Anda di halaman 1dari 38

Dedi Ardiansa, S.Farm.

, Apt
Dispensing Sediaan Steril

 Pencampuran obat injeksi


 Pencampuran obat sitostatika
 Pencampuran nutrisi parenteral
Pencampuran Obat Injeksi
Proses melarutkan obat injeksi mulai dari
serbuk menjadi larutan dan atau
mencampurkan / mengencerkan satu
atau lebih larutan obat injeksi ke dalam
cairan infus secara teknik aseptik untuk
menghasilkan sediaan injeksi yang siap
diberikan kepada pasien.
Rute pemberian :
iv bolus, iv drip, sub cutan, im, it
Tahapan penyiapan obat injeksi

1. Preparasi/persiapan
2. Pencampuran secara
teknik aseptik
3. Pemberian label
4. Pendistribusian
Preparasi/persiapan
 Periksa kelengkapan obat, prinsip 5 (lima)
benar yaitu: benar pasien, obat, dosis,
rute, waktu dan frekuensi pemberian.
 Periksa kondisi obat yang diterima (nama
obat, jumlah, no. batch, tanggal
kadaluwarsa).
 Menghitung kesesuaian dosis lazim.
 Kesesuaian pelarut obat yang
diperlukan.
Pelabelan (Pemberian Etiket)
Etiket sediaan mencantumkan :
1. Identitas pasien (nama, tgl. lahir, no. RM,
ruangan)
2. Nama obat dan cairan infus yang dicampur
3. Dosis obat dan volume cairan infus
4. Tanggal pencampuran
5. Waktu kadaluwarsa/Beyond Use Date (BUD)
6. Volume akhir
BEYOND-USE

DATE
PENGERTIAN

Tanggal dan
Waktu setelah
penyiapan
dimana suatu
sediaan tidak
boleh
digunakan lagi
PERBEDAAN

Diberikan oleh PRODUSEN Diberikan oleh PENGEMAS


ULANG

BULAN dan TAHUN JAM dan HARI


Berlaku selama obat BELUM Berlaku sejak obat mengalami
TERBUKA dari kemasan aslinya PENGEMASAN ULANG

Hanya didasarkan pada Didasarkan pada STABILITAS


STABILITAS dan STERILITAS
CARA PENENTUAN

STERILITAS STABILITAS
PUSTAKA STABILITAS OBAT
UJI STERILITAS
merupakan cara paling baik
untuk menentukan BUD
Atau
berdasarkan
RISK
CONTAMINANT
LEVEL
dari USP
<797>
RISK CONTAMINANT LEVEL

LOW RISK

MEDIUM RISK

HIGH RISK
BEYOND-USE DATE
BASED ON
RISK CONTAMINANT LEVEL
Distribusi
Sediaan yang sudah
dicampur/diencerkan (dalam spuit /
botol infus) & sudah diberi etiket :
 Dimasukkan dalam wadah tertutup
atau kotak khusus
 Sediaan yang tidak stabil terhadap
cahaya→ lindungi dengan plastik
gelap/alumunium foil
CONTOH
1. Ampisilin Na
 Rekonstitusi : 1 g dgn WFI 10 mL
(100 mg/mL)
Stabilitas : 1 jam suhu ruang
4 jam lemari es
 Pengenceran :
Cairan infus : NS
Konsentrasi (< 1 gram) / 50 mL 30 menit
> 1 gram / 100 mL 30 menit
Stabilitas : 8 jam suhu kamar
48 jam lemari es
2. Amikasin
 Sediaan : 125 mg/mL
 Pengenceran :
Cairan Infus : NS, D5
Konsentrasi : 0,25 – 5 mg / mL
Stabilitas : 24 jam suhu kamar
48 jam lemari es
3. Cefotaxime Na
 Rekonstitusi : 1 g dgn 10 mL (95 mg/mL)
Stabilitas pd (10-95 mg/mL) :
24 jam suhu kamar
7 hari lemari es
 Pengenceran :
Cairan infus : NS, D5 50 mL
Stabilitas : 24 jam suhu kamar
5 hari lemari es
4. Meropenem
Rekonstitusi : 1 g dgn 20 mL WFI
(50 mg/mL)
Stabilitas : 2 jam suhu kamar
12 jam lemari es
Pengenceran :
Cairan infus/stabilitas
NS : 2 jam suhu kamar, 18 jam lemari es
D5 : 1 jam suhu kamar , 8 jam lemari es
PENCAMPURAN
OBAT SITOSTATIKA
Pendahuluan
Obat Sitostatika  dapat menyebabkan
karsinogenik, mutagenik dan teratogenik
Paparan Obat Sitostatika dapat tejadi melalui
rute :
 Inhalation (inhalasi)
 Ingestion (tertelan)
 dermal absorption
 mucosal absorption
 percutaneous injury (tertusuk jarum)
Pendahuluan
Paparan Obat Sitostatika dapat terjadi pada
saat aktivitas :
 Penyimpanan obat
 Penyiapan obat
 Distribusi obat
 Pemberian obat
 Pemusnahan obat
Pendahuluan
• Penanganan Obat Sitostatika 
Prosedur Khusus
• Prosedur Penanganan Obat Sitostatika

 Meminimalkan paparan obat
sitostatika terhadap petugas dan
lingkungan
 Meminimalkan kontaminasi terhadap
sediaan obat (steril)
Prosedur Pencampuran Obat Sitostatika
1. Kegiatan dilakukan sesuai prosedur
teknik aseptis
2. Mengkaji form permintaan
pencampuran per pasien dari unit
pelayanan pasien
Pengkajian sebelum pencampuran
meliputi : dosis dan aspek farmasetik
(kompatibilitas, konsentrasi,
stabilitas)
Pengkajian Dosis
Berdasarkan Luas Permukaan
Tubuh (LPT)
Berdasarkan AUC
Berdasarkan Protokol
Kemoterapi
Pengkajian Farmasetik
1.Kompatibilitas Sediaan
Pada umumnya tercampurkan dengan
cairan infus Normal Salin atau Dekstrose
5%
Kecuali pada beberapa obat, misal
 Oxaliplatin incompatible dengan
Normal Saline
 Trastuzumab incompatible dengan
Dekstrose 5%
Pengkajian Farmasetik
2. Konsentrasi Sediaan

Pada obat sitostatika tertentu, stabilitas


sediaan dipengaruhi oleh konsentrasi akhir
sediaan setelah diencerkan

Contoh :
 Etoposide : 0,2 – 0,4 mg/ml
 Paclitaxel : 0,3 – 1,2 mg/ml
 Rituximab : 1 - 4 mg/ml
Pengkajian Farmasetik

3. Stabilitas Sediaan
 Terhadap cahaya 
terlindung cahaya
(kantong plastik
gelap)

Contoh : Dacarbazine,
Bleomycin, Carboplatin
dsb
Pengkajian Farmasetik
 Stabilitas terhadap wadah
interaksi dengan wadah yang
terbuat dari bahan PVC

contoh :
paclitaxel, docetaxel, etoposide
Pengkajian Farmasetik
 Stabilitas
terhadap suhu
 suhu kamar, lemari es, contoh :

 Cisplatin(72 jam suhu kamar & lemari es)


 Paclitaxel (48 jam suhu kamar)
 Cyclophosphamid (24 jam suhu kamar)
 Docetaxel ( 4 jam suhu kamar & lemari es)
 Gemsitabin tidak stabil dalam suhu lemari es
Pemberian Label & Etiket
Etiket mencantumkan :
1. Identitas pasien
(nama, no. RM,tgl
lahir, ruangan)
2. Nama obat dan
cairan infus yang
dicampur
3. Dosis obat dan
volume cairan infus
4. Tanggal
pencampuran
5. Waktu kadaluwarsa
6. Volume akhir
Box tempat sediaan sitostatika
Transportasi
 Pengiriman sediaan
sitostatika ke ruang
perawatan pasien
 Dikirim dalam
tempat yang
tertutup &
meminimalkan
paparan
 Label tanda obat
sitostatika
Pembuangan (waste disposal)
 Semua alat
disposable (jarum,
spuit, ampul dan
vial) yang
digunakan
selama
pengerjaan
dibuang dalam
wadah khusus .
Pembuangan (waste disposal)

 Kantong sampah • Dimusnahkan di


(ungu) & label incenerator pada
suhu > 1100 C
TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai