Anda di halaman 1dari 20

P R E S E N TA S I M I N I P R O

“INTERVENSI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN


S E H A T ( P H B S ) D A L A M U PA Y A P E R B A I K A N S TA T U S
G I Z I PA S I E N S T U N T I N G P U S K E S M A S M L A T I 2 ’

Oleh :
Dr. Dhania Issanti Putri
PUSKESMAS MLATI 2
10 OKTOBER 2019
LATAR BELAKANG

 Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang
kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau
tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan
anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh
banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada
bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang
akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang
optimal.
PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT PADA BALITA
Perilaku hidup bersih dan sehat pada balita dilihat berdasarkan sepuluh kriteria PHBS, yaitu
a. persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
b. memberi bayi ASI eksklusif,
c. menimbang balita setiap bulan,
d. menggunakan air bersih,
e. mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
f. menggunakan jamban sehat,
g. memberantas jentik dirumah sekali seminggu,
h. makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari,
i. dan tidak merokok didalam rumah (Kemenkes RI 2011).
PENYAKIT INFEKSI PADA
BALITA
 Keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat akan terhindar dari penyakit
infeksi. Menurut WHO (2007) indikator penyakit infeksi antara lain kebersihan
tangan, pembersihan peralatan dan permukaan, pengendalian sumber infeksi
dan ventilasi ruangan. Penyebaran dan dampak penyakit infeksi berkaitan
dengan kondisi lingkungan (misalnya, polutan udara, kepadatan anggota
keluarga, kelembaban, kebersihan, musim dan temperatur), ketersediaan dan
efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi untuk
mencegah penyebaran (misalnya, vaksin dan akses terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan), faktor lain, seperti umur, kebiasaan merokok keluarga, kemampuan
keluarga menularkan infeksi, status kekebalan, status gizi, dan infeksi
sebelumnya
• Desain Kegiatan
• Penyuluhan
• Home visit
• Monitoring

• 1. Penyuluhan
• Hari dan tanggal : Jumat, 9 Agustus 2019
• Waktu : Pukul 11.00- 13.00
• Tempat : Rumah Pasien di dusun konteng

• 2. Home visit dan monitoring


• a. monitoring 1 : Jumat, 16 Agustus 2019 Pukul 10.00
• b. monitoring 2 : Jumat, 23 Agustus 2019 Pukul 09.30
• c. Monitoring 3 : Jumat, 30 Agustus 2019 Pukul 10.00
• d. Monitoring 4: Jumat, 6 September 2019 Pukul 10.30
1. Mencari daerah yang
terdapat anak stunting dan
PHBS yang masih kurang
baik.

4.Dilakukan home visit untuk


monitoring hasil intervensi terhadap 2.Dusun Konteng sebagai tempat
4 anak yang stunting dan untuk dilakukan intervensi
mengevaluasi pola PHBS anak.

3.Dilakukan penyuluhan
dan mengajarkan cuci
tangan 6 langkah terhadap
anak stunting & juga
edukasi terhadap orang tua
Dilakukan penyuluhan di Di dapatkan perubahan
dusun konteng dan juga Dilakukan monitoring dengan perilaku yaitu mulai
intervensi PHBS salah satunya home visit selama 1 bulan menerapkan cuci tangan 6
cuci tangan 6 langkah langkah

Di dapatkan kenaikan berat badan :


a. Rizwan dari 12,7 menjadi 13,2 kg
Perubahan pola makan menjadi b. Khoirul dari 11,5 menjadi 12,1 kg
lebij baik dan juga kenaikan
berat badan. c. Keysa dari 10,4 menjadi 11 kg
d. Khairunnisa dari 8,4 kg menjadi 9 kg
 Perilaku hidup bersih dan sehat sangat berhubungan erat dengan status gizi
anak dikarenakan PHBS yang kurang baik bisa menimbulkan berbagai penyakit
infeksi salah satunya yaitu diare.Penelitian ini didukung oleh penelitian Brown
(2003) menunjukkan adanya hubungan antara malnutrisi dan penyakit diare.
Menurut Supariasa dalam Hariadi dan Ekayanti (2011), penyakit infeksi dan
makanan anak merupakan penyebab langsung status gizi. Penyakit infeksi yang
diderita anak dapat menyebabkan gizi kurang. Sedangkan makanan yang kurang
baik menyebabkan daya tahan tubuh lemah sehingga anak mudah terserang
penyakit.
 Didapatkan perubahan perilaku setelah diberikan intervensi PHBS yaitu salah
satu nya mencuci tangan 6 langkah dengan baik dan benar.

 Perlunya evaluasi yang lebih dalam dan lebih lama untuk mencapai hasil yang
lebih optimal terutama perubahan pola makan dan juga kenaikan berat badan.

 Perlunya peran orang tua atau pengasuh anak dalam keterlibatan menjaga
pola PHBS anak secara baik dan juga perhatian terhadap anak terutama tentang
pola pertumbuhan dan perkembangan.

 PHBS memiliki kaitan erat dengan pola perkembangan dan pertumbuhan


anak karena apabila PHBS tidak terjaga dengan baik, anak mudah terkena
infeksi yang dapat menghambat pertumbuhan.
 Perlunya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dan konsumsi
pangan yang beraneka ragam pada masyarakat agar balita mempunyai
status gizi yang lebih baik.
 Diharapkan setiap bulan balita dipantau perkembangan dan
pertumbuhannya melalui posyandu.
 Perlunya intervensi untuk peningkatan fungsi pekarangan rumah dan
konsumsi pangan terutama sumber energi agar balita yang normal tidak
menjadi stunting pada saat dewasa.

Anda mungkin juga menyukai