HELMINTHES
KLASIFIKASI
PROTOZOA FUNGI
PARASIT
ARTHROPODA
ilmu yang mempelajari parasit
HELMINTOLOGI berupa cacing. Berdasarkan
taksonomi, helmin dibagi menjadi 2,
yaitu :
NEMATHELMINTHES PLATYHELMINTHES
(Kelas Nematoda) (cacing pipih)
• Hospes : Manusia
• Nama penyakit: enterobiosis, oksiuriasis
• Distribusi geografik
Kospololit tetapi lebih banyak ditemukan
di daerah dingin dengan daerah panas
Morfologi dan Daur Hidup
-Cacing betina 8-13 mm; janan 2-5 mm
-Habitan daerah sekum
-Makanannya isi usus
-Telur 11.000-15.000 butir matang setelah 6 jam
dikeluarkan
-Telur resisten terhadap desinfektan dan udara
dingin hidup 13 hari
Tertelan telur menetas di daerah perineal
bermigrasi ke usus besar
-Waktu untuk siklus hidup 2 minggu s/d 2 bulan
- Dapat sembuh sendiri bila tidak reinfeksi
Siklus Hidup Enterobius vermiculoris
Life Cycle Enterobius vermicularis
Gejala Klinis
- Enterobiosis relatif tidak berbahaya
- Iritasi pada daerah anus, perinium dan
vagina bermigrasi menggaruk anus
pada malam hari
- Kurang nafsu makan, berat badan
menurun, aktivitas meninggi, cepat
marah, insomania
Diagnosis :
Anal swab
Epidemiologi
- Penyebaran lebih luas
- Penularannya dapat dipengaruhi oleh:
1.Penularan dari tangan ke mulut sesudah
menggaruk daerah perianal
2.Debu Yang mengandung telur cacing
3.Retroinfeksi melalui anus: larva dari anus yg
menetas kembali ke masuk ke usus
Pencegahan dan Pemberantasan
• Memutuskan rantai daur hidup dengan :
- Defekasi di kakus
- Menjaga kebersihan
- Pengobatan masal
• Pemberian penyuluhan kepada masyarakat
mengenai sanitasi lingkungan
Cacing Tambang
Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
Sejarah
Cacing tambang di Eropa dulu ditemukan pd
pekerja tambang
Hospes dan Nama penyakit
Hospes: manusia
Penyebab nekatoriasis/ankilostomiosis
Distribusi Geografik
Di daerah khatulistiwa: pertambangan dan perkebunan
Prevalensi di Indonesia (pedesaan) sekitar 40%
Morfologi dan Daur Hidup
• Cacing dewas di rongga usus mulut melekat pada
mukosa dinding usus
• N. americanus 9000 telur/hari
• A. duodenale 10000 telur/hari
• Cacing betina 1 cm, jantan 0,8 cm
• N. americanus seperti huruf S
• A. duodenale seperti huruf C
• Telur dikeluarkan melalui tinja, menetas 1-1,5 hari
larva rabditiform, tiga hari larva filariform
tembus kulit (hidup 7-8 minggu)
Life Cycle Necator americanus and Ancylostoma duodenale
Daur Hidup
Telurlarva rabditiform larva filariform
menembus kulitkapiler darah jantung
parubronkustrakhealaringusus
halus
Infeksi terjadi bila larva menembus kulit
Infeksi A. duodenale juga mungkin dengan
menelan larva filariform
• Gejala
1. Stadium larva
Terjadi perubahan pada kulit griund itch
2. Stadium dewasa
Tergantung spesies dan keadaan gizi
penderita
N.americanus darah 0,005-0,1cc/hari/ekor
A. duodenale darah 0,08-0,34 cc/hari/ekor
• Diagnosis: telur dalam tinja
• Epidemiologi
Di Indonesia (pedesaan) perkebunan
pekerjaberubungan dng tanah70%
Kebiasaan defekasi di tanah dan pemakaian
tinja sebagai pupuk penting dalam
penyebaran infeksi
Tanah gembur/berpasir/humus suhu 28-
32oC N.americanus; A. duodenale suhu 23-
25oC
Menghindari infeksi sandal/sepatu
Trichuris trichura (cacing cambuk)
• Hospes; manusia trikuriasis
• Distribusi geografik: kospmopolit
• Morfologi
Betina kira-kira 5 cm, jantan 4 cm
Bagian anterior spt cambuk 3/5 dr panjang
seluruhnya; posterior lebih gemuk
Cacing dewasa hidup di kolon
Betina3000-10000 butir/hari
Cacing dewasa dan Telur
Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)
anterior
Posterior
Betina Jantan
• Daur hidup
TinjaTelurmenjadi infektif 3 minggu
tertelanmukosa usus
• Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam
usus timbul iritasi
• Epidemiologi/Penyebaran
Penyebaran penyakit karena tanah
terkontaminasi dengan tinja.
• Frekuensi di pedesaan antara 30-90%
Life Cycle Trichuris trichura
Spesies Nematoda jaringan dan darah yang
hidup pada manusia
Wuchereria Bancrofti
Filariasis
Brugia timori
Brugia malayi
Loa loa
Mansonella ozzardi
Onchocerca volvulus
Dracunculus medinensis.
Wuchereria Bancrofti
Habitat :
cacing dewasa hidup dalam
saluran limfe sedangkan mikrofilaria
hidup dalam darah dan limfa.
SIKLUS HIDUP
Brugia Malayi dan
timori
1. Hospes dan nama penyakit
HOSPES:
1. Brugia malayi : Manusia dan
hewan (kucing, kera,dll)
2. Brugia timori : Manusia
PENYAKIT:
filariasis malayi dan filariasis
timori filariasis brugia
2. Distribusi geografis
6. Pengobatan
Hospes : manusia.
Hospes perantara : lalat crysops
silaceae dan C dimidiata]
Penyakitnya :
Ioaiasis atau Calabar
swelling (fugutive swelling).
Loaiasis terutama
terdapat di Afrika Barat, Afrika
Tengah dan Sudan.
2. Distribusi geografis
Untuki pertama kali Mongin pada tahun 1770 mengeluarkan cacing dewasa Loa-loa
dari mata seorang perempuan Negro di Santo Domingo
5. Diagnosis
Morfologi umum :
Bentuk tubuh mirip daun tetapi tidak
bersegmen
Ukuran panjang tubuh berkisar antara 1
mm dan beberapa cm
Memiliki 2 batil isap : mulut dan perut
Hermafrodit kecuali Schistosoma
(unisexual)
DAUR HIDUP
a. Fasciolopsis busci
Giant
Cacing trematoda yang
intestinal
terbesar ukurannya
fluke
Morfologi:
• Bersifat hermaprodit.
• Sistem reproduksinya ovivar.
• Bentuknya menyerupai daun berukuran 20 –
30 mm x 8 – 13 mm.
• Mempunyai tonjolan konus (cephalis cone)
pada bagian anteriornya.
• Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.
• Uterus pendek berkelok-kelok.
• Testis bercabang banyak, letaknya di
pertengahan badan berjumlah 2 buah
Distribusi Geografik : banyak
ditemukan di Amerika Latin,
Perancis dan negara-negara
sekitar Laut Tengah.
Pengobatan:
• Bitionol diberikan secara oral Pencegahan:
• Emetin hidroklorida diberikan • Tidak memakan
secara intramuscular tumbuhan air yang
• Prazikuantel banyak dijumpai hewan
• Heksakloretan ternak dan keong air
• Heksaklorofan • Memberikan
• Rafoxamide pengobatan terhadap
• Niklofolan hewan yang terinfeksi
• Bromsalan yang disuntikkan di • Tidak memakan hati
bawah kulit mentah
C. TREMATODA PARU
a. Paragonimus westermani
Anatomi
Nama penyakit: paragonimiasis
• Coklat kemerahan,
• Panjang badan sekitar
16 mm x 8 mm
Ciri khas morfologi
• ketebalan 5 mm
• Pada waktu hidup cacing
paru berbentuk seperti
sendok • Memiliki kutikula
• Jika telah mati berspina
bentuknya menjadi bulat • Sucker :
lonjong mirip biji kopi 1. oral sucker
2.ventral sucker
Diagnosis Gejala
• Dapat ditentukan dengan • Batuk kronis yang keras
operasi sehingga menemukan • Rasa sakit yang
cacing dewasa,
• Juga dapat ditentukan dengan
mencekam didaerah
menemukan telur cacing dalam dada
sputum,
• Menyedot cairan pleura,
• Dari feses
• Tes intradermal yang diikuti
dengan CFT.
Hospes :
Definitif : manusia
Perantara : hewan memamah biak
seperti sapi dan kerbau
Penyebaran :
Jika seseorang memakan daging sapi yang mengandung
larva menyerupai kandung kemih yang disebut
sistiserkaria maka orang tersebut terkena infeksi
T.saginata.
Morfologi
Proglotid gravid
Bentuk : empat persegi panjang
Cabang uterus : 15-30 buah
Lubang uterus : tidak ada
Lubang genital : terletak dipinggir proglotid
Siklus hidup
Patologi dan gejala klinis :
Pengobatan : Prazikuantel
2. Taenia solium (cacing pita babi)