PEMOTONGAN PPH 21
1. Pegawai Tetap Dipindahtugaskan
2. Pegawai Baru
3. Pegawai Berhenti (Masih Memiliki Kewajiban Pajak Subjektif)
PERPAJAKA Kelompok 3
N 1. Adinda Suci Ramadini (2018017172)
2. Yuliana Irawati Agas (2018017196)
3. Siska Damayanti (2018017180)
1 Pegawai Tetap Dipindahtugaskan
Pada saat pegawai dipindahtugaskan, pegawai yang bersangkutan tidak berhenti
bekerja dari perusahaan tempat dia bekerja. Pegawai yang bersangkutan masih tetap
bekerja pada perusahaan yang sama dan hanya berubah lokasinya saja. Dengan
demikian dalam penghitungan PPh Pasal 21 tetap menggunakan dasar penghitungan
selama setahun.
Contoh Kasus
Wahyu Nuraji yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Pantang
Mundur di Jakarta. Sejak 1 Juni 2017 dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung
dan pada 1 Oktober 2017 dipindahtugaskan lagi ke kantor cabang di Garut. Gaji
Wahyu Nuraji sebesar Rp5.000.000,00 dan pembayaran iuran pensiun yang dibayar
sendiri sebulan sejumlah Rp100.000,00. Selama bekerja di PT Pantang
Mundur, Wahyu Nuraji hanya menerima penghasilan berupa gaji saja. Hitung PPh
21!
1 Pegawai Tetap Dipindahtugaskan
Pembahasan
Penghitungan PPh Pasal 21:
Kantor Pusat di Jakarta
Gaji selama di cabang Jakarta (5 x Rp5.000.000) Rp25.000.000
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan 5% x Rp25.000.000 Rp1.250.000
2. luran pensiun 5 x Rp100.000 Rp 500.000
(Rp1.750.000)
Penghasilan neto lima bulan adalah Rp23.250.000
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721 — Al) di Kantor Bandung
Gaji Juni s.d. September 2017 :4 x Rp5.000.000 Rp20.000.000
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 5% x Rp14.000.000 Rp1.000.000
2. luran pensiun 4 x Rp100.000 Rp 400.000
Rp 1.400.000
Penghasilan neto di Bandung Rp18.600.000
1 Pegawai Tetap Dipindahtugaskan
Penghasilan neto di Bandung Rp18.600.000
Penghasilan neto di Jakarta Rp23.250.000
Jumlah penghasilan neto 9 bulan Rp41.850.000
Pembahasan
Gaji sebulan Rp8.000.000
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan 5% x Rp8.000.000 Rp 400.000
2. Iuran pensiun Rp 150.000
Rp 650.000
Penghasilan neto Rp 7.350.000
Pegawai Berhenti (Masih Memiliki Kewajiban Pajak Subjektif)
3 Penghasilan neto setahun 12 x Rp7.350.000 Rp88.200.000
PTKP
- Untuk WP sendiri Rp54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp34.200.000
PPh Pasal 21 terutang: 5% x Rp34.200.000 Rp1.710.000
PPh Pasal 21 yang harusdipotong sebulan: Rp1.710.000:12 Rp 142.500
Perhitungan PPh 12 Pasal 21 yang terutang selama bekerja di PT Duta Nirwana dalam tahun kalender
2016 (sampai dengan September 2016) dilakukan pada saat berhenti bekerja:
Gaji (Januari s.d. September 2016): 9 x Rp8.000.000 Rp72.000.000
Pengurangan:
1. Biaya jabatan: 5% x Rp72.000.000 Rp 3.600.000
2. Iuran pensiun: 9 x Rp150.000 Rp 1.350.000
Rp 4.950.000
Penghasilan neto 9 bulan Rp 67.050.000
3 Pegawai Berhenti (Masih Memiliki Kewajiban Pajak Subjektif)
Penghasilan neto 9 bulan Rp 67.050.000
PTKP
- Untuk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp13.050.000
Catatan:
Kelebihan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp487.500 dikembalikan oleh PT Duta Nirwana kepada
yang bersangkutan pada saat pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21