Anda di halaman 1dari 35

VERTIGO & HERNIA NUKLEUS

PULPOSUS

Diajukan Kepada :
dr. Ardiansyah A.N. , M.Kes., Sp. S.

Disusun Oleh:
Dewi Aprilia N.L
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Nn. I
• Usia : 24 tahun
• Alamat : Magelang
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Status : Belum Menikah
• Agama : Islam
KELUHAN UTAMA

• Pusing berputar , mual, muntah dan nyeri kepala hingga


telinga.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Seorang pasien datang ke IGD RSUD Tidar dengan


keluhan pusing berputar seakan hendak jatuh,
disertai mual, muntah dan mengalami rasa nyeri di
telinga. Pusing berputar dirasakan ketika pasien
merubah posisi dari tidur bangkit ke posisi duduk
ataupun berdiri. Selain itu, pasien mengeluhkan mual
dan sempat muntah. Pasien merasakan rasa nyeri di
area kepala hingga telinga kanan. Sebelumnya pasien
dibawa ke IGD RST magelang dan telah di injeksi
Ketorolac namun tidak ada perbaikan. Setelah
beberapa hari dirawat, pasien mengeluh flu dan nyeri
di bagian bawah mata.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU & KELUARGA

PENYAKIT RPD RPK


Riwayat hipertensi (-) (-)
Riwayat DM (-) (-)
Riwayat trauma kepala (-) (-)
Riwayat stroke (-) (-)
Riwayat HNP lumbal (+) (-)

RIWAYAT PERSONAL SOSIAL

Pasien tidak merokok, tidak meminum minuman beralkohol, dan beraktivitas di rumah.
Sebelum mengalami HNP pasien bekerja di suatu pabrik.
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Umum


• Keadaan umum : Baik
• GCS : E4V5M6
• Kesadaran : Kompos Mentis
Tanda Vital
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Frekuensi Nadi : 86 x/ menit
• Frekuensi Nafas : 20 x/ menit
• Suhu : 36,6 oC
PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala: Mata : Pupil Isokor 3 mm, CA-/-, SI -/-


• Thorak:
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : Ketertinggalan gerak (-)
Perkusi : Paru kanan dan kiri sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
S1-S2 reguler, bising jantung (-)

• Abdomen:
Inspeksi : distended (-), Jejas (-), Striae (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), Supel
Ekstremitas: Akral teraba hangat, edema (-/-), tidak terdapat tremor.
PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGIS
Sistem Motorik :

Ekstremitas atas Kanan Kiri


Kekuataan 5 5
Gerakan involunter (-) (-)
Refleks Brakhioradialis (+) (+)
Refleks Hoffman / Tromner (-) (-)
Ekstremitas bawah Kanan Kiri
Kekuataan 5 5
Gerakan involunter (-) (-)
Refleks Patella (+) (+)
Refleks Openheim (-) (-)

Pemeriksaan neurologis tambahan:


Tes Romberg (+)
Tes Nistagmus (+)
Tes laseque (-/+)
Tes Patrick (-/+)
Tes Kontrapatrick (-/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Head CT Scan :
- Tak tampak tanda-tanda infark/
ICH/SOL
- Sinusitis maxillaris dextra.
DIAGNOSIS

Dx primer :VERTIGO
Dx sekunder : HNP Lumbal
TATALAKSANA

• Tab Betahistine 3 x 1
• Tab Flunarizine 3 x 1
• Tab Proneuron 2 x 1
• Tab Tramadol 3 x 1
TINJAUAN PUSTAKA VERTIGO
DEFINISI

Vertigo berasal dari bahasa latin “vertere” yaitu memutar. Vertigo ialah adanya sensasi
gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi peputaran
yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar. Vertigo
bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang
terjadi akibat gangguan keseimbangan pada sistem vestibular ataupun gangguan pada
sistem saraf pusat. Selain itu vertigo dapat pula terjadi akibat gangguan pada alat
keseimbangan tubuh yang terdiri dari reseptor pada visual (retina), vestibulum (kanalis
semisirkularis) dan proprioseptif (tendon, sendi dan sensibilitas dalam).
EPIDEMIOLOGI

Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu


dengan prevalensi sebesar 7 %. Dari ke empat jenis dizziness
vertigo merupakan yang paling banyak yaitu sekitar 54% .
Vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan
dengan laki-laki yaitu 2:1. Vertigo paling sering ditemukan
adalah Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). Menurut
penelitian pasien yang datang dengan keluhan pusing
berputar/vertigo, sebanyak 20% memiliki BPPV, walaupun
penyakit ini sering disertai penyakit lainnya.
ETIOLOGI

Perifer
-Otologi
Dapat disebabkan oleh BPPV, meniere, parese N.VIII (vestibulokloklearis),otitis media, trauma
lokal/ post trauma.
-Interna
Dapat terjadi karena gangguan kardiovaskuler. Penyebabnya bisa berupa tekanan darah yang naik
turun, aritmia kordis, penyakit jantung koroner, infeksi, hipoglikemi, serta intoksikasi obat, misal :
nifedipin, benzodiasepin, xanax, alkohol , antibiotik dll
-Psikiatrik
Biasanya pemeriksaan klinis dan laboratoris menunjukkan hasil dalam batas normal. Penyebabnya
bisa brupa depresi, fobia, anxietas, serta psikosomatis.
-Fisiologis
Misalnya , timbul karena melihat kebawah saat dalam kondisi di tempat yang tinggi, mabuk darat,
mabuk laut.
Sentral
-Neurologis
Dapat berupa ganggguan serebrovaskular batang otak dan serebelum,gangguan serebelum,
sklerosis multiple, stroke/ TIA , neoplasma, malformasi chiari yaitu anomali bawaan dimana
serebelum dan medula oblongata menjorok ke medula spinalis melalu foramen magnum.
PATOFISIOLOGI

• Vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan


ketidak cocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipresepsika oleh
susunan saraf pusat.
• Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal,
maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan
gejala otonom. Disamping itu, respon penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga
muncul gerakan abnormal yang berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/
berjalan.
• Gluamat merupakan neurotransmiter eksitatorik utama dalam serabut saraf vestibuler.
• Reseptor asetilkolin muskarinik banyak ditemukan di daerah pons dan medula, dan akan
menimbulkan keluhan vertigo dengan mempengaruhi reseptor muskarinik tipe M2,
sedangkan neurotransmiter histamin banyak sitemukan secara merata di dalam struktur
vestibuler bagian sentral, berlokasi di pre dan post sinaps pada sel-sel vestibiler.
Teori-teori yang menjelskan terjadinya vertigo :
1. Teori rangsang berlebihan(overstimulation)
2. Teori konflik sensorik
3. Teori sinaps
PATOFISIOLOGI

BPPV
• Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan oleh perpindahan otokonia kristal
(kristal karbonat Ca yang ada di sakulus dan utrikulus). Kristal tersebut merangsang
sel-sel rambut di salruran setengah lingkaran posterior, menciptakan ilusi gerak. Batu-
batu kecil yang terlepas (kupulolitiasis) dalam telinga bagian dalam menyebabkan
BPPV.
• Ketika batu-batu terlepas, mereka akan mengapung dalam kanal semisirlularis dari
telinga dalam. Ketika kalsium karbonat tersebut bergerak dalam kanal semisirkularis
maka akan terjadi pergerakan endolimfe yang menstimulasi ampula pada kanal yang
terkena, sehinga menyebabkan vertigo.
KLASIFIKASI
Ciri-Ciri Vertigo prifer Vertigo sentral
Lesi Sistem vestibuler (telinga dalam, Sistem vertebrobasiler dan
saraf perifer) gangguan vaskular (otak,
batang otak, serebelum)

Penyebab BPPV,Penyakit maniere, neuronitis Iskemik batang otak,


vestibuler, labirintis, neuroma vertebrobasiler insufisiensi,
akustik, trauma neoplasma, migren basiler

Gejala dan gangguan Tidak ada Diantaranya: diplopia,


SSP parestesi, gangguan
sensibilitas dan fungsi
motorik, disartria, gangguan
serebelar
Intensitas Vertigo Berat Ringan

Telinga berdenging Kadang-kadang Tidak ada


dan atau tuli

Nistagmus spontan + -
PENEGAKAN DIAGNOSIS

• Anamnesis • Nervus kranialis


• Bentuk seragang vertigo • Motorik
• Sifat serangan vertigo • Sensorik
• Faktor pencetus • Keseimbangan (pemeriksaan khusus
• Gejala otonom yang menyertai keluhan neurootologi ) :
veritgo • Tes Nistagmus
• Tes Romberg
• Ada tidaknya gejala gangguan pendengaran
• Tes Romberg dipertajam
• Obat-obatan yang menimbulkan gejala
• Tes jalan tandem
vertigo
• Tes Fukuda
• Tindakan tertentu • Tes past pointing
• Penyakit yang diderita pasien
• Defisit neurologis

• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan umum
• Pemeriksaan nuerologis
• Kesadaran.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah rutin


• CT-Scan
• MRI

DIAGNOSIS BANDING

• PENYAKIT MENIERE
• LABIRINITIS
• KELAINAN VESTIBULER YANG DISEBABKAN OLEH OBAT-OBATAN
TATALAKSANA

• Dilakukan latihan vestibular


(vestibuler exercise) dengan
metode brand daroff Antagonis Kalsium:
Medikasi: • Cinnarizine
Antihistamin: • Flunarizine
• Ex: - Betahistin Mesylate
• Fenotiazine
(Merislon)
• Promethazine
• Dengan dosis 6 mg (1 tab) –
12 mg , 3x1 per oral. • Khlorpromazine
• Dimenhidrinate Obat Penenang Minor:
• Difenhidramin HCL • Lorazepam
• Diazepam
PROGNOSIS

• Ad vitam (hidup): dubia ad bonam


• Ad sanationam (sembuh): dubia ad malam
• Ad fungsonam (fungsi) : dubia ad bonam
HNP
DEFINISI

•Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah turunnya kandungan annulus fibrosus dari
diskus intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture annulus fibrosus dengan
tekanan dari nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi pada element saraf. Hal ini
akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar ke tungkai. Kebas dan nyeri menjalar
yang tajam merupakan hal yang sering dirasakan penderita HNP
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi HNP berkisar antara 1-2% dari populasi. Usia


yang paling seringadalahusia30-50 tahun.Pada penelitian
HNP paling sering dijumpai pada tingkat L4-L5; titik
tumpuan tubuh di L4-L5-S1. Penelitian Dammers dan
Koehler pada 1431 pasien dengan herniasi diskus
lumbalis, memperlihatkan bahwa pasien HNP L3-L4
secara bermakna dari usia tua dibandingkan dengan
pasien HNP L4-L5.
ETIOLOGI

- meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan


kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Annulus fibrosus mengalami
perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus
biasanya didaerah lumbal dapat bulging atau pecah.

- Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena


adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus
intervertebralis sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

• Protrusi diskus intervertebralis :


nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa
kerusakan annulus fibrosus.
• Prolaps diskus intervertebral :
nukleus berpindah, tetapi masih dalam
lingkaran anulus fibrosus.
•Extrusi diskus intervertebral :
nukleus keluar dan anulus fibrosus dan
berada di bawah ligamentum, longitudinalis
posterior.
• Sequestrasi diskus intervertebral :
nukleus telah menembus ligamentum
longitudinalis posterior
FAKTOR RISIKO

Faktor risiko yang tidak dapat dirubah:


1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Riwayat Trauma / cedera punggung

Faktor risiko yang dapat dirubah :


1. Pekerjaan dan aktivitas
2. Olahraga yang tidak teratur
3. Merokok
4. Berat badan berlebihan
GEJALA KLINIS
• Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai
beberapa tahun). Nyeri menyebar sesuai dengan distribusi saraf skiatik.
• Sifat nyeri berubah dari posisi berbaring ke duduk,nyeri mulai dari punggung
dan terus menjalar ke bagian belakang lalu kemudian ke tungkai bawah.
• Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti gerakan-gerakan pinggang saat
batuk atau mengedan, berdiri, atau duduk untuk jangka waktu yang lama dan
nyeri berkurang saat beristirehat atau berbaring.
• Penderita sering mengeluh kesemutan (parestesia) atau baal bahkan kekuatan
otot menurun sesuai dengan distribusi persarafan yang terlibat.
• Nyeri bertambah bila daerah L5-S1 (garis antara dua krista iliaka) ditekan.
• Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota
badan bawah/tungkai
• Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi
dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang
memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
• Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada
sisi yang sehat.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis :
• Awitan
• Penyebab mekanis NPB menyebabkan nyeri mendadak yang timbul setelah posisi mekanis yang merugikan.
Mungkin terjadi robekan otot, peregangan fasia atau iritasi permukaan sendi. Keluhan karena penyebab lain
timbul bertahap.
• Lama dan frekuensi serangan
• Lokasi dan penyebaran
• Faktor yang memperberat/memperingan
• Kualitas/intensitas

Pemeriksaan Fisik:
• Inspeksi
• Palpasi
• Test Laseque
• Tanda Laseque kontralateral
• Tes Bragard
• Tes Sicard
• Tes patrick
• Tes kontra patrick

• Pemeriksaan Penunjang
- MRI
- Rontgen
DIAGNOSIS BANDING

• - Spondylolisthesis
• - Spondylosis
• - Neoplasma
TATALAKSANA
• a. Konservatif bila tidak dijumpai defisit neurologik :
• - Tidur selama 1 – 2 jam diatas kasur yang keras
• - Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau kompresi saraf
• - Terapi obat-obatan :
• Analgesik : ibuprofen atau naproxen, asamefenamat
• Narkotika : Jika intensitas nyeri lebih berat, seperti kodein atau kombinasi oxycodone-
acetaminophen , MST, tramadol
• Obat antikejang (anticonvulsant) . gabapentin, duloxetine, alpentin.
• Antidepresan : amitriptyline
• Pelemas otot : eprison hcl
• Kortikosteroid : metylprednisolon.
• OAINS : meloxicam, proneuron (metamizole+diazepam)
• Neurotropik : mecobalamin
• Vitamin : neurodex, neurobion.

• - Terapi panas dingin.


• - Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakan lumbosacral brace atau korset.
• - Terapi diet untuk mengurangi BB
• - Traksi lumbal, mungkin menolong, tetapi biasanya resides
• - Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS).
TATALAKSANA
b. Pembedahan
Indikasi pembedahan :
• Pasien mengalami HNP grade 3 atau 4.
• Tidak ada perbaikan lebih baik, masih ada gejala nyeri yang tersisa, atau
ada gangguan fungsional setelah terapi konservatif diberikan selama 6
sampai 12 minggu.
• Terjadinya rekurensi yang sering dari gejala yang dialami pasien
menyebabkan keterbatasan fungsional kepada pasien, meskipun terapi
konservatif yang diberikan tiap terjadinya rekurensi dapat menurunkan
gejala dan memperbaiki fungsi dari pasien.
• Terapi yang diberikan kurang terarah dan berjalan dalam waktu lama.

Pilihan terapi operatif yang dapat diberikan adalah:


• Distectomy Pengambilan sebagian diskus intervertabralis.
• Percutaneous distectomy Pengambilan sebagian diskus intervertabralis
dengan menggunakan jarum secara aspirasi.
• Laminotomy/laminectomy/foraminotomy/facetectomy Melakukan
dekompresi neuronal dengan mengambil beberapa bagian dari vertebra
baik parsial maupun total.
• Spinal fusion dan sacroiliac joint fusion: Penggunaan graft pada vertebra
sehingga terbentuk koneksi yang rigid diantara vertebra sehingga terjadi
stabilitas.
PROGNOSIS

• PROGNOSIS
• Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu
dengan terapi konservatif
• Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik
meskipun sudah diterapi.
• Pada pasien yang dioperasi 90% akan membaik
terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya
kekambuhan adalah 5%

Anda mungkin juga menyukai