Anda di halaman 1dari 30

ASKEP GADAR ENDOKRIN

PERDARAHAN SALURAN CERNA


OLEH:
ANNISA RAHMAWATI
CAHYA NURYATI
SALURAN CERNA

Saluran pencernaan (traktus digestivus) pada Saluran cerna terbagi menjadi saluran cerna atas
dasarnya dalah suatu saluran (tabung) dengan dan bawah yang dipisahkan oleh ligamentum
panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan treitz yang merupakan bagian duodenum pars
melalui bagian tengah tubuh dari mulut ke anus. ascending yang berbatasan dengan jejunum
(richard snell, 2006).
ANATOMI SALURAN CERNA ATAS

1. MOUTH
2. FARING
3. ESOFAGUS
4. STOMACH
5. DUODENUM (SMALL INTESTINE)
ANATOMI SALURAN CERNA BAWAH

1. JEJENUM (SMALL INTESTINE)


2. ILLIUM (SMALL INTESTINE)
3. ASCENDING COLON (LARGE INTESTINE)
4. TRANSVERSE COLON (LARGE INTESTINE)
5. DESCENDING COLON (LARGE INTESTINE)
6. SIGMOID COLON
7. RECTUM
8. ANUS
PERDARAHAN SALURAN CERNA

Perdarahan saluran pencernaan adalah kondisi ketika terjadi perdarahan pada saluran
pencernaan. Kondisi ini dapat terjadi di saluran pencernaan atas, seperti kerongkongan (esofagus),
lambung, dan usus dua belas jari (duodenum).
Perdarahan juga bisa terjadi di saluran pencernaan bawah, seperti usus halus, usus besar, dan
dubur.
PERDARAHAN SCBA

Perdarahan akut saluran cerna bagian atas (SCBA) merupakan salah satu penyakit yang sering
dijumpai di bagian gawat darurat rumah sakit. Sebahagian besar pasien datang dalam keadaan
stabil dan sebahagian lainnya datang dalam keadaan gawat darurat yang memerlukan tindakan
yang cepat dan tepat. Kejadian perdarahan akut saluran cerna ini tidak hanya terjadi diluar rumah
sakit saja namun dapat pula terjadi pada pasien-pasien yang sedang menjalani perawatan di
rumah sakit terutama di ruang perawatan intensif dengan mortalitas yang cukup tinggi.
PERDARAHAN SCBA

Manisfestasi klinik
1. Hematemesis : muntah darah berwarna coklat kehitaman (perdarahan proksimal dari ligamen
2. Melena : buang air besar berwarna hitam (menandakan adanya darah > 100 ml/melena)
perdarahan berasal daro proximal ligamen treitz atau maksimal sampai colon ascenden
3. Pseudomelena: akibat konsumsi besi, bismuth, licorice, blueberry dan charcoal/karbon
4. Perubahan hemodinamik : pingsan, pusing, mual, muntah, haus, penurunan tekanan darah
perdarahan hingga 20% vol darah
5. Syok perdarahan hingga 30% vol darah
PERDARAHAN SCBB

Perdarahan saluran cerna bagian bawah didefinisikan sebagai perdarahan yang berasal dari
organ traktus gastrointestinal yang terletak di bagian distal dari ligamentum treitz yang
menyebabkan ketidakseimbangan hemodinamik dan anemia simptomatis. Pada umumnya
perdarahan ini (sekitar 85%) ditandai dengan keluarnya darah segar per anal/per rektal yang
bersifat akut, transient, berhenti sendiri (edelman, 2007).
MANIFESTASI KLINIK :
• HEMATOSCHEZIA ->PERDARAHAN DI BAWAH->LIGAMEN TREITZ, ATAU PERDARAHAN SALURAN
CERNA BAGIAN ATAS TETAPI MASIF
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian primer
a. Airway : untuk mengkaji airway, maka yang dilakukan perawat adalah dengan teknik look, listen
and feel. Look yang dilakukan adalah melihat kebersihan jalan nafas. Pada kasus perdarahan
saluran pencernaan, khususnya saluran cerna bagian atas biasanya terjadi muntah darah. Oleh
karena itu, perawat harus melakukan pengkajian terhadap risiko terjadinya aspirasi pada saluran
napas. Pada teknik listen, biasanya pada perdarahan saluran cerna bagian atas terdapat suara
napas gurgling karena adanya cairan (darah) pada saluran pernapasan. Untuk feel, perawat
merasakan hembusan napas pasien. Pada kasus perdarahan saluran pencernaan bagian atas,
biasanya bisa terjadi sumbatan parsial atau total pada saluran napas akibat menggumpalnya
(clothing) darah.
NEXT..
b. Breathing
Padabreathing yang perlu dikaji oleh perawat adalah adanya perubahan frekuensi napas pasien,
adanya penggunaan otot-otot pernapasan. Pada kejadian perdarahan saluran pencernaan,
biasanya terjadi penurunan kadar haemoglobin dalam darah, sehingga transportasi oksigen ke sel
terganggu akibat berkurangnya pengangkut oksigen (hb) dan berdampak pada peningkatan
frekuensi napas dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan.
C. Circulation
Untuk mengevaluasi keparahan kehilangan darah dan untuk mencegah atau memperbaiki
penyimpangan klinis syok hipovolemik, perawat harus lebih sering mengkaji pasien.
NEXT..

2. Pengkajian sekunder
A. Riwayat penyakit
B. Satus nutrisi
C. Status eliminasi
D. Pemeriksaan diagnostik
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
PENELITIAN TERKAIT

Menurut sebuah studi oleh witting, prediktor terkuat dari perdarahan GI bagian atas adalah tinja
hitam, usia<50 tahun, dan rasio urea nitrogen / kreatinin darah 30 atau lebih.[6][7] dari 325 orang
yang diteliti, tujuh (5%) dari 151 orang yang tidak memiliki faktor ini mengalami perdarahan
saluran cerna bagian atas, berbanding 63 (93%) dari 68 dengan 2 atau 3 faktor.
KESIMPULAN

Perdarahan bisa terjadi dimana saja di sepanjang saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai
anus. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah darah,tetapi gejala bisa juga
tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan tertentu. Perdarahan pada system
pencernaan antara lain dapat disebabkan oleh : robekan jaringan, kanker kerongkongan, iritasi
gastritis, luka pada usus, kanker pada usus, tumor pada usus, penyakit divertikulum, pembuluh darah
abnormal, hemoroid dan robekan pada anus.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai