LISTRIK DINAMIS
Klik Listrik mengalir
Klik
Klik Menentukan arus listrik dan arus elektron.
Klik Klik
EPA = EPB
Klik Potensial A = Potensial B
Air dapat mengalir jika ada perbedaan potensial
Klik Arus listrik analok dengan arus air
Benda A Potensial tinggi Benda B Potensial rendah
Arus listrik
Klik
Klik Klik
= ………….x …………….
= …………………………. C
Klik Pengukuran Kuat arus listrik
Klik
Klik
Klik
Nilai yang ditunjuk jarum
Nilai yang terukur = x Batas ukur
Nilai maksimum
34
X1 = 0,34 A
100
Beda Potensial
Klik
Klik Klik
Contoh
• Sebuah baterai memiliki beda potensial sebesar 1,5 volt
jika baterai digunakan untuk menyalakan lampu maka
sejumlah 50 coulomb muatan listrik yang melewati
lampu. Berapakah besar energi yang dikeluarkan baterai
Diketahui
V = ………………… Jawab
Q = …………………. W = ………….. X ……………..
Ditanya = ………….. X ……………..
W=? = ………………… J
Pengukuran Beda Potensial
Klik
Klik
Klik
Cara Membaca Voltmeter
Skala yang ditunjuk jarum
Skala maksimum
Batas ukur
Reaksi
H2SO4 2H+ + SO4= SO4= 2H
+
H2SO4
H2 SO4
Cu SO4 sebagai zat depolarisator
Cu SO4
ELEMEN LECLANCHE
Batang Seng ( Zn ) Batang Carbon ( C )
• Bagian Utama
• Carbon ( C ) sebagai Kutub positif
• Seng ( Zn ) sebagai kutub negatif
• Amonium Clorida ( NH4 Cl )
sebagai larutan elektrolit
• Mangan dioksida ( Mn O2 )
sebagai zat depolarisator
Mn O2 Sebagai zat depolarisator
• Timbal dioksida Pb O2
Pb O2 Pb
• sebagai kutub positif
• Timbal ( Pb ) sebagai kutub negatif
• Asam sulfat ( H2SO4 )
Prinsip kerja Akumulator H2SO4
A. Akumulator saat digunakan
Reaksi kimia
PbO2 + 2 H+ + 2 e PbO + H2O
Pb + SO4= + H2O PbO + H2SO4 + 2 e
Ion-ion H+ menuju PbO2 dan ion-ion SO4= menuju Pb. Hingga kedua
kutubnya membentuk PbO. Ketika ke dua kutubnya membentuk PbO maka
tidak ada beda potensial antara kedua kutub dan akumulator dikatakan habis
B. Akumulator habis
( Potensial kutub + sama dengan potensial kutub – )
• Kutub ( + ) : PbO
• Kutub ( – ) : PbO
PbO PbO
H2SO4
encer
C. Pengisian Akumulator
H2SO4
pekat
3,0
V ~ Klik
2,0
V = R
1,0 V = Beda potensial ( volt )
I( A) = Kuat arus listrik ( A )
Klik 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 R = Hambatan ( Ω )
Klik Klik
Grafik Hubungan Hambatan (R)
terhadap kuat arus listrik ( I ) Data
R(Ω) R 10 20 30 40
Klik
50 I 1,0 0,5 0,3 0,25
B
A
Klik
Variabel manipulasi : panjang kawat
Variabel respon : hambatan kawat
Variabel kontrol : jenis kawat, luas penampang kawat
IKlik
A > IB Semakin panjang kawat maka hambatan kawat semakin besar
R A < RB Hambatan kawat sebanding dengan panjang kawat.
lA < lB R~ℓ
2
Klik
Tembaga
A B
Alluminium
Klik
IA < I B
Variabel manipulasi : jenis kawat
Variabel respon : Hambatan R A > RB
Variabel kontrol : panjang, luas penampang kawat
Aℓ > Cu
Semakin besar hambatan jenis kawat maka hambatan kawat semakin besar
Hambatan kawat sebanding dengan hambatan jenis kawat.
R ~
3
Klik
A B
IA < I B
Variabel manipulasi : luas penampang kawat
Variabel respon : hambatan kawat R A > RB
Variabel kontrol : jenis kawat, panjang kawat A A < AB
Semakin besar luas penampang kawat maka hambatan kawat semakin kecil
Hambatan kawat berbanding terbalik dengan luas penampang kawat.
R~1
A
Klik
1. Panjang kawat ( l )
2. Luas penampang kawat ( A )
3. Hambatan jenis kawat (
R = Hambatan (Ω )
l = Panjang kawat ( m )
R ρ Luas penampang kawat ( m2 )
A = Hambatan jenis kawat ( Ω m )
Klik
Plastik isolator
Klik L1 L2
Klik
Berapakah
Klik kuat arus yang mengalir pada lampu 1 dan lampu 2
Pada
Klik rangkaian tidak bercabang ( seri ) kuat arus listrik
dimana-mana sama
Klik
Rangkaian Paralel
Klik
L2
Klik
L1
Klik
Apakah ketiga amperemeter menunjukkan angka yang sama ?
