Anda di halaman 1dari 11

FIQIH SIYASAH

Khairunnisa Alfina Damayanti 2017320077


Aprilia Anfitra Pujiastuti 2017320066
Muhammad Deny Kriswana 2017320126
Pengertian Fiqih Siyasah
Fiqih Siyasah Merupakan tartib idhafi atau kalimat majemuk yang terdiri dari
dua kata, yaitu fiqih dan siyasah. Secara terminologis Fiqh merupakan ilmu
tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat perbuatan yang dipahami dari dalil-
dalilnya yang rinci. Sedangkan, Al Siyasah adalah pengurusan kemaslahatan
umat manusia sesuai dengan syara’

Maka fiqih siyasah adalah ilmu tata negara islam yang spesifik membahas
tentang seluk-beluk pengaturan kepentingan umat manusia pada umumnya
dan negara pada khususnya, berupa penetapan hukum, peraturan, dan
kebijakan oleh pemegang kekuasaan yang bernafaskan dengan ajaran islam,
guna mewujudkan kemaslahatan bagi manusia dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang dijalannya
Tujuan Sistem Politik Islam
1. Memelihara Keimanan
2. Menyelesaikan orang-orang yang berselisih
3. Menjaga Keamanan
4. Melaksanakan hukum syara’ untuk menjaga hak-hak manusia
Ruang lingkup
Ruang lingkup fiqih siyasah dikelompokkan menjadi tiga bagian pokok yaitu:
1. Politik perundang-undangan (siyasah dusturiyyah)
Meliputi pengkajian penetapan perundang-undangan (tasriyyah), oleh lembaga legislative,
peradilan oleh lembaga Yudikatif, dan administrasi negara pemerintah
2. Politik luar negeri (siyasah dauliyyah)
Mencakup hubungan keperdataan antara warga negara yang muslim dengan yang bukan
muslim yang bukan warga negara.
3. Politik keuangan dan moneter
Membahas sumber-sumber keuangan negara, pos-pos pengeluaran dan belanja negara,
perdagangan internasional, kepentingan atau hak-hak publik, pajak dan perbankan
Prinsip Utama Sistem Politik Islam
1. Musyawarah
2. Keadilan
3. Kebebasan
4. Persamaan
5. Hak bertanya kepada pemerintah (memberikan saran/kritik)
Objek kajian
Meliputi aspek pengaturan hubungan antara warga negara dengan warga negara,
hubungan antar warga negara dengan lembaga negara, dan hubungan antara
lembaga negara dengan lembaga negara, baik hubungan yang bersifat intern
maupun ekstern antar negara, dalam berbagai bidang.
Suyuti Pulungan, menyimpulkan bahwa objek kajiannya adalah :
◦ Peraturan dan perundang-undangan negara sebagai pedoman dan landasan idiil
dalam mewujudkan kemaslahatan umat.
◦ Pengorganisasian dan pengaturan kemaslahatan.
◦ Mengatur hubungan antara penguasa dan rakyat serta hak dan kewajiban masing-
masing dalam usaha mencapai tujuan negara.
Metode Kajian Fiqh Siyasah
◦ Al-Qiyas
◦ Al-‘Adah.
Digunakan untuk mencari ilat hukum. Dengan penggunaan Al-
Qiyas, hukum dari sesuatu masalah, dapat diterapkan pada Metode ini banyak digunakan. Adah ini ada dua macam,
masalah yang lain pada masa dan tempat yang berbeda. yaitu : Al-‘adah ash sohihah yaitu adat yang tidak
menyalahi Syara’, sedangkan al-‘adah al-fasidah yaitu
◦ Al-Mashalahah al-Mursalah. adat yang bertentangan dengan syara
Digunakan dalam mengatur dan mengendalikan persoalan- ◦ Al-Istihsan
persoalan yang tidak diatur oleh syari’at Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Ppenarapan al-Mashlahah al-Mursalaah harus Yaitu perubahan dalil yang dipakai seorang mujtahid. Dalil
didasarkan pada hasil penelitian yang cermat dan akurat yang satu ke dalil yang lain yang menurutnya lebih kuat.
(istqra’). Menurut ‘Ibn ‘Arabiy: “melaksanakan dalil yang kuat
diantara dua dalil”.
◦ Sadd al-Dzariah dan Fath al- Dzari’ah
◦ Kaidah-kaidah Kulliyah Fiqhiyah.
Sad al-Dzariah digunakan sebagai upaya pengendalian
masyarakat untuk menghindari kenafsadzataan. Dan Fath al- Kaidah ini sebagai teori ulama banyak digunakan untuk
Dzari’ah digunakan sebagai upaya perekayasaan masyarakat melihat ketepatan pelaksanaan fiqih siyasah. Kaidah
untuk mencapai kemaslahatan. bersifat umum. Oleh karena itu dalam penggunaannya
perlu memperhatikan kekecualian dan syarat tertentu.
Ayat al-qur’an yang berkaitan dengan fiqh siyasah
1. Kemestian menyelesaikan permasalahan yang bersifat ijtihadiyah dengan musyawarah. Qs. As-
syura : 38
2. Kemestian menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil Qs. An-nisa’ : 58
4. Kemestian menaati Allah dan Rasulullah dan ulil amr (pemegang kekuasaan). Qs. An-nisa’ : 59
5. Kemestian menaati Allah dan Rasulullah dan ulil Kemestian mendamaikan konflik antar
kelompok dalam masyarakat Islam. Qs. Al-Hujurat : 9
6. Kemestian mempertahankan kedaulatan Negara.Qs.Al-Baqarah: 190
7. Kemestian mementingkan perdamaian dari pada permusuhan. Qs. Al-Anfa:61.
8. Keharusan mengutamakan perdamaian bangsa-bangsa. Qs. Al-Hujurat : 13.
Relasi Agama dan Negara
Dalam memahami hubungan agama dan negara, ada beberapa konsep atau paham yang
berkembang dianut oleh kebanyakan negara. Paham-paham tersebut adalah:
1. Hubungan agama dan Negara menurut paham teokrasi
Negara menyatu dengan agama. Karena pemerintahan menurut paham ini dijalankan
berdasarkan firman-firman Tuhan.
2. Hubungan agama dan Negara menurut paham sekuler
Norma hukum ditentukan atas kesepakatan manusia dan tidak berdasarkan agama atau
firman-firman Tuhan. Meskipun mungkin norma-norma tersebut bertentangan dengan norma-
norma agama.
3. Hubungan agama dan Negara menurut paham komunis
Kehidupan manusia adalah dunia manusia itu sendiri yang kemudian menghasilkan
masyarakat Negara. Sedangkan agama dipandang sebagai candu, dan manusia itu
ditentukan oleh dirinya sendiri.
Lanjutannya...
Beberapa pradigma yang menjelaskan hubungan antara agama dan Negara:
◦ Paradigma integralistik
Agama dan Negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
merupakan dua lembaga yang menyatu.
◦ Paradigma simbiotik
Antara agama dan Negara merupakan dua identitas yang berbeda. Tetapi saling
mebutuhkan.
◦ Paradigma sekularistik
Agama dan Negara merupakan dua bentuk yang berbeda antara satu sama lain memiliki
garapan bindangnya masing-masing. Sehingga keberadaannya harus dipisahkan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai