Hengki Haryanda
Werry Fillia Ilmi
Rozy Hardiansyah
Desri Sevti Eka P.
Preseptor :
L/O/G/O
dr. H. Yosse Rizal, Sp.KK
DEFINISI
Sifilis adalah salah satu penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh
Trepomema pallidum; sangat kronik
dan bersifat sistemik
Sinonim
lues venerea
atau raja
singa
EPIDEMIOLOGI
• Asal penyakit ini tidak jelas.
• Ada yang menganggap penyakit ini berasal dari
penduduk indian yang dibawa oleh anak Columbus
waktu mereka kembali ke Spanyol pada tahun 1492.
• Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis
dan gonore disebabkan oleh senggama dan keduanya
dianggap disebabkan oleh infeksi yang sama.
EPIDEMIOLOGI
• Sifilis dapatan
Sifilis penularanya hampir
akuisita selalu akbat dari
kontak seksul
Secara epidemiologik sifilis akuisita
menurut WH0 dibagi menjadi :
1.Stadium dini menular , dalam satu tahun
sejak infeksi terdiri atas : S I , S II,
stadium rekuren, dan stadium laten dini
2.Stadium lanjut tak menular , setelah
satun tahun sejak infeksi terdiri atas :
stadium laten lanjut dan S III
Gejala Klinis
Stadium I :
Ulkus tunggal, tepi teratur , dasar bersih, terdapat indurasi tidak nyeri,
terdapat pembesaran KGB regional
Lokasi : ditempat kontak dengan lesi infeksius pasanagn seksual, pada
laki-laki sering didapatkan dipenis terutama di glans penis atau sekitar
sulkus koronarius dan skrotum ; pada perempuan didapatkan di vulva,
sekrviks atau perieneum Biasanya ulkus tidak tampak dan tidak disadari
pasien
Stadium II :
Terdapat lesi kulit yang polimorfik, tidak gatal dan lesi dimukosa,
sering disertai pemebesaran KGB generalisata yang tidak nyeri
Stadium laten :
Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien, namun tes serologis sifilis
TSS reaktif, baik serologi treponema maupun nontreponema
Stadium III :
Didaptkan guma, yaitu infiltrat sirkumskrip kronis yang cenderung
mengalami perlunakan dan bersifat destrukti, dapat mengenai kuliut, dan
mukosa dan tulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Sebagai pembantu diagnosis ialah :
• Pemeriksaan T. Pallidum
• Tes Serologi Sifilis
• Pemeriksaan yang lain
NONMEDIKAMENTOSA
• Penanganan pasangan seksual sedapat mungkin
dilakukan
• Konseling :
• Tentang penyakit sifilis dan penularannya, cara
pencegahan dan pengobatan
• Kemungkinan resiko tertular HIV Medikamentosa
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Obat pilihan:
• Benzil benzatin penisilin G, dengan dosis :
• Stadium primer dan sekunder : 2,4 juta Unit, injeksi
intramuskular, dosis tunggal. Cara : satu injeksi 2,4 juta
Unit IM pada 1 bokong, atau 1,2 juta Unit pada setiap
bokong
• Stadium laten : 2,4 juta Unit injeksi intramuskular,
setiap minggu, pada hari ke 1, 8 dan 15
• Sesudah diinjeksi, pasien diminta menunggu selama 30
menit.
PENATALAKSANAAN
Obat alternatif :
• Bila alergi terhadap penisilin atau pasien menolak injeksi
atau tidak tersedia Benzil benzatin penisilin G.
• Pemeriksaan Rutin :
• Kerokan serum lesi dilihat dengan mikroskop lapangan
gelap : terlihat kuman bentuk spiral dan bergerak
•
Pemeriksaan Penunjang :
• Pemeriksaan serologi untuk sifilis : VDRL ( Venereal
Disease Research Laboratories) dan TPHA (Treponemal
palidum Haemoglutination Assay)
Diagnosis Kerja:
• Sifilis stadium 1
Diagnosis Banding:
• Herpes simpleks
• Ulkus piogenik
• Penatalaksanaan :
• Terapi Umum:
• Abstinensia / tidak boleh berhubungan seksual sampai
terbukti sembuh.
• Konseling tentang sifilis, kemungkinan komplikasi, dan
cara penularan.
• Obati pasangan seksualnya.
• Anjuran untuk melakukan skrining HIV.
• Datang satu bulan setelah pengobatan selesai untuk
pemantauan serologik.
•
•
Penatalaksanaan :
Terapi Umum:
• Abstinensia / tidak boleh berhubungan seksual sampai
terbukti sembuh.
• Konseling tentang sifilis, kemungkinan komplikasi, dan
cara penularan.
• Obati pasangan seksualnya.
• Anjuran untuk melakukan skrining HIV.
• Datang satu bulan setelah pengobatan selesai untuk
pemantauan serologik.
Terapi Khusus:
• Topikal
• Kompres lesi dengan NaCl 0,9 %
• Sistemik
• Doksisiklin 2 x 100 mg selama 30 hari.
Prognosis :
• Quo Ad Sanam : dubia ad bonam
• Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo Ad Kosmetikum : dubia ad bonam
• Quo Ad Functionam : bonam