Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN KASUS

SINDROMA NEFROTIK

Salsya Medin Putri 04084821921068


Apriyani Supia Dewi 04084821921023
Pembimbing : dr. Aditiawati, Sp.A (K).
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMMAD HOESIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
OUTLINE
1 PENDAHULUAN

2 STATUS PASIEN

3 TINJAUAN PUSTAKA

4 ANALISIS KASUS

5 DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Penyakit yang sering ditemukan dari beberapa penyakit ginjal dan saluran kemih

Sindroma Nefrotik (SN) dapat terjadi secara primer (idiopatik) dan sekunder (oleh
penyakit-penyakit tertentu)

Keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap


protein plasma yang menimbulkan proteinuria (>3,5g/24jam), hipoalbuminemia (<30
g/L), edema dan hiperlipidemia

Di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14
tahun.
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
Nama • KO
Tanggal lahir / Umur • 15 Maret 2017 / 2 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin • Laki-laki

Alamat • Baturaja Timur, Ogan Komering Ulu (OKU)

Suku Bangsa • Sumatera Selatan


Agama • Islam
No. RM • 1139800
MRS • 11 September 2019
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien

KELUHAN UTAMA

Bengkak seluruh tubuh

KELUHAN TAMBAHAN

BAK Sedikit
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien

± 1 minggu SMRS pasien mengeluh bengkak di seluruh tubuh.Bengkak dimulai pada daerah
palpebra, kemudian pada ekstremitas, dan ke seluruh tubuh. Demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri
menelan (-), koreng pada kulit (-), kuning pada kulit (-), BAK sedikit (+) sejak bengkak seluruh
badan, urin berbusa (+), urin teh tua (-), nyeri BAK (-), BAB cair (-), sesak (-), mual dan muntah (-),
nafsu makan berkurang (-), minum biasa. Pasien berobat ke RS Swasta di Baturaja dan dilakukan
pemeriksaan darah dan urin pada tanggal 4 September 2019 didapatkan hasil protein urin (+3) dan
dikatakan suspek sindrom nefrotik.Dirawat selama 5 hari dan tidak didapatkan perbaikan, lalu
pasien kemudian di rujuk ke RSMH.
± 3 bulan SMRS pasien mengeluh bengkak pada mata terutama pada saat bangun tidur.
Demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri menelan (-), diare (-), koreng pada kulit (-), BAK normal.
Kemudian, pasien dibawa berobat ke dokter umum dan didiagnosis menderita sakit ginjal.
Diberikan obat puyer dan sirup, namun orang tua pasien lupa nama obatnya. Dikarenakan tidak
ada perbaikan orang tua membawa pasien ke pengobatan alternatif. Diberikan ramuan herbal oles
selama 2,5 bulan. Tidak ada perbaikan.
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien

± 1 tahun SMRS, anak mengeluh bengkak di seluruh tubuh, bengkak terutama di mata saat
pagi hari dan menghilang saat siang hari. Bengkak baru pertama kali dialami. Demam (-), batuk (-),
pilek (-), nyeri menelan (-), diare (-), koreng pada kulit (-),BAK banyak (+), pasien dibawa ke
Puskesmas Baturaja dan diobati sebagai sindroma nefrotik. Pasien diberikan methylprednisolone
dan furosemide (ibu lupa dosis obat) selama 1 bulan dan bengkak menghilang. Tetapi, dikarenakan
orang tua berfikir pasien telah sembuh, sehingga orang tua menghentikan pengobatan sendiri dan
tidak pernah kontrol.
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien

Riwayat Penyakit Dalam


Keluarga:
Riwayat Penyakit Dahulu:
• Riwayat keluhan bengkak
• Riwayat penyakit sindroma seluruh tubuh pada kakak
nefrotik sejak usia 1,5 tahun. perempuan dikatakan sakit
• Riwayat ISK sebelumya disangkal. ginjal? dan meninggal pada
• Riwayat hipertensi disangkal. usia 4,5 tahun.
• Riwayat penyakit darah tinggi
dalam keluarga disangkal.
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran:


