Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

AHMAD YUSUF (P07220118061)


HANA HUWAIDA (P07220118084)
A. VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN

Visi Promosi Kesehatan


Visi promosi kesehatan tidak terlepas dari visi pembangunan kesehatan di Indonesia, seperti yang
tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009, yakni:

“Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi sumber daya manusia
yang produktif secara social dan ekonomi.”
Misi Promosi Kesehatan
Misi promosi kesehatan yaitu apa yang harus dilakukan untuk mencapai visi. Secara umum misi promosi
kesehatan ini sekurang-kurangnya ada tiga hal, yaitu (Ottawa Charter, 1984)
A. Advokat (Advocate)

Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari berbagai tingkat, dan sector terkait
dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah meyakinkan para p[ejabat pembuat keputusan atau penentu
kebijakan, bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting (urgen). Oleh sebab itu, perlu
dukungan kebijakan dan keputusan dari pejabat tersebut.
B. Menjembatasi (Mediate)

Promosi kesehatan juga mempunyai misi “ mediator” atau “menjembatani” antara sector kesehatan dengan
sektor yang lain sebagai mitra. Dengan perkataan lain promosi kesehatan merupakan perekat kemitraan di
bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan adal;ah sangat penting, sebab tanpa kemitraan, niscaya sektor
kesehatan mampu menangani masalah-masalah kesehatan yang begitu kompleks dan luas.
C. Memampukan (Enable)
Sesuai dengan visi promosi kesehatan yaitu masyarakat mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya , promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk memapukan
masyarakat. Hal ini berarti, baik secara langsung atau melalui tokoh-tokoh masyarakat, promosi
kesehatan harus memberikan keterampila-keterampilan kepada masyarakat agar mereka mandiri di
bidang kesehatan. Telah kita sadari bersama, bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak factor di
luar kesehatan seperti pendidikan, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka
memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, maka keterampilan di bidang ekonomi,
pendidikan dan sosial lainnya, perlu di kembangkan melalui promosi kesehatan ini.
B. DEFINISI PROMOSI KESEHATAN

 Lawrence Green (1984) merumuskan definisi promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan
kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memeudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. “ dari batasan ini jelas,
bahwa promosi kesehatan pendidikan kesehatan plus, atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan
kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan
yang kondusif bagi kesehatan.
 Green (1984), …promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi
yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
 Ottawa Charter (1986),… “the process of enabling people to control over and improve their health”. (Proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya).
C. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN

Menurut Green (1991) dalam Maulana, 2009, tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
1. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang,
contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan
berjalan lima tahun.
2. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka
menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi
kesehatan berjalan tiga tahun.
3. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka
pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-
tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.
D. SASARAN PROMOSI KESEHATAN
Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu sebagai berikut.
a. Sasaran Primer (primary target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasarang langsung promosi kesehatan, misalnya: kepala keluarga
untuk masalah kesehatan uum, ibu hamil dan ibu menyusui untuk masalah kesehatan ibu dan anak
(KIA), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan lain-lain. Upaya promosi ini sejalan dengan strategi
promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat (empowerment).
b. Sasaran sekunder (secondary target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat disebut sasaran sekunder. Dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
di sekitarnya. Selain itu, apabila sasaran sekunder berpeilaku sehat sebagai hasil dari pendidikan
kesehatan yang diterimanya, dapat dijadikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat di
sekitarnya. Upaya promosi kesehatan ini sejalan dengan strategi promosi kesehatan dukungan social
(social support).
c. Sasaran tersier (tertiary target)
Sasaran tersier adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat puasat maupun
daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh sasaran tersier akan
mempunyai dampak terhadap perilaku masyarakat selaku sasaran primer promosi kesehatan dan
tokoh masyarakat selaku sasaran sekunder promosi kesehatan. Upaya promosi kesehatan ini sejalan
dengan strategi global promosi kesehatan yaitu advokasi (advocacy).
E. PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN

Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi
kesehatan sekurang-kurangnya mengandung prinsip , yaitu sebagai berikut :
1. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk
mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan yang mempengaruhi kesehatan
mereka.
2. Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam pengambilan
keputusan.
3. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan interaksi
dari dimensi-dimensi tersebut.
4. Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang di dapat oleh klien.
5. Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkait lainnya atau
organisasi.
6. Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan yang
berkelanjutan dalam jangka panjang.
7. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program kebijakkan.
Sedangkan menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip promosi kesehatan antara lain sebagai berikut:
1. Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan turut
terlibat dalam program tersebut.
2. Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan
implementasi intervensi.
3. Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta dimodifikasi
dan merupakan prioritas bagi pekerja.
4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja.
5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan mengimplementasikan
intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan juga.
7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi promosi
kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8. Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-prinsippemberdayaan dan atau
model yang berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.
F. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan terbagi menjadi 2, yaitu Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan dan
Ruang Lingkup Tatanan Pelaksanaan
A. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara garis besarnya
terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan, yakni:
1. Pelayanan preventif dan promotif, adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat, agar
kelompok itu tetap sehat bahkan meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya pelayanan ini
dilaksanakan oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.
2. Pelayanan kuratif dan rehabilitative, adalah pelayanan kelompok masyarakat yang sakit, agar
kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya. pada prinsipnya pelayanan
jenis ini dilakukkan profesio kedokteran.
B. Ruang lingkup promosi keseahatan berdasarkan tatanana (tempat pelaksanaan):
1. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga
2. Promosi keluarga pada tatanan sekolah
3. Promosi kesehatana pada tempat kerja
4. promosi kesehatan di tempat-tempat umum.
5. Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan
G. MEDIA PROMOSI KESEHATAN

A. Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)


a. Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan sebagainya.
b. Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film, dan seterusnya.

B. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:


a. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak pada
umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi utama
media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur. Adapun macam-macamnya adalah
poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet.
b. 2. Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut
adalah TV, radio, film, video film, cassete, CD, VCD.
C. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum melalui media
cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang
dapat dilihat secara umum di perjalanan, spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai
gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu
tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar
(DEPKES RI, 2006).
H. SEJARAH PROMOSI KESEHATAN

1. Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa
pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk
membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang
tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas
pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan
kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
1. Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
a. Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
b. Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
2. Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
a. Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
b. Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
c. Munculnya Posyandu
d. Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)
2. Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
a. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah promosi
kesehatan (Ottawa Charter, 1986) memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu : (1)
Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy); (2) Menciptakan
lingkungan yang mendukung (supportive environment); (3) Memperkuat gerakan masyarakat
(community action); (4) Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills) ; dan (5)
Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).
b. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)
c. Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu: (1) Mendukung kesehatan wanita; (2) Makanan
dan gizi; (3) Rokok dan alkohol; dan (4) Menciptakan lingkungan sehat.
d. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991).
Konferensi ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni: (1) Memperkuat advokasi diseluruh lapisan
masyarakat; (2) Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan
lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan; (3) Membangun aliansi; dan (4) Menjadi
penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.
e. Promosi Kesehatan abad 21
Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan, Meningkatkan investasi untuk pembangunan
kesehatan, Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan, Meningkatkan kemampuan perorangan dan
memberdayakan masyarakat, Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.
KESIMPULAN

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses
pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Adapun tujuan dari promosi kesehatan :
1. Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
2. Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
TERIMA KASIH….

Anda mungkin juga menyukai