Pada rangkaian bercabang (Paralel) Jumlah kuat arus
Klik
listrik yang masuk pada titik cabang sama dengan
Σ Imasuk = Σ Ikeluar
jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang Klik
Klik
Contoh Klik Pada titik cabang Q
1. Perhatikan rangkaian di bawah
10 A + I1 = I2
dan tentukan nilai I1, I2, I3 ?
10A 10 A + 5 A = I2
Klik P Q I2 S
I = 40 A I1 I3 15 A = I2
25A
Klik
Jawab
Klik Pada titik cabang S
Pada titik cabang P
I = 10 A + I1 + 25 A I2 + 25 A = I3
40 A = 10 A + I1 + 25 A 15 A + 25 A = I3
40 A = 35 A + I1
40 A = I3
I1 = 40 A - 35 A
I1 = 5 A
Klik Klik
1. Tentukanlah kuat arus I1 sampai dengan I6 ? 3. Perhatikan rangkaian di bawah dan
tentukan nilai I1 sampai I7 ?
50 mA I1 I2 I3
I4
30mA I I6
5 23mA I
7
15 mA
2. Klik I5 I6
I2 I4
12 A I1 I3
I = 20 A
I1 I3
I2 I4
Jika I1 = I2
I3 : I4 = 1 : 2
dan I5 = 2 I6
Jika I1 : I2 = 1 : 4
dan I3 : I4 = 1 : 3
Tentukan I1 sampai I4 ?
Susunan seri pada Hambatan
R1 R2 R3
a b c d
Vad
Vad = Vab + Vbc + Vcd
I Rs = I R1 + I R2 + I R3
Rs = R1 + R2 + R3
Susunan Paralel pada Hambatan
I1 R1 I= I1 + I2 + I3
Vab Vab Vab Vab
I a I2 R2 b = + +
RP R1 R2 R3
I3 R3 1 1 1 1
= + +
I RP R1 R2 R3
Rp b
a
Vab
Contoh
• Tentukan hambatan pengganti pada rangkaian di bawah
1
Rs = R1+R2+R3+R4+R5+R6+R7
2Ω 4Ω 3Ω
2 Ω Rs =2+4+3+2+4+5+3
3Ω 5Ω 4Ω
Rs =23 Ω
1 1 1
= + Rs = R1+RP+R2
RP R1 R2
1 = 1 + 1 Rs = 4+2+3
2 6Ω RP 6 3 Rs = 9 Ω
3Ω 1 1 2
4Ω 3Ω = +
RP 6 6
1 3
=
RP 6
4Ω RP: 2 Ω 3Ω RP = 2 Ω
3
2Ω 2Ω 4Ω 2Ω 2Ω
4Ω
2Ω 2Ω
2Ω
4
2Ω 2Ω 2Ω 4Ω
24Ω 8Ω 6Ω 4Ω
2Ω 2Ω 2Ω 4Ω
5 2Ω 2Ω
24Ω 12Ω 8Ω
2Ω 2Ω
Perhatikan gambar di bawah a V c
I1 R1
I R Vab = I R3
18 volt Vab = 3 x 4
a 4Ω
b
6Ω
c I
I R3 3Ω 6Ω Vab = 12 V
I2 R2 I 3A
Vbc = I1 R1
b
1 1 Vbc = 1 x 6
V = 18 volt I 1 : I2 = : Vbc = 6 V
Tentukan R1 R2
atau
a.Kuat arus total 1 1 Vbc = I2 R2
I 1 : I2 = :
b.Kuat arus I1 dan I2 6 3 x6 Vbc = 2 x 3
c.Tegangan ab dan tegangan bc I : I = 1 : 2 Vbc = 6 V
1 2
1 1 1
= + Rs = R3 + Rp 1 x I 2 xI
RP R1 R2 I1 = I2 =
Rs = 4 + 2 3 3
1 1 1
RP = 6 + 3 Rs = 6Ω 1 x 2 x
I1 = 3 I2 = 3
1 3 3 3
= RP = 2 Ω I1 = 1 A I2 = 2 A
RP 6
Latihan 2
2Ω a 2Ω 2Ω d 2Ω e
b 4Ω c
4Ω
1 Tentukan
a. Hambatan pengganti 2Ω f 2Ω
2Ω
b. Kuat arus total
c. Kuat arus I1 dan I2 V = 12 V
d. Tegangan Vab
a
2Ω I2 3Ω Tentukan
I I1
a. Hambatan pengganti
4Ω 4Ω b. Kuat arus tiap hambatan
12 V
c. Tegangan tiap hambatan
1Ω 5Ω
b
GAYA GERAK LISTRIK (E)
• Gaya gerak listrik adalah beda potensial antara ujung-
ujung sumber tegangan pada saat tidak mengalirkan arus
listrik atau dalam rangkaian terbuka.