Lahir dari ibu G2P1A0
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran:
Masa Kehamilan : 38 minggu IMUNISASI DASAR
Partus : Normal Umur Umur Umur
Ditolong oleh : Bidan BCG 1 bulan
Kondisi lahir : Langsung menangis DPT 1 2 bulan DPT 2 3 bulan DPT 3 4 bulan
Tanggal : 15 Maret 2017
HEP B 1 2 bulan HEP B 2 3 bulan HEP B 3 4 bulan
BB : 2700 gram
Hib 1 2 bulan Hib 2 3 bulan Hib 3 4 bulan
PB : 49 cm
Riwayat ibu demam saat hamil (-), riwayat POLIO 1 1 bulan POLIO 2 2 bulan POLIO 3 3 bulan

KPSW (-), riwayat ketuban hijau dan berbau CAMPAK 9 bulan POLIO 4 4 bulan

(-), riwayat penyakit lain pada ibu saat


KESAN : Riwayat imunisasi lengkap
hamil (-).
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien

Riwayat Nutrisi:

• ASI : 0 bulan – 22bulan


• Susu : 22 bulan – 11 tahun
• Nasi Tim/lembek : 4-6bulan
• BuburNasi : 6-12 bulan
• Nasi Biasa : 12 bulan – sekarang
• Daging :1-2x/minggu
• Sayuran : Hampir setiap hari

Kesan: Anak diberikan makanan sesuai dengan usianya


ANAMNESIS
Riwayat Pertumbuhan
BB/U:
0 s/d +2 SD  Normal
ANAMNESIS
Riwayat Pertumbuhan
TB/U:
-2 s/d 0 SD  Normal
ANAMNESIS
Riwayat Pertumbuhan
LILA/U:
-1 SD s/d -2 SD  Normal

Kesan :
Status gizi baik
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien

Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan


Anak Riwayat Sosial Ekonomi:
Pertumbuhan Pekerjaan ayah adalah wiraswasta
• Berat Badan Lahir : 2700 gram dengan pendapatan
• TinggiBadan Lahir : 49cm ± Rp 3.500.000/bulan
• Berat badan sekarang : 14 kg Berdasarkan penggolongannya yaitu
• Tinggi badan sekarang : 86 cm menurut Badan Pusat Statistik
Perkembangan termasuk dalam berpendapatan
• Aktivitas : aktif golongan tinggi, yaitu dibawah Rp. 2.
• Membangkang : tidak ada 500.000 – Rp. 3.500.000/bulan
• Ketakutan : tidak ada
• Prestasi : rata-rata Kesan: riwayat sosial ekonomi tinggi.
Kesan: Perkembangan mental baik
PEMERIKSAAN FISIS
Dilakukan tanggal 11 September 2019
Keadaan umum : tampak sakit sedang PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Kesadaran : compos mentis
BB : 14 kg
TB : 86 cm
Status Antropometri
BB/U : 0 s/d +2 SD (Normal)
TB/U : 0 s/d +2 SD (Normal)
LILA : -2 s/d 0 SD (Normal)
Edema (+), sianosis (-), dispnue (-), anemia (-), ikterus (-), dismorfik (-)
Tekanan Darah : 100/70mmHg
50th  84 39
90tth 97 54
95 101
th 59
99 109
th 66
PEMERIKSAAN FISIS
Dilakukan tanggal 11 September 2019
PEMERIKSAAN FISIK UMUM

Nadi : 98 kali/menit, reguler, isi dan tegangan cukup


Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 36,8 oC
Kulit : tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 11 September 2019

PEMERIKSAAN KHUSUS
KEPALA
Rambut : Hitam, distribusi rata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-),
edema palpebra (+/+), pupil isokor 3 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Bentuk normal, kavum nasi lapang, septum
deviasi (-/-)
Telinga : CAE lapang, serumen (-/-), MT baik
Mulut : sianosis (-), cheilitis (-)
Faring/Tonsil : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, tenang, tidak hiperemis

LEHER
Pembesaran KGB (-), JVP (5-2 mmHg)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 11 September 2019

PEMERIKSAAN KHUSUS

THORAX
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris, iktus kordis (-)
Palpasi : Strem fremitus kanan = kiri, iktus kordis (-)

