Anda di halaman 1dari 10

*

Luka pada pipiku tidak sembuh-sembuh


Seorang pasien perempuan berumur 70 tahun berobat ke dokter gigi dengan
keluhan luka di pipi sebelah kiri yang tidak sembuh-sembuh. Luka tersebut
sudah dialami sejak 2 tahun yang lalu dan semakin lama semakin melebar.
Dari anamnesis pasien diketahui bahwa pasien telah menyirih sejak usia 20
tahun dengan frekuensi 5-6 kali setiap hari. Pada pemeriksaan intraoral
terlihat ulkus merah kehitaman, ukuran ulkus kurang lebih 2x1 cm. Pinggir
luka irregular, keras dan meninggi serta kadang-kadang terasa sakit. Terlihat
edentulous pada sisi sebelah kanan gigi posterior rahang atas bawah,
sedangkan gigi posterior di sebelah kiri masih lengkap, sehingga pasien hanya
mengunyah di sebelah kiri.
Pemeriksaan ekstra oral menunjukkan ada benjolan yang dapat digerakkan di
sebelah kiri daerah leher berdiameter 2cm dan tidak nyeri. Pemeriksaan
radiologi thoraks masih dalam batas normal.
Hasil pemeriksaan patologi anatomi menunjukkan suatu keganasan.

*
1.Apakah yang dimaksud dengan ulkus?
Jawab :
Ulkus merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan
hilangnya jaringan epitel akibat ekskavasi permukaan jaringan
yang lebih dalam dari jaringan epitel. Ulkus dapat diartikan
juga dengan terbukanya suatu jaringan yang menyebabkan
tidak adanya kontinuitas jaringan epitel yang satu dengan yang
lain yang disertai adanya nekrosis, pus, dan kerusakan epitel.
2. Jelaskan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dalam
menegakkan diagnosa pada kasus diatas (sitologi dan
histopatologi)
Jawab :
-Sitologi mulut merupakan teknik yang sederhana dan efektif
untuk mendeteksi lesi-lesi mulut yang mencurigakan, khususnya
bila keadaan tersebut merupakan suatu lesi yang mengalami
ulserasi atau lesi merah tidak berkeratin. Pemeriksaan sitologi
mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopis sel-sel yang
dikerok dari permukaan suatu lesi di dalam rongga mulut.
Biopsi merupakan pengambilan spesimen baik total maupun
sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis
(Coleman dan Nelion, 1993). Biopsi dapat dilakukan dengan
cara insisional, eksisional, dan aspirasi.
3. Apakah diagnosis lesi pada pipi dan pada leher dari pasien tersebut?
Jawab :
Menurut kelompok kami pasien pada kasus diatas adalah kanker
rongga mulut (oral squamo
us cell carcinoma).
Parameter dasar mengukur stadium kanker:
T = ukuran tumor
N = keterlibatan kelenjar getah bening
M = metastasis/ penyebaran kanker
Menurut skenario, pasien tersebut menderita:
T1 : ukuran tumor kurang dari 2cm
N1 : tumor bermetastasis ke KGB ipsilateral axilarry lymph node
M0 : tidak terdapat metastasis pada organ jauh
Jadi menurut stagenya pasien tersebut mengalami kanker stage IIA
yaitu T1,N1,M0.
Jelaskan faktor resiko terjadinya keganasan pada pasien
tersebut
Jawab :
Etiologi dari OSCC terdiri dari (Syafriza, 2000; Yanto, 2010;
Greenberg et al , 2008) :
a. Faktor Intrinsik
* Genetik
* Defisiensi nutrisi; vitamin A, C, E, karena penting sebagai
antioksidan.
* Defisiensi zat besi, menyebabkan atropi epitel mulut dan
Plummer Vinson Syndrome yang berhubungan
dengan terjadinya kanker mulut
* Penurunan sistem imun : AIDS, penuaan, dan obat-obatan
b.Faktor Ekstrinsik
* Merokok dan mengomsumsi alkohol.
* Infeksi dari bakteri dan virus
* Menyirih, yaitu akibat komposisi menyirih, frekuensi
menyirih, dan durasi menyirih.
-Pinang mengandung arekolin dan tannin, yaitu kandungan
utama alkaloid yang bersifat kasinogenik. Arekolin yang
toksik, bertindak sebagai nikotin ke dalam sistem saraf
-Tembakau, karena tembakau mengandung zat-zat
karsinogenik seperti nitrosamin, hidrokarbon, dll.
-Kapur dapat meningkatkan pH menjadi 10, sehingga
terbentuk jenis oksigen reaktif (radikal bebas) oksigen yang
dihasilkan tersebut merangsang pertumbuhan sel yang bersifat
karsinogenik.
5. Jelaskan faktor imun terhadap kasus diatas!
Jawab :
* Sistem imun humoral dibagi menjadi 2, yaitu :
Antibody Dependent Cell mediated Citotoxicity (ADCC) dan
Complement Dependent Citotoxicity (CDC).
Pada ADCC antibodi IgG spesifik berkaitan terhadap tumor associated
antigent dan sel efektor. Antibodi bertindak sebagai jembatan antara
efektor dan target. Antibodi yang terukat dapat merangsang
pelepasan superoksida dan peroksida dari sel efektor. Sel yang dapat
bertindak sebagai efektor disini adalah limfosit null ( sel K ), monosit,
makrofag, dan fragmen trombosit.
* Sistem imun seluler
Pada pemeriksaan patologi anatomik tumor, sering ditemukan
infiltrasi sel-sel yang terdiri atas sel fagosit mononuklear, sedikit sel
plasma dan monosit.
6. Tuliskan gambaran sitopatologi dan histopatologi pada kasus
diatas
Jawab :
* Sitopatologi
Pada gambaran sitopatologis, sel kanker mengalami perubahan
sitoplasma dan inti sel. Terdapat adanya sel-sel kanker yan
awalnya normal, ini disebut dengan displasia. Displasia yang
terjadi adalah displasia berat. Displasia ini nantinya akan
berkembang menjadi lesi. Sel-sel kanker tersebut bersal dari
sel squamous yang mengalami perubahan.
* Histopatologi
Yang terlihat sebelum terjadinya keganasan adalah displasia
epitel. Lesi prekanker dapat memperlihatkan adanya displasia
dengan kategori baik, sedang, dan berat.
7. Apakah ada keterlibatan bakteri pada kondisi diatas?
Jawab :
Keterlibatan bakteri pada kanker rongga mulut ada, tetapi
tidak mendominasi karena pada dasarnya kanker ini adalah
bersifat multifaktoral. Ada banyak faktor yang
mempengaruhinya. Disini bakteri mungkin hanya ada terlibat
pada saat pembentukan lesi prakankernya. Berikut adalah
keterlibatannya, dimana bakteri akan menginfeksi jaringan
sehat dan menyebabkan adanya lesi. Bakteri terlibat sebelum
mekanisme.
*

Anda mungkin juga menyukai