Pengukura ggl
V
TEGANGAN JEPIT (V)
• Tegangan jepit adalah beda potensial antara ujung –
ujung sumber tegangan saat mengalirkan arus listrik
atau dalam rangkaian tertutup .
V
Susunan Seri GGL Susunan Paralel GGL
E
r
E
E E E
r
r r r E
r
Etotal = n E
rtotal = n r
Etotal = E
E = ggl ( volt)
r
r = hambatan dalam ( Ω ) rtotal =
n
n = jumlah baterai
Hukum Ohm dalam rangkaian tertutup
Untuk sebuah ggl
p R q
Hubungan ggl dengan tegangan jepit
I
E = Vpq + I r
E,r
Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian
E
I I = Kuat arus ( A )
Rr E = ggl ( volt )
R = hambatan luar ( Ω )
Tegangan jepit r = hambatan dalam ( Ω )
Vpq = tegangan jepit ( volt )
Vpq = I R
LATIHAN
Tiga buah elemen yang I1 6 Ω
dirangkai seri masing – a 3Ω
b c
masing memiliki GGL 4 V I
I2
dan hambatan dalam 0,2 Ω, 4Ω
dirangkai dengan hambatan E E E
luar seperti gambar r r r
Tentukan :
E=4V
a. Hambatan luar
r = 0,2 Ω
b. Kuat arus total ( I )
c. Kuat arus I1 dan I2
d. Tegangan Vab, Vbc
e. Tegangan jepit
Menentukan
Klik faktor 110 Baca nilai
yang mempengaruhi 100
90 yang terukur
besar energi listrik 80
70
dan catat
60 pada tebal
Klik Termometer 50 Voltmeter
40
30 Kabel penghubung
Gelas beker 20
Air
Kawat nikelin
Statif
Kaki tiga Tekan off
on
Stopwatch
on off
V I t
KlikENERGI LISTRIK
• Untuk mendapatkan hal-hal yang mempengaruhi besar energi listrik kita
sebaiknya mengingat kembali definisi dari beda potensial dan kuat arus listrik
• Beda potensial adalah energi
yang diperlukan untuk W
V W = V.Q
memindah muatan listrik dari Q
satu titik ke titik yang lain W V .I .t
• Kuat arus listrik adalah jumlah Q
muatan listrik yang mengalir pada I Q=I.t
suatu titik di dalam penghantar t
dalam setiap satuan waktu
Klik
• Sebuah lampu V = 220 volt
dihubungkan I = 0,2 Ampere Klik
pada sumber t =5 menit = 300 sekon Klik
tegangan PLN
220 volt, jika kuat Klik W = V I t
arus yang
mengalir pada
lampu 0,2 A dan 13.200 Joule
lampu dinyalakan
selama 5 menit
berapakah besar
energi listrik yang
dihasilkan
lampu?
Klik Daya
Lampu mana yang akan menyala lebih terang
ketika saklar ditutup?
Klik
6V,5W 3V,5W
A B
Klik
1,5 V 1,5 V
W
Klik P 2
t V2
R t V
V 2 P P 1 Watt = 1 V2/ Ω
W t t R
R
Contoh
Klik Dua buah lampu L1 dan L2
Klik Rt = R1 + R2 Klik
masing – masing memiliki
Sebuah seterika Rt = 4000 + 2000
listrik terdapat spesifikasi 10 W, 200 V dan
20 W, 200 V dirangkai seri Rt = 6000 Ω
tulisan 300 W, 220 V
Jika seterika seperti gambar jika V
digunakan pada rangkaian lampu dicatu pada I Klik
R
tegangan 220 V tegangan 200 V berapakah 200
berapakah kuat arus daya yang dihasilkan masing I
yang mengalir pada – masing lampu ? 6000
seterika ?
I 130 A
Jawab
Klik
L1 L2
P1 = I2 R1 Klik
P ( ) 4000
1
30
2
P= 300 W 1
P2 = 2,22 Watt
200 2 200 2
R1 R2
10 20
I = 1,36 A R1 = 4000 Ω R2 = 2000 Ω
Daya alat listrik ketika diberi tegangan yang tidak sesuai
dari tegangan spesifikasinya dapat ditentukan melalui
persamaan di bawah
V1
2
V2
2 V1 = tegangan spesifikasi
P1 = daya spesifikasi
P1 P2 V2 = tegangan yang diberikan
Contoh P2 = daya yang diberikan
Sebuah lampu V12 V22 P2 = 60 110 110
terdapat tulisan = 2202 2202
2202V, 60
60 W jika P1 P2 Klik Klik
lampu dipasang 2202 1102
= P2 =
pada tegangan 4
60 P2
1102V maka daya
yang dihasilkan 220 2
15 W
P2 = 60 110
2
lampu adalah ?
Klik