SINDROMA NEFROTIK
2 STATUS PASIEN
3 TINJAUAN PUSTAKA
4 ANALISIS KASUS
5 DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Penyakit yang sering ditemukan dari beberapa penyakit ginjal dan saluran kemih
Sindroma Nefrotik (SN) dapat terjadi secara primer (idiopatik) dan sekunder (oleh
penyakit-penyakit tertentu)
Di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14
tahun.
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
Nama • KO
Tanggal lahir / Umur • 15 Maret 2017 / 2 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin • Laki-laki
KELUHAN UTAMA
KELUHAN TAMBAHAN
BAK Sedikit
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien
± 1 minggu SMRS pasien mengeluh bengkak di seluruh tubuh.Bengkak dimulai pada daerah
palpebra, kemudian pada ekstremitas, dan ke seluruh tubuh. Demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri
menelan (-), koreng pada kulit (-), kuning pada kulit (-), BAK sedikit (+) sejak bengkak seluruh
badan, urin berbusa (+), urin teh tua (-), nyeri BAK (-), BAB cair (-), sesak (-), mual dan muntah (-),
nafsu makan berkurang (-), minum biasa. Pasien berobat ke RS Swasta di Baturaja dan dilakukan
pemeriksaan darah dan urin pada tanggal 4 September 2019 didapatkan hasil protein urin (+3) dan
dikatakan suspek sindrom nefrotik.Dirawat selama 5 hari dan tidak didapatkan perbaikan, lalu
pasien kemudian di rujuk ke RSMH.
± 3 bulan SMRS pasien mengeluh bengkak pada mata terutama pada saat bangun tidur.
Demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri menelan (-), diare (-), koreng pada kulit (-), BAK normal.
Kemudian, pasien dibawa berobat ke dokter umum dan didiagnosis menderita sakit ginjal.
Diberikan obat puyer dan sirup, namun orang tua pasien lupa nama obatnya. Dikarenakan tidak
ada perbaikan orang tua membawa pasien ke pengobatan alternatif. Diberikan ramuan herbal oles
selama 2,5 bulan. Tidak ada perbaikan.
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien
± 1 tahun SMRS, anak mengeluh bengkak di seluruh tubuh, bengkak terutama di mata saat
pagi hari dan menghilang saat siang hari. Bengkak baru pertama kali dialami. Demam (-), batuk (-),
pilek (-), nyeri menelan (-), diare (-), koreng pada kulit (-),BAK banyak (+), pasien dibawa ke
Puskesmas Baturaja dan diobati sebagai sindroma nefrotik. Pasien diberikan methylprednisolone
dan furosemide (ibu lupa dosis obat) selama 1 bulan dan bengkak menghilang. Tetapi, dikarenakan
orang tua berfikir pasien telah sembuh, sehingga orang tua menghentikan pengobatan sendiri dan
tidak pernah kontrol.
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien
KPSW (-), riwayat ketuban hijau dan berbau CAMPAK 9 bulan POLIO 4 4 bulan
Riwayat Nutrisi:
Kesan :
Status gizi baik
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 11 September 2019, diberikan oleh ibu pasien
PEMERIKSAAN KHUSUS
KEPALA
Rambut : Hitam, distribusi rata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-),
edema palpebra (+/+), pupil isokor 3 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung : Bentuk normal, kavum nasi lapang, septum
deviasi (-/-)
Telinga : CAE lapang, serumen (-/-), MT baik
Mulut : sianosis (-), cheilitis (-)
Faring/Tonsil : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, tenang, tidak hiperemis
LEHER
Pembesaran KGB (-), JVP (5-2 mmHg)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 11 September 2019
PEMERIKSAAN KHUSUS
THORAX
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris, iktus kordis (-)
Palpasi : Strem fremitus kanan = kiri, iktus kordis (-)
Paru-paru
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 11 September 2019
PEMERIKSAAN KHUSUS
THORAX
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis dan thrill tidak teraba
Perkusi : Jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II (+) normal, irama reguler,
murmur dan gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 11 September2019
PEMERIKSAAN KHUSUS
ABDOMEN
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien sulit dinilai
Perkusi : shifting dullness (+), ascites (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 16 Maret 2019
PEMERIKSAAN KHUSUS
Lipat paha dan genitalia
Testis sulit diraba, scrotal edematous (+/+)
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, pucat (-), sianosis (-), edema (-), petechie (-),
CRT <3s
Inferior : Akral hangat, pucat (-), sianosis (-), edema pretibial (+/+),
petechie (-), CRT <3s
STATUS NEUROLOGIS
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Fungsi motorik
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - -
Reflex fisiologis Normal Normal Normal Normal
Reflex patologis - - - -
Gejala rangsang meningeal Kaku kuduk (-), Brudzinsky I, II (-), Kernig sign (-)
Fungsi sensorik Baik
Nervi craniales Baik
LABORATORIUM
Dilakukan tanggal 11 September2019
1. Edema anasarka
2. BAK sedikit
3. Proteinuria massif
4. Hipertensi
5. Hipoalbuminemia
6. Hiperkolestrolemia
7. Hipokalsemia
8. Anemia
9. Suspek ISK
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS KERJA
• Underfilled theory
Edema • Overfilled theory
DIETETIK
• Diet protein normal sesuai dengan RDA (recommended daily allowances), yaitu 1,5-2
g/kgbb/hari
• Diit rendah garam (1-2 g/hari)
DIURETIK
• Restriksi cairan selama edema berat.
• Furosemid 1-3 mg/kgbb/hari, bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton
(antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-4 mg/kgbb/hari.
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Edukasi pada Orang Tua
• Selama mendapat steroid kontrol sekali seminggu ke instalasi
rawat jalan.
• Makan obat secara teratur dan diet
• Setelah steroid dihentikan kontrol sekali sebulan selama 3-5
tahun bebas gejala.
PROGNOSIS
Quo ad
• Dubia ad bonam
vitam
Quo ad
• Dubia ad bonam
functionam
Quo ad
• Dubia
sanationam
ANALISIS KASUS
RESUME
KO, anak laki-laki usia 2 tahun 6 bulan, mengeluh bengkak seluruh
tubuh. Bengkak dimulai pada daerah palpebra, kemudian pada ekstremitas,
dan ke seluruh tubuh.Demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri menelan (-),
koreng pada kulit (-), kuning pada kulit (-), BAK sedikit (+) sejak bengkak
seluruh badan, urin berbusa (+), urin teh tua (-), nyeri BAK (-), BAB cair (-),
sesak (-), mual dan muntah (-), nafsu makan berkurang (-), minum biasa.
Riwayat didiagnosa sindrom nefrotik pada usia 1,5 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 (hipertensi
stage I), edema palpebra (+/+), thorax dalam batas normal, shifting dullness
(+), asites (+), edema pretibial (+/+),scrotal edema (+/+).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hipoalbuminemia (1,5
mg/dl), hipokalsemia (6,9 mg/dl), proteinuria massif (+++),
hiperkolesterolemia (378 mg/dL), hematuria (-).
ANALISIS
Anak laki-laki, 2 tahun 6 bulan dibawa berobat ke
Keluhan IGD RSMH dengan keluhan utama badan bengkak,
pasien juga mengeluhkan BAK sedikit.
Pemeriksaan fisik:
-Batas jantung normal Menyingkirkan gangguan
- Tidak terdapat suara jantung tambahan kardiovaskular
- Edema paru (-)
- Peningkatan JVP (-)
-Sesak (-)
-- Sonor pada kedua lapang paru (-)
-- Vesikuler (+/+) normal
Menyingkirkan efusi pleura
- Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
ANALISIS
Albumin 25% 50 cc
Albumin turun (1,5g/dl)
selama 4 jam
PROGNOSIS
Yang mempengaruhi
prognosis:
Sensitivitas terhadap
steroid
Hasil PA => MCNS Quo ad Vitam: Dubia ad bonam
atau selain MCNS Quo ad functionam: Dubia ad bonam
Infeksi sekunder Quo ad sanationam: Dubia
Adanya hematuria,
azotemia, hipertensi
Sindrom nefrotik
sekunder
TERIMA KASIH