PKN KELAS VII Baru

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 35

8

Page  1
7
Page  2
6
Page  3
5
Page  4
4
Page  5
3
Page  6
2
Page  7
1
Page  8
Sejarah
Perumusan

Mengenal Tokoh
PANCASILA Perumus
Pancasila

Komitmen Dalam
Perumusan
Pancasila
1 Maret 1945 BPUPKI Mr. Moh. Yamin (29 Mei 1945)
Sidang Pertama
BPUPKI Mr. Dr. Supomo (31 Mei 1945) PANCASILA
(29 Mei – 1 Juni)
29 April 1945 Pelantikan Ir. Sukarno (1 Juni 1945)
Anggota BPUPKI PIAGAM
JAKARTA
Reses Panitia Sembilan
(Jakarta Charter)
(22 Juni 1945) (22 Juni 1945)
Disepakati
Panitia Perancang UUD, 14 Juli 1945
Ir. Sukarno
Sidang Kedua Panitia Perancang
BPUPKI Keuangan dan Perekonomin,
(10 – 17 Juli 1945) Moh. Hataa
7 Agustus 1945 Panitia Perancang
BPUPKI Di Bubarkan Pembelaan Tanah Air
Mengesahkan UUD NRI 1945
Sidang Pertama
PPKI Mengangkat Presiden
(18 Agustus 1945) dan Wapres
Membentuk KNIP
• Masa Sidang BPUPKI I

• Masa Reses

• Masa Sidang BPUPKI II

• Pengesahan Pancasila
Sejarah Perumusan Pancasila
Bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
Pancasila, sejak awal kemerdekaannya hingga sekarang,
bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang bersama-sama
dengan Pancasila, mulai dari masa pra kemerdekaan,
hingga hari yang menentukan pada Tanggal 17 dan 18
Agustus 1945, pada masa Demokrasi Terpimpin, masa
Orde Baru hingga sekarang Pancasila turut hadir dan
berada di Indonesia yakni sebagai Dasar Negara. Maka
dari itu Pancasila memang tidak dapat dipisahkan dari
sejarah panjang bangsa Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Pancasila
menjadi begitu penting bagi bangsa Indonesia? Mengapa
harus Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara?
Untuk menjawab itu maka perlu untuk diketahui terlebih
dahulu sejarahnya, bagaimana proses terbentuknya
Pancasila?

Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara bermula pada


sidang-sidang yang diselenggarakan oleh BPUPKI yang
kemudian berganti nama menjadi PPKI.
BPUPKI ini merupakan badan yang dibentuk oleh
pemerintahan Jepang yang akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia, maka dibentuklah
suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
yakni Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama
BPUPKI.
BPUPKI kemudian menyelenggarakan sidang-sidangnya,
dimana sidang dilaksanakan sebanyak dua kali, sidang
pertama yakni pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni dan yang
kedua pada tanggal 10 s/d 17 Juli 1945.

Untuk lebih jelasnya sejarah terbentuknya Pancasila akan


dibagi kedalam empat masa yakni mulai dari Sidang
BPUPKI I, Masa Reses, Sidang BPUPKI II, hingga kepada
peristiwa pengesahan Pancasila.
A. Sidang Pertama BPUPKI
Dalam Sidang pertama BPUPKI muncul tiga orang
pembicara, dimana secara berturut-turut yang tampil untuk
menyampaikan usulannya yaitu Mr. Muhammad Yamin,
kemudian Prof. Dr. Mr. Soepomo dan barulah setelah itu Ir.
Soekarno.
Mr. Muhammad Yamin menyampaikan rumusannya
sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat.
Prof. Dr. Mr. soepomo menyampaikan rumusannya
berbeda dengan Mr. Muh. Yamin, beliau menyampaikan
teori-teori negara terlebih dahulu yaitu sebagai berikut:
1. Teori negara perseorangan (individualis)
2. Paham negara kelas (Class theory) atau teori
‘golongan’
3. Paham negara integralistik
Selanjutnya kaitannya dengan dasar negara, Prof. Dr.
Soepomo mengusulkan hal-hal berikut:
1. Persatuan.
2. Keseimbangan lahir dan batin.
3. Kekeluargaan.
4. Keadilan rakyat.
5. Musyawarah.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan
lima asas, yaitu:

1. Nasionalisme/kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme/perikemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Trisila

1. Sosio-nasionalisme (gabungan kebangsaan dan


peri kemanusiaan).
adalah paham kebangsaan yang
berperikemanusiaan atau nasionalisme yang
berinternasionalisme. Artinya, bangsa yang hidup
bersama dalam kekeluargaan bangsa-bangsa.
Trisila

2. Sosio-demokrasi (gabungan demokrasi dan


kesejahteraan)
adalah paham demokrasi persamaan seluruh
rakyatnya dalam bidang politik, sosial, ekonomi,
kebudayaan, dan agama.
3. Ketuhanan
ketuhanan dengan maksud untuk menjiwai dasar
sosio-nasionalisme dan sosio demokrasi.
Ekasila
Ekasila, gotong royong. Merupakan upaya Ir.
Soekarno untuk menjelaskan bahwa konsep
rancangan dasar negara ada dalam satu kesatuan.
B. Masa Reses
Masa Reses adalah masa dimana anggota BPUPKI
tidak mengadakan sidang, atau masa istirahat antara
sidang pertama BPUPKI ke Sidang kedua BPUPKI.

Pada masa Reses ini diluar sidang dibentuk suatu


Panitia Kecil 8 orang (Panitia delapan) dan
mengadakan pertemuan untuk mengumpulkan dan
memeriksa usul-usul menyangkut beberapa masalah
yaitu Indonesia merdeka selekas-lekasnya, Dasar
(Negara), bentuk Negara Uni atau federasi, daerah
Negara Indonesia, Badan Perwakilan Rakyat, Badan
Penasehat, Bentuk Negara dan Kepala Negara, Soal
Pembelaan, dan Soal Keuangan. Di akhir pertemuan
Sukarno membentuk Panitia Sembilan.
Berikut ini adalah susunan Panitia Sembilan:
1. Ir. Soekarno (Ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
3. Mr. Ahmad Soebardjo (Anggota)
4. Mr. Muhammad Yamin (Anggota)
5. K. H. Wachid Hasyim (Anggota)
6. Abdul Kahar Muzakir (Anggota)
7. Abikusno Tjokrosoejoso (Anggota)
8. H. Agus Salim (Anggota)
9. Mr. A. A. Maramis (Anggota)
Demikian Panitia Sembilan terbentuk dan kemudian
mengadakan pertemuan. Dari pertemuan yang
diadakan oleh Panitia Sembilan inilah kemudian lahir
Mukadimah Hukum Dasar yang kemudian kita kenal
sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Berikut ini adalah rumusan Pancasila yang terdapat
dalam rumusan Piagam Jakarta;
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
C. Masa Sidang BPUPKI II
Masa Reses berakhir, BPUPKI kembali mengadakan
sidang keduanya yang diselenggarakan pada
tanggal 10 Juli s/d 17 Juli 1945. Sidang dimulai
dengan laporan Ir. Soekarno selaku ketua Panitia
Kecil.
Selanjutnya Ketua membentuk tiga Panitia kerja,
yaitu:
1. Panitia perancang UUD
2. Panitia yang mempelajari tentang pembelaan
negara, serta
3. Panitia yang mempelajari tentang keuangan dan
perekonomian.
Kemudian setelah melewati perdebatan yang
panjang, akhirnya rancangan UUD diterima dengan
bulat. Dengan demikian, tugas BPUPKI selesai.
BPUPKI dibubarkan setelah menyampaikan hasil
kerjanya dan usul tentang pembentukan suatu
Panitia Persiapan Kemerdekaan.
Perlu diketahui bahwa rancangan Pembukaan UUD
yang disepakati pada sidang kedua BPUPKI adalah
rumusan Undang-undang Dasar yang telah
dirumuskan oleh Panitia Sembilan yaitu Piagam
Jakarta.
D. Masa Pengesahan Pancasila (dalam Sidang PPKI)
Dengan berakhirnya tugas BPUPKI, kemudian
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI), yang bertugas untuk
melaksanakan kemerdekaan Indonesia dan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
membentuk negara.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI bersidang dan
mengambil keputusan penting, yakni:
1. Menetapkan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden
3. Membentuk sebuah Komite Nasional, untuk
membantu Presiden.
Diantara kesepakatan mengenai perubahan-
perubahan yang dilakukan, terdapat satu perubahan
penting, yaitu mengenai rumusan sila pertama
Pancasila dalam Piagam Jakarta. Anak kalimat
“dengan menjalankan kewajiban menjalankan
syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya” disepakati
untuk dihilangkan. Jadi sila pertama menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Rumusan “Ketuhanan
Yang Maha Esa” ini atas usul Ki Bagus Hadikusumo.
Demikian Pancasila ditetapkan dalam Pembukaan
UUD sebagai dasar negara Republik Indonesia
sebagai berikut:
“...Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.”

Rumusan Pancasila itu merupakan rumusan yang


asli dan final, sebagaimana yang tertulis pada UUD
1945 yang berlaku sekarang.
Semangat dan Komitmen Pendiri Negara dalam
Perumusan Pancasila

Semangat Kebersamaan Cinta Mengutamakan


Dan Kekeluargaan Tanah Air Persatuan & Kesatuan

Semangat & Komitmen


Berani dan
Rela Berkorban Para Pendiri
Anti-Penjajahan
Negara

Menghargai Mengutamakan Musyawarah Semangat


Perbedaan Secara Mufakat Nasionalisme
a. Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai
tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah
air.
b. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua
lapisan masyarakat terhadap perjuangan
kemerdekaan.
c. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama,
antarsuku, antargolongan dan antarbangsa.
d. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
e. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak
mengandung balas dendam.
a. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan
nasionalisme.
b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia.
c. Selalu bersemangat dalam berjuang.
d. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai
cita-cita bangsa yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
e. Melakukan pengorbanan pribadi, dengan cara
menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi, serta mendukung keputusan yang
menguntungkan bangsa dan negara.
TERIMAKASIH

Page  35

Anda mungkin juga menyukai