Anda di halaman 1dari 12

Issue dan Crisis

Management
Dosen :
R. Indriyati Kamil, S.I.P., M.Si.
Kelompok
Rahni 41153030150093
Iqbal Mustajab 41153030150006
Syergi Revanra 41153030150054
Yonatan Subekti 41153030150083
Neska Yudia S 41153035150154
Fikri Sudjana 41153030150081

VII_PR_B
PT Nestle Indonesia yang memproduksi
makanan dan minuman nutrisi salah satunya
susu. Susu Dancow merupakan salah satu
produk dari perusahaan tersebut, apalagi susu
sangatlah penting bagi pertumbuhan bagi
semua kalangan, dari sejak bayi sampai
dewasa.
Isunya bahwa produk susu bubuk Dancow
dari Nestle mengandung lemak babi. Hal ini
sangat menghebohkan warga Indonesia yang
mayoritas penduduknya beragama Islam.
Isu ini bermula dari penelitian yang dilakukan
seorang peneliti dari Universitas Brawijaya,
Malang. Peneliti menemukan bahwa beberapa
produk yang beredar di masyarakat
mengandung zat gelatin, yang menurut sang
peneliti bahwa zat tersebut dibuat dengan
menggunakan lemak babi di negara-negara
maju.
Menanggapi isu tersebut, pihak manajemen
segera melakukan reaksi yang baik. Kecepatan
tanggapan pihak Nestle menjadi pendukung
dalam menyelesaikan masalah.
Pihak Nestle melakukan 4 tahap untuk
mengatasi krisis tersebut.
Tahapan Prodomal
Dari hasil penelitian yang kemudian dengan
cepat menyebar. Masyarakat menjadi panik.
Rumor yang muncul semakin besar, produk
yang “dicurigai” bertambah banyak, seakan
benar merupakan hasil penelitian.
Tahapan Akut
Para peternak Nongkojajar menghadap
pemerintah dan tokoh-tokoh ulama. Mereka
menjelaskan bahwa sejak beberapa tahun
belakangan ini mereka telah semakin
mengetahui cara memelihara sapi yang baik.
Makanan ternak pun telah ditemukan yang
bergizi tinggi.
Tahapan Kronis
Pemerintah merasa perlu turun tangan karena
dua hal. Pertama, bila didiamkan saja,
dikhawatirkan akan muncul peristiwa
perusakan yang muncul dari kekecewaan
masyarakat. Kedua, para peternak sapi
anggota koperasi akan mengalami kerugian
karena tidak bisa menjual susunya kepada
koperasi, dan koperasi akan bangkrut.
Bersama dengan Ketua Majelis Ulama
Indonesia, pemerintah melakukan tindakan
yang dalam PR disebut “meluruskan opini yang
mengundang issue kontroversial”.
Tahapan Resolusi
Dalam mengatasi kasus ini, Nestle sangat
terbantu oleh inisiatif pihak peternak susu yang
melobi pemerintah dan tokoh-tokoh ulama.
Setelah krisis teratasi, penjualan produk susu
mereka kembali stabil karena masyarakat
percaya bahwa produk mereka halal.
Di sini kita bisa melihat bahwa krisis tidak
selalu berdampak buruk terhadap suatu
perusahaan. Dengan manajemen krisis yang
baik, kegiatan perusahaan kembali dapat
berjalan dengan stabil dan penjualan produk
yang hampir merusak reputasi perusahaan
justru semakin membaik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai