Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

NEURODERMATITIS
STATUS
PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• NAMA : TN. S
• UMUR : 55 TAHUN
• JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
• AGAMA : ISLAM
• SUKU BANGSA : LAMPUNG/INDONESIA
• STATUS PERNIKAHAN : MENIKAH
• ALAMAT : SUKARAME
• TANGGAL PERIKSA : 13 NOVEMBER 2018
ANAMNESIS

Anamnesis didapatkan secara alloanamnesis pada hari


Selasa, 13 November 2018 pukul 20.15 di tempat
klinik kulit dr. Arif Efendi. Sp.Kk
KELUHAN UTAMA

•Kulit kaki kanan – kiri menebal


KELUHAN TAMBAHAN
• Gatal pada kedua kaki
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Os datang ke klinik dr. Arif Effendi, Sp. KK pada hari
selasa, 13-11-2018 dengan keluhan kulit kaki menebal di
daerah kedua punggung kaki. Os juga mengeluh gatal
pada daerah tersebut. Keluhan dirasakan sejak 3 minggu
yang lalu.
• RIWAYAT PENGOBATAN SEBELUMNYA : TIDAK ADA

• RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA : TIDAK ADA

• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA : IBU OS


MENDERITA ASMA
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA

Keadaan
umum Sakit ringan

Kesadaran Kompos Mentis

Nadi : 80 x / menit
Vital sign RR : 20 x / menit
Suhu : 36.7oC
konjungti
va tidak
Normo
anemis,
cephal, Normo
sclera bentuk bibir tidak
rambut tia, tidak
tidak normal, pucat, tidak
hitam ada
ikterik, tidak ada kering, dan
keabuan, kelainan
alis mata kelainan tidak ada
distribusi kulit
hitam kulit kelainan kulit
rambut
tidak
merata
madarosi
s
Jantung

Palpasi:
Inspeksi: Iktus kordis
teraba di ICS V, 1
iktus kordis cm medial linea
tidak tampak midclavicula
sinistra

Perkusi: Auskultasi:
Kesan: Batas apeks Gallop (-),
Jantung dalam jantung tidak bising sistolik
batas normal melebar (-)
Paru - paru

Palpasi:
Inspeksi:
Sterm
simetris,
fremitus
retraksi (-)
kanan = kiri

Kesan: Perkusi: Auskultasi:


Paru- paru Sonor seluruh SDV (+/+)
dalam batas lapang paru Ronkhi (-/-)
normal Wheezing (-/-)
Abdomen

Inspeksi: Palpasi:
datar, tidak Supel,
ada kelainan organomegali
kulit (-)

Perkusi:
Kesan: Timpani Auskultasi:
Abdomen seluruh Bising usus
dalam batas lapang (+) normal
normal abdomen
EKSTREMITAS

SUPERIOR INFERIOR
AKRAL DINGIN -/- -/-
SIANOSIS -/- -/-
CR < 2 DETIK
OEDEM -/- -/-
STATUS DERMATOLOGIS

• Lokasi: Tungkai Bawah


Kanan Dan Kiri
• UKK: Tampak Plak
Hiperpigmentasi, Sebagian
Likenifikasi Dan Skuama
Tipis Putih Kasar Di Atasnya
RESUME
• Tn. S datang ke klinik dr. Arif Effendi, Sp. KK pada hari selasa, 13-11-
2018 dengan keluhan kulit kaki menebal di daerah kedua punggung
kaki. Os juga mengeluh gatal pada daerah tersebut. Keluhan dirasakan
sejak 3 minggu yang lalu.
• Pada pemeriksaan status dermatologis didapatkan pada daerah tungkai
bawah kanan dan kiri tampak plak hiperpigmentasi, sebagian
likenifikasi dan skuama tipis putih kasar di atasnya
DIAGNOSA BANDING
Neurodermatitis / Liken Simpleks Kronis

Dermatitis Numularis Kronis

Psoriasis

Dermatitis Kontak Iritan

DERMATITIS ATOPIK
DIAGNOSIS KERJA

Neurodermatitis / Liken
Simpleks Kronis
PENATALAKSANAAN
• UMUM/NON MEDIKAMENTOSA • KHUSUS/ MEDIKAMENTOSA

Umum :
• Sebisa mungkin hindari menggaruk  Oral:
• Hindari stress - Cetirizine 1x1 tablet
• Cukup istirahat
• Mencari faktor pencetus dan  Topikal: Clobetasol Cream 2x1
menghindarinya
PROGNOSIS

Quo ad vitam ad bonam

Quo ad
sanationam ad bonam

Quo ad
fungsionam ad bonam

Quo ad
kosmetikum dubia ad bonam
Definisi
Peradangan kulit kronis, disertai rasa gatal, sirkumskrip,
yang khas ditandai dengan kulit yang tebal dan
likenifikasi. Likenifikasi pada kasus ini terjadi akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang.
EPIDEMIOLOGI

