Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 5 :

Elifia Zulfa Endela


Satri vani Karisfa
Yayat Mutia Ardi
Desain Penelitian Pendidikan
Desain Penelitian Eksperimen
1. The One – Shot Case Study
Penieliti memberikan perlakuan terhadap sekelompok subyek
tertentu, kemudian dilakukan pengukura terhadap variabel
tergantung.
Treatment Posttest
x T2

Prosedurnya :
1. Diberikan perlakuan (X), misalnya metode belajar
kelompok
2. Diberikan test (T2) atau posttest, untuk mengetahui prestasi
belajarnya, dan dihitung nilai rata-ratanya.
Kelemahan:
Tidak memiliki kontrol sehingga tidak bisa dilakukan
perbandingan (komparasi).
Desain ini berguna untuk menjajaki masalah-masalah
penelitian, atau untuk mengembangkan gagasan-
gagasa atau alat-alat tertentu, misalnya dalam
penelitian tindakan.
2. One Group Pretest-Posttest Design (minimal
control)
Desain ini menggunakan satu kelas subyek penelitian
Sebelum dilakukan treatment, terlebih dahulu
dilakukan pretest, kemudian diberikan perlakuan, lalu
dilakukan posttest.

Pretest Treatment Posttest

T1 X T2
Prosedurnya:
1. Diberikan pretest (T1)
2. Diberikan perlakuan (X) dalam jangka waktu
tertentu
3. Diberikan posttest (T2)
4. Dibandingkan T1 dan T2 untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh perlakuan
5. Digunakan uji statistik untuk mengetahui apakah
perbedaan itu signifikan.
Kelemahannya :
Tidak ada jaminan bahwa X merupakan satu-satunya
faktor yang menimbulkan perbedaan antara T1 dan T2.
Keuntungannya:
Pretest memberikan landasan untuk melakukan
komparasi prestasi belajar subyek sebelum dan
sesudah perlakuan
3. Randomized Control-Group Posttest Only
Design
Desain ini menggunakan sekelompok subyek
penelitian dari suatu populasi tertentu.
Subyek penelitian dikelompokkan secara random
menjadi 2 kelompok : kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Kelas eksperimen diberikan perlakuan, sedangkan
kelas kontrol tanpa perlakuan, tetapi kedua kelas
dilakukan posttest.
Pretest Treatment Posttest

Experimental group
- X T2

Control Group
- - T2
Prosedurnya:
1. Dipilih sejumlah subyek penelitian secara random
2. Dikelompokkan menjadi 2 kelas (eksperimen dan kontrol) secara
random
3. Dipertahankan agar semua kondisi atau variabel yang ikut
berpengaruh tetap sama, kecuali perlakuan pada kelas
eksperimen
4. Diberikan posttest (T2) yang sama pada kedua kelas
5. Dihitung nilai rata-rata kedua kelompok, serta dicari perbedaan
antara hasil pretest (T1) dan posttest (T2) untuk kedua kelompok
6. Dilakukan uji statistik untuk melihat apakah perbedaan itu
signifikan.
Keuntungannya:
1. Kedua kelompok subyek pada awal penelitian adalah
sama (setara).
2. Mengatasi masalah untuk melakukan pretest,
misalnya masalah waktu
4. Randomized Control-Group Pretest-Posttest
Design
Perbedaan desain penelitian ini dibandingkan yang
sebelumnya yaitu kedua kelas diberikan pretest.
Pretest Treatment Posttest

Experimental group
T1 X T2

Control Group
T1 - T2
Prosedurnya:
1. Dipilih sejumlah subyek penelitian secara random
2. Dikelompokkan menjadi 2 kelas (eksperimen dan kontrol) secara
random
3. Diberikan pretest (T1) untuk kedua kelas
4. Dipertahankan agar semua kondisi atau variabel yang ikut
berpengaruh tetap sama, kecuali perlakuan pada kelas eksperimen
5. Diberikan posttest (T2) yang sama pada kedua kelas
6. Dihitung nilai rata-rata kedua kelompok, serta dicari perbedaan antara
hasil pretest (T1) dan posttest (T2) untuk kedua kelompok
7. Dibandingkan perbedaan selisih skor kedua kelompok
8. Dilakukan uji statistik untuk melihat apakah perbedaan itu signifikan.
Desain ini dapat diperluas dengan menggunakan lebih
dari satu variabel bebas.

Pretest Treatment Posttest


Experimental group 1
T1 Xa (Metode a) T2
Experimental Group 2 T1 Xb (Metode b) T2

Control group T1 - T2
5. Randomized Solomon Four-Group Design
(RSFG)
Subyek ditempatkan dalam 4 kelompok secara
random
Desain ini merupakan gabungan dua eksperimen jadi
satu, yaitu antara eksperimen yang memakai pretest
dengan eksperimen tanpa pretest.
Pretest Treatment Posttest Perbedaan
1- Pretest T1 X T2 1D= T1,X,M,H

2- Pretest 2D= T1,M,H


T1 - T2

3- Unpretest - X T2 3D= X,M,H

4- Unpretest 4D= M,H


- - T2
6. Non Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design

Pada desain ini, subyek ditempatkan atau


dikelompokkan secara tidak random, artinya
menggunakan kelas yang sudah ada.
Pretest Treatment Posttest

Experimental group T1 X T2

Control Group
T1 - T2
Prosedurnya sama dengan desain Randomized
Control-Group Pretest-Posttest Design, bedanya hanya
pada pengelompokkan subyek secara tidak random.
7. Factorial Design
Terdiri dari faktor-faktor (X1) dan kategori-kategori
(X2).
Misalnya: pengaruh metode mengajar (X1) dan lama
penyajian (X2) terhadap hsil belajar (Y). Metode
mengajar terdiri atas dua faktor, yaitu metode ceramah
dan metode diskusi. Lamanya penyajian terdiri atas
dua kategori, yaitu 50 menit dan 30 menit.
Lamanya penyajian
50’ 30’ mean perbedaan

ceramah 58,5 -1,0


A B

Metode (X1) 59,0 58,0

diskusi C D 82,0 +2,0


82,0 84,0

mean 70,5 71,0

perbedaan +23,0 +26,0


Desain Penelitian Tindakan Kelas
Pada penelitian ini digunakan desain action research yang
menggunakan model spiral yang dikemukakan oleh kemmis dan Mc
Taggart (1988) dan Zuber- Skerrit (1996). Dalam satu putaran spiral
terdiri dari beberapa tahapan. Berikut merupakan tahapan dari
langkah-langkah penelitian tindakan kelas.

1 Perencanaan (planning)
2 Tindakan (Action)
3 Pemntauan (observation)
4 Refleksi (reflection)
Desain penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto
Perencanaan (planning)

1. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)


2. Menyiapkan desain model PAKEM dengan sintak yang jelas
3. Menyiapkan bahan ajar (hand out)
4. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)
5. Menyiapkan media pembelajaran
6. Menentukan peran guru dalam pembelajaran, misalnya sebagai
pembimbing dan fasilitator
7. Menyusun instrumen penelitian (alat evaulasi hasil belajar kognitif,
Afektif dan psikomotor untuk di setiap akhir siklus, lembar
observasi, untuk mengamati aktivitas belajar, kuesioner untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dan catatan
lapangan, untuk mengungkap hal-hal yang tidak bisa terekam
dengan instrumen yang sudah disiapkan)
Tindakan (action)

1. Guru melaksanakan rencana pelaksnaan oembelajaran (RPP)


2. Guru menerapkan model PAKEM dengan sintaks yang jelas
3. Guru memberikan bahan ajar (hand out) kepada siswa
4. Guru memberikan lembaran kerja siswa (LKS) kepada siswa untuk menuntu
belajar
5. Guru menggunakan media pembelajaran untuk membantu mempelajari atau
memudahkan pemahaman materi
6. Guru melaksanakan tugas sebagai pembimbing dan fasilitator dalam
pembelajaaran
7. Disetiap akhir siklus guru melaksanakan evaulasi hasil belajar kognitif, afektif,
psikomotor.
8. Guru mengadakan kuesioner untuk mengetahui respons siswa terhadap
pembelajaran
Pemantauan (observarion) dan evaluasi

Pemantauan dilakukan melalui pengamatan oleh satu guru tim


bidang studi (sebagai observer), sekaligus sebagai fasilitator .

• Aktivitas yang di evaulasi adalah:


1. jumlah (persentase) siswa yang menjawab pertanyaan guru
2. Jumlah (persntase) siswa yang menjawab pertanyaan guru
3. Jumlah (persentase) siswa yang mengerjakan latihan atau PR
4. Jumlah (persentase) siswa yang menjawab pertanyaan teman
5. Jumlah (persentase) siswa yang tampil ke depan mengerjakan latihan

• Perhatian atau keseriusan dalam mengikuti perkuliahan dalam mengikuti


perkuliahan/ pelajaran (secara kualitatif)
• Hasil belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotr (melalui
evaulasi)
• Tanggapan siswa terhadap pelakasanaan pembelajaran (melalui kuesinoer)
• Aktivitas lain yang muncul selama kegiatan pembelajaran, baik yang
bermanfaat ataupun tidak bermanfaat
Refleksi

•Mengukur kelemahan –kelemahan dari kegiatan pembelajaran ,


•Mencari apakah terjadi kolaborasi yang baik antara guru dan siswa.
•Menandai kegiatan yang kurang efektif dalam proses pembelajaran.
•Mengukur hasil evaluasi yang didapat dari tes siswa.
Desain penelitian
pengembangan
Model desain yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini menurut Kemp,dkk (model 4D).
Langkah –langkah penelitian pengembangan menurut
Lufri (2014):
a. Analisis masalah dan kebutuhan
b. Perancangan
c. Pengembangan
a. Uji Validitas
b. Uji Praktikalitas
c. Uji Efektivitas
d. Penyebarluasan (Diseminasi)
Sedangkan model 4D menurut Trianto (2007)
a. Tahap Pendefinisian (Define)
Adanya 5 langkah yang dibutuhkan;
1. analisis ujung depan
2. analisis siswa
3. analisis tugas
4. analisis konsep
5. perumusan tujuan pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design)
Langkah-langkah yang dibutuhkan yaitu;
(a) penyusunan tes acuan patokan
(b) pemilihan media yang sesuai tujuan,
(c) pemilihan format.
c. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap ini meliputi:
1. Validasi
validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi
2. Simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana
pengajaran
3. Uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.
d. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat
yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas
misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang
lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas
penggunaan perangkat di dalam KBM.
Model penelitian pengembangan dalam bidang
pendidikan, yaitu:
Model penelitian pengembangan menurut
Sugiyono
Borg and Gall
Model Dick and Carey
Langkah–langkah Desain penelitian pengembangan
(1) Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran
(2) Melaksanakan analisis pembelajaran
(3) Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan
karakteristik siswa
(4) Merumuskan tujuan performansi
(5) Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
(6) Mengembangkan strategi pembelajaran
(7) Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
(8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
(9) Merevisi bahan pembelajaran
(10) Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Research & Development menurut Woodbury
Minnesota
Discussio
Concept n

Scale Researc
Up Path h

Research &
Developmen Experiment
t al Design
Intellectua
l Property

Process
Development
Analysis

Anda mungkin juga menyukai