Anda di halaman 1dari 15

Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:

“Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA pada tahun 2020 Menjadi
Salah Satu Pusat Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Yang Menghasilkan
Lulusan Unggul Di Tingkat Nasional Yang Memiliki Kecerdasan Spiritual,
Intelektual, Emosional, Dan Sosial”.

KISARAN DOSIS DAN


KONSEP LD50
Karakteristik Pemaparan
• Karakteristik pemaparan dan
spectrum efek secara bersamaan
membentuk hubungan korelasi yang
dikenal sebagai hubungan dosis-
respons. Respons timbul karena
adanya bahan kimia yang diberikan
dan respons berhubungan dengan
dosis. Dalam penggunaan dosis-
respon harus ada metode kuantitatif
untuk mengukur secara tepat
toksisitas dari suatu bahan kimia.
Dosis-respons dinyatakan dengan
suatu indek Lethal Dosis (LD50) dan
Lethal Concentration (LC50).
Karakteristik Pemaparan
 Efek merugikan / toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan kimia yang mengalami
biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk menimbulkan keadaan toksik.
 Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik dan kimia, situasi
paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan
harus mengetahui macam efek yang timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai
paparan dan sasarannya.
 Perbandingan dosis lethal suatu bahan kimia toksik dan perbedaan jalan masuk dari paparan
sangat bermanfaat berkaitan dengan absorbsinya.
 Suatu bahan toksik dapat diberikan dalam dosis yang sama tetapi cara masuknya berbeda.
Misalnya bahan toksisk pertama melalui intravena, sedangkan bahan lainnya melalui oral, maka
dapat diperkirakan bahwa bahan toksik yang masuk melalui intravena memberi reaksi cepat dan
segera. Sebaliknya bila dosis yang diberikan berbeda maka dapat diperkirakan absorbsinya
berbeda pula, misalnya suatu bahan masuk kulit dengan dosis lebih tinggi sedangkan lainnya
melalui mulut dengan dosis yang lebih rendah maka, dapat diperkirakan kulit lebih tahan terhadap
racun sehingga suatu bahan kimia untuk dapat diserap melalui kulit diperlukan dosis tinggi.
Efek Toksik Di Dalam Tubuh Tergantung Pada :
1) Reaksi alergi
 Alergi adalah reaksi yang merugikan yang disebabkan oleh bahan kimia atau toksikan karena peka terhadap
bahan tersebut. Kondisi alergi sering disebut sebagai “ hipersensitif “, sedangkan reaksi alergi atau reaksi
kepekaannya dapat dipakai untuk menjelaskan paparan bahan kimia yang menghasilkan efek toksik. Reaksi
alergi timbul pada dosis yang rendah sehingga kurve dosis responnya jarang ditemukan.
 Contoh : Pneumonitis Hipersensitivitas uatu peradangan paru yang terjadi akibat reaksi alergi terhadap alergen
(bahan asing) yang terhirup. Berupa pneumonitis hipersensitivitas yang paling terkenal adalah paru-paru petani
(farmer's lung), yang terjadi sebagai akibat menghirup bakteri termofilik di gudang tempat penyimpanan jerami
(yang berjamur) secara berulang. Penyakit kronik bisa menyebabkan terjadinya fibrosis paru (pembentukan
jaringan parut pada paru).
2) Reaksi ideosinkrasi
 Merupakan reaksi abnormal secara genetis akibat adanya bahan kimia. Toksisitas cepat dan lambat. Toksisitas
cepat merupakan manifestasi yang segera timbul setelah pemberian bahan kimia. Sedangkan toksisitas lambat
merupakan manifestasi yang timbul akibat bahan kimia atau toksikan selang beberapa waktu dari waktu timbul
pemberian.
 Contoh : efek samping rimpafisin dan izoniasid (INH) pada penderita Tuberkulosis dapat menyebabkan
kerusakan hati.
 Cyanobacteria termasuk uniselular berflagel dan banyak di temukan di air tawar paling menyebabkan efek
kesehatan serius yang disebabkan oleh air minum yang mengandung toxins (cyanobacteria), Hepatotoxins
(yang mempengaruhi hati) yang diproduksi oleh beberapa jenis dari cyanobacteria, misalnya :Microcystis.
Efek Toksik Di Dalam Tubuh Tergantung Pada :

3) Toksisitas setempat dan sistemik


 Perbedaan efek toksik dapat didasarkan pada lokasi manifestasinya. Efek setempat
didasarkan pada tempat terjadinya yaitu pada lokasi kontak yang pertama kali antara
sistem biologi dan bahan toksikan.
 Efek sistemik terjadi pada jalan masuk toksikan kemudian bahan toksikan diserap, dan
didistribusi hingga tiba pada beberapa tempat. Target utama efek toksisitas sistemik
adalah sistem syaraf pusat kemudian sistem sirkulasi dan sistem hematopoitik, organ
viseral dan kulit, sedangkan otot dan tulang merupakan target yang paling
belakangan.
 Contoh : Fenol (C6H5OH) pelarut selain menimbulkan rasa nyeri (Lokal) Dermatitis,
juga dapat menyebabkan depresi pada susunan syaraf pusat.
Respon Toksik Tergantung Pada:

 Sifat kimia dan fisik dari bahan tersebut


 Situasi pemaparan
 Kerentanan sistem biologis dari subyek.
Faktor utama yang mempengaruhi
toksisitas adalah :
1) Jalur masuk ke dalam tubuh
Jalur masuk ke dalam tubuh suatu polutan yang toksik, umumnya melalui saluran pencernaan
makanan, saluran pernafasan, kulit, dan jalur lainnya. Jalur lain tersebut diantaranya adalah
intra muskuler, intra dermal, dan sub kutan. Jalan masuk yang berbeda ini akan
mempengaruhi toksisitas bahan polutan.
Bahan paparan yang berasal dari industri biasanya masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan
terhirup, sedangkan kejadian “keracunan” biasanya melalui proses tertelan.
2) Jangka waktu dan frekuensi paparan
 Akut : pemaparan bahan kimia selama kurang dari 24 jam
 Sub akut : pemaparan berulang terhadap suatu bahan kimia untuk jangka waktu 1 bulan
atau kurang
 Subkronik : pemaparan berulang terhadap suatu bahan kimia untuk jangka waktu 3 bulan
 Kronik : pemaparan berulang terhadap bahan kimia untuk jangka waktu lebih dari 3 bulan.
 Pada beberapa bahan polutan, efek toksik yang timbul dari paparan pertama sangat
berbeda bila dibandingkan dengan efek toksik yang dihasilkan oleh paparan
ulangannya. Seperti : bahan polutan benzena pada peran pertama akan merusak
sistem syaraf pusat sedangkan paparan ulangannya akan dapat menyebabkan
leukemia.
 Penurunan dosis akan mengurangi efek yang timbul. Suatu bahan polutan apabila
diberikan beberapa jam atau beberapa hari dengan dosis penuh akan menghasilkan
beberapa efek. Apabila dosis yang diberikan hanya separohnya maka efek yang terjadi
juga akan menurun setengahnya, terlebih lagi apabila dosis yang diberikan hanya
sepersepuluhnya maka tidak akan menimbulkan efek.
 Efek toksik yang timbul tidak hanya tergantung pada frekuensi pemberian dengan dosis
berbeda saja tetapi mungkin juga tergantung pada durasi paparannya. Efek kronis dapat
terjadi apabila bahan kimia terakumulasi dalam sistem biologi. Efek toksik pada kondisi
kronis bersifat irreversibel. Hal tersebut terjadi karena sistem biologi tidak mempunyai
cukup waktu untuk pulih akibat paparan terus-menerus dari bahan toksin.
Penyelidikan hubungan antara dosis atau konsentrasi dan kerja suatu bahan
kimia dapat dilakukan dengan dua cara:
(1) menguji frekuensi efek yang timbul pada satu kelompok objek percobaan
dengan mengubah-ubah dosis (hubungan dosis-reaksi=dose-respons
relationship) atau
(2) mengubah-ubah dosis, kemudian mengukur intensitas kerja pada satu
objek percobaan (hubungan dosis-kerja=dose-effect relationship).
 Pada cara yang pertama, jumlah objek percobaan yang menunjukkan
efek tertentu akan bertambah sampai maksimum, sedangkan pada cara
yang kedua, intensitas efek yang bertambah.
• Perilaku efek suatu bahan kimia digambarkan sebagai peningkatan dosis
akan meningkatkan efek sampai efek maksimal tercapai. Hubungan dosis-
respon biasanya berciri kuantitatif dan hal tersebut yang membedakan
dengan paparan di alam dimana kita hanya mendapatkan kemungkinan
perkiraan dosis.
• Suatu respon dari adanya paparan dapat berupa respon-respon yang
mematikan (lethal response) dan respon yang tidak mematikan (non-lethal
response). Bahan kimia dengan tingkat toksisitas rendah memerlukan dosis
besar untuk menghasilkan efek keracunan dan bahan kimia yang sangat
toksik biasanya memerlukan dosis kecil untuk menghasilkan efek
keracunan.
Definisi LD50 Dan LC50
 Dosis-respon dinyatakan dengan suatu indek Lethal Dosis (LD50)
 LD50 adalah dosis tunggal dari suatu zat yang secara statistik diharapkan
dapat menyebabkan kematian sebanyak 50% dari hewan percobaan selama
14 hari paparan.
 Lethal Dosis 50 dibagi menjadi 3, yaitu LD50 melalui mulut dan LD50 kulit
yaitu zat kimia diberikan dosis dalam miligram tiap kilogram berat badan yang
mengakibatkan kematian setengah (50%) dari populasi hewan percobaan
pada waktu tertentu serta LC50 (lethal concentration) yaitu kadar zat kimia
beracun di dalam udara yang menyebabkan matinya 50% hewan percobaan
dan biasanya dinyatakan dalam satuan miligram tiap meterkubiknya.
 Sebagai contoh LD50 dari Acrylamid adalah 124 ppm, artinya pada
konsentrasi 124 ppm 50% dari hewan percobaan mati selama masa
percobaan 14 hari.
Derajat Toksisitas Zat Kimia
Berdasarkan LD50 dan LC50

