Anda di halaman 1dari 10

NS. VERI S.KEP.,M.

KEP
1. Konseling pre testing
a. penerimaan pasien :
* informasikan pelayanan tanpa nama
* pasien datang tepat waktu dan tidak menunggu
* jelaskan prosedur tentang VCT
* buat catatan rekam medik dan kode sendiri
* buatkan kartu periksa dengan nomor kode
b. Konseling HIV/AIDS :
1) periksa ulang nomor kode pasien dalam formulir
2) perkenalan dan arahan
3) Membangun kepercayaan pasien dengan konselor
4) Alasan kunjungan dan klarifikasi tentang HIV/AIDS
5) Penilaian risiko
6) Memberikan pengetahuan akan implikasi terinfeksi atau tidak
terinfeksi HIV dan memfasilitasi diskusi tentang menyesuaikan diri
dengan status HIV
7) Seorang konselor harus membuat keseimbangan antara pemberian
informasi, penilaian resiko dan kebutuhan emosional pasien
8) Konselor melakukan penilaian sistem dukungan
9) Pasienmemberikan persetujuan tertulis sebelum dilakukan testing
HIV/AIDS
C. Konseling HIV/AIDS dalam keadaan khusus :
1) Dalam keadaan pasien terbaring dilakukan konseling
disamping tempat tidur pasien dengan menjaga
kerahasiaannya
2) Dalam keadaan pasien tidak stabil VCT tidak dapat
dilakukan,menunggu sampai kondisi stabil
3) Dalam keadaan pasien kritis tetapi stabil dapat dilakukan
konseling
2. Informed Consent
a. Semua pasien sebelum testing harus membuat persetujuan tertulis
* Aspek penting didalam persetujuan:
1). pasien telah diberikan penjelasan cukup
2). pasien mengerti dan mampu menyatakan persetujuannya
secara intelektual dan psikiatris
3). pasien tidak dalam paksaan
4). untuk pasien yang tidak mampu mengambil keputusan untuk dirinya,
konselor harus bersikap jujur dan obyektif dalam menyampaikan informasi
sehingga pasien memahami dan dapat menyatakan persetujuannya
b. Informed consent pada anak
Dalam melakukan testing HIV pada anak dibutuhkan persetujuan dari orang
tua/wali
c. Batasan umur untuk dapat menyatakan persetujuan testing HIV
d. Persetujuan yang dilakukan orang tua buat anak
2. Testing HIV dalam VCT
bagi pengambil darah dan teknisi laboratorium harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
• Sebelum testing harus didahului dengan konseling dan penandatangan
informed consent
• Hasil tes HIV harus diverifikasi oleh dokter patologi klinis atau dokter
terlatih.
• Hasil diberikan kepada konselor dalam amplop tertutup
• Dalam laporan pemeriksaan hanya ditulis nomor kode pengenal
• Jangan memberikan tanda berbeda yang mencolok terhadap hasil positif
dan negatif
• Meskipun spesimen berasal dari sarana kesehatanlainnya yang berbeda,
tetap harus pastikan bahwa pasien telah menerima konseling dan
menandatangani informed consent
3. Konseling pasca testing
kunci utama dalam menyampaikan hasil testing :
• Periksa ulang seluruh hasil pasien dalam catatan medik
• Sampaikan hasil hanya kepada pasien secara tatap muka
• Berhati-hatilah dalam memanggil pasien dari ruang
tunggu
• Konselor tidak diperkenankan memberikan hasil pasien
secara verbal dan non verbal saat diruang tunggu
• Hasil testing tertulis
1. Penerimaan pasien
- memanggil klien secara wajar
- pastikan pasien datang tepat waktu dan usahakan tidak
menunggu
- ingat akan semua kunci utama dalam menyampaikan hasil
testing
2. Pedoman penyampaian hasil negatif
- periksa kemungkinan terpapar dalam periode jendela
- buatlah ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan
untuk seks aman, pemberian makanan pada bayi dan
penggunaan jarum suntik yang aman
- periksa kembali reaksi emosi yang ada
- buatlah rencana tindak lanjut
3. Pedoman penyampaian hasil testing positif
- perhatikankomunikasi nonverbal saat memanggil pasien
ke ruang konseling
- pastikan pasien siap menerima hasil
- tekankan kerahasiaan
- lakukan secara jelas dan langsung
- sediakan waktu cukup untuk menyerap informasi
tentang hasil
- periksa apa yang diketahui pasien tentang hasil testing
- dengan tenang bicarakan apa arti hasil pemeriksaan
- galilah ekspresi dan ventilasikan emosi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai