PULPOSUS
Diajukan Kepada :
dr. Ardiansyah A.N. , M.Kes., Sp. S.
Disusun Oleh:
Dewi Aprilia N.L
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. I
• Usia : 24 tahun
• Alamat : Magelang
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Status : Belum Menikah
• Agama : Islam
KELUHAN UTAMA
Pasien tidak merokok, tidak meminum minuman beralkohol, dan beraktivitas di rumah.
Sebelum mengalami HNP pasien bekerja di suatu pabrik.
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen:
Inspeksi : distended (-), Jejas (-), Striae (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), Supel
Ekstremitas: Akral teraba hangat, edema (-/-), tidak terdapat tremor.
PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGIS
Sistem Motorik :
• Head CT Scan :
- Tak tampak tanda-tanda infark/
ICH/SOL
- Sinusitis maxillaris dextra.
DIAGNOSIS
Dx primer :VERTIGO
Dx sekunder : HNP Lumbal
TATALAKSANA
• Tab Betahistine 3 x 1
• Tab Flunarizine 3 x 1
• Tab Proneuron 2 x 1
• Tab Tramadol 3 x 1
TINJAUAN PUSTAKA VERTIGO
DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa latin “vertere” yaitu memutar. Vertigo ialah adanya sensasi
gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi peputaran
yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar. Vertigo
bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang
terjadi akibat gangguan keseimbangan pada sistem vestibular ataupun gangguan pada
sistem saraf pusat. Selain itu vertigo dapat pula terjadi akibat gangguan pada alat
keseimbangan tubuh yang terdiri dari reseptor pada visual (retina), vestibulum (kanalis
semisirkularis) dan proprioseptif (tendon, sendi dan sensibilitas dalam).
EPIDEMIOLOGI
Perifer
-Otologi
Dapat disebabkan oleh BPPV, meniere, parese N.VIII (vestibulokloklearis),otitis media, trauma
lokal/ post trauma.
-Interna
Dapat terjadi karena gangguan kardiovaskuler. Penyebabnya bisa berupa tekanan darah yang naik
turun, aritmia kordis, penyakit jantung koroner, infeksi, hipoglikemi, serta intoksikasi obat, misal :
nifedipin, benzodiasepin, xanax, alkohol , antibiotik dll
-Psikiatrik
Biasanya pemeriksaan klinis dan laboratoris menunjukkan hasil dalam batas normal. Penyebabnya
bisa brupa depresi, fobia, anxietas, serta psikosomatis.
-Fisiologis
Misalnya , timbul karena melihat kebawah saat dalam kondisi di tempat yang tinggi, mabuk darat,
mabuk laut.
Sentral
-Neurologis
Dapat berupa ganggguan serebrovaskular batang otak dan serebelum,gangguan serebelum,
sklerosis multiple, stroke/ TIA , neoplasma, malformasi chiari yaitu anomali bawaan dimana
serebelum dan medula oblongata menjorok ke medula spinalis melalu foramen magnum.
PATOFISIOLOGI
BPPV
• Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan oleh perpindahan otokonia kristal
(kristal karbonat Ca yang ada di sakulus dan utrikulus). Kristal tersebut merangsang
sel-sel rambut di salruran setengah lingkaran posterior, menciptakan ilusi gerak. Batu-
batu kecil yang terlepas (kupulolitiasis) dalam telinga bagian dalam menyebabkan
BPPV.
• Ketika batu-batu terlepas, mereka akan mengapung dalam kanal semisirlularis dari
telinga dalam. Ketika kalsium karbonat tersebut bergerak dalam kanal semisirkularis
maka akan terjadi pergerakan endolimfe yang menstimulasi ampula pada kanal yang
terkena, sehinga menyebabkan vertigo.
KLASIFIKASI
Ciri-Ciri Vertigo prifer Vertigo sentral
Lesi Sistem vestibuler (telinga dalam, Sistem vertebrobasiler dan
saraf perifer) gangguan vaskular (otak,
batang otak, serebelum)
Nistagmus spontan + -
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan umum
• Pemeriksaan nuerologis
• Kesadaran.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING
• PENYAKIT MENIERE
• LABIRINITIS
• KELAINAN VESTIBULER YANG DISEBABKAN OLEH OBAT-OBATAN
TATALAKSANA
•Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah turunnya kandungan annulus fibrosus dari
diskus intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture annulus fibrosus dengan
tekanan dari nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi pada element saraf. Hal ini
akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar ke tungkai. Kebas dan nyeri menjalar
yang tajam merupakan hal yang sering dirasakan penderita HNP
EPIDEMIOLOGI
Pemeriksaan Fisik:
• Inspeksi
• Palpasi
• Test Laseque
• Tanda Laseque kontralateral
• Tes Bragard
• Tes Sicard
• Tes patrick
• Tes kontra patrick
• Pemeriksaan Penunjang
- MRI
- Rontgen
DIAGNOSIS BANDING
• - Spondylolisthesis
• - Spondylosis
• - Neoplasma
TATALAKSANA
• a. Konservatif bila tidak dijumpai defisit neurologik :
• - Tidur selama 1 – 2 jam diatas kasur yang keras
• - Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau kompresi saraf
• - Terapi obat-obatan :
• Analgesik : ibuprofen atau naproxen, asamefenamat
• Narkotika : Jika intensitas nyeri lebih berat, seperti kodein atau kombinasi oxycodone-
acetaminophen , MST, tramadol
• Obat antikejang (anticonvulsant) . gabapentin, duloxetine, alpentin.
• Antidepresan : amitriptyline
• Pelemas otot : eprison hcl
• Kortikosteroid : metylprednisolon.
• OAINS : meloxicam, proneuron (metamizole+diazepam)
• Neurotropik : mecobalamin
• Vitamin : neurodex, neurobion.
• PROGNOSIS
• Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu
dengan terapi konservatif
• Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik
meskipun sudah diterapi.
• Pada pasien yang dioperasi 90% akan membaik
terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya
kekambuhan adalah 5%