Anda di halaman 1dari 18

Disampaikan oleh :

Sri Nuryanti, SST


 Orang/Person

 Badan Hukum (Publik


dan Privat)

 Badan Hukum Publik


(Pemerintah baik
pusat dan daerah)
 Kesepakatan para pihak:
 Tidak ada unsur paksaan
(duress,dwang)
 Tidak ada unsur penipuan (fraud,
 misrepresentation)
 unsur kesilapan (mistake,
dwaling)
Perjanjian
Lisan/Tertulis

MoU Kontrak/

(Tertulis) Contract/Agreement
(Tertulis)
 Dikenal dengan beberapa sebutan:

a. Nota Kesepahaman
b. Nota Kesepakatan
c. Perjanjian Pendahuluan (Letter of
Intent)
d. Perjanjian dasar (Basic Agreement)
MoU tidak dikenal di dalam sistem hukum Civil
Law. MoU lebih dikenal di dalam sistem hukum
Common Law (Inggris serta Jajahannya). Namun .
Namun perkembangan dewasa ini di sitem
hukum Indonesia sudah mulai dipengaruhi dari
oleh sistem hukum Anglo Saxon/Commong law
banyak dibuat MoU-MoU yang pelakunya baik
subjek hukum privat maupun subjek hukum
publik (Pemerintah) bahkan Negara sering
membuat perjanjian kerjasama internasional
dengan pihak asing
.
 Dasar penyusunan kontrak pada masa datang yang
didasarkan pada hasil permufakatan para pihak, baik
secara tertulis maupun secara lisan. ( Black’s Law
Dictionary)

 Perjanjian pendahuluan, dalam arti nantinya akan diikuti


dan dijabarkan dalam perjanjian lain yang mengaturnya
secara detail, karena itu,memorandum of understanding
berisikan hal-hal yang pokok saja. (Munir Fuady)

 Dokumen yang memuat saling pengertian di antara para


pihak sebelum perjanjian dibuat. Isi dari memorandum of
understanding harus dimasukkan ke dalam kontrak,
sehingga ia mempunyai kekuatan mengikat.(Erman
Rajagukguk).
 UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional
 PP No. 50 Tahun 2007 tentang Pedoman Kerjasama
Daerah
 Peraturan Menteri dalam Negeri No. 3 Tahun 2008
tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah Daerah dengan Pihak Luar Negeri
 Pasal 1320 KUHPerdata
 Pasal 1338 KUHPerdata
 Doktrin dan Kebiasaan

Catatan :
Dasar hukum tersebut tidak menyebutkan dengan
tegas format dan ketentuan mengenai MoU
 MoU dibuat oleh para pihak dengan maksud
dan tujuan bermacam-macam, ada MoU yang
hanya berisikan ikatan moral saja antar para
pihak, ataupun ada MoU yang menginginkan
lahirnya sebuah kontrak dan para pihak sepakat
untuk mengikatkan diri di dalam sebuah
kontrak yang lebih detil yang mengatur hak dan
tanggung jawab , dan terdapat MoU yang
memiliki syarat untuk keberlanjutannnya di
dalam sebuah kontrak

 Yang membedakan MoU dengan Kontrak adalah


pada isinya, dan biasanya tanpa adanya sanksi
ataupun pilihan hukum (Chose of Law) dalam
menyelesaikan sengketa
a. Isinya ringkas, dapat satu halaman saja
b. Isinya hal-hal yang bersifat pokok saja
c. Bersifat pendahuluan yang akan diikuti oleh
perjanjian secara rinci
d. Memilik jangka waktu berlaku, apabila tidak
dilanjuti di dalam bentuk kontrak, maka
MoU tersebut akan batal kecuali
diperpanjang oleh para pihak
e. Biasanya dibuat dalam bentuk perjanjian di
bawah tangan
 Asas bersumber kepada Pasal
1320 KUHPerdata tentang
syarat-syarat sahnya kontrak
dan Pasal 1338 (Pacta
Sunservanda)
 Konsensualitas
 dan Kebebasan Berkontrak
 Judul MoU dan Kontrak
 Tempat dan waktu dibuat kontrak/MoU
 Para Pihak (Identitas) Kontrak/MoU
 Maksud dan Tujuan Pembuatan Kontrak/MoU
(Comparisi)
 Isi Kontrak (Terdiri dari pasal, pasal dan ayat)
 Penutup Jika MoU biasanya ada ketentuan
waktu, jika Kontrak biasanya ada bentuk
penyelesaian sengketa
 Tanda tangan para pihak
Pra Kontrak
 Negosiasi awal
 Nota kesepahaman
 Studi kelayakan/uji tuntas (Due Diligent)
 Negosiasi lanjutan/akhir
Kontrak
 Penulisan naskah awal
 Perbaikan
 Penulisan naskah akhir
 Penandatanganan
- Peraturan pemerintah no 61 tahun 2014
tentang Kesehatan Reproduksi
- Intruksi bersama Dirjen Bimas Islam dan
urusan haji departemen agama dan dirjen
pemberantasan penyakit menular dan
penyehatan lingkungan pemukiman
depatemen kesehatan no 02 tahun 1989-
162-1/PD.03.04.El tentang imunisasi
tetaanus toksoid calon pengantin
- Peraturan Drjen Bimas Islam tentang Nomor
542 tahun 2013 tentang kursus Pranikah.
 Adanya Koordinasi antara Kementerian Agama
Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi dalam
pelaksanaan Pelayanan Kespro pada Calon
Pengantin
 Adanya Koordinasi antara Kementerian Agama
Kab/Kota dan Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam
pelaksanaan Pelayanan Kespro pada Calon
Pengantin
 Adanya Koordinasi antara petugas kesehatan di
Puskesmas dengan lembaga keagamaan dalam
memberikan KIE Kesehatan Reproduksi termasuk
skrining TT pada calon pengantin.
 Antar Dinas Kesehatan dan Kanwil Agama di
Provinsi Bengkulu

 Antara Dinas Kabupaten/Kota dan


Kementerian Agama Kabupaten/Kota

 Antara Puskesmas dengan KUA dalam wilayah


Kerja
1. Kepahiang
2. Rejang lebong
3. Lebong
4. Bengkulu Tengah
5. Bengkulu utara
6. Kota Bengkulu
7. Kaur
Yang belum
1. Seluma
2. Bengkulu Selatan
3. Muko- Muko

Anda mungkin juga menyukai