Oleh :
Dr. Dhania Issanti Putri
PUSKESMAS MLATI 2
10 OKTOBER 2019
Latar belakang
Keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat akan terhindar dari
penyakit infeksi. Menurut WHO (2007) indikator penyakit infeksi
antara lain kebersihan tangan, pembersihan peralatan dan
permukaan, pengendalian sumber infeksi dan ventilasi ruangan.
Penyebaran dan dampak penyakit infeksi berkaitan dengan kondisi
lingkungan (misalnya, polutan udara, kepadatan anggota keluarga,
kelembaban, kebersihan, musim dan temperatur), ketersediaan dan
efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi
untuk mencegah penyebaran (misalnya, vaksin dan akses terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan), faktor lain, seperti umur, kebiasaan
merokok keluarga, kemampuan keluarga menularkan infeksi, status
kekebalan, status gizi, infeksi sebelumnya atau infeksi serentak yang
disebabkan oleh patogen lain, kondisi kesehatan umum dan
karakteristik patogen, seperti cara penularan dan daya tular.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Brown (2003) menunjukkan
adanya hubungan antara malnutrisi dan penyakit diare. Menurut
Supariasa dalam Hariadi dan Ekayanti (2011), penyakit infeksi dan
makanan anak merupakan penyebab langsung status gizi. Penyakit
infeksi yang diderita anak dapat menyebabkan gizi kurang.
Sedangkan makanan yang kurang baik menyebabkan daya tahan
tubuh lemah sehingga anak mudah terserang penyakit.
• Desain Kegiatan
• Metode kegiatan yang dipilih dalam mini project ini adalah
penyuluhan dan homevisit serta monitoring langsung ke
rumah anak yang menderita stunting.
• 1. Penyuluhan
• Hari dan tanggal : Jumat, 9 Agustus 2019
• Waktu : Pukul 11.00- 13.00
• Tempat : Rumah Pasien di dusun konteng
3.Dilakukan penyuluhan
dan mengajarkan cuci
tangan 6 langkah
terhadap anak stunting &
juga edukasi terhadap
orang tua
Penyuluhan merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya stunting dan
pentingnya menjaga PHBS dalam kehidupan sehari hari. Kegiatan
penyuluhan di Dusun Konteng yang dilakukan saat melakukan
kegiatan home visit terhadap anak yang mengalami stunting.
Kendala yang ditemui adalah saat minggu pertama monitoring
PHBS dan berat badan anak belum mengalami perubahan dan
diperlukan pemahaman yang lebih mendalam serta edukasi
terhadap keluarga tentang pentingnya menjalankan PHBS dengan
baik terutama mengajarkan anak untuk cuci tangan 6 langkah
agar terhindar dari infeksi dan tidak memperburuk keadaan
stunting yang di alami anak anak tersebut. Namun di minggu ke 2
hingga ke 4 terdapat perubahan yang cukup signifikkan dimulai
anak anak bisa menerapkan cuci tangan 6 langkah yang di
terapkan sebelum dan sesudah bermain, sebelum dan sesudah
makan, dan sesudah pulang dari sekolah. Didapatkan kenaikan
berat badan sedikit demi sedikit pada anak anak yang
sebelumnya mengalami permasalahan berat badan dan nafsu
makan yang kurang baik.
Didapatkan perubahan perilaku setelah diberikan
intervensi PHBS yaitu salah satu nya mencuci tangan 6
langkah dengan baik dan benar.
Perlunya evaluasi yang lebih dalam dan lebih lama untuk
mencapai hasil yang lebih optimal terutama perubahan
pola makan dan juga kenaikan berat badan.
Perlunya peran orang tua atau pengasuh anak dalam
keterlibatan menjaga pola PHBS anak secara baik dan
juga perhatian terhadap anak terutama tentang pola
pertumbuhan dan perkembangan.
PHBS memiliki kaitan erat dengan pola perkembangan
dan pertumbuhan anak karena apabila PHBS tidak terjaga
dengan baik, anak mudah terkena infeksi yang dapat
menghambat pertumbuhan.
Perlunya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dan
konsumsi pangan yang beraneka ragam pada
masyarakat agar balita mempunyai status gizi yang lebih
baik.
Diharapkan setiap bulan balita dipantau perkembangan
dan pertumbuhannya melalui posyandu.
Perlunya intervensi untuk peningkatan fungsi
pekarangan rumah dan konsumsi pangan terutama
sumber energi agar balita yang normal tidak menjadi
stunting pada saat dewasa.