• Catatan : Suatu zat beracun dengan LD50 lebih kecil menunjukkan zat
tersebut relatif lebih beracun (toksik), demikian pula sebaliknya.
TD = Toxic Dose dan Effective Dose (ED)
• TD = Toxic Dose, adalah dosis tertentu yang sudah dapat menyebabkan kerusakan
jaringan tubuh. ED = Effective Dose, adalah dosis tertentu yang mempunyai efek
yang ringan namun efektif terhadap jaringan tubuh. Nilai LD50 tidaklah ekuivalen
dengan toksisitas tetapi nilai ini dapat diinterpretasikan ke dalam nilai TD da ED.
• Toxic Dose (TD) adalah merupakan dosisi dari suatu bahan yang dipaparkan pada
suatu populasi dan pada tingkat dosis tertentu sudah dapat mengakibatkan
kerusakan pada jaringan tubuh hewan percobaan.
• Effective Dose (ED) adalah merupakan dosis dari suatu bahan dan pada tingkat
dosis tersebut sudah dapat menimbulkan efek biologis yang ringan untuk pertama
kalinya pada hewan percobaan.
• Aplikasi lebih lanjut dari TD dan ED adalah untuk menentukan therapeutic index
yaitu tingkat keamanan suatu bahan/obat yang diekpresikan melalui perbandingan
antara LD50 dengan ED50.
Hubungan Dosis-Respon
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai