Anda di halaman 1dari 120

• Obat dapat digolongkan berdasarkan

beberapa kriteria penggolongan yaitu :


1. Penggolongan obat menurut undang-undang
2. Penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan
obat
3. Menurut proses fisiologis dan biokimia dalam
tubuh
4. Penggolongan obat berdasarkan sumbernya
5. Penggolongan obat berdasarkan cara kerjanya
dalam tubuh
6. Penggolongan obat berdasarkan kegunaan dalam
tubuh
I. Penggolongan obat berdasarkan
Undang-Undang
• Berdasarkan sifat serta peraturan
distribusinya, semua bahan obat dan sediaan-
sediaannya digolongkan menjadi 6 golongan.
Peraturan ini dibuat untuk mengawasi
peredaran, mengatur persediaan dan
penggunaan obat-obat serta mencegah
penyalagunaannya. Keenam golongan itu
adalah :
Lanjut

1. OBATA BEBAS
2. OBATA BEBAS TERBATAS
3. OBAT KERAS
4. PSIKOTROPIKA
5. OBATA NARKOTIKA
6. OBAT TRADISIONAL
istilah
1. Originator : Obat yang pertamakali disetujui dipasarkan.
2. Copy drugs/obat copy : Obat dengan nama dagang yg
berbeda dengan originator tetapi mengandung zat aktif
yang sama persis dengan originator.
3. Me too : Obat dengan zat aktif utama sama dengan
originator namun garamnya berbeda(ex: Amlodipin
basylate VS Amlodipin maleate, DMP VS DMP HBR dll.
4. Obat Generik : Obat yang namanya tercatat dalam buku
resmi.
5. Obat Esensial : Obat generik yang paling banyak
dibutuhkan oleh masyarakat.
1. Obat bebas. ( dulu disebut OTC = over the
counter ) adalah obat yang boleh digunakan
tanpa resep dokter. Ditandai dengan
lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat
bebas ini digunakan untuk mengobati gejala
penyakit yang ringan. Contoh obatnya
adalah : Parasetamol tab dan syrup, bodrex,
Renalit, Acitral, Dulcolactol syrup, Calsium
lactat tab, Vitamin b1,b6,b12, b com tablet,
sulfaferosus, euchinin dll.

LOGO OBAT BEBAS


b
bb
2. Obat bebas terbatas. Obat bebas terbatas ( dulu
disebut daftar W= warsching ), yakni obat-obatan
yang dalam jumlah tertentu masi bisa dibeli di apotik
tanpa menggunakan resep dokter. Memakai tanda
lingkaran biru bergaris tepi hitam. Berbeda dengan
obat bebas , berdasarkan surat keputusan Menteri
Kesehatan RI no 6355/Dir.jen/SK/69 tanggal 28
oktober 1969, pada wadah atau kemasan harus
dicantumkan tanda peringatan. Tanda peringatan
tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5
cm dan lebar 2 cm atau disesuaikan dengan
kemasannya, dan memuat pemberitahuan dengan
huruf berwarna putih.

LOGO OBAT BEBAS TERBATAS


((
(((
((
(((
((
(((
((((
a. P. No. 1 Awas! Obat Keras bacalah aturan pemakaiannya
Contoh : Actifed, tremenza, paratusin, Fenris, triaminic
dll.
b. P. No. 2 Awas! Obat Keras`Hanya untuk dikumur, jangan
ditelan. Contohnya : Betadin kumur, Dactilen, Hexadol,
Tanflex, Sanorin dll.
c. P. No. 3 Awas ! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dari
badan. Contohnya : Ketokonazol salep, Mikonazol salep
dll.
d. P. No. 4. Awas! Obat Keras. Hanya untuk luka bakar
e. P. No. 5. Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
f. P. No. 6. Awas! Obat Keras. Obat wasir jangan ditelan
• Apabila menggunakan obat-obatan yang
degan mudah diperoleh tanpa menggunakan
resep atau dikenal dengan golongan obat
bebas dan bebas terbatas, selain meyakini
bahwa obat tersebut telah memiliki izin edar
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan,
terdapat pula hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain :
 Kondisi obat apakah masi baik atau sudah rusak
 Perhatikan tanggal kadaluarsa ( masa berlaku ) obat
 Membaca dan mengikuti keterangan atau informasi
yang tercantum pada kemasan obat atau pada
brosur/selebaran yang menyertai obat yang berisi
tentang indikasi ( merupakan petunjuk kegunaan
obat dan pengobatan).
 Kontra indikasi ( petunjuk penggunaan obat yang
tidak diperbolehkan )
 Efek samping ( efek yang timbul, yang bukan efek
yang diinginkan)
 Dosis obat ( takaran pemakaian obat )
 Cara penyimpanan obat dan informasi tentang
interaksi obat dengan obat lain yang digunakan
dengan makanan yang dimakan.
3. Obat keras. Obat keras ( dulu disebut obat
daftar G = Gevaarlijk = berbahaya ), yaitu obat
berkhasiat keras yang untuk memperolehnya
harus menggunakan resep dokter. Memakai
tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam
dengan tulisan huruf K didalamnya. Misalnya
obat-obat suntik, obat-obat antibiotik, obat
kencing manis, obat penenang dll.

LOGO OBAT
KERAS
((
((((
(((
((
((((((((
(((((((((((((((((((
 Ada obat-obat keras yang bisa didapatkan
tanpa menggunakan resep di Apotik, asalkan
obat-obat tersebut diserahkan langsung oleh
Apoteker di Apotik tersebut.
Menurut SK Menkes No.
347/Menkes/SK/VII/1990 tanggal 16 Juli 1990,
tentang obat wajib Apotik. Dengan keputusan
tersebut telah ditetapkan beberapa obat dari
golongan golongan obat keras yang dapat
diserahkan tanpa resep oleh Apoteker di
apotik.
Psikotropika
• Alganax 0.25 mg Analsik tab
• Alganax 0.5 mg Apisate tab
• Alganax 1 mg Asabium tab
• Alprazolam 0.25 mg Atarax 0,25
• Alprazolam 0.5 mg Atarax 0,5
• Alprazolam 1 mg Ativan 0,5
• Alviz 0.25 mg Tab Ativan 1mg
• Alviz 0.5 mg Ativan 2 mg
• Alviz 1 mg Bellaphen tab
lanjut
• Braxidin Tab Danalgin tab
• Calmlet 0.25 mg Tab Diazepam 2mg
• Calmlet 0.5 mg Diazepam 5mg
• Calmlet 1 mg Diazepam inj
• Calmlet 2 mg Diobrium 10mg
• CeTabrium 10 mg Diobrium 5 mg
• CeTabrium 5 mg Ditalin tab
• Cetalgin Cliad Dormicum 15mginj
• Clobazam 10 mg Dormicum 5mg inj
lanjut
• Dumolid 5 mg Tab Esilgan 1 mg Esligan 2
mg Fortanest 15 mg Fortanest 5 mg
Frisium 10 mg Frixitas 0.25 mg Frixitas 0.5
mg Frixitas 1 mg Hedix Klidibrax Lexotan
1.5 mg Lexotan 3 mg Librax Luminal 100
mg Melidox Mentalium 10 mg Mentalium
2 mg Mentalium 5 mg Merlopam 0.5 mg
Tab Merlopam 2 mg Tab Metaneuron
lanjut
• Midazolam 15 mg Inj Midazolam 5 mg Inj Miloz 15
mg/3ml Inj Miloz 5 mg/ 5 ml Inj Neo Protal Tab
Neoroval Neurodial 5 mg Tab Neurogen Tab
Neuropyron Tab Luminal 30 mg Luminal 50 mg
Luminal 60 mg/ml Inj Piptal Pet drops 0.5 ml
Proclozam 10 mg Tab Proneuron Prozepam 2 mg Tab
Prozepam 5 mg Renagas 6 mg Tab Renaquil 1 mg Tab
Ritalin 10 mg Tab Ritalin LA 20 mg Rivotril 2 mg
Sedacum inj 5 mg Ampul Sibital Inj Spasmium 5 mg
Tab Stesolid 2 mg Stesolid 5 mg Stesolid Inj. 10 ml
Stesolid rectal 10 mg Tube Stesolid rectal 5 mg Tube
Stesolid Syrup Teronac Tab Trazep Rectal Tube 5
mg/2.5ml
lanjut
• Valdimex 10 mg/ 2ml Inj, Valdimex 5 mg Tab,
Valium 10 mg, Valium 10 mg Inj, Valium 2 mg,
Valium 5 mg Tab, Valizanbe 2 mg Tab, Valizanbe
5 mg Tab, Xanax 0.25 mg Tab, Xanax 0.5 mg
Tab, Xanax 1 mg Tab, Yekalgin Kaplet, Zolastin
1 mg Tab, Zolmia 10 mg Tab, Zyparon, Zypraz
0.25 mg Tab, Zypraz 0.5 mg Tab, Zypraz 1 mg
Tab, Hufralgin, Lexotan 6 mg, Librium 5mg
Librium 10 mg, Limbritol Omegastri Pehaspas
Ritalin 30 mg Tab Ritalin 40 mg Tab Ritalin SR
20 mg Tab Riklona 2 mg Soxietas 0.5 mg
Stilnox Tranquam 5 mg Unagen with AMR UAP
4. Obat Narkotika
Obat-obat golongan ini sama dengan Narkoba (
Narkotika dan bahan obat berbahaya ) yang
kita kenal dapat menimbulkan ketergantungan
dengan segala konsekwensinya yang telah kita
tahu. Untuk golongan ini kita akan bicarakan
pada materi tersendiri tentang Narkotika
psikotropika dan zat adiktif.

