Anda di halaman 1dari 30

Ferrous Alloys

Gabriel Sianturi
Ferrous Alloys
• Paduan besi (ferrous alloys): besi sebagai unsur utama
• Merupakan material yang luas penggunaannya
disebabkan:
- besi terdapat dalam kuantitas yang melimpah di alam
- logam besi dan baja dapat produksi relatif murah
dengan berbagai proses dan teknik fabrikasi
- dapat dibentuk mempunyai sifat mekanik dan fisik yang
bervariasi
- kekurangannya adalah kebanyakan paduan besi tidak
tahan terhadap korosi
PEMBUATAN BESI (1)
• Biji Besi (Iron Ore) :
- Hematite (Fe2O3), kandungan besi 50%
- Magnetite (Fe3O4), kandungan besi 60%
- Limonite (2Fe2O3), kandungan besi 40%

• Sebelum dilebur didalam tanur, biji besi mengalami proses:

- crushing,screening, washing, pemanasan

• Untuk mendapatkan besi, biji besi direduksi (menarik O2 dari oksida


besi )
- Reduksi langsung
- Reduksi tak langsung
Reduksi Langsung (1)
• Pelet biji besi dirubah menjadi besi spons di
dalam reaktor
• Gas reduktor: Hidrogen atau CO yang dihasilkan
dari pemanasan gas alam cair (LNG) dengan
uap air
CH4 (g) + H2O (l)  CO (g) + 3H2(g)

Fe2O3 (s) + 3H2 (g)  2Fe (l) + 3H2O (l)


Atau
Fe2O3(s) + 3CO (g)  2Fe (l) + 3CO2 (g)
Reduksi Langsung (2)
• Pembuatan besi spons
dengan Rotary Kiln
• Reduktor : Batubara
• Bahan lain : dolomite yang
berfungsi sebagai penyerap
belerang
• Reaksi:
C + CO2  CO
Fe2O3 + 3CO  2Fe + 3 CO2
Tanur Tinggi (Blast Furnace)
• Biji besi dilebur didalam
tanur tinggi (blast furnace)
• Pada tanur biji besi
direduksi (reduksi tak
langsung) menjadi besi
• Biji besi + kokas + batu
kapur (CaCO3)
dimasukkan ke dalam
tanur
• Kokas berfungsi sebagai
bahan bakar
• Batu kapur berfungsi
sebagai pengikat kotoran
pada biji besi
Reaksi Kimia Dalam Tanur Tinggi
(1)
1. Udara panas ditiupkan kedalam tanur sehingga kokas
(karbon) terbakar menghasilkan panas
Karbon + Oksigen  Karbon dioksida + panas
C (s) + O2( g)  CO2 (g) + panas
2. Karbon dioksida kemudian bereaksi dengan karbon
panas menjadi karbon monoksida
CO2(g) + C(s)  2CO (g)
3. Selanjutnya Karbon monoksida mereduksi besi dalam biji
besi menjadi besi cair
CO2(g) + Fe2O3 (s)  CO2 (g) + besi (l)

Besi cair yang telah didinginkan disebut Pig Iron dengan


kadar karbon 3.5 - 4.5%
Reaksi Kimia Dalam Tanur Tinggi
(2)
• Batu kapur (CaCO3): untuk menghilangkan
kotoran pada biji besi: silika atau Silikon Oksida,
SiO2
1. CaCO3 terdekomposisi di dalam tanur tinggi
menjadi CaO dan CO2
CaCO3(s)  CaO(s) + CO2(g)

2. Silikon Oksida bereaksi dengan Calcium Oksida


membentuk Calcium Silicate atau biasa disebut
terak (Slag)
CaO2(s) + SiO2 (s)  CaSiO3 (l) (slag)
Baja
• Baja adalah paduan besi karbon dan mengandung
sejumlah kecil unsur lainnya.
• Sifat mekanik sangat dipengaruhi kandungan karbon, yang
biasanya kurang dari 1%
• Klasifikasi baja berdasarkan konsentrasi karbon:
- baja karbon rendah
- baja karbon sedang (medium)
- baja karbon tinggi
• Baja karbon biasa (plain carbon steels): mengandung
sejumlah kecil unsur lainnya selain dari karbon
• Paduan baja (alloy steels): unsur lain lebih banyak
ditambahkan untuk mendapatkan sifat sifat tertentu
Proses Pembuatan Baja
• Bessemer
• Siemens Martin/Open Hearth
• Dapur Busur Listrik (Electric Arc Furnace/ EAF)
• Basic Oxygen Furnace (BOF)

• TUGAS : Jelaskan setiap proses pembuatan


baja di atas !
Proses Pembuatan Baja
Kode Baja AISI/SAE
• Menurut American Iron and Steel Institute (AISI) dan Society of
Automotive Engineers (SAE)

• Terdiri dari 4 digit


- digit pertama menunjukkan jenis baja, misal: 1= baja karbon, 2=
baja nikel, 3= baja nikel chromium. 4= baja molybdenum
- digit kedua menunjukkan kadar unsur paduan
- digit ketiga dan keempat menunjukkan kadar karbon perseratus
persen
- Bila terdapat huruf di depan angka, huruf tersebut menunjukkan
proses pembuatan baja tersebut
Huruf B= Bessemer, huruf C= open hearth

- Contoh:
AISI 1060 artinya 1 untuk baja karbon, 0 untuk menunjukkan tidak
ada unsur lain, 60 menunjukkan kadar karbon 0,6 %
AISI 4340 artinya baja nikel-chrom-molybdenum dengan 0.4% C
Kode Baja UNS
• Unified Numbering System (UNS) :

• Terdiri dari huruf diikuti oleh 5 angka


• Menunjukkan komposisi kimia, proses manufaktur atau
heat treatment

• Huruf pertama menunjukkan jenis logam


• Angka pertama sampai dengan angka ke 4 adalah
nomor AISI/SAE, angka terakhir menunjukkan informasi
tambahan

• Contoh:
• UNS G10300 : G menunjukkan baja karbon, 1030 plain
carbon steel dengan kadar 0.3%C, 0 informasi tambahan
Kode Baja ASTM
• American Standard for Testing and Materials
(ASTM)
• Penamaan baja berdasarkan grade, type, atau
kelas dengan menggunakan huruf, angka,
simbol, nama atau gabungannya, Contoh: ASTM
A633 Grade E
Kode Baja JIS
• Dikembangkan oleh Japanese Industrial
Standard Comitee

• Diawali dengan SS dan diikuti dengan bilangan


yang menunjukkan kekuatan tarik minimumnya
dalam satuan kg/mm2. Contoh: JIS SS 37 : baja
dengan kekuatan tarik > 37 kg/mm2

• Diawali dengan S dan diikuti dengan bilangan


yang menunjukkan komposisi kimianya. Contoh:
JIS S 35 C: baja dengan kadar 0.35wt%C
Kode Baja DIN
• Deutches Institut for Normung (DIN) atau
German Institute for Standardization adalah
organisasi milik Jerman yang mengembangkan
standarisasi
• Diawali dengan St dan diikuti dengan kekuatan
tarik minimumnya dalam satuan kg/mm2.
Contoh: St 37: baja dengan kekuatan tarik
minimum 37 kg/mm2
• Diawali dengan St dan diikuti dengan huruf dan
bilangan yang menunjukkan komposisi
kimianya. Contoh: St C 35, baja dengan kadar
karbon 0.35%
Kode Baja SNI
• Standar Nasional Indonesia (SNI)
ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional
• Berdasarkan aplikasi produksi
• Contoh: SNI 07-0040-2006 kawat baja
karbon rendah, SNI 07-0601-2006 : baja
karbon dalam bentuk plat
Baja Karbon Rendah
• Kandungan karbon kurang dari 0.25%
• Tidak dapat dikeraskan dengan heat treatment
• Penguatan dilakukan dengan pengerjaan dingin
• Struktur mikro: ferit dan perlit
• Soft and weak
• Duktilitas dan ketangguhan sangat baik
• Machinable, weldable
• Aplikasi: komponen bodi mobil, struktur ( I beam,
channel), pipa dan lain-lain
• Kekuatan luluh (yield strength): 275 MPa
• Kekuatan tarik (tensile strength): 415-550 MPa
• Duktilitas: 25% EL
HSLA Steel
• High Strength Low Alloy (HSLA) steel:
• Mengandung copper, vanadium, nickel dan molybdenum
• Kekuatan lebih tinggi dari plain low carbon steels
• Dapat diheat treatment
• Kekuatan tarik: > 480 MPa
• Duktil, mudah dibentuk, machinable
• Lebih tahan korosi daripada plain carbon steels
• Aplikasi: jika kekuatan struktur merupakan faktor yang
sangat penting, mis: jembatan, towers, columns,
pressure vessels
Baja Karbon Medium
• Kadar karbon antara 0.25 – 0.6wt%
• Dapat diperlakukan panas dengan quenching, tempering
untuk meningkatkan sifat mekaniknya
• Sering digunakan dalam kondisi temper yang
mempunyai struktur mikro martensit temper
• Baja yang telah diheat treatment lebih kuat daripada
baja karbon rendah namun duktilitas dan ketangguhan
menurun
• Aplikasi: roda dan rel kereta api, roda gigi, poros engkol,
komponen mesin dan struktural yang memerlukan
kombinasi antara kekuatan, ketahanan aus dan
ketangguhan
Baja Karbon Tinggi
• Kadar karbon: 0.6 – 1.4wt%
• Paling keras, kuat namun paling rendah duktilitasnya
diantara baja karbon
• Sering digunakan pada kondisi dikeraskan dan ditemper
• Baja perkakas dan cetakan (tool and die steels)
merupakan baja karbon tinggi yang mengandung
chromium, vanadium, tungsten, molybdenum sehingga
bersifat sangat keras dan tahan aus
• Aplikasi: tools, dies, pisau, silet, pisau gergaji, high
stregth wire
Baja Tahan Karat (Stainless Steels)

• Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap korosi (karat)


• Pada paduan ditambahkan chromium dengan kadar paling sedikit 11wt%,
penambahan nikel dan molybdenum dapat meningkatkan ketahanan
korosinya
• Terbagi dalam 3 kelas berdasarkan fasa utama yang terjadi pada struktur
mikro:
- martensitic stainless steels
- ferritic stainless steels
- austenitic stainless steels
• Austenitic Stainless Steels paling banyak diproduksi dan paling tahan
korosi karena kadar chromium paling tinggi dan karena adanya
penambahan nikel pada paduan

• Baja Tahan karat digunakan juga pada lingkungan yang bertemperatur


tinggi, karena dapat menahan oksidasi dan dapat mempertahankan sifat
mekaniknya kondisi tersebut . Contoh penggunaan pada: turbin gas,
pembangkit uap, tungku heat treatment, aircraft, nuklir

Anda mungkin juga menyukai