Anda di halaman 1dari 28

Hak & Kewajiban Asasi Manusia

dalam Perspektif Pancasila


By: Zephyrinus Ponco EP
PETA KONSEP

Pengertian
dan Makna

Sejarah dan
Upaya Latar
Penegakan Belakang
HAM Lahirnya
Hak HAM
&
Kewajiban

Substansi
Hak dan
Pelanggaran
Kewajiban
HAM
dalam
Pancasila
Pengertian dan Makna
Ciri Khusus HAM:
Hakiki, Milik Semua
Pengertian HAM:
manusia sejak diciptakan
Hak-Asasi-Manusia
bukan dilahirkan.
adalah Hak-hak yang
melekat dalam diri Universal, Berlaku untuk
manusia sejak semua umat manusia.
manusia diciptakan
sebagai anugerah Tidak dapat
dari Tuhan. Jadi dicabut, Tidak dapat
HAM, adalah Hak diserahkan kepada
dasar yang sudah siapapun dan Hanya Tuhan
melekat dalam diri yang berhak mencabutnya.
manusia sebagai
makhluk Ciptaan . Tidak dapat terbagi, bulat
dan Utuh.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999,
hak asasi manusia adalah “seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.”
Prinsip Dasar HAM:
Persamaan, Apakah HAM dapat
Bentuk pengakuan bersifat dibatasi?
kolektif, yang tumbuh dari “.....”
kesadaraan insani dalam melihat Apa yang membatasi
dan memposisikan orang lain HAM?
sederajat secara kemanusiaan. Hak dalam
Kebebasan, pelaksanaannya perlu
Klaim bahwa setiap orang dapat mempertimbangkan hal-
berbuat dan bertindak sesuai hal seperti: moral, nilai-
dengan hak-hak yang nilai agama, keamanan,
dimilikinya. ketertiban umum maka
Keadilan, perlu adanya peraturan
Pilar utama. Tercerminnya perundang-undangan
keseimbangan antara Hak dan
yang membatasinyanya.
Kewajiban.
Kesimpulan mengenai makna HAM, yaitu
pertama :
HAM itu adalah hak alamiah yang dimiliki manusia;
kedua :
hak itu merupakan intrumen atau alat untuk menjaga
dan melindungi harkat dan martabat manusia.
Pengertian Kewajiban Asasi

Ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang RI


Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
menyatakan, bahwa “Kewajiban dasar manusia
adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksananya
dan tegaknya hak asasi manusia.”
Latar Belakang Lahirnya HAM
Magna Charta, 1215
Petitions of Right,
1628
Bill of Right, 1689
Makhluk individu dan Filososfi Declaration of
Sosial s Independence, 1776.
Di AS.

Krisis Kemanusiaan, Perang


Historis (PD II)
Declaration des Droits
Normati L’Home et du Citoyen,
Perlu dikodifikaskan, f- 1789. Di Perancis.
supaya efektif penegakan Yuridis
HAM. UDHR, PBB 1948.
Refleksi
Sangat penting bagi kita menjaga keseimbangan antara Hak
dan Kewajiban.
Plato kepada warga polisnya: “kesejahteraan bersama akan
tercapai mana kala warga negara melaksanakan hak dan
kewajibannya”.

Kewajiban, jika tidak dilaksanakan maka akan ada pihak-pihak


lain yang dirugikan, atau hak-hak orang lain yang dilanggar
atau terampas.
Pahami Hak-hak dan kewajiban kita supaya tidak terjadi
tindak-tindakan yang diskriminatif dan merugikan diri sendiri
maupun orang lain.
Mari kita manfaatkan, laksanakan, dan tegakkan Hak dan
Kewajiban dengan bijaksana, yakni dengan tetap menghormati
keberadaan diri yang lain serta sesuai dengan mekanisme
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Simpulan
 Perkembangan istilah HAM: “Natural Right”-”Right of Man”
tidak secara otomatis mengakomodasi pengertian “Right of
Women”-”Human Right” (HAM).
 HAM melekat pada Manusia, bukan diberikan oleh negara,
hukum/konstitusi.
 Makna HAM: pertama : hak alamiah yang dimiliki manusia;
kedua : intrumen atau alat untuk menjaga dan melindungi harkat
dan martabat manusia.
 Ciri Khusus HAM: Hakiki, Universal, Tidak dapat dicabut,
Tidak dapat terbagi.
 HAM dalam penerapannya dapat dibatasi oleh Undang-
Undang.
 Latar Belakang Lahirnya HAM: Krisis kemanusiaan (Perang,
Diskriminasi dan kesewenang-wenangan dll)

Terimakasi
Substansi Hak dan Kewajiba
Dalam Pancasila
MENGANALISA PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
28A 28B1

28B2
28C1 28D1

28D2
28E1

28D3 28D4
28E1 28E2

28E1

28E3 28F 28G1

28G2
NILAI FUNDAMENTAL
1. Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk
agama, melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk menghormati perbedaan
agama.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga
negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban
dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
3. Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara
warga negara dengan semangat gotong royong, saling membantu, saling
menghormati, rela berkorban, dan menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini sesuai dengan
prinsip hak asasi manusia bahwa hendaknya sesama manusia bergaul satu
sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dicerminkan dalam kehidupan
pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai
hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan
tanpa adanya tekanan, paksaan, atau pun intervensi yang membelenggu hak-
hak partisipasi masyarakat.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengakui hak milik
perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi
kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.
NILAI INSTRUMENTAL
1. Pasal 28A - 28J (Hak dan Kewajiban Asasi)
 Hak sosial dijamin dalam Pasal 28B Ayat (1), (2), Pasal 28C Ayat (2), Pasal
28H Ayat (3)
 Hak Ekonomi diatur dalam Pasal 28D ayat (2)
 Hak Politik diatur dalam Pasal 28D Ayat (3), Pasal 28E ayat (3)
 Hak Budaya pada Pasal 28I ayat (3)
 Hak Perlindungan Hukum yang sama pada Pasal 28G ayat (1)
 Hak memeluk, memiliki, menyimpan, mengelola, menyampaikan
informasi dan komunikasi melalui berbagai saluran yang ada.
2. Pasal 26 – 34 (Hak dan Kewajiban Warga Negara)
Mengatur tanggung jawab negara dan kewajiban asasi manusia yang
meliputi:

1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
pada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak
dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan keadilan
sesuai dengan nilai-nilai agama, moralitas, dan kesusilaan, keamanan,
dan ketertiban umum dalam masyarakat yang demokratis;
3) Negara bertanggung jawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan,
dan pemenuhan hak-hak asasi manusia;
4) Untuk menjamin pelaksanaan hak asasi manusia, dibentuk Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat independen dan tidak
memihak yang pembentukan, susunan,dan kedudukannya diatur
dengan undang-undang.
Perkembangan dan Kasus-kasus
Perlanggaran HAM
Di Indonesia
PRA KEMERDEKAAN Perkembangan Pemikiran PASCA KEMERDEKAAN
HAM Di Indonesia
Kesadaran Hak berserikat dan Periode 1945 – 1950
mengeluarkan pendapat (BO) (Hak untuk merdeka, berserikat,
menyampaikan pendapat)
Hak untuk menentukan nasib sendiri (the Periode 1950 – 1959
right of self determination) [Perhimpunan Lahir banyak parpol berbagai ideologi;
Indonesia] kebebasan pers, pemilu bebas, adil,
demokratis; parlemen/DPR berjalan efektif;
wacana HAM mendapat ruang kebebasan.
Hak memperoleh penghidupan yang layak Periode 1959 – 1966
dan bebas dari penindasan dan Terjadi sikap restriktif (pembatasan yang
diskriminasi rasial. (Sarekat Islam). ketat oleh kekuasaan) terhadap hak sipil dan
politik
Hak Sosial (PKI) Periode 1966 – 1998
Hak mendapat kemerdekaan, perlakuan - Akhir 1980an mengalami kemunduran
yang sama (Indische Partij, PNI) HAM (pemerintah), namun masyarakat
dan LSM terus berkembang pemikiran
HAMnya.
Apa itu Pelanggaran HAM?

Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang


termasuk aparat negara baik disengaja ataupun
kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi dan
atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang dan
tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar,
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Bentuk-Bentuk Pelanggaran HAM

Diskriminasi: Pembatasan, pelecehan atau pengucilan


yang langsung maupun tidak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, ras, suku, etnik,
kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan,
dan politik dll.

Penyiksaan: Perbuatan yang dilakukan dengan sengaja


sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan, baik
secara jasmani dan rohani pada seseorang untuk
memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang
atau orang ketiga.
Pelanggaran HAM Menurut Dasar H

Genosida: perbuatan untuk menghilangkan atau


menghapuskan orang atau kelompok bangsa, ras, etnis,
agama dll.

Kejahatan Kemanusiaan: Perbuatan yang dilakukan


sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik yang diketahui bahwa dampak dari serangan
tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil, berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan,
pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,
perampasan kemerdekaan sewenang-wenang,
penyiksaan, perkosaan, [enganiayaan, penghilangan
secara paksa, kejahatan apartheid.
Faktor Penyebab Pelanggaran HA

Faktor Internal: Egois, Rendahnya Kesadaran HAM,


Intoleran

Faktor Eksternal: Penyelahgunaan kekuasaan, Aparat


tidak tegas, Penyalahgunaan Teknologi, Kesenjangan.
asus-Kasus Pelanggaran HAM di Ind

1. Kasus Tanjung Priok (1984)


2. Pembunuhan TKW, Marsinah
3. Peristiwa Aceh (1990)
4. Penembakan Mahasiswa Trisakti
5. Pembunuhan Munir Said Thalib
6. Bom Bali
7. Pembantaian Rawagede
8. Penculikan Aktivis
9. Peristiwa 27 Juli Penyerangan Kantor PDI P
10. Pembantaian di Santa Cruz
11. G 30 S
elanggaran HAM dalam Perspektif P

Setiap tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai


Pancasila. Suatu perbuatan melalaikan kewajiban yang
Asasi.
Upaya Perlindungan dan Penegakan
Dapat dilakukan oleh segenap elemen bangsa dan
negara:
Pemerintah (melakukan sosialisasi HAM, Pendidikan
HAM, Advokasi HAM, Membentuk Lembaga HAM,
Melestarikan Budaya, Pemberdayaan HUKUM,
Pengesahan perangkat Hukum, Rekonsiliasi Nasional).

Element Masyarakat (Berperilaku sesuai HAM,


Menghindari perbuatan merendahkan martabat orang
lain, meningkatkan rasa solidaritas, membanung opini
publik mengenai HAM, aktif di LSM, bekerjasama
dengan lembaga dunia)
nisme Penyelesaian Kasus Pelangaran H

KORBAN KOMNAS HAM Rekonsili


KEJAKSAAN AGUNG

SEBELUM SETELAH
UU 26 TH 2000 UU 26 TH 2000

DPR
PENGADILAN HAM
PRESIDEN
JAKARTA PUSAT,
PENGADILAN AD HOC SURABAYA, MEDAN,
MAKASAR

Anda mungkin juga menyukai