NARKOTIKA
• Codein 10 mg Tablet Doveri 100mg tab
• Codein 15 mg Tablet Doveri 150mg tab
• Codein 20 mg Tablet Doveri 200mg tab
• Codein Pulvis Doveri Pulvis
• Codipront Capsul Durogesik 25 MU
• Codipront Cum Exp Kapsul Durogesik 50 MU
• Codipront Cum Exp Syrup
• Codipront Syrup
lanjut
• Fentanyl 0.05 mg/ml Inj Coditam 30mg tab
• Fentanyl 0.5 mg/ml 2 ml Inj Durogesic Matrix 12,5 MU
• Morphine HCl 10 mg/ml Inj Fentanyl inj

• Morphine Syrup Morphin inj


• MST Continous 10 mg MTS Continous 60mg
• MST Continous 15 mg MTS Continous 100mg
• MST Continous 30 mg Sufenta 0,005mg
• Pethidine HCl 50 mg/ml Inj
• Sufenta 0.005 mg Inj
Obat tradisional
• Obat tradisional Indonesia semula hanya dibedakan
menjadi 2 kelompok, yaitu obat tradisional atau
jamu dan Fitofarmaka. Namun dengan semakin
berkembangnya teknologi, telah diciptakan peralatan
bertekhnologi tinggi yang membantu proses produksi
sehingga industri jamu maupun industri farmasi
lainnya dapat membuat jamu dalam bentuk ekstrak.
Saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu : Jamu, Obat herbal terstandar dan
Fitofarmaka.
1. Jamu ( Empirical based herbal medicine )
adalah obat traddisional yang disediakan
secara tradisional, misalnya dalam bentuk
serbuk seduhan, pil dan cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yang menjadi
penyusun jamu tersebut serta digunakan
secara tradisional. Umumnya jenis ini dibuat
peninggalan leluhur yang disusun dari
berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup
banyak, sekitar 5 – 10 macam bahkan lebih
• Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan
bukti empiris. Jamu yang telah digunakan
secara turun temurun selama berpuluh-puluh
tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah
membuktikan keamanan dan manfaat secara
langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
2. Obat herbal terstandar ( Scientific based
herbal medicine ) adalah obat tradisional
yang disajikan dari ekstrak atau penyarian
bahan alam yang dapat berupa tanaman obat,
hewan maupun mineral. Untuk melaksanakan
proses ini membutuhkan peralatan yang lebih
kompleks dan berharga mahal, ditambah
dengan tenaga kerja yang mendukung dengan
pengetahuan maupun keterampilan
pembuatan.

OBAT HERBAL
TERSTANDAR
• Selain proses produksi dengan teknologi
maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang
dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-
penelitian pre-klinik seperti standar
kandungan zat berkhasiat, standar pembuatan
ekstrak tanaman obat, standar pembuatan
obat tradisional yang higienis, dan uji
toksisitas akut maupun kronis.
3. Fitofarmaka ( Clinical based herbal medicine
) adalah merupakan bentuk obat tradisional
dari bahan alam yang dapat disejajarkan
dengan obat moderen karena proses
pembuatannya telah terstandar, ditunjang
dengan bukti ilmiah sampai pada uji klinik
pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih
meyakinkan para profesi medis untuk
menggunakan obat herbal karena
manfaatnya jelas dengan pembuktian secara
ilmiah.

FITOFARMAKA
II. Penggolongan obat
berdasarkan bentuk sediaannya
BENTUK SEDIAAN OBAT
A. SEDIAAN PADAT
1. Pulvis ( Serbuk ) Merupakan campuran kering bahan obat atau
zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral
atau untuk pemakaian luar. Contoh bedak salicil, susu instan
dll
2. Pulveres ( Serbuk terbagi ) merupakan serbuk yang dibagi
dalam bobot yang kurang lebih sama, dibunkus dengan bahan
pengemas yang untuk sekali minum. Misalnya puyer untuk
anak.
3. Tablet ( Compress ) adalah sediaan padat mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi, mengandung satu
atau lebih zat aktif.
– Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat
bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung
desain cetakan.
– Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan
rendah pada masa lembab dalam lubang cetakan.
– Tablet sublingual : dikehendaki efek yang cepat ( tidak
lewat dihati ) yang cara penggunaannya meletakan tablet
dibawah lida. ( terlalu sering juga dapat menimbulkan
iritasi pada lida ).
– Tablet Kunya : dimaksudkan untuk dikunyah,
meninggalkan sisa rasa yang enak dirongga mulut,
mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak.
4. Pil ( pilulae ) adalah : bentuk sediaan padat
bundar, granul mengandung satu atau lebih
bahan oabat dan dimaksudkan untuk
pemakaian oral. Saat ini sudah jarang
ditemukan, yang masih terluhat adalah pada
produk jamu.
5. Kapsul ( Capsulae ) : merupakan sediaan
padat yang terdiri atas obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut.
• Keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
– Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
– Menghindari kontak langsung dengan udara dan
sinar matahari
– Lebih indah dipandang ( memperbaiki
penampilan )
– Dapat untuk dua sediaan yang tidak
tercampurkan secara fisik.
– Mudah ditelan
6. Suppositoria ( Ovulae ) : merupakan sediaan
padat yang digunakan melalui dubur, vagina
yang berbentuk seperti terpedo, dapat
meleh atau melunak pada suhu tubuh.
B. SEDIAAN SETENGAH PADAT
1. Salep ( Ungentum ) : merupakan sediaan setengah
padat yang bahan obatnya harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
2. Krim ( Cremores ) : sediaan setengah padat yang
mengandung satu atau lebih macam bahan obat
yang mempunyai konsistensi lebih cair diformulasi
sebagai air dalam minyak.
3. Gel : kadang-kadang disebut jelli : merupakan sistim
semi padat terbuat dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik
yang besar terpenetrasi oleh suatu cairan.
C. SEDIAAN CAIR
1. Larutann : sedian cair yang mengandung bahan kimia
terlarut, dan sebagai pelarut digunakan air suling.
2. Suspensi : sediaan yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi
dalam cairan pembawa. Suspensi bila dikocok harus
bisa tercampur secara merata, tidak boleh cepat
mengendap dan mudah untuk di tuang.
3. Infus ( Infusa ) : merupakan sediaan cair yang dibuat
dengan mengektraksi simplisia nabati dengan air
pada suhu 90 derajat selama 15 menit.
III. Penggolongan obat menurut proses fisiologis dan
biokimia dalam tubuh
a. Obat diagnostik:
Obat diagnostik adalah obat yang membantu
dalam mendiagnosis (mengenali penyakit),
misalnya barium sulfat untuk membantu
diagnosis pada saluran lambung-usus, serta
natriummiopanoat dan asam iod organik
lainnya untuk membantu diagnosis pada
saluran empedu.
b. Obat kemoterapeutik:

Obat kemoterapeutik
adalah obat yang dapat membunuh parasit dan
kuman di dalam tubuh inang. Obat ini hendaknya
memiliki kegiatan farmakodinamik yang sekecil-
kecilnya terhadap organisme inang dan berkhasiat
untuk melawan sebanyak mungkin parasit (cacing
protozoa) dan mikroorganisme (bakteri ) dan obat-
obat kanker.
c. Obat farmakodinamik:

Obat farmakodinamik adalah obat yang


bekerja terhadap inang dengan jalan
mempercepat atau memperlambat proses
fisiologis atau fungsi biokimia dalam tubuh
contohnya hormon, diuretik, hipnotik, dan
obat otonom.
IV. Penggolongan obat
berdasarkan
sumbernya
• Mikroba dan jamur/fungi; misalnya, antibiotik
penisilin.
• Sintesis (tiruan); contohnya, vitamin C dan kamper
sintesis.
• Mineral (pertambangan); contohnya, sulfur, vaselin,
parafin, garam dapur, iodkali.
• Hewan (fauna); contohnya, Tetagam inj, ABU 1 dan 2,
cera, adeps lanae, dan minyak ikan, Vip Albumin dll.
• Tumbuhan (flora); contohnya, kina, digoxin, Atropin
sulfat, Efedrin, Papaverin, Reserpin, Morvin dll.
V. Penggolongan obat
berdasarkan cara
kerjanya dalam tubuh
.
• Sistemik: obat yang didistribusikan ke seluruh
tubuh; contohnya obat analgetik.
• Lokal: obat yang bekerja pada jaringan
setempat, seperti pemakaian topikal.
( contoh : Obat TTM, TTL, Lidocain dll

Lihat materi cara


pemberian obat.
VI. Penggolongan obat berdasarkan
kegunaan dalam tubuh
• Untuk diagnosis (diagnostic).
• Untuk mencegah (prophylactic).
• Untuk menyembuhkan (terapeutic).
• Untuk kosmetik.
Sahabat adalah dia yg tahu kekuranganmu, tapi
menunjukkan kelebihanmu. Dia yg tahu ketakutanmu, tapi
menunjukkan keberanianmu.
yuti/2009 120

Anda mungkin juga menyukai