Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN RISIKO
. BUNUH DIRI
BUNUH DIRI ???
 Tindakan agresif yang merusak diri
sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan
(Stuard & Sundeen, 2000)
 Kedaruratan psikiatri karena klien
berada dalam keadaan stres tinggi dan
menggunakan koping maladaptif
 Tindakan merusak integritas diri atau
mengakhiri kehidupan
 Bunuh diri: +0.5/100.000 populasi

(Mabes POLRI, 2012)


(+ 1170 kasus bunuh diri per tahun)
 estimasi WHO 1.6 – 1.8/100.000
populasi (3500 – 4000
kasus/tahun).
Pengertian
 Bunuh diri merupakan tindakan yang
secara sadar dilakukan oleh seseorang
untuk mengakhiri kehidupannya.
 Ada 3 macam bentuk:
 Isyarat bunuh diri
 Ancaman bunuh diri
 Percobaan bunuh diri
MENGENALI PASIEN YANG BERPOTENSI
BUNUH DIRI
 Klien pernah mencoba bunuh diri (terlihat di ruang gawat darurat,
bangsal perawatan, dsb)

 Keinginan bunuh diri dinyatakan secara terang-terangan maupun tidak,


atau berupa ancaman:”Kamu tidak akan saya ganggu lebih lama lagi”
(sering dikatakan pada keluarga)

 Secara obyektif terlihat adanya mood depresif/cemas

 Baru mengalami kehilangan bermakna (pasangan, pekerjaan, harga diri)

 Perubahan perilaku yang tidak diduga: menyampaikan pesan-pesan,


pembicaraan serius dan mendalam dgn kerabat, membagi-bagikan
harta/barang miliknya

 Perubahan sikap mendadak: tiba-tiba gembira, marah atau menarik diri


(Tomb, 2004)
RENTANG RESPON
PERLINDUNGAN DIRI
Respon Respon
Adaptif Mal-
adaptif

Self Growth Indirect self Self injury Suicide


enhanceme promoting destructive
nt risk taking behavior
ResponAdaptif Perlindungan
Diri
 Self enhancement (pengembangan
diri): menyayangi kehidupan diri;
berusaha selalu meningkatkan kualitas
diri.
 Growth-promoting risk taking: berani
mengambil risiko untuk meningkatkan
perkembangan diri.
Respon Maladaptif
 Indirect self-destructive behavior:
perilaku merusak diri tdk langsung; aktivitas yg
dapat mengancam kesejahteraan fisik dan berpotensi
mengakibatkan kematian; individu tak
menyadari/menyangkal bahaya aktivitas tersebut.
 Self injury:
mencederai diri; tak bermaksud bunuh diri tetapi
perilakunya bisa mengancam jiwa.
 Suicide/bunuh diri:
perilaku yg disengaja menimbulkan kematian diri;
individu sadar bahkan menginginkan kematian
Jenis Perilaku Bunuh Diri
 Ancaman bunuh diri (suicide threats)
 Usaha bunuh diri (suicide attempts)
 Isyarat bunuh diri (suicide gesture)
 Completed Suicide
MENENTUKAN RESIKO BUNUH
DIRI
SIRS (SUICIDAL INTENTION RATING
SCALE)
(Stuart & Sundeen, 1987; Keliat, B.A., 1994)

SKOR 0 Tidak ada ide bunuh diri yang lalu & sekarang

SKOR 1 Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh


diri, tidak mengancam bunuh diri
SKOR 2 Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada
percobaan bunuh diri
SKOR 3 Mengancam bunuh diri, misalnya “tinggalkan
saya sendiri atau saya bunuh diri”
SKOR 4 Aktif mencoba bunuh diri, waktu kapan , metode
/alat digunakan ,
PROSEDUR PENILAIAN
 Bina hubungan selama wawancara yang sifatnya
mendukung dan tidak menghakimi
 Selidikilah adanya ide-ide bunuh diri melalui
pertanyaan yang lebih spesifik, misal ”Apakah
kamu merasa sedih?” ”Apakah kamu pernah
berpikir untuk mengakhiri hidup?” “Bagaimana
caranya?”
 Setelah terjadi suatu percobaan bunuh diri yang
serius, tunggulah sampai klien cukup siap untuk
bekerjasama di dalam pemeriksaan. Tanyakan
mengenai hal bunuh diri (Tomb, 2004)
HAL-HAL YANG HARUS DIPELAJARI
MENGENAI KASUS BUNUH DIRI
 Maksud dan tujuan pasien-mengapa ingin
mati?
 Apakah rencana bunuh diri telah dibuat-
semakin spesifik rencana yang dibuat
semakin besar untuk melakukannya
 Metode-semakin mematikan teknik yang
dibuat semakin serius rencananya
 Adanya faktor-faktor psikiatrik dan organik,
misal depresi psikotik, gangguan proses
pikir, penggunaan sedatif tanpa resep,
kondisi organik
HAL-HAL YANG HARUS DIPELAJARI
MENGENAI KASUS BUNUH DIRI
 Tentukan apakah perilaku tersebut akibat
peranan impulsif/terencana
 Apakah pencetus krisis telah terlewati
 Buatlah daftar kehilangan yang dialami
 Apakah klien memiliki rencana untuk masa
depannya?
 Apakah klien mempunyai keluarga yang
mempedulikannya atau dukungan lainnya?
 Apakah klien berpikir bahwa dia akan
melakukan bunuh diri? (Tomb, 2004)
Tanda Risiko Berat untuk
Keberhasilan Bunuh Diri :
1. Keinginan mati yg sungguh-sungguh (
pernyataan berulang ttg keinginan mati).
2. Adanya Depresi dg gejala rasa salah, dosa, putus
asa, ingin dihukum berat, cemas hebat, tidak
berharga, ggg tidur, nafsu makan, seks yg berat.
3. Adanya Psikosis terutama impulsif, perasaan
curiga, ketakutan, panik, atau Halusinasi
pendengaran yg menyuruh bunuh diri.
Tanda Bahaya Bunuh Diri
1. Keluarga ada yang mengalami
bunuh diri
2. Pernah usaha Bunuh diri (
Suasana, tempat & cara sangat
menentukan keberhasilan).
3. Penyakit menahun.
4. Ketergantungan Obat.
5. Hipokondriasis.
Tanda Bahaya Bunuh Diri
6. Pengasingan diri.
7. Kebangkrutan.
8. Catatan bunuh diri.
9. Kesulitan penyesuaian diri yg kronis.
10. Tak jelas adanya keuntungan
sekunder.
11. Bertambahnya umur (tanpa
pekerjaan, ikatan keluarga, kegiatan)
Krisis Suicidal
 Rasa ketegangan yg tak dpt ditahan lagi,
disertai rasa sedih & putus asa.
1. Isyarat; ucapan, cerita, surat yg menunjukkan
bosan hidup, ingin mati atau catatan bunuh
diri.
2. Jeritan minta tolong. Dpt berupa ucapan,
tulisan atau perilaku yg menunjukkan sikap
ambivalensi bunuh diri. Satu fihak ingin bunuh
diri, fihak lain ingin ada yg
menyelamatkannya.
Wawancara
 Bagaimana perasaan pasien saat ini?
 Apakah pasien mempunyai pikiran ingin mati?
 Berapa sering muncul pikiran ingin mati?
 Kapan terakhir berpikir ingin mati?
 Apakah pasien pernah mencoba melakukan
percobaan bunuh diri? Kapan terakhir
melakukannya? Dengan apa pasien melakukan
percobaan bunuh diri? Apa sebabnya pasien
ingin melakukan percobaan bunuh diri?
 Apakah saat ini masih berpikir untuk melakukan
perilaku bunuh diri?
OBSERVASI
 Pasien tampak murung
 Pasien tidak bergairah
 Pasien banyak diam
 Ditemukan adanya bekas percobaan
bunuh dri
Proses Keperawatan Perilaku
Merusak Diri

Pengkajian
• Perilaku
• F. predisposisi
• Stresor presipitasi
• Penilaian stresor
Implementasi/ • Mekanisme Koping
Dx Keperawatan
evaluasi
• Risiko mutilasi diri
• Perlindungan • Ketidakpatuhan
• Kontrak keamanan • Risiko perilaku kekerasan
• Meningkatkan harga diri
• Mobilisasi duk sosial

Perencanaan
• Pendidikan kesehatan
• Pencegahan bunuh diri
FAKTOR RESIKO TINGGI:
kriteria: Tuckman & Youngman

Kriteria Penilaian Kriteria

M Mental Status Gangguan afektif berat atau psikosis

A Attempt Niat PBD yang kuat, PBD bukan yangpertama kali

S Support system Tidak ada seseorang yang penting yang dekat dengan penderita

S Sex Wanita di atas 25 tahun & pria di atas 45 tahun

A Age Usia lanjut

L Loss Kehilangan (status atau pasangan) dlm 6 bulan terakhir

A Alkoholisme Peminum-minuman keras

D Drug Penyalahgunaan dan ketergantungan zat


Perilaku Ketidakpatuhan
 Sadar alasan tdk patuh
 Meminimalisasi keseriusan
masalah
 Penyakit kronik dg periode
asymptomatic
 Sering berganti petugas
kesehatan
 Mencari mukzizat kesembuhan
 Rasa bersalah yg mengganggu
asuhan yg seperti biasa
 Memperhatikan kendali
Perilaku mencederai diri
 Nama lain: self abuse, self-directed agression, self-harm, self-
inflicted injury, self mutilation.
 Melukai diri
 Tanpa bantuan orang lain
 Perlukaan cukup berat menimbulkan perlukaan jaringan
 Bentuk:
 Memotong/membakar kulit
 Membenturkan kepala
 Mengkorek-korek luka
 Menggigit jari
 Populasi:
 Mental retardation
 Psien psikotik
 Narapidana
 Gangguan kepribadian
Perilaku Bunuh Diri
 Ancaman Bunuh diri:
 Peringatan verbal atau non verbal untuk bunuh diri
 Usaha bunuh diri; kalau tidak dicegah bisa
menimbulkan kematian:
 Menggantung diri
 Minum racun serangga
 Menembak diri
 Terjun dari ketinggian
 Menabrakkan diri ke kendaraan
 Memotong urat nadi
 Completed suicide: meninggal karena bunuh diri
•Gangguan afektif
•Penyalahguna zat
•Schizophrenia
Dx medis

•Suka bermusuhan
•Impulsif (gerakan cepat, tdk lama,
Sifat dilakukan dgn tiba-tiba .
•Depresif

F. predisposisi •Berduka baru


Lingk psikososial •Perpisahan atau bercerai
•Kehilangan barang
•Berkurangnya dukungan sosial

Riwayat kelg. •Riwayat keluarga BD

•Menurunnya serotonin
F. Boikimia
Faktor Pencetus
 Peristiwa kehidupan yg
memalukan
 Masalah hub
interpersonal
 Dipermalukan di depan
umum
 Kehilangan pekerjaan
 Ancaman penahanan
 Bisa juga pengaruh
media yg mengekspos
peristiwa bunuh diri
Isyarat

Ancaman
Pengkajian BD

Percobaan
Isyarat Bunuh Diri
 Perilaku yang secara tidak langsung untuk
bunuh diri
 Berkata: “Tolong jaga anak-anak saya, saya
akan pergi jauh” atau “Segala sesuatu akan
lebih baik tanpa saya.”
 Pasien mungkin sudah memiliki ide untuk
mengakhiri hidupnya
 Ungkapan perasaan: rasa bersalah, sedih,
marah, putus asa, tidak berdaya.
Ancaman Bunuh Diri
 Umumnya diucapkan oleh pasien
 Berisi keinginan untuk mati
 Disertai rencana cara mengakhiri hidup,
persiapan alat untuk melaksanakan
rencana tersebut.
 Belum mencoba.
Percobaan Bunuh Diri
 Tindakan yang dilakukan untuk
mengakhiri kehidupan.
 Melakukan cara misal: gantung diri,
minum racun, memotong urat nadi,
terjun dari tempat yang tinggi.
 Pasien tidak mati dengan usahanya
tersebut
RUFA RISIKO BUNUH DIRI
(Skor: 1-10 Skala (Skor: 11-20 Skala (Skor: 21-30 Skala
RUFA) RUFA RUFA
Percobaan Bunuh Diri Ancaman Bunuh Diri Isyarat Bunuh Diri
 Aktif mencoba bunuh diri  Aktif memikirkan rencana  Mungkin sudah memiliki
dengan cara: bunuh diri, namun tidak ide untuk mengakhiri
 gantung diri disertai dengan percobaan hidupnya, namun tidak
 minum racun bunuh diri disertai dengan ancaman
 memotong urat nadi  Mengatakan ingin bunuh dan percobaan bunuh diri
 menjatuhkan diri dari diri namun tanpa rencana  Mengungkapkan perasaan
tempat yang tinggi yang spesifik seperti rasa bersalah / sedih
 Mengalami depresi  Menarik diri dari pergaulan / marah / putus asa / tidak
 Mempunyai rencana bunuh sosial berdaya
diri yang spesifik  Mengungkapkan hal-hal
 Menyiapkan alat untuk negatif tentang diri sendiri
bunuh diri (pistol, pisau, yang menggambarkan
silet, dll) harga diri rendah
 Mengatakan: “Tolong jaga
anak-anak karena saya akan
pergi jauh!” atau “Segala
sesuatu akan lebih baik
tanpa saya.”
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Risiko bunuh diri


 Risiko melukai diri
 Risiko perilaku kekerasan pada
diri
 Risiko mutilasi diri
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
Strategi Pelaksanaan (SP)
 Pasien
 Pertemuan ke-1
 Identifikasi beratnya masalah bunuh diri: isarat, ancaman,
percobaan (jika percobaan segera rujuk)
 Identifikasi benda-benda berbahaya dan
mengamankannya (lingkungan aman untuk pasien).
 Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri:
buat daftar aspek positif diri sendiri, latihan berpikir aspek
positif yang dimiliki
 Masukan dalam jadual kegiatan untuk latihan berpikir
positif 3 kali sehari
Pertemuan ke-2
 Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri
sendiri, beri pujian. Kaji ulang resiko bunuh diri
 Latih cara mengontrol mengendalikan diri dari
dorongan bunuh diri; buat daftar aspek positif
keluarga dan lingkungan, latih berpikir positif
aspek keluarga dan lingkungan
 Masukan dalam jadual kegiatan untuk latihan
berpikir positif tentang diri, keluarga dan
lingkungan
Peremuan ke-3
 Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri,
keluarga dan lingkungan,beri pujian. Kaji ulang resiko
bunuh diri
 Diskusikan harapan dan masa depan
 Diskusikan cara mencapai harapan dan masa depan
 Latih cara mencapai harapan dan masa depan secara
bertahap (setahap demi setahap)
 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan berpikir
positif tentang diri, keluarga dan lingkungan yang dipilih
Pertemuan ke-4
 Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri
sendiri, keluarga dan lingkungan, serta kegiatan
yang dipih, beri pujian.
 Latih tahap ke dua kegiatan mencapai masa
depan
 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan
berpikir positif tentang diri, keluarga dan
lingkungan serta kegiatan yang dipilih untuk
persipan masa depan
Pertemuan ke 5 ad 12
 Evaluasi kegiatan latihan peningkatan
positif diri, keluaga dan lingkungan, beri
pujian
 Evaluasi tahapan kegiatan mencapai
harapan masa depan
 Latih kegiatan harian
 Nilai kemampuan yang telah mandiri
 Nilai apakah resiko bunuh diri terkontrol
SP Keluarga
 Pertemuan ke-1
 Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien
 Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses
terjadinya resiko bunuh diri (gunakan booklet)
 Jelaskan cara merawat resiko bunuh diri
 Latih cara memberikan pujian hal positif pasien
,memberi dukungan pencapaian masa depan
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memebrikan pujian
Pertemuan ke-2
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan
pujian dan penghargaan atas keberhasilan dan
aspek positif pasien beri pujian
 Latih cara memberikan penghargaan pada pasien
dan menciptakan suasana positif dalam keluarga,
tidak membicarakan keburukan anggota keluarga
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memebrikan pujian
Pertemuan ke - 3
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan
pujian dan penghargaan pada pasien serta
menciptkan suasana positif dalam keluarga,beri
pujian
 Bersama keluarga berdiskusi dengan pasien
tentang harapan masa depan serta langkah-
langkah mencapainnya.
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
Pertemuan ke -4
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian dan
penghargaan pada pasien serta menciptkan suasana positif
dalam keluarga, kegiatan awal dalam mencapai masa
depan ,beri pujian
 Bersama keluarga berdiskusi tentang langkah-langkah
dan kegiatan untuk mencapai harapan masa depan.
 Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh dan rujukan
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan
pujian
Pertemuan 5 sd 12
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan
pujian, penghargaan pada pasien, menciptkan
suasana positif dan membimbing langkah-langkah
mencapai harapan masa depan, beri pujian.
 Nilai kemampuan keluarga dalam merawat pasien
 Nilai kemampuan keluarga dalam melakukan
kontrol ke RSJ/PKM
PETUNJUK UMUM
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)

 Berikan semua tindakan dengan sungguh-sungguh. Evaluasi sebelum


diberikan
 Katakan tentang bunuh diri secara terbuka dan langsung
 Berikan status kewaspadaan terhadap bunuh diri
 Teliti ruangan klien, khususnya jika pikiran bunuh diri atau usaha
bunuh diri terjadi setelah dirawat di RS
 Tempatkan klien pada tempat yang mudah diobservasi
 Pilih kamar yang dekat dengan kantor perawat
 Hati-hati jangan berperilaku yang membuat tidak aman
 Organisasikan rencana keperawatan bersama klien
 Jangan menjanjikan sesuatu yang tidak realistik
 Anjurkan klien melaksanakan aktifitas sehari-hari dan perawatan diri
jika mungkin
 Putuskan bersama klien apakah anggota keluarga dan teman-
temannya dapat kontak dengannya
 Siapkan persetujuan dengan anggota keluarga kemungkinan adanya
bingung, marah atau kehilangan minat.
 Harapkan bahwa klien akan bekerja sama menerima dirinya
RINGKASAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Perilaku BD Tindakan Utk pasien Tindakan Utk
Klg
Isyarat BD  Diskusi cara atasi Penkes ttg cara
keinginan BD merawat pasien
 Tktkan harga diri BD
 Tingkatkan kemamp
penyel mslh
Ancaman BD Melindungi pasien Libatkan
Percobaan pengawasan
BD ketat
PROTOKOL PENCEGAHAN BUNUH DIRI

 Basic Suicide
Precautions
 Maximum Suicide
Precautions
Basic Suicide Precautions
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)

 Tempatkan klien di ruang terbuka kecuali jika


ditemani staf atau keluarga.
 Cek dimana klien berada dan pastikan aman tiap 10
menit
 Temani klien saat minum obat.
 Lihat barang-barang klien untuk yang potensial
dapat melukai. Teliti kondisi klien, dan katakan
untuk mendampingi klien saat klien bekerja.
 Cek seluruh bawaan pengunjung.
 Ijinkan klien memiliki peralatan makan, tapi
pastikan apakah gelas atau alat lain ada yang
hilang ketika mengumpulkannya.
Basic Suicide Precautions
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)

 Ijinkan klien memiliki peralatan makan, tapi


pastikan apakah gelas atau alat lain ada yang
hilang ketika mengumpulkannya.
 Ijinkan pengunjung & hubungan telepon kecuali
jika klien tidak menghendaki.
 Cek bahwa pengunjung tidak meninggalkan
barang-barang berbahaya di ruangan.
 Jalankan protokol ini sampai dihentikan oleh
psikiater.
 Informasikan pada klien alasan & detail aturan
yang diterapkan. Penjelasan ini harus dibuat oleh
dokter dan perawat serta dokumentasikan.
Maximum Suicide Precautions
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)

 Berikan supervisi 1 : 1.perawat harus tetap


berada di ruangan dalam jangkauan klien setiap
saat. Ketika klien menggunakan kamar mandi,
pintunya harus terbuka. Seorang staf harus
duduk disamping tempat tidur klien pada malam
hari.
 Jangan ijinkan klien untuk ditinggal pada
pelaksanaan tes atau pelaksanaan tindakan.
 Lihat dengan seksama barang bawaan klien dan
amankan barang-barang yang membahayakan,
seperti pil, korek api, sabuk, tali sepatu,
BH/kutang, pisau cukur/silet, jepitan, cermin
taua benda dari kaca (bola lampu pijar),
kawat/kabel, benda-benda kecil.
Maximum Suicide Precautions
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)

 Lihat dengan seksama barang bawaan klien dan


amankan barang-barang yang membahayakan, seperti
pil, korek api, sabuk, tali sepatu, BH/kutang, pisau
cukur/silet, jepitan, cermin taua benda dari kaca (bola
lampu pijar), kawat/kabel, benda-benda kecil.
 Jika aturan ini diterapkan setelah klien dirawat dalam
tempo yang lama, selidikilah dengan seksama kondisi
ruangannya.
 Cek pengunjung jangan sampai meninggalkan benda-
benda berbahaya di ruangan.
 Layani kebutuhan makan klien dalam tempat makan
isolasi yang terbuat dari bahan bukan kaca atau logam.
 Utamakan penjelasan pada klien apakah dia boleh
melakukan sesuatu serta alasannya. Dokumentasikan.
 Jangan menghentikan aturan ini tanpa saran dari
psikiater.
Evaluasi
Pasien mengancam atau mencoba:
 Pasien aman dan selamat
Keluarga pasien mengancam/percobaan:
 Klg mampu melindungi
Pasien isyarat BD:
 Mengungkapkan perasaan
 Harga diri meningkat
 Mampu menyelesaikan masalah
Keluarga isyarat BD:
 Berperan serta melindungi anggota keluarganya yang
berisiko bunuh diri.
Pasien isyarat BD:
 Mengungkapkan perasaan
 Harga diri meningkat
 Mampu menyelesaikan masalah
Keluarga isyarat BD:
 Menyebutkan tanda dan gejala
 Memperagakan cara melindungi
 Menggunakan fasilitas kesehatan
52

Anda mungkin juga menyukai