Anda di halaman 1dari 16

Paradigma baru dalam eksplorasi &

eksploitasi Migas, Mineral,


Air dan Energi Indonesia
Minyak Bumi Indonesia MASIH BANYAK
= masih ada 11,319 Milyar Barrel sumberdaya yang belum disentuh
(lebih dari 2x lipat cadangan yang ada sekarang)
= PETA SUMBERDAYA MIGAS INDONESIA 2002 (IAGI-HAGI-
Pertamina)

Jumlah dan Status Cekungan MIGAS tidak pernah berubah sejak 20 tahun
yang lalu == Usaha eksplorasi MINIMAL, terutama di Cekungan-
Cekungan selain yang sudah diproduksikan

Konsep Siklus Eksplorasi MIGAS Indonesia


== Siklus 1 masih banyak yang tertinggal dan belum dikembangkan
Siklus 2 baru mulai di beberapa Cekungan besar
Siklus 3 belum tersentuh (hanya di SumSel)
CADANGAN MINYAK INDONESIA

TERBUKTI = 4,721.85 MILIAR BAREL


POTENSIAL = 5,024.59 MILIAR BAREL
Aceh (NAD) TOTAL = 9,746.44 MILIAR BAREL
Natuna
186.37
308.30
North 142.82
Maluku
Sumatera
116.87
7.47
East Kalimantan

Central 1,243.66 Irian Jaya (Papua)


5,362.45
Sumatera
139.91
South
Sumatera 711.81

1,175.69
10,20 South Sulawesi
West Java 249.19

East Java

CADANGAN MINYAK (MILIAR BAREL) HIPOTETIK = 6,691 MILIAR BAREL


SPEKULATIF = 4,628 MILIAR BAREL
TOTAL = 11,319 MILIAR BAREL
INDONESIA HYDROCARBON BASINS (60)
Status sejak 1985 hanya sedikit berubah

-5

-10

TELAH DIPRODUKSI (15) CADANGAN POTENSIAL


BELUM EKSPLORASI (22)
CADANGAN BELUM BELUM TERBUKTI (15)
PRODUKSI (8)
Siklus-1

Siklus-2

Siklus-3
Siklus eksplorasi migas Indonesia (I)

Siklus Pertama:
minyak target dangkal,
penemuan gas ditinggalkan,
konsep dan teknologi sederhana,
lokasi on-shore,
reservoir batuan klastik,
struktur-struktur Pliosen-Pleistocene,
endapan inversi/post-inversi.
Siklus eksplorasi migas Indonesia (I)
Siklus eksplorasi migas Indonesia (II)

Siklus Kedua:
minyak target kedalaman menengah,
gas dengan cadangan besar mulai dikelola,
konsep dan teknologi lebih maju,
lokasi on-shore dan off-shore,
reservoir batuan karbonat maupun klastik,
struktur-struktur Miocene,
endapan-endapan post-rift.
Siklus eksplorasi migas Indonesia (III)

Siklus Ketiga:
minyak dan gas target dalam,
gas dengan cadangan menengah mulai dikelola,
konsep dan teknologi mutakhir,
lokasi on-shore, off-shore, dan laut dalam,
reservoir batuan dasar (basement), karbonat, maupun
klastik, struktur-struktur Paleogene,
endapan-endapan synrift dan pre-rift.
Pertamina mewarisi hampir sebagian besar
lapangan-lapangan tua yang ditemukan pada akhir
abad 19 dan awal abad 20 di Indonesia, yang pada
umumnya merupakan hasil eksplorasi siklus
pertama.
Tantangan besar eksplorasionis Pertamina untuk
melengkapi siklus eksplorasi di berbagai daerah
konsesinya di seluruh Indonesia telah dijawab
dengan penemuan-penemuan di Cekungan
Sumatera Selatan (sampai ke siklus 2 dan 3),
Cekungan Jawa Barat bagian Utara (sampai ke
siklus 2), dan di Cekungan Jawa Timur (sampai
siklus 2).
Kelanjutan dari usaha eksplorasi tersebut perlu
ditunjang dengan pemahaman yang mendalam
tentang masih banyaknya tersisa cadangan-
cadangan di berbagai daerah konsesi Pertamina,
karena belum lengkapnya siklus eksplorasinya.
Contoh2 trobosan untuk menambah
cadangan migas dan meningkatkan nilai
manfaatnya bagi bangsa Indonesia:
- Insentif eksplorasi dalam bidang MIGAS. SPEC
SURVEY, dsb
- Membuka peluang untuk kerjasama RISET cekungan-
cekungan migas yang belum dieksplorasi dan
diproduksikan (75% dari keseluruhan jumlah cekungan
di Indonesia)
- Pengelolaan migas oleh sumberdaya profesional
Indonesia contoh : Cepu
“Untuk setiap barrel minyak yang
diproduksi, harus didapatkan 1 barrel
minyak pengganti dalam eksplorasi”.
KONSERVASI CADANGAN MIGAS
Konservasi bukan hanya berarti melestarikan tanpa
boleh menganggu-gugat / mengutak-atik, tapi bisa
juga berarti eksploitasi / produksi bersyarat.

Syaratnya adalah: kita harus terus menerus


berusaha mencari ganti dari sejumlah minyak bumi
yang telah kita eksploitasi / produksi

Dengan demikian maka secara konseptual, minyak


bumi (baca: enerji) tidak akan pernah habis-
habisnya. Itulah konservasi.
Mengapa harus konservasi dan siapa yang peduli?

Konservasi adalah kebutuhan mutlak spesies


KONSERVASI CADANGAN MIGAS
manusia untuk bisa bertahan hidup (survive), baik
secara individual maupun komunal, untuk masa
sekarang maupun masa datang (anak-cucu-cicit
dsbnya).

Terkandung dalam pengertiannya adalah:


mengawetkan dengan cara menjaga, melindungi,
dan memelihara.

Mengawetkan minyak bumi (enerji) bukan berarti


tidak memakainya,
tapi lebih pada menjaga kelangsungan
keberadaannya dengan terus menerus
menemukan sumbernya.
Perusahaan-perusahaan minyak besar dunia
maupun independent yang beroperasi di Indonesia
pada umumnya
KONSERVASI menerapkan
CADANGAN MIGAS falsafah konservasi
dalam kerangka acuan bisnis.

Pada perusahaan dengan visi yang lebih idealis,


konservasi minyak bumi (enerji) dilakukan dalam
skala global. Bisa saja mereka memfokuskan
penemuan minyak bumi di negara lain, tapi di
Indonesia mereka hanya berkonsentrasi pada
eksploitasi.

Jadi yang paling berkepentingan untuk peduli pada


konservasi minyak bumi di Indonesia adalah bangsa
Indonesia, rakyat Indonesia, ===== BPMIGAS atau
PERTAMINA.
Paradigma baru dalam eksplorasi & eksploitasi
Migas, Mineral, Air dan Energi Indonesia

Daerah yang matang (mature) dari segi


eksplorasi/eksploitasi kemungkinan masih
mengandung potensi mineral dan batubara yang
besar, tetapi eksplorasinya makin sulit.

Diperlukan Konsep & Model & Teknik Eksplorasi


yang berhubungan langsung dengan COST
yang lebih tinggi  PERLU INSENTIF KHUSUS
untuk mengeksplorasinya

Anda mungkin juga menyukai