Eksogen
Bahan kimia
Bahan fisik sinar matahari
Mikroorganisme jamur, bakteri, tumbuhan
Endogen
Dermatitis atopik
GEJALA KLINIS
Subjektif : gatal
Iritan Alergi
Epidemiologi DKA
• Perdoski (2009) :
– Sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja merupakan
dermatitis kontak, baik iritan maupun alergik.
– Penyakit kulit akibat kerja yang merupakan
dermatitis kontak sebesar 92,5%, sekitar 5,4%
karena infeksi kulit dan 2,1% penyakit kulit karena
sebab lain
Epidemiologi DKA
• DKA < DKI
• Di Inggris dan Amerika Serikat (baru): DKA akibat kerja
berkisar antara 50 dan 60%
• Pada studi 3 epidemiologi (2002), Indonesia : 97% dari
389 kasus adalah dermatitis kontak, dimana 66,3%
dermatitis kontak iritan dan 33,7% dermatitis kontak
alergi .
• DKA banyak diderita oleh para pekerja (pekerja industri
tekstil, dokter gigi, pekerja konstruksi, elektronik dan
industri lukisan, rambut, industri sektor makanan dan
logam, dan industri produk pembersih)
Etiologi
• Hapten (adalah bahan kimia sederhana
dengan berat molekul rendah (< 1000 dalton),
– bersifat lipofilik,
– sangat reaktif, dan
– dapat menembus stratum korneum sehingga
mencapai sel epidermis bagian dalam yang hidup).
Macam-Macam Alergen
• tanaman dari genus Toxicodendron, misalnya poison
ivy, poison oak dan poison sumac.
• nikel sulfat (bahan-bahan logam),
• potassium dichromat (semen, pembersih alat -alat
rumah tangga),
• formaldehid,
• etilendiamin (cat rambut, obat-obatan),
• mercaptobenzotiazol (karet),
• tiuram (fungisida)
• parafenilendiamin (cat rambut, bahan kimia fotografi).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
• potensi sensitisasi alergen
• dosis per unit area
• luas daerah yang terkena
• lama perjalanan
• suhu dan kelembaban lingkungan
• vehikulum dan pH
• faktor individu, misalnya keadaan kulit pada lokasi
kontak (keadaan stratum korneum, ketebalan
epidermis)
• status imun (misalnya sedang mengalami sakit, atau
terpajan sinar matahari secara intens)
Patogenesa DKA
1. Fase
Sensitisasi 2. Fase
Elisitasi
Patogenesa DKA
HLA-DR
Langerhans
memfagosito
sis hapten
Keratinosit
terpajan
hapten
IL 1 TNF
Mempermudah
sel langerhans
Aktivasi sel langerhans migrasi ke limfe
(Ekspresi IL1, MHC dengan
klas I dan II, ICAM 1, menekan E-
LFA 3 dan B7) cadherin
Patogenesa DKA
Sensitization =
2- 3 minggu
Sel T memori
(teraktivasi)
berproliferasi
sel langerhans
dengan HLA DR
Sel T dan telah
spesifik teraktivasi
(Ekspresi IL1,
MHC klas I dan II,
ICAM 1, LFA 3
dan B7)
(24-48 jam) Pajanan Ulang
Tungkai atas
Genitalia
dan bawah
Berbagai lokasi kejadian DKA
Tangan Lengan Wajah
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
INDIKASI :
1. Mencari/membuktikan suatu zat
adalah alergen penyebab
2. Kecurigaan DKA yg belum terbukti
3. DKI DD/ DKA
4. Dermatitis kronis
Uji Tempel
1. Dermatitis yang terjadi harus sudah tenang
(sembuh).
2. Tes dilakukan sekurang-kurangnya satu mingu
setelah pemakaian kortikosterioid sistemik
dihentikan.
3. Uji tempel dibuka setelah 48 jam ( dua hari
penempelan), kemudian dibaca. Pembacaan
kedua dilakukan pada hari ke-3 sampai ke-7.
4. Pasien dilarang melakukan aktivitas yang
menyebabkan uji tempel menjadi
longar/terlepas
UJI TEMPEL
CARA
Bahan diletakkan pd Finn Chamber
Tempelkan pd kulit
Tutup rekat dgn plester
Setelah 48 jam buka. Pembacaan
pertama dilakukan15-30 menit setelah dilepas,
agar efek tekanan menghilang atau minimal.
Hasil dibaca : - 48 jam
- 72 jam – 96 jam
Uji tempel
Hasilnya dicatat seperti berikut:
+1 = reaksi lemah (non-vesikular) : eritema, infiltrat,
papul (+)
+2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++)
+3 = reaksi sangat kuat (ekstrim) : bula atau ulkus (+++)
± = meragukan : hanya makula eritematosa (?)
IR = iritasi : seperti terbakar, pustul arau purpura (IR)
- = reaksi negatif (-)
NT = tidak dites (NT=not tested)
UJI TEMPEL
UJI TEMPEL
Hasil uji tempel +++
RX IRITAN RX ALERGI
Oligomorfik Polimorfik
Bentuk ~ unit Bentuk lebih menyebar
Batas tegas Batas tidak tegas
Bahan dilepas : Bahan dilepas :
reaksi (-) / reaksi menetap /
Rasa nyeri / terbakar Rasa gatal (tu)
Diagnosis Banding
• Dermatitis kontak iritan
• dermatitis atopik
• dermatitis nurmularis
• dermatitis seboroik, atau psoriasis
PENATALAKSANAAN
UMUM
Pajanan ulang dgn bahan kontak alergen
/ iritan dihindari