, Apt
Dispensing Sediaan Steril
1. Preparasi/persiapan
2. Pencampuran secara
teknik aseptik
3. Pemberian label
4. Pendistribusian
Preparasi/persiapan
Periksa kelengkapan obat, prinsip 5 (lima)
benar yaitu: benar pasien, obat, dosis,
rute, waktu dan frekuensi pemberian.
Periksa kondisi obat yang diterima (nama
obat, jumlah, no. batch, tanggal
kadaluwarsa).
Menghitung kesesuaian dosis lazim.
Kesesuaian pelarut obat yang
diperlukan.
Pelabelan (Pemberian Etiket)
Etiket sediaan mencantumkan :
1. Identitas pasien (nama, tgl. lahir, no. RM,
ruangan)
2. Nama obat dan cairan infus yang dicampur
3. Dosis obat dan volume cairan infus
4. Tanggal pencampuran
5. Waktu kadaluwarsa/Beyond Use Date (BUD)
6. Volume akhir
BEYOND-USE
DATE
PENGERTIAN
Tanggal dan
Waktu setelah
penyiapan
dimana suatu
sediaan tidak
boleh
digunakan lagi
PERBEDAAN
STERILITAS STABILITAS
PUSTAKA STABILITAS OBAT
UJI STERILITAS
merupakan cara paling baik
untuk menentukan BUD
Atau
berdasarkan
RISK
CONTAMINANT
LEVEL
dari USP
<797>
RISK CONTAMINANT LEVEL
LOW RISK
MEDIUM RISK
HIGH RISK
BEYOND-USE DATE
BASED ON
RISK CONTAMINANT LEVEL
Distribusi
Sediaan yang sudah
dicampur/diencerkan (dalam spuit /
botol infus) & sudah diberi etiket :
Dimasukkan dalam wadah tertutup
atau kotak khusus
Sediaan yang tidak stabil terhadap
cahaya→ lindungi dengan plastik
gelap/alumunium foil
CONTOH
1. Ampisilin Na
Rekonstitusi : 1 g dgn WFI 10 mL
(100 mg/mL)
Stabilitas : 1 jam suhu ruang
4 jam lemari es
Pengenceran :
Cairan infus : NS
Konsentrasi (< 1 gram) / 50 mL 30 menit
> 1 gram / 100 mL 30 menit
Stabilitas : 8 jam suhu kamar
48 jam lemari es
2. Amikasin
Sediaan : 125 mg/mL
Pengenceran :
Cairan Infus : NS, D5
Konsentrasi : 0,25 – 5 mg / mL
Stabilitas : 24 jam suhu kamar
48 jam lemari es
3. Cefotaxime Na
Rekonstitusi : 1 g dgn 10 mL (95 mg/mL)
Stabilitas pd (10-95 mg/mL) :
24 jam suhu kamar
7 hari lemari es
Pengenceran :
Cairan infus : NS, D5 50 mL
Stabilitas : 24 jam suhu kamar
5 hari lemari es
4. Meropenem
Rekonstitusi : 1 g dgn 20 mL WFI
(50 mg/mL)
Stabilitas : 2 jam suhu kamar
12 jam lemari es
Pengenceran :
Cairan infus/stabilitas
NS : 2 jam suhu kamar, 18 jam lemari es
D5 : 1 jam suhu kamar , 8 jam lemari es
PENCAMPURAN
OBAT SITOSTATIKA
Pendahuluan
Obat Sitostatika dapat menyebabkan
karsinogenik, mutagenik dan teratogenik
Paparan Obat Sitostatika dapat tejadi melalui
rute :
Inhalation (inhalasi)
Ingestion (tertelan)
dermal absorption
mucosal absorption
percutaneous injury (tertusuk jarum)
Pendahuluan
Paparan Obat Sitostatika dapat terjadi pada
saat aktivitas :
Penyimpanan obat
Penyiapan obat
Distribusi obat
Pemberian obat
Pemusnahan obat
Pendahuluan
• Penanganan Obat Sitostatika
Prosedur Khusus
• Prosedur Penanganan Obat Sitostatika
Meminimalkan paparan obat
sitostatika terhadap petugas dan
lingkungan
Meminimalkan kontaminasi terhadap
sediaan obat (steril)
Prosedur Pencampuran Obat Sitostatika
1. Kegiatan dilakukan sesuai prosedur
teknik aseptis
2. Mengkaji form permintaan
pencampuran per pasien dari unit
pelayanan pasien
Pengkajian sebelum pencampuran
meliputi : dosis dan aspek farmasetik
(kompatibilitas, konsentrasi,
stabilitas)
Pengkajian Dosis
Berdasarkan Luas Permukaan
Tubuh (LPT)
Berdasarkan AUC
Berdasarkan Protokol
Kemoterapi
Pengkajian Farmasetik
1.Kompatibilitas Sediaan
Pada umumnya tercampurkan dengan
cairan infus Normal Salin atau Dekstrose
5%
Kecuali pada beberapa obat, misal
Oxaliplatin incompatible dengan
Normal Saline
Trastuzumab incompatible dengan
Dekstrose 5%
Pengkajian Farmasetik
2. Konsentrasi Sediaan
Contoh :
Etoposide : 0,2 – 0,4 mg/ml
Paclitaxel : 0,3 – 1,2 mg/ml
Rituximab : 1 - 4 mg/ml
Pengkajian Farmasetik
3. Stabilitas Sediaan
Terhadap cahaya
terlindung cahaya
(kantong plastik
gelap)
Contoh : Dacarbazine,
Bleomycin, Carboplatin
dsb
Pengkajian Farmasetik
Stabilitas terhadap wadah
interaksi dengan wadah yang
terbuat dari bahan PVC
contoh :
paclitaxel, docetaxel, etoposide
Pengkajian Farmasetik
Stabilitas
terhadap suhu
suhu kamar, lemari es, contoh :
SEMOGA BERMANFAAT