Tutor Sifa
Tutor Sifa
1. Terapi Farmakologi
Upaya farmakologi pertama yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan obat analgetik yang berfungsi sebagai penghilang rasa
sakit. Upaya farmakologi kedua yang dapat dilakukan adalah
dengan pemberian terapi hormonal. Tujuan terapi hormonal
adalah menekan ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan
bahwa gangguan yang terjadi benar-benar dismenore primer
2. Terapi nonfarmakologi
merupakan terapi alternative komplementer yang dapat dilakukan
sebagai upaya menangani dismenore tanpa menggunakan obat-
obatan kimia. Tujuan dari terapi non farmakologi adalah ntuk
meminimalisir efek dari zat kimia yang terkandung dalam obat.
a. Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat
sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi. Terapi panas mempunyai
keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan
kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan memprcepat
penyembuhan.
2. Pengobatan Herbal
pengobatan herbal dapat dilakukan dengan membuat minuman
dari tumbuhtumbuhan seperti kayu manis (mengandung asam
sinemik untuk meredakan nyeri), kedelai (mengandung
phytoestrogens untuk menyeimbangkan hormon), cengkeh,
ketumbar, kunyit, bubuk pala, jahe.
3. Relaksasi
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan
ketegangan. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas
abdomen dengan frekuensi lambat, berirama, teknik relaksasi
nafas dalam (contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan). Berbagai
cara untuk relaksasi diantaranya adalah dengan meditasi, yoga,
mendengarkan musik, dan hipnotherapy.
4. Penjelasan dan Nasehat
Menurut Judha (2012:54-55) pemberian edukasi mengenai
dismenore, meliputi apa saja yang dapat menyebabkan
bertambahnya nyeri, teknik apa saja yang dapat dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri. Selain itu dapat dilakukan dengan cara
berdiskusi mengenai pola makan yang benar dan makanan yang
sehat, istirahat yang cukup, serta menentukan olahraga yang
sesuai
Dismenore dibagi 3 yaitu:
1. Dismenore Ringan
Dismenore yang berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja
sehari-hari.
2. Dismenore Sedang
Pada dismenore sedang ini penderita memerlukan obat penghilang rasa
nyeri, tanpa perlu meninggalkan kerjanya.
3. Dismenore Berat
Dismenore berat membutuhkan penderita untuk istirahat beberapa hari
dan dapat disertai sakit kepala, kemeng pinggang,diare dan rasa
tertekan.
Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan
pada sifat, tempat, berat ringannya dan waktu lamanya serangan.
Menurut klasifikasi ini, nyeri dismenore termasuk ke dalam jenis deep
pain (nyeri dalam) karena terjadi pada organ tubuh visceral yaitu pada
saluran reproduksi.
Gizi yang baik bagi remaja