12% dari populasi orang dewasa dengan keluhan


kulit gatal menderita liken simplek kronik.
tidak ada kematian akibat liken simplek kronik.
liken simplek kronik tidak memandang ras dalam
penyebarannya.
diketahui bahwa insiden terjadi lebih sering pada
wanita daripada pria. penyakit ini sering muncul
ada usia dewasa, terutama usia 30 hingga 50 tahun.
ETIOPATOGENESIS
Etiologi pasti liken simplek kronik belum diketahui, namun faktor
psikologi diasosiasikan dengan liken simplek kronik

Gatal sendiri timbul akibat adanya pelepasan mediator inflamasi


dan aktifitas enzim proteolitik. Keadaan ini menimbulkan adanya
proses inflamasi pada kulit, yang menyebabkan penderita sering
menggaruk lesi yang terbentuk. Proses inflamasi yang
berkepanjangan akan menyebabkan penebalan kulit.

Penebalan kulit ini sendiri menimbulkan rasa gatal, sehingga


merangsang penggarukan yang akan semakin mempertebal kulit.
GEJALA KLINIS
Penderita penyakit ini akan mengeluh rasa gatal yang sangat
mengganggu dan dirasakan terutama ketika penderita tidak sedang
beraktifitas. Rasa gatal akan berkurang bila digaruk dan penderita akan
berhenti menggaruk bila sudah timbul luka, akibat tergantikannya rasa
gatal dengan rasa nyeri.

Lesi yang muncul biasanya tunggal, bermula sebagai plak eritematosa,


sedikit edematosa. Lambat laun edema dan eritema akan menghilang, lalu
muncul skuama pada bagian tengah dan menebal. Likenifikasi, ekskoriasi,
dengan sekeliling yang hiperpigmentasi, muncul seiring dengan
menebalnya kulit.

Predileksi lesi di tengkuk, leher, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah
lateral, pergelangan kaki bagian depan, punggung kaki, pubis, vulva,
skrotum, dan perianal.
DIAGNOSIS
Diagnosis neurodermatitis didasarkan pada
gambaran klinis dan UKK yang khas, pemeriksaan
histopatologi dapat digunakan untuk menunjang
penegakan diagnosis
PENATALAKSANAAN
Menjelaskan kepada pasien untuk sebisa mungkin menghindari
menggaruk lesi karena lingkaran setan dari gatal-garuk-likenifikasi harus
dihentikan.

Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan:


antihistamin, contohnya hidroksizin, difenhidramin, prometazin,
loratadine atau topikal dengan krim doxepin 5% jangka pendek
(maksimal 8 hari).

Kortikosteroid potensi kuat, bila perlu dengan oklusi. Kortikosteroid


memiliki efek anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, serta
vasokonstriktor. Kortikosteroid topikal dipakai 2 – 3 kali sehari, tidak
lebih dari 2 minggu untuk potensi kuat. Apabila tidak berhasil, diberikan
secara suntikan intralesi 1 mg, contohnya triamsinolon acetonid.

UVB (ultraviolet B) atau PUVA (psoralen ultraviolet A)


PROGNOSIS
Penyakit ini bersifat kronik dengan persistensi dan
rekurensi lesi. Eksaserbasi dapat terjadi sebagai respon
stress emosional. Prognosis bergantung pada penyebab
pruritus (penyakit yang mendasari) dan status psikologik
penderita.
DAFTAR PUSTAKA
SULARSITO, SRI ADI. SURIA DJUANDA. DERMATITIS IN DJUANDA A, ET AL. ILMU PENYAKIT KULIT
DAN KELAMIN. EDISI KE-6. JAKARTA: BADAN PENERBIT FKUI; 2013.

HARAHAP, M. LIKEN SIMPLEK KRONIK IN ILMU PENYAKIT KULIT. HIPOKRATES. 2000. JAKARTA. (16
– 17)

SIREGAR RS. NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA IN ATLAS BERWARNA SARIPATI PENYAKIT


KULIT. ECG. 2005. JAKARTA. (129 – 131)

HOGAN DJ. LICHEN SIMPLEX CHRONICUS. DIUNDUH DARI


EMEDICINE.MEDSCAPE.COM/ARTICLE/1123423-OVERVIEW#A0199

WOLFF, KLAUS. LICHEN SIMPLEX CHRONIC / PRURIGO NODULARIS IN FITZPAATRICKS’S


DERMATOLOGY IN GNERAL MEDICINE. EDISI KE-7. MC GRAW HILL MEDICAL. NEW YORK.

MANSJOER, ARIEF. DKK. NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA IN KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN.


MEDIA AESCULAPIUS. 2000. JAKARTA (3) (89)

WOLFF, KLAUS. NUMMULAR ECZEMA IN FITZPATRICKS’S DERMATOLOGY IN GENERAL MEDICINE.


EDISI KE-7. MC GRAW HILL MEDICAL. NEW YORK.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai