Anda di halaman 1dari 62

SIFAT-SIFAT GAS

Dipadukan oleh
Dr. Enih Rosamah, M.Sc.
Zat berada dalam tiga bentuk fisik yang berbeda:
PADAT, CAIR , dan GAS

• Gas memiliki gaya tarik menarik molekul yang sangat lemah

• Gaya yg lemah menyebabkan molekul-molekul dapat bergerak


dengan cepat dan bebas sehingga gerak-gerik fisik dari gas
hampir tak tergantung dari komponen kimianya

• Pergerakan gas dikendalikan oleh volume, tekanan, suhu dan


jumlah molnya.
Pergerakan dan perubahan volume gas
• Gas lambat mengalir
• Gerakannya menyebar ke semua arah
• Mampu menembus pori-pori
• Pemanasan menyebabkan ekspansi gas
sehingga volumenya membesar
• Pendinginan menyusutkan volume gas

4
Warna gas
• Sebagian besar tak berwarna (colorless)
• Kecuali:
• Fluorine (F2), Chlorine (Cl2) keduanya kuning
kehijau-hijauan (green-yellow)
• Bromine (Br2) coklat kemerahan (red-brown)
• Iodine (I2) ungu (violet)
• Nitrogen dioxide (NO2), dinitrogen dioxide
(N2O3) keduanya coklat (brown)
5
VOLUME DAN TEKANAN
 Bila gas dimasukkan ke dalam suatu wadah, molekul-
molekulnya akan bergerak secara bebas dan akan
menempati seluruh volume wadah tsb.

 Gas bercampur satu sama lain secara bebas. Bila ada


beberapa macam gas dalam campuran, maka volume
dari tiap komponen sama dengan volume wadah yang
ditempati seluruh macam gas.

 Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas;


merupakan jumlah intensif yang didapat sebagai hasil
perbandingan dua kuantitas ekstensif yaitu gaya dan
luas.
Tekanan adalah perbandingan antara gaya per luas. Gaya yang sama
sebesar 100 lb dilakukan pada dua buah piston, tetapi piston sebelah
kanan yang luasnya lebih kecil akan menghasilkan tekanan yang lebih
besar. Pada masing-masing silinder tekanan yang sama akan dilakukan
pada seluruh dinding.
Tekanan Atmosfir

• Atmosfir yang mengelilingi bumi adalah


campuran berbagai gas.
• Apa yang terjadi bila udara dikeluarkan dari
wadah yang terbuat dari baja?
Pada Gbr dibawah: Di sebelah kiri, udara sebelum dikeluarkan dari
wadah, sehingga tekanan diluar sama dengan di dalam. Di sebelah
kanan ketika udara telah dikeluarkan dari wadah tekanan atmosfir
demikian besarnya sehingga wadah menjadi ringsek.
Asal mula 1 atm
• P=gh
• P = Pressure = tekanan = 1 atm
•  (baca: rho) = massa jenis Hg = 13,5951 g/mL
• g = percepatan gravitasi bumi = 9,80665 m/sec2.
(catt: sec = second = detik)
• h = height = ketinggian zat dari dasar ke
permukaan = 760 mm
• 1 atm setara beban 1,033228 kg terhadap bidang
seluas 1 cm2 atau 1 kg /cm2

11
• Tekanan atmosfir diukur dengan suatu alat
yang disebut BAROMETER.
Alat ini dibuat dengan mengisi suatu
tabung gelas yang panjangnya 1 m dengan
air raksa, dan menutup ujungnya sehingga
air raksa tak akan keluar. Lalu tabung yang
berisi air raksa ini dimasukkan ke dalam
wadah yang juga berisi air raksa, sehingga
ujungnya yg terbuka akan terbenam dlm
air raksa.

Waktu tabung gelas dibalik, ada sedikit air


raksa yang keluar, sehingga tabung diatas
tak berisi apa-apa (vakum). Air raksa
dalam tabung tetap bertahan karena
adanya tekanan atmosfir ke permukaan
cairan air raksa.
1 atm = 760 mmHg
1 atm = 760 t0rr
Penting 1 torr = 1 mmHg
1 Pa (Pascal) = 1 N/m2

1 atm = 101.325 Pa = 101,325 kPa

Gas pada kondisi STP : gas pada suhu dan tekanan


standar (760 torr dan 273 K)
Hukum Gas Ideal
• Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud
ini merupakan bagian tak terpisahkan dari studi kimia, bab ini
terutama hanya akan membahasa hubungan antara volume,
temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam
gas nyata.

• Sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan


sifat kimia gas juga bergantung pada strukturnya.
a. Sifat gas

1. Gas bersifat transparan


2. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
4. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,
volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak
hingga kecilnya.

5. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan
mengembang.
8. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
 Dari berbagai sifat di atas, yang paling penting
adalah tekanan gas. Misalkan suatu cairan
memenuhi wadah. Bila cairan didinginkan dan
volumenya berkurang, cairan itu tidak akan
memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan
memenuhi ruang tidak peduli berapapun
suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
gas adalah manometer. Prototipe alat pengukur
tekanan atmosfer, barometer, diciptakan oleh
Torricelli.
 Tekanan didefinisikan gaya per satuan luas, jadi
tekanan = gaya/luas.
Dalam SI, satuan gaya adalah Newton (N),
satuan luas m2, dan satuan tekanan adalah
Pascal (Pa). 1 atm kira-kira sama dengan
tekanan 1013 hPa.
1 atm = 1,01325 x 105 Pa = 1013,25 hPa
Namun, dalam satuan non-SI unit, Torr, kira-kira
1/760 dari 1 atm, sering digunakan untuk
mengukur perubahan tekanan dalam reaksi
kimia.
1 atm = 760 mmHg
1 atm = 760 t0rr
Penting 1 torr = 1 mmHg
1 Pa (Pascal) = 1 N/m2

1 atm = 101.325 Pa = 101,325 kPa

Gas pada kondisi STP : gas pada suhu dan tekanan


standar (760 torr dan 273 K)
b. Volume dan tekanan
• Fakta bahwa volume gas berubah bila
tekanannya berubah telah diamati sejak abad
17 oleh Torricelli dan filsuf /saintis Perancis
Blase Pascal (1623-1662). Boyle mengamati
bahwa dengan mengenakan tekanan dengan
sejumlah volume tertentu merkuri, volume
gas, yang terjebak dalam tabung delas yang
tertutup di salah satu ujungnya, akan
berkurang. Dalam percobaan ini, volume gas
diukur pada tekanan lebih besar dari 1 atm.
Mengukur Tekanan Gas yang Terperangkap

• Suatu manometer terbuka. ( a) Tekanan dari gas yang terperangkap sama


dengan tekanan atmosfir. (b) Tekanan dari gas yang terperangkap lebih
besar dari tekanan atmosfir. (c) Tekanan dari gas yang terperangkap lebih
kecil dari tekanan atmosfir.
• Boyle membuat pompa vakum menggunakan
teknik tercangih yang ada waktu itu, dan ia
mengamati bahwa gas pada tekanan di bawah
1 atm akan mengembang. Setelah ia
melakukan banyak percobaan, Boyle
mengusulkan persamaan (6.1) untuk
menggambarkan hubungan antara volume V
dan tekanan P gas. Hubungan ini disebut
dengan hukum Boyle.
PV = k (suatu tetapan) (6.1)
Hukum Boyle
• Robert Boyle (1627-1691):
• PV = constant = hasil perkalian tidak berubah
• P = Pressure (tekanan gas)
• V = Volume gas
• Tekanan diperbesar  Volume turun
• Volume diperbesar  tekanan turun
• Dan sebaliknya

22
Dengan mendorong pompa ke bawah, volume udara menjadi
kecil, sedangkan tekanan menjadi besar, jika gas tidak dapat
keluar melalui selangnya
Catatan
• Boyle: PV = k
P = pressure (tekanan) atm maupun torr
V = volume Liter maupun mL
k = konstanta = bilangan tetap
• (berlaku pada T dan N konstan)
T = temperature mutlak Kelvin
N = banyaknya molekul gas

24
Contoh 1
• Suatu tabung punya volume 10 L, mengandung
gas yang tekanannya 760 torr. Kemudian tabung
diperlonggar hingga tekanannya mengecil
menjadi 700 torr. Berapa volume gas sekarang?

• V1 = 10 L
• P1 = 760 torr
• P2 = 700 torr
• V2 = .........?

25
Jawab:

V1x P1 = V2 x P2
10 L x 760 torr = V2 x 700 torr
V2 = (10 L x 760 torr) / 700 torr = 10,9 L
Contoh 2
• Suatu tabung punya volume 580 mL,
mengandung gas yang tekanannya 0,2 atm.
Kemudian gas dimampatkan hingga volumenya
menjadi 100 mL. Berapa tekanan gas sekarang?

• P1 = 0,2 atm
• V1 = 580 mL
• V2 = 100 mL
• P2 = .........?

27
Jawab:

P1 x V1 = P2 x V2
0,2 atm x 580 mL = P2 x 100 mL
P2 = (0,2 atm x 580 mL) /100 mL = 1,16 atm
• Penampilan grafis dari percobaan Boyle dapat
dilakukan dengan dua cara. Bila P diplot
sebagai ordinat dan V sebagai absis,
didapatkan hiperbola (Gambar 6.1(a)). Kedua
bila V diplot terhadap 1/P, akan didapatkan
garis lurus (Gambar 6.1(b)).
(a) Plot hasil percobaan; tekanan vs. volume
(b) Plot hasil percobaan; volume vs 1/tekanan.
Catatan bahwa kemiringan k tetap.
c. Volume dan temperatur
 Setelah lebih dari satu abad penemuan Boyle ilmuwan mulai tertarik
pada hubungan antara volume dan temperatur gas. Mungkin karena
balon termal menjadi topik pembicaraan di kotakota waktu itu.

 Kimiawan Perancis Jacques Alexandre César Charles (1746-1823),


seorang navigator balon yang terkenal pada waktu itu, mengenali
bahwa, pada tekanan tetap, volume gas akan meningkat bila
temperaturnya dinaikkan.

 Hubungan ini disebut dengan hukum Charles, walaupun datanya


sebenarnya tidak kuantitatif. Gay-Lussac lah yang kemudian memplotkan
volume gas terhadap temperatur dan mendapatkan garis lurus.

 Karena alasan ini hukum Charles sering dinamakan hukum Gay-Lussac.


Baik hukum Charles dan hukum Gay-Lussac kira-kira diikuti oleh semua
gas selama tidak terjadi pengembunan.
Setelah lebih dari satu abad penemuan Boyle ilmuwan mulai tertarik
pada hubungan antara volume dan temperatur gas. Mungkin karena
balon termal menjadi topik pembicaraan di kotakota waktu itu.
Kimiawan Perancis Jacques Alexandre César Charles (1746-1823),
seorang navigator balon yang terkenal pada waktu itu, mengenali
bahwa, pada tekanan tetap, volume gas akan meningkat bila
temperaturnya dinaikkan.

Hubungan ini disebut dengan hukum Charles, walaupun datanya


sebenarnya tidak kuantitatif. Gay-Lussac lah yang kemudian
memplotkan volume gas terhadap temperatur dan mendapatkan garis
lurus (Gambar 6.2). Karena alasan ini hukum Charles sering
dinamakan hukum Gay-Lussac. Baik hukum Charles dan hukum Gay-
Lussac kira-kira diikuti oleh semua gas selama tidak terjadi
pengembunan.
Grafik dari berbagai volume sampel gas sebagai fungsi suhu
Hukum Charles
V
= Konstan
T
• Jacques Charles (1787)
• V = Volume gas
• T = Temperatur gas dalam suhu mutlak
(Kelvin)
• -273,15 0Celcius.....................0 0C...........100 0C
• 0 Kelvin..............................273,15 K....373,15 K
• Lord Kelvin (1824-1907)
35
Catatan
V
= k’
T
V = Volume (L atau mL)
T = Temperature mutlak harus dalam Kelvin
k’ = konstanta
• Berlaku pada P dan N konstan
P = Pressure (atm atau torr)
N = Banyaknya molekul gas
36
Standar Temperature and Pressure
(STP)
• Hukum-hukum tentang gas dikoreksi pada
kondisi T dan P standard yakni:
• Temperature (T) = 0 0C atau 273,15 K
• Pressure (P) = 760 torr atau 1 atm

37
Contoh 3
• Suatu gas volumenya 10 mL, suhunya 20 0C.
Kemudian suhu didinginkan menjadi 0 0C.
Berapa volumenya sekarang?
• V1 = 10 mL
• T1 = 20 0C = (20 + 273,15) K = 293,15 K
• T2 = 0 0C = (0 + 273,15) K = 273,15 K
• V2 = ........?

38
Jawab Contoh 3
V1 V2
=
T1 T2
10 mL V2
=
293,15 K 273,15 K

= 10 mL x 273,15 K
V2 = 9,32 mL
293,15 K
39
Hukum Penggabungan Volume
Gay-Lussac
• Joseph Louis Gay-Lussac (1808):
• Pada kondisi Standard Temperature and Pressure
(STP)
• Gas yg bereaksi dan gas hasil reaksi selalu
berbanding dengan bilangan sederhana
• 1 H2 + ½ O 2  1 H2O
• 1 Liter ½ Liter  1 Liter
• 2L 1L  2L
• 4L 2L  4L
• 8L 4L  8L
40
Pembahasan menarik dapat dilakukan dengan
hukum Charles.
Dengan mengekstrapolasikan plot volume gas
terhadap temperatur, volumes menjadi nol pada
temperatur tertentu.
Menarik bahwa temperatur saat volumenya
menjadi nol sekiatar -273°C (nilai tepatnya
adalah -273.2 °C) untuk semua gas.
Ini mengindikasikan bahwa pada tekanan tetap,
dua garis lurus yang didapatkan dari
pengeplotan volume V1 dan V2 dua gas 1 dan 2
terhadap temperatur akan berpotongan di V =
0.
Fisikawan Inggris Lord Kelvin (William Thomson (1824-1907))
megusulkan pada temperatur ini temperatur molekul gas menjadi
setara dengan molekul tanpa gerakan dan dengan demikian
volumenya menjadi dapat diabaikan dibandingkan dengan volumenya
pada temperatur kamar, dan ia mengusulkan skala temperatur baru,
skala temperatur Kelvin, yang didefinisikan dengan persamaan
berikut.
273,2 + °C = K (6.2)

Kini temperatur Kelvin K disebut dengan temperatur absolut, dan 0K


disebut dengan titik nol absolut.

Dengan menggunakan skala temperatur absolut, hukum Charles


dapat diungkapkan dengan persamaan sederhana
V = bT (K) (6.3)
dengan b adalah konstanta yang tidak bergantung jenis gas.
Pembahasan menarik dapat dilakukan dengan hukum Charles. Dengan
mengekstrapolasikan plot volume gas terhadap temperatur, volumes menjadi nol
pada temperatur tertentu.

Menarik bahwa temperatur saat volumenya menjadi nol sekiatar -273°C (nilai
tepatnya adalah -273.2 °C) untuk semua gas. Ini mengindikasikan bahwa pada
tekanan tetap, dua garis lurus yang didapatkan dari pengeplotan volume V1 dan V2
dua gas 1 dan 2 terhadap temperatur akan berpotongan di V = 0.

Fisikawan Inggris Lord Kelvin (William Thomson (1824-1907)) megusulkan pada


temperatur ini temperatur molekul gas menjadi setara dengan molekul tanpa
gerakan dan dengan demikian volumenya menjadi dapat diabaikan dibandingkan
dengan volumenya pada temperatur kamar, dan ia mengusulkan skala temperatur
baru, skala temperatur Kelvin, yang didefinisikan dengan persamaan berikut.
273,2 + °C = K (6.2)

Kini temperatur Kelvin K disebut dengan temperatur absolut, dan 0 K disebut dengan
titik nol absolut. Dengan menggunakan skala temperatur absolut, hukum Charles
dapat diungkapkan dengan persamaan sederhana
V = bT (K) (6.3)
dengan b adalah konstanta yang tidak bergantung jenis gas.
 Menurut Kelvin, temperatur adalah ukuran gerakan molekular.
Dari sudut pandang ini, nol absolut khususnya menarik karena
pada temperatur ini, gerakan molekular gas akan berhenti.

 Nol absolut tidak pernah dicapai dengan percobaan. Temperatur


terendah yang pernah dicapai adalah sekitar 0,000001 K.

 Avogadro menyatakan bahwa gas-gas bervolume sama, pada


temperatur dan tekanan yang sama, akan mengandung jumlah
molekul yang sama (hukum Avogadro; Bab 1.2(b)).
 Hal ini sama dengan menyatakan bahwa volume real gas apapun
sangat kecil dibandingkan dengan volume yang ditempatinya.
 Bila anggapan ini benar, volume gas sebanding dengan jumlah
molekul gas dalam ruang tersebut.
 Jadi, massa relatif, yakni massa molekul atau massa atom gas,
dengan mudah didapat.
d. Persamaan gas ideal
 Esensi ketiga hukum gas di atas dirangkumkan di bawah ini. Menurut
tiga hukum ini, hubungan antara temperatur T, tekanan P dan volume V
sejumlah n mol gas dengan terlihat.

 Tiga hukum Gas


Hukum Boyle: V = a/P (pada T, n tetap)
Hukum Charles: V = b.T (pada P, n tetap)
Hukum Avogadro: V = c.n (pada T, P tetap)

 Jadi, V sebanding dengan T dan n, dan berbanding terbalik pada P.

 Hubungan ini dapat digabungkan menjadi satu persamaan:


V = RTn/P (6.4)

atau

 PV = nRT (6.5)
R adalah tetapan baru. Persamaan di atas disebut dengan persamaan
keadaan gas ideal atau lebih sederhana persamaan gas ideal.
Diagram
• Nilai R bila n = 1 disebut dengan konstanta
gas, yang merupakan satu dari konstanta
fundamental fisika.

• Nilai R beragam bergantung pada satuan yang


digunakan. Dalam sistem metrik, R = 8,2056
x10–2 dm3 atm mol-1 K-1. Kini, nilai R =
8,3145 J mol-1 K-1 lebih sering digunakan.
e. Hukum tekanan parsial
Dalam banyak kasus Anda tidak akan berhadapan dengan gas murni tetapi
dengan campuran gas yang mengandung dua atau lebih gas. Dalton tertarik
dengan masalah kelembaban dan dengan demikian tertarik pada udara basah,
yakni campuran udara dengan uap air. Ia menurunkan hubungan berikut dengan
menganggap masing-masing gas dalam campuran berperilaku independen satu
sama lain.
Anggap satu campuran dua jenis gas A (nA mol) dan B (nB mol) memiliki volume V
pada temperatur T. Persamaan berikut dapat diberikan untuk masing-masing gas.
pA = nART/V (6.8)
pB = nBRT/V (6.9)
pA dan pB disebut dengan tekanan parsial gas A dan gas B. Tekanan parsial adalah
tekanan yang akan diberikan oleh gas tertentu dalam campuran seandainya gas
tersebut sepenuhnya mengisi wadah.
Dalton meyatakan hukum tekanan parsial yang menyatakan tekanan total P gas
sama dengan jumlah tekanan parsial kedua gas. Jadi,
P = pA + pB = (nA + nB)RT/V (6.10)
Hukum ini mengindikasikan bahwa dalam campuran gas masing-masing
komponen memberikan tekanan yang independen satu sama lain.

Walaupun ada beberapa gas dalam wadah yang sama, tekanan yang diberikan
masing-masing tidak dipengaruhi oleh kehadiran gas lain.

Bila fraksi molar gas A, xA, dalam campuran xA = nA/(nA + nB), maka pA dapat
juga dinyatakan dengan xA.
pA = [nA/(nA + nB)]P (6.11)

Dengan kata lain, tekanan parsial setiap komponen gas adalah hasil kali fraksi
mol, xA, dan tekanan total P.

Tekanan uap jenuh (atau dengan singkat disebut tekanan jenuh) air disefinisikan
sebagai tekanan parsial maksimum yang dapat diberikan oleh uap air pada
temperatur tertentu dalam campuran air dan uap air.

Bila terdapat lebih banyak uap air, semua air tidak dapat bertahan di uap dan
sebagian akan mengembun.
Hukum Avogadro
• Amedeo Avogadro (1811):
• Pada temperatur (T) dan tekanan (P) sama, dua
macam gas yang volume(V)nya sama, pasti
memiliki jumlah molekul (N) yang sama.
– T = temperature = suhu
– P = pressure = tekanan
– V = volume
– Jumlah molekul = N, hingga
– N / V = constant, berlaku untuk semua macam gas.

50
Catatan
• V / N = k’’
1. V = Volume gas (L atau mL)
2. N = Banyaknya molekul gas (“butiran2 gas”)
3. k’’ = Konstanta = bilangan tetap
• Berlaku pada T dan P konstan
T = Temperature mutlak Kelvin
P = Pressure = tekanan (atm maupun torr)

51
Contoh 4
• Satu gram Radium melepaskan partikel alpha
berupa ion He2+ dengan laju 1,16 x 1018
partikel / tahun. Tiap-tiap partikel tersebut
menjadi gas Helium:
• He2+ + 2 e-  He
• Pada kondisi standar, tiap 1,16 x 1018 molekul
He memiliki volume 0,043 mL
• Berapa banyak molekul dalam 1 Liter He?

52
Jawab Contoh 4
• N1 = 1,16 x 1018 molekul He
N1 N2
• V1 = 0,043 mL
=
• V2 = 1 L = 1000 mL V1 V2
• N2 ..............?
• N2 / V2 = N1 / V1
• N2 / 1000 mL = 1,16 x 1018 molekul He / 0,043 mL
• N2 = (1,16 x 1018 molekul He / 0,043 mL) x 1000 mL
• N2 = 2,7 x 1022 molekul He
53
N / V konstan untuk semua gas
• 2,7 x 1022 molekul He = 1000 mL He
• 2,7 x 1022 molekul Ne = 1000 mL Ne
• 2,7 x 1022 molekul O2 = 1000 mL O2
• 2,7 x 1022 molekul Cl2 = 1000 mL Cl2
• 2,7 x 1022 molekul H2 = 1000 mL H2
• pada kondisi Standard
• berlaku untuk semua macam gas
• tapi massa masing-masing berbeda

54
Bilangan Avogadro
• Pada kondisi Standard Temperature (0 0C)and
Pressure (1 atm) tiap 1 mole gas apa saja pasti
memiliki volume 22,4138 Liter dengan jumlah
molekul sebanyak 6,02 x 1023.
• mole  bicara unit reaksi zat
• molekul  bicara banyaknya “butiran2 gas”

55
Penyederhanaan Hukum Gas Ideal
• Gabungan Boyle (PV konstan), Charles (V/T
konstan), dan Avogadro (V/N konstan)
P = tekanan, V = Volume, T = suhu Kelvin, N =
banyaknya molekul gas
• Hukum gas ideal:
PV
• PV / T = konstan = Konstan
• P1V1 / T1 = T
• P2V2 / T2 =
• P3V3 / T3 = dst
56
Tire Gauge Test
Pengukur Tekanan Ban Ciptaan Gauge
• Mengandung gas bertekanan 7,25 atm
• 0,99 atm = 105 Pascal
• 103 Pascal = 1 kiloPascal = 1 kPa
• 1 atm = 101 kPa
• 1 atm = beban 1,03 kg/cm2 = 14,7 lb/cm2
• Permukaan tubuh manusia tiap hari menerima
tekanan udara 1 kg/cm2.

57
Hukum Dalton (1803)
• P total = P1 + P2 + P3 + dst
• P = Pressure = tekanan gas
• Berlaku pada Volume (V) dan suhu (T) konstan

58
Hukum Graham
• Thomas Graham (1846):
• Aliran gas melalui saluran kecil (pori-pori)
disebut “effusion”.
• kecepatan effusi berbagai gas tidak sama.
• Kecepatan effusi gas berbanding terbalik
dengan kuadrat dari massa jenis gas
• Kecepatan effusi gas berbanding terbalik
dengan kuadrat dari massa molar gas
59
Hukum Graham
• Pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama, dua
macam gas memiliki energi kinetik (Ek) yang
sama:
• Ek1 = Ek2
• ½ m1 v12 = ½ m2 v22
• v12 / v22 = m2 / m1
• (v1 / v2)2= (m2 / m1)
• (v1 / v2) = (m2 / m1)
60
Hukum Graham
• (v1 / v2) = (m2 / m1)
• Laju effusi1 / Laju effusi2 = (massa jenis2 / massa
jenis1) =
• Laju effusi1 / Laju effusi2 = (massa molar2 / massa
molar1)
• bisa juga
• Laju effusi1 / Laju effusi2 =
• massa molar2 / massa molar1)

61
Contoh
• Seorang pasien paru-paru didukung
pernafasan buatan dalam bentuk aliran gas
Oksigen (O2) dan Helium (He). Pada kondisi
STP (Standard Temperature and Pressure)
massa jenis O2 adalah 1,43 g/L, sedang He
0,179 g/L. Mana gas yang lebih cepat laju
effusinya?

62
• Laju effusi He / Laju effusi O2 =
•  (O2 /He) =  {(1,43 g/L)/(0,179g/L)} =
• 2,83
• jadi:
• Laju effusi He lebih cepat 2,83 kali dibanding
Laju effusi O2

63

Anda mungkin juga menyukai