Agile Development
Agile Development
Agile DSDM
Pengembangan
Development Agile
SCRUM
Manfaat
RUP
karakteristik
Crystal
Prinsip-prinsip
FDD
Agile Model
Proses
AM
◦ Agile Development Methods adalah sekelompok metodologi
pengembangan perangkat lunak yang didasarkan pada prinsip-
prinsip yang sama atau pengembangan sistem jangka pendek yang
memerlukan adaptasi cepat dari pengembang terhadap perubahan
dalam bentuk apapun. Agile development methods merupakan
salah satu dari Metode pengembangan perangkat lunak yang
digunakan dalam pengembangan perangkat lunak.
◦ Agile memiliki pengertian bersifat cepat, ringan, bebas bergerak,
dan waspada. Sehingga saat membuat perangkat lunak dengan
menggunakan agile development methods diperlukan inovasi dan
responsibiliti yang baik antara tim pengembang dan klien agar
kualitas dari perangkat lunak yang dihasilkan bagus dan kelincahan
dari tim seimbang.
Pada tahun 1970, Dr Winston Royce mempresentasikan makalah berjudul
"Mengelola Pengembangan Perangkat Lunak Sistem Besar," yang mengkritik
pembangunan berurutan.
The Agile Manifesto diperkenalkan istilah pada tahun 2001. Sejak itu, Agile Movement,
dengan segala nilai-nilai, prinsip, metode, praktek, alat-alat, juara dan praktisi, filosofi
dan budaya, secara signifikan mengubah lanskap modern reakayasa perangkat dan
perangkat lunak komersial pembangunan di era Internet.
Scrum
Crystal
Siklus hidup proyek, merupakan inti dari DSDM, yang terdiri dari 5 sub
tahap yaitu i) studi kelayakan; ii) studi bisnis; iii) perulangan model
fungsional; iv) perulangan perancangan dan pembuatan; v) penerapan.
Studi
Analisa karakteristik dari sisi bisnis dan teknologi.
Pendekatan utama adalah pengadaan lokakarya,
dimana pengguna ahli berkumpul dan menghasilkan
hal-hal yang relevan dari sistem serta menyetujui
Studi Bisnis skala prioritas dalam pengembangan. Dihasilkan
daftar prioritas kebutuhan, definisi dari wilayah bisnis,
definisi arsitektur sistem, dan garis besar rencana
prototip.
Identifikasi Menentukan fungsionalitas yang akan dikerjakan pada prototip.
prototipe Dihasilkan sebuah model fungsional menurut hasil dari tingkat studi
fungsional bisnis.
Menyetujui
Setuju tentang bagaimana dan kapan untuk mengembangkan fungsi ini.
Jadwal
Fungsional
Model prototipe Mengembangkan PROTOTIPE FUNGSIONAL, sesuai dengan jadwal yang
Iterasi fungsional disepakati dan MODEL FUNGSIONAL.
Ketika fase ini dimulai, Domain Expert telah menyadari scope, konteks
dan requirement dari sistem yang akan dibangun. Pembuatan dokumen
requirement seperti use case atau spesifikasi fungsional ada dalam fase ini.
Namun FDD tidak secara eksplisit menggali, mencari dan mengatur
requirement ini. Domain expert menyajikan apa yang disebut
“walkthrough” yang mana anggota tim dan Chief Architect diinformasikan
dengan deskripsi level tinggi dari sistem.Domain keseluruhan (overal
domain) lebih lajut dibagi kedalam area domain yang berbeda sedangkan
walkthrough yang lebih detail deberikan oleh anggota domain. Kemudian
anggota tim developer bekerja dalam grup-grup kecil untuk mengerjakan
project model dari domain area yang telah diterima.
Build a Feature List
Walkthrough, object model dan dokumentasi requirement yang ada
memberikan dasar yang kuat dalam membangun feature list yang
komprehensif untuk sistem yang dikerjakan. Dalam daftar (list), tim
menyajikan masing-masing client valued functions ke dalam sistem.
Fungsi-fungsi tersebut dibagikan kepada masing-masing domain area
dan masing-masing grup dari fungsi tersebut disebut sebagai major
feature set. Sebagai tambahan, major feature sets kemudian dibagi lagi
menjadi feature sets. Ini merepresentasikan aktifiti yang berbeda di
setiap domain area. Feature list adalah yang dilihat oleh user atau
sponsor untuk validitas dan kelengkapan mereka.
Plan by Features
Plan by feature mencakup perencanaan pada level yang lebih
tinggi, dimana feature set diatur sedemikian rupa sesuai
dengan prioritas dan hubungannya. Prioritas ditentukan
sesuai dengan kebutuhan customer yang disetujui oleh Chief
Programmer. Dalam fase ini, Project Manager, Development
Manager dan Chief Programmer merencanakan urutan
feature-feature yang akan dikerjakan dengan demikian class
owenership telah dilengkapi.
Design by Feature dan Build by Feature
Sekelompok kecil fitur diambil dari feature set dan diperlukan
feature team untuk membangun fitur terpilih yang disebut sebagai
class owner. Proses design by feature dan build by feature bersifat
iteratif selama fitur yang dipilih tersebut diproduksi. Satu kali iterasi
memerlukan waktu beberapa hari sampai 2 minggu. Proses iteratif
ini mencakup beberapa tugas seperti inspeksi rancangan,
pengkodean, pengujian unit, integrasi dan inspeksi kode. Dijelaskan
pada gambar di bawah ini :
Project Tracking Methodology