Paru-paru
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 11 September 2019

PEMERIKSAAN KHUSUS

THORAX
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis dan thrill tidak teraba
Perkusi : Jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II (+) normal, irama reguler,
murmur dan gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 11 September2019

PEMERIKSAAN KHUSUS

ABDOMEN
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien sulit dinilai
Perkusi : shifting dullness (+), ascites (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 16 Maret 2019

PEMERIKSAAN KHUSUS
Lipat paha dan genitalia
Testis sulit diraba, scrotal edematous (+/+)

Ekstremitas
Superior : Akral hangat, pucat (-), sianosis (-), edema (-), petechie (-),
CRT <3s
Inferior : Akral hangat, pucat (-), sianosis (-), edema pretibial (+/+),
petechie (-), CRT <3s
STATUS NEUROLOGIS
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Fungsi motorik
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - -
Reflex fisiologis Normal Normal Normal Normal
Reflex patologis - - - -
Gejala rangsang meningeal Kaku kuduk (-), Brudzinsky I, II (-), Kernig sign (-)
Fungsi sensorik Baik
Nervi craniales Baik
LABORATORIUM
Dilakukan tanggal 11 September2019

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi


Hb 9,3 g/dl 11,3 – 14,1 g/dl Menurun
RBC 4,69 x 106/ mm3 4,40 – 4,48 x 106/ mm3 Meningkat
WBC 8,04 x 103/ mm3 6,0 – 17,5 x 103/ mm3 Normal
Trombosit 570.000/ mm3 217 – 497 x 103 / mm3 Meningkat
Ht 31 % 37 – 41 % Menurun
Diff Count 0/1/23/68/8 0–1% Neutrofil menurun
1–6% Limfosit meningkat
50 – 70 %
20 – 40 %
2–8%
LABORATORIUM
Dilakukan tanggal 11 September 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi


LED 79 < 15 Meningkat
Natrium 137 mEq/dl 135 – 155 mEq/dl Normal
Kalium 3,7 mEq/dl 3,6 – 5,5 mEq/dl Normal
Kalsium 6,9 mg/dl 8,4 – 10,4 mg/dl Menurun
Albumin 1,5 g/dl 3,8 - 5,4 g/dl Menurun
Ureum 28 mg/dl 16,6 - 48,5 mg/dl Normal
Kreatinin 0,29 mg/dl 0,24-0,87 mg/dl Normal
LABORATORIUM
Dilakukan tanggal 11 September 2019
Warna Kuning muda Kuning muda Normal

Kejernihan Agak keruh Jernih Abnormal

Berat Jenis 1.010 1,003 – 1,030 Normal

pH 6,5 5-9 Normal

Protein Positif +++ Negatif Proteinuria

Ascorbic Acid Negatif

Glukosa Negatif Negatif Normal

Keton Negatif Negatif Normal

Darah Negatif Negatif Normal


LABORATORIUM
Dilakukan tanggal 11 September 2019
Sedimen Urin

Epitel Negatif Negatif Normal

Leukosit 20-21 0-5 Abnormal

Eritrosit 1-2 0-1 Normal

Hyaline cast (+) dan


Silinder Negatif Abnormal
leucocyte cast (+)

Kristal Amorph (+) Negatif Abnormal

Bakteri Negatif Negatif Normal

Mukus Negatif Negatif Normal

Jamur Negatif Negatif Normal


DAFTAR MASALAH

1. Edema anasarka
2. BAK sedikit
3. Proteinuria massif
4. Hipertensi
5. Hipoalbuminemia
6. Hiperkolestrolemia
7. Hipokalsemia
8. Anemia
9. Suspek ISK
DIAGNOSIS BANDING

• Sindroma Nefrotik Relaps + Hipertensi stage I + T.ISK


• Sindroma Nefritik Akut +Hipertensi stage I +T.ISK

DIAGNOSIS KERJA

Sindroma Nefrotik Relap + Hipertensi stage I + T. ISK


PENATALAKSANAAN
• Pengaturan diet rendah garam (1-2 gr/hari) selama edema atau selama
mendapat terapi steroid.
• Diet protein sesuai kebutuhan RDA (1-2gr/kgBB/hari)
• Kebutuhan energi = BBxRDA 12 kg x 100 = 1200 kkal/harI
• BMR = 689.368kkal/hari
• Rendah garam 1g/hari
• Diet protein normal sesuai RDA 1,5 x 12 = 18 gr/hari
• Nasi Biasa (NB) kalori 1 porsi = 400 kkal

• Pengaturan intake dan output cairan (balance diharapkan negatif)


• Retriksi cairan 500 cc/hari
PENATALAKSANAAN

• Injeksi Furosemid 2 x 15 mg IV, pantau Balance Diuresis


• Albumin 25% 50 mlIV
• Spironolactone 2 x 25 mgPO
• Methylprednisolone 3 x 8-8-4 mgPO
• Captopril 2x3,125 mg(PO)
Monitoring
• Tanda vital (tekanan darah, nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh) setiap 6
jam
• Asupan nutrisi (jumlah yang habis dan toleransi anak)
• Diet rendah garam
• Balance cairan dan diuresis setiap 6 jam
• Ukur lingkar perut setiap hari
• Urinalisis.
PENATALAKSANAAN

 Memberi informasi pada keluarga bahwa dapat terjadi komplikasi


yang berhubungan dengan sindrom nefrotik.
 Membantu anak menjaga asupan nutrisi yang baik.
 Mengajak kerja sama kepada keluarga untuk rajin kontrol kesehatan
anak pasca perawatan (sebaiknya tiap minggu, tapi bila tidak
memungkinan diharapkan pada minggu ke-4 untuk monitoring
penggunaan dan dosis steroid).
PROGNOSIS

Quo ad vitam • Dubia ad bonam

Quo ad functionam • Dubia ad bonam

Quo ad sanationam • Dubia


FOLLOW UP
Tanggal 16 September 2019

S : bengkak seluruh tubuh berkurang


O : Sensorium : compos mentis
TD : 90/60 mmHg
N : 112 x/menit (isi/tegangan cukup)
RR : 26 x/menit
T : 36,8oC
• Kepala: NCH (-),konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (+/+)
• Thoraks: simetris, retraksi (-)
• Pulmo: vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Cor: BJ I dan II normal, murmur (-), gallop
(-)
• Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), shifting
dullness(+), asites (+)
• Ekstremitas: akral hangat, CRT<3”,edema pretibial (+/+)
FOLLOW UP
Balance Diuresis (06.00 – 06.00): I = 450 cc
O = 550 cc IWL = 300cc
Balance =-400
Diuresis = 1,6 ml/kgBB/jam
A : Sindroma Nefrotik Relaps + Hipertensi stage I + T. ISK
P:
Non farmakologis :
Monitor keadaan umum, tanda-tanda vital
Tirahbaring
Cek ulang darah tepi lengkap, urinalisa, albumin
Balance Diuresis setiap 6jam
Retriksi cairan 500 mL/24jam
Farmakologis :
Injeksi Furosemid 2 x 15 mg IV, pantau BalanceDiuresis
Spironolactone 2 x 25 mgPO
Methylprednisolone 8 mg – 4 mg – 4 mgPO
Drip albumin 25% 50 cc
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Ginjal

