Anda di halaman 1dari 22

Case Report

Ulcer Ec Gastropati Obat


RS IBNU SINA MAKASSAR
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. k
• Umur : 74 tahun/ 0 bulan/ 5 hari
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Buruh harian
• Alamat : Jl. Kesadaran I
• Nama RS : RS Ibnu Sina Makassar
• No. RM : 00-19-34-96
• KELUHAN UTAMA : Bab Kehitaman
• Anamnesis Terpimpin : Pasien MRS denga keluhan bab
warna kehitaman yang dialami sejak 1 sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri ulu hati ada dirasakan terus menerus.
Mual (+) muntah (-), Lemas (+), pusing(+) demam (-).
ANAMNESIS Bak Kesan Cukup. Riwayat minum jamu 2 botol dalam
1 bulan ini untuk mengobati sakit pada sendi-sendi
tubuh.
• Riwayat berobat: meminum obat anti nyeri
• Riwayat tinggal dengan penderita TB (-)
• Riwayat dm (-)
• Riwayat Ht (-)
• Riwayat penyakit hati (-)
REVIEW OF SYSTEM
• General : Lemas
• Kulit : Tampak Dalam batas normal
• Kepala : Normocephal, Sakit kepala (-), pusing (-)
Mata: Anemis (+/+), Ikterik (-/-)
• THT : Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, Pilek (-), faring tidak hiperemis,
Bibir: Normal, Sianosis (-), Pucat (-), Lidah: kotor (-), tremor (-)
• Thorax: Nyeri dada (-), Sesak dan riwayat sesak (-)
• Paru–paru : Batuk (-), Lendir (-), darah (-)
• Pencernaan : Mual (+), Muntah (-), Nyeri ulu hati (+), BAK dalam batas normal
• Ekstremitas : Edema (-)
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit yang sama pada
Riwayat penyakit yang sama : tidak ada keluarga :
Riwayat penyakit DBD : tidak ada
Riwayat stroke : tidak ada Tidak ada penyakit yang sama
Riwayat hipertensi : tidak ada Riwayat merokok dalam keluarga (+)
Riwayat diabetes melitus : tidak ada
Riwayat penyakit jantung : tidak ada Riwayat pengobatan :
Riwayat penyakit hati : tidak ada
Riwayat batuk lama : tidak ada Meminum Jamu-jamuan
Riwayat trauma : tidak ada Meminum Obat Anti Nyeri Sendi
Riwayat penyakit atopi : tidak ada
Riwayat Alergi : tidak ada Riwayat sosial ekonomi :
Biaya pengobatan ditanggung oleh Mandiri.
PEMFIS
Keadaan Umum : Compos Mentis / Gizi Kurang
Sakit Sedang
Status Kesadaran : Kuantitatif : GCS
(E4M6V5)
Kualitatif : Compos Mentis
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 80x/menit, reguler, Lemah
Pernapasan : 68 x/menit,
Suhu : 36,5 0C (Axilla)
Kepala THT
•Bentuk : normocephal • Telinga : bentuk normal, simetris,
•Ekspresi wajah : lemas lubang lapang, serumen (-/-)
• Hidung : bentuk normal, sekret (-/-)
•Simetris wajah : simetris • Bibir : normal, sianosis (-), pucat (-)
•Rambut : rambut hitam, tidak mudah di cabut dan • Tonsil : T1-T1 hiperemis (-)
distribusi merata. • Faring : hiperemis (-)
•Deformitas : tidak ada • Lidah : kotor (-), tremor (-)
• Mukosa mulut : koplik spot (-)
Mata • Leher : simetris, pembesaran KGB
tidak ada
•Eksoptalmus/enoptalmus : (-)
•Gerakan : segala arah baik
•Tekanan bola mata : tdk ada kelainan
•Kelopak mata : edema palpebra (-)
•Konjungtiva : anemis (+/+)
•Sklera : ikterus (-/-)
•Kornea : jernih
•Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
Thoraks
Inspeksi Auskultasi
•Bentuk : tidak simetris kiri dan kanan •Bunyi nafas : vesikuler menurun
•Sela iga dalam batas normal, retraksi (-) •Bunyi tambahan : ronchi -/-
•Pembuluh darah tidak ada kelainan wheezing -/-

Palpasi
•Tidak ada nyeri tekan
•Fokal Fremitus Normal
•Payudara : tidak ditemukan kelainan.
Perkusi
•Batas paru hepar : Sulit dinilai
•Pekak setinggi ICS III-IV dekstra
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
•Inspeksi : tampak datar, ikut gerak napas

•Auskultasi : peristaltik (+), kesan meningkat

•Palpasi : nyeri tekan (+) regio epigastrium, hepar dan lien tidak teraba.

•Perkusi : Timpani

•Lain–lain : ascites (-)


Ektremitas
•Inspeksi : Tidak ada deformitas, tidak ada edema.
•Palpasi : Akral teraba dingin
PEMERIKSAAN FISIK
Darah Rutin Hasil Nilai

WBC 12,1 4.0-10.8

Eritrosit 2.66 4.20-5.40

Hemoglobin 5,1 12.0-16.0

Hematokrit 31,9 37.0 – 47.0

Trombosit 209 150-450

RDW 10,6 9.0-14.0

PDW 16,0 10.0-18.0

Ly% 9,6 20.0-40.0

Gr% 81,5 40.0-70.0

Ly# 1,2 1.0-4,3


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Darah Hasil Nilai
Natrium 141.7 136-145
Kalium 3,15 3,5-5,1
Klorida 96,7 94-110

Faktor Pembekuan Hasil Nilai


PT 17.7 10.8-14.4
INR 1.56 -
APTT 32. 26.4-37.6
Assement Planning Terapi

Ulcer Et Gastropati Obat • IVFD Nacl 0,9% 20 tpm

Anemia Et GI Bledding • Inj Omeprazole 80 mg/ intravena

Planning Diagnostik • Lanjut 8mg/jam/sp

Cek DR, D-Dimer, PT APTT, Elektrolit,ur/cr • Transfusi PRC 2 bag hari pertama ,dilanjutkan

HbSag 1 bag/hari sampai Hb > 10 mg/dl

• Inj Ceftriaxon 2 gr/24 jam/iv

• Paracetamol 1gr/8jam /iv


• THANK YOU
PEMBAHASAN
Gastropati adalah terjadinya kerusakan sel epitel mukosa lambung dan gangguan regenerasi
sel epitel tanpa adanya proses inflamasi. Gastropati timbul akibat adanya iritasi oleh zat kimia (
seperti obat anti inflamasi non steroid dan alkohol ), bile reflux, hipovolemik dan bendungan
kronik.
Sampai saat ini gastropati akibat obat anti inflamasi non steroid ( OAINS ) masih
merupakan masalah yang sering diperbincangkan dikalangan para ahli. Apalagi OAINS beredar
luas ditengah masyarakat tanpa disertai pengetahuan tentang adanya efek samping yang terjadi
pada saluran cerna. Kita mengetahui bahwa efek samping pada saluran cerna tersebut sering
tanpa keluhan / gejala atau keluhannya sangat minim. Sehingga tidak disadari keadaan sudah
jatuh ke dalam kondisi yang parah akibat komplikasi yang terjadi. Dengan demikian tidak dapat
dipungkiri bahwa pengobatan dengan OAINS ini akan membutuhkan biaya yang banyak
terutama dengan adanya masalah gastropati.
Patofisiologi
Meskipun hingga kini patogenesis terjadinya enteropati OAINS masih belum diketahui secara pasti,
secara umum diduga terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kerusakan
mukosa usus halus dan mengakibatkan terjadinya enteropati OAINS
OAINS menghambat pembentukan prostaglandin H2 (PGH2) dengan menghambat aktivitas
siklooksigenase (cyclooxygenase, selanjutnya disingkat COX). PGH2 merupakan prekursor dari seluruh PG dan
subtipe tromboksan. Mekanisme inhibisi ini berperan penting dalam aksi anti-inflamasi dari OAINS. Dengan
menghambat produksi PG (terutama PGE2 dan PGI2), OAINS menghambat aktivitas vasodilatasi dan nyeri dari
kaskade inflamasi.
Ada dua jenis enzim siklooksigenase yang berperan pada sintesa prostaglandin yaitu :
1. Siklooksigenase–1 ( COX–1 )
Enzim ini ditemukan pada hampir semua jaringan tubuh, termasuk lambung, usus, platelet, mukosa bronkus dan
ginjal. Pada jaringan tersebut enzim ini berperan memelihara kehidupan sel. COX-1 sebagai enzim konstitusif
akan menghasilkan prostaglandin jenis PGI2 dan PGE2 serta tromboksan ( TXA2) yang dibutuhkan dalam fungsi
hemostasis. Secara fisiologi enzim ini berfungsi mengatur tahanan perifer vaskuler, aliran darah ginjal, eksresi
natrium dan sekresi renin. Pada platelet dia berperan pada agregasi trombosit. Di Lambung enzim ini bertugas
untuk mensintesa prostaglandin yang berfungsi memproteksi mukosa lambung dan regulasi aliran darah
2. Siklooksigenase–2 ( COX–2 )
COX-2 terdapat dalam sel-sel imun, sel endotel pembuluh darah dan fibroblas sinovial. Enzim ini sangat mudah
diinduksi oleh berbagai mekanisme dan akan menghasilkan PGE2 yang berperan dalam inflamasi, nyeri dan
demam ( 16 ). Enzim ini ditemukan dalam berbagai sel inflamasi hanya dengan kadar yang rendah. Namun
dengan adanya rangsangan maka kadarnya akan meningkat, terutama pada sel leukosit, sel monosit dan sel
kondrosit
Faktor Resiko Gastropati obat
Sampai saat ini masih diperkirakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
gastropati pada pemakai OAINS. Faktor tersebut adalah :
1. Usia lanjut ( > 65 tahun )
2. Riwayat ulkus peptikum, perdarahan lambung
3. Penggunaan steroid bersama OAINS
4. Jenis kelamin wanita
5. Besar dosis OAINS yang digunakan
6. Lama penggunaan OAINS
7. Kebiasaan merokok
8. Kebiasaan minum alkohol.
Penatalaksanaan
TATA LAKSANA ENTEROPATI OAINS
Berbeda dengan gastropati OAINS yang memiliki beberapa pilihan terapi sebagai pencegahan dan perlindungan bagi pasien,
belum ada terapi yang terbukti sebagai pencegahan dan penatalaksanaan enteropati OAINS. Obat golongan PPI dapat
bermanfaat pada gastropati OAINS,menurut beberapa penelitian, penggunaan obat-obatan golongan PPI justru akan
memperberat enteropati OAINS.
1. Misoprostol
Telah diketahui bahwa inhibisi COX-1 akibat OAINS akan mengakibatkan terganggunya katalisasi produksi prostaglandin. Hal
tersebut merupakan salah satu dasar dari patogenesis kerusakan mukosa saluran cerna. Berdasarkan hal tersebut, pemberian
prostaglandin diyakini dapat memberi manfaat dalam pencegahan dan pengobatan gastropati OAINS pada manusia melalui
pencegahan perubahan permeabilitas usus dan inflamasi.23
Misoprostol adalah analog sintetik dari prostaglandin. Obat ini memiliki efek protektif terhadap mukosa dan dapat menekan
efek samping saluran cerna dari OAINS. Namun, studi terkait hal tersebut memiliki beberapa kekurangan seperti open label,
tidak memiliki control maupun skala yang kecil.2 Efek samping dari penggunaan misoprostol diantaranya adalah diare, nyeri
perut, sakit kepala dan konstipas
Penatalaksanaan
2. Sulfasalazine
Sulfasalazine mengurangi inflamasi dan mencegah perdarahan yang diakibatkan oleh OAINS. Manfaat
sulfalazine dalam pengobatan ileitis atau pada pasien dengan ulkus gaster dalam pengobatan artritis
reumatoid yang mendapat pengobatan OAINS jangka panjang telah diketahui. Namun, perannya pada
enteropati OAINS masih belum jelas. Selain itu, studi yang berfokus pada topik ini masih sangat terbatas
sehingga manfaatnya masih belum dapat dipastikan..
Penatalaksanaan
Penggunaan Inhibitor Selektif COX-2
Perkembangan obat golongan inhibitor selektif COX- 2 diyakini dapat mengurangi komplikasi yang
ditimbulkan oleh OAINS. Namun, hal ini baru dapat dibuktikan pada gastropati OAINS, sedangkan
studi mengenai efektivitasnya pada enteropati OAINS masih perlu dibuktikan.
Pada sebuah studi besar (CONDOR: Celecoxib versus Omeprazole and Diclofenac in patients with
Osteoarthritis and Rheumatoid arthritis)29 yang membandingkan efek terhadap saluran cerna dari
penggunaan obat golongan inhibitor selektif COX-2 dengan diclofenac yang dikombinasikan dengan
omeprazole, didapatkan bahwa temuan endoskopi luka saluran cerna lima kali lebih sering
didapatkan pada pasien yang mengkonsumsi diclofenac yang dikombinasikan dengan omeprazole.
Namun, pada studi ini tidak dinyatakan dengan jelas mengenai akibatnya pada kerusakan mukosa
usus halus.
pada pasien yang mengkonsumsi obat golongan inhibitor selektif COX-2 dibandingkan dengan
pasien yang mengkonsumsi OAINS.30,31 Meskipun demikian, didapatkan efek yang sama antara
konsumsi obat golongan inhibitor selektif COX-2 dengan OAINS pada konsumsi lebih dari tiga
bulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai