berhubungan dengan penyakit medis
• Relaksasi muskuloskeletal
• Gangguan kejang
• Ansietas praoperasi
• Nonbenzodiazepin k’selly
Kewaspadaan Perawat:
Penggunaan barbiturat dapat menyebabkan banyak
kerugian seperti berikut:
• Terjadi toleransi tehadap efek antiansietas dari
barbiturate
• Obat ini lebih adiktif
• Obat ini menyebabkan reaksi serius dan bahkan reaksi
putus obat yang letal
• Obat ini berbahaya jika terjadi overdosis dan
menyebabkan depresi SSP
• Obat ini mempunyai berbagai interaksi obat yang
berbahaya
• Antidepresan
Indikasi klinis utama untuk penggunaan antidepresan
adalah penyakit depresif mayor. Obat ini juga berguna
dalam pengobatan gangguan panik, gangguan ansietas
lain dan enuresis pada anak-anak, untuk megatasi
gangguan defisit erhatian pada anak-anak dan bulimia
serta narkolepsi.
Jenis-Jenis antidepresan
-Antidepresan trisiklik (ATS)
-Inhibitor monoamin oksidase (MAOI)
- Inhibitor reutake serotonin selektif
Obat Penstabil Mood
• Litinum
Reaksi yang merugikan dan pertimbangan keperawatan
Efek samping litinum mencakup tremor halus pada
tangan, keletihan, sakit kepala, ketumpulan mental,
letargi, poliuria, polidipsi, iritasi lambung, mual ringan,
muntah, diare, akne perubahn EKG dan peningkatan
berat badan.
• Antikonvulsan
Beberapa anti konvulsan digunakan untuk penyakit
bipolar. Karbamazepin efeknya pada otak membantu
menstabilkan mood
Antipsikotik

Reaksi yang merugikan dan pertimbangan keperawatan


 Efeksamping menyebabkan rasa tidak nyaman bagi
pasien dan kebanyakkan mudah ditangani namun ada
yang mengancam jiwa. Perawat harus memberi perhatian
khusus pada gejala atau sindrom ekstrapiramidal baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
Kewaspadaan Keperawatan, pedoman perawat untuk
pemberian antipsikotik:
• Kebutuhan dosis antipsikotik individu sangat bervariasi
• Setelah pembagian dosis pertama pasien dapat menerima
dosis sekali setiap hari
• Perbaikan gejala biasanya terjadi dalam 3 sampai 2
minggu. Effek optimal dapat berlangsung beberapa
bulan
• Beberapa pasien membutuhkan terapi medikasi
antipsikotik sepanjang hidupnya
• Pengawasan terhadap diskinesia tardif (EPS jangka
panjang) harus dilakukan sedikitnya setiap bulan dalam
terapi jangka panjang dengan antipsikotik kovensional
• Perawatan klinis yang baik untuk pasien yang
mendapatkan klozapin termasuk hitung darah lengkap
setiap minggu untk memantau penurunan jumlah sel
darah putih dan peresepan klozapin yang diberikan
untuk 1 minggu sekali.
Referensi

• http://dokumen.tips/documents/makalah-terapi-
somatic-jiwa-5590a4fceb4d2.html
• http://dokumen.tips/education/konsep-
psikofarmaka-558c205fa7698.html

Anda mungkin juga menyukai