 Letak: Retroperitoneal, setinggi T12-L3


 Vaskularisasi: A. Mesenterica superior  A.
Abdominalis  A. Renalis
 Inervasi: Korda spinalis T10-11  Pleksus
renalis
Histologi Ginjal
Histologi Ginjal
 Unit fungsional ginjal adalah nefron dan duktus koligens.
 Nefron memiliki 2 jenis, yaitu kortikal (di korteks) dan jukstamedullaris (di perbatasan
korteks dan medulla). Jukstamedullaris berfungsi menjaga suasana hipertonik di
dalam urin.
 Nefron kortikal memiliki 2 bagian, yaitu korpuskulum dan tubulus. Korpuskulum
memiliki kapsula bowman yang berfungsi menyerap filtrat dari vaskular. Berikutnya,
filtrat akan diantarkan ke tubulus.
 Sebagian filtrat akan dikembalikan bersama beberapa elektrolit melalui tubulus
kontortus distal, sedangkan sebagian lagi akan di eksresikan melalui duktus koligens
menuju kaliks ginjal.
Fisiologi Ginjal
• Memfiltrasi darah dari toksin dan zat bahaya lainnya, darah yang di filtrasi hingga
25% Cardiac Output (sekitar 1200 ml). Bisa dihitung menggunakan Glomerular
Filtration Rate (GFR). Fungsi ini sekaligus menjaga keseimbangan elektrolit dan
asam basa tubuh.
• Pengaturan beberapa hormon:
– Renin
– Eritropoietin
– Kalsitriol (1,25 dihidroksikalsiferol)
– Hormon adrenal (glukokortikoid, mineralokortikoid, androgen, adrenalin)
Sindroma Nefrotik
Penyakit ginjal yang ditandai dengan sindrom
klinik yang terdiri dari beberapa gejala:
o Proteinuria massif (>40 mg/m2LPB/jam atau
rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu >2
mg/mg atau dipstick ≥ 2+).
o Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL
o Edema
o Hiperkolestrolemia >200 mg/dl
Sindrom Nefrotik
EPIDEMIOLOGI
Insiden SN di Kelainan Minimal
Indonesia (SNKM)  79,6%,
6 kasus per 10.000 Fokal Segmental
anak . Glomerulosklerosis
Laki-laki : (FSGS) 50% dan
Perempuan = 2:1 Membranoproliferatif
Glomerulonefritis
(MPGN)  2,6%.
Semakin besar usia
kejadian SNKM
Paling sering pada rendah, tetapi FSGS
usia 2 tahun dan 70- dan MPGN semakin
80% pada usia kurang meningkat.
dari 6 tahun.
Etiologi
• Finnish-type congenital nephrotic syndrome (NPHS1, nephrin)

Kongenital • Denys-Drash syndrome (WT1)


• Frasier syndrome (WT1)
• Diffuse mesangial sclerosis (WT1, PLCE1)
• dll

• Sindroma Nefrotik Kelainan Minimal (SNKM)


• Glomerulosklerosis Fokal Segmental (GSFS)

Primer • Mesangial Proliferative Difuse (MPD)


• Nepropati membranosa (GNM)
• Glomerulonefritis Membranoprliferatif (GNMP)

• Immune (SLE, Berger disease, Thrombotic miceroangiopathy,dll)


• Infeksi (HIV, Hepatitis B, Toxoplasmosis, dll)

Sekunder • Keganasan (limfoma dan leukimia)


• Vaskulitis (granulomatosis Wegener)
• Imun Complex Mediated (post streptococcal glomerulonephritis).
Manifestasi Klinis
Peningkatan permeabilitas • Protein uria masif (protein ≥ 40 mg/jam/m)
dinding kapiler glomerulus • Hipoalbuminemia (albumin < 2,5 g/dL)

• Underfilled theory
Edema • Overfilled theory

• Peningkatan kadar lemak dan lipoprotein


Hiperkolestrolemia serum (kompensasi dari rendahnya protein)
Underfill Hypothesis Overrfill Hypothesis
Komplikasi
KOMPLIKASI  Hipokalsemia
 Hipovolemia
 Infeksi
 Hipertensi
 Trombosis
 Efek Samping
 Hiperlipidemia
Steroid
 Glomerulosklerosis
KRITERIA DIAGNOSIS
• Remisi: proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu.
• Relaps: proteinuria ≥ 2+ (proteinuria >40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam
1 minggu.
• Relaps jarang: relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau
kurang dari 4 x per tahun pengamatan.
• Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan pertama setelah respons
awal atau ≥ 4 x dalam periode 1 tahun.
• Dependen steroid: relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid iturunkan (alternating)
atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan.
• Resisten steroid: tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh (full
dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu.
• Sensitif steroid: remisi terjadi pada pemberian prednison dosis penuh selama 4
minggu
TATALAKSANA

DIETETIK
• Diet protein normal sesuai dengan RDA (recommended daily allowances), yaitu 1,5-2
g/kgbb/hari
• Diit rendah garam (1-2 g/hari)

DIURETIK
• Restriksi cairan selama edema berat.
• Furosemid 1-3 mg/kgbb/hari, bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton
(antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-4 mg/kgbb/hari.
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Edukasi pada Orang Tua
• Selama mendapat steroid kontrol sekali seminggu ke instalasi
rawat jalan.
• Makan obat secara teratur dan diet
• Setelah steroid dihentikan kontrol sekali sebulan selama 3-5
tahun bebas gejala.
PROGNOSIS

Quo ad
• Dubia ad bonam
vitam

Quo ad
• Dubia ad bonam
functionam

Quo ad
• Dubia
sanationam
ANALISIS KASUS
RESUME
KO, anak laki-laki usia 2 tahun 6 bulan, mengeluh bengkak seluruh
tubuh. Bengkak dimulai pada daerah palpebra, kemudian pada ekstremitas,
dan ke seluruh tubuh.Demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri menelan (-),
koreng pada kulit (-), kuning pada kulit (-), BAK sedikit (+) sejak bengkak
seluruh badan, urin berbusa (+), urin teh tua (-), nyeri BAK (-), BAB cair (-),
sesak (-), mual dan muntah (-), nafsu makan berkurang (-), minum biasa.
Riwayat didiagnosa sindrom nefrotik pada usia 1,5 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 (hipertensi
stage I), edema palpebra (+/+), thorax dalam batas normal, shifting dullness
(+), asites (+), edema pretibial (+/+),scrotal edema (+/+).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hipoalbuminemia (1,5
mg/dl), hipokalsemia (6,9 mg/dl), proteinuria massif (+++),
hiperkolesterolemia (378 mg/dL), hematuria (-).
ANALISIS
Anak laki-laki, 2 tahun 6 bulan dibawa berobat ke
Keluhan IGD RSMH dengan keluhan utama badan bengkak,
pasien juga mengeluhkan BAK sedikit.

Kondisi edema dapat diperoleh dari proses


Keluhan bengkak hampir seluruh
metabolik, gangguan fungsi kardiovaskular,
tubuh disertai sembab.
renal, paru-paru, dan hepar.
ANALISIS

Pemeriksaan fisik:
-Batas jantung normal Menyingkirkan gangguan
- Tidak terdapat suara jantung tambahan kardiovaskular
- Edema paru (-)
- Peningkatan JVP (-)

-Sesak (-)
-- Sonor pada kedua lapang paru (-)
-- Vesikuler (+/+) normal
Menyingkirkan efusi pleura
- Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
ANALISIS

BAK sedikit (+) Menyingkirkan acute kidney


Ureum dan kreatinin normal
injury

Edema anasarka (+)


Proteinuria masif (+++)
Hipoalbuminemia Gangguan fungsi ginjal
Hiperkolestrolemia
ANALISIS

Kondisi ini pernah berulang, proteinuria ≥ +2


dan muncul kembali <2 kali dalam 6 bulan Sindrom Nefrotik Relaps
setelah pengobatan steroid pertama mencapai Jarang
remisi dan dihentikan.
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana sesuai konsensus IDAI:
Prednisone 2 mg/kgBB/hari (full dose)
Pasien diberikan
selama 4 minggu
Methylprednisolone 8
mg – 8 mg – 4 mg PO.
Bila remisi, 4 minggu selanjutnya
diturunkan (alternarting dose)
PENATALAKSANAAN

Inj. Furosemid 2x15 konsensus IDAI  diberikan loop diuretic


mg seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari

Albumin 25% 50 cc
Albumin turun (1,5g/dl)
selama 4 jam
PROGNOSIS

Yang mempengaruhi
prognosis:
 Sensitivitas terhadap
steroid
 Hasil PA => MCNS  Quo ad Vitam: Dubia ad bonam
atau selain MCNS  Quo ad functionam: Dubia ad bonam
 Infeksi sekunder  Quo ad sanationam: Dubia
 Adanya hematuria,
azotemia, hipertensi
 Sindrom nefrotik
